NovelToon NovelToon
TERKUTUK! Rumah Tua Ini Simpan Rahasia Kematian Ibuku Yang Sebenarnya!

TERKUTUK! Rumah Tua Ini Simpan Rahasia Kematian Ibuku Yang Sebenarnya!

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Horor / Trauma masa lalu / Keluarga / Roh Supernatural / Romansa
Popularitas:37
Nilai: 5
Nama Author: Bangjoe

Setelah kematian ayahnya, Risa Adelia Putri (17) harus kembali ke rumah tua warisan mendiang ibunya yang kosong selama sepuluh tahun. Rumah itu menyimpan kenangan kelam: kematian misterius sang ibu yang tak pernah terungkap. Sejak tinggal di sana, Risa dihantui kejadian aneh dan bisikan gaib. Ia merasa arwah ibunya mencoba berkomunikasi, namun ingatannya tentang malam tragis itu sangat kabur. Dibantu Kevin Pratama, teman sekolahnya yang cerdas namun skeptis, Risa mulai menelusuri jejak masa lalu yang sengaja dikubur dalam-dalam. Setiap petunjuk yang mereka temukan justru menyeret Risa pada konflik batin yang hebat dan bahaya yang tak terduga. Siapa sebenarnya dalang di balik semua misteri ini? Apakah Bibi Lastri, wali Risa yang tampak baik hati, menyimpan rahasia gelap? Bersiaplah untuk plot twist mencengangkan yang akan menguak kebenaran pahit di balik dinding-dinding usang rumah terkutuk ini, dan saksikan bagaimana Risa harus berjuang menghadapi trauma, dan Pengkhianatan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bangjoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 30: Kekuatan Kunci Terlarang

Udara di ruang tamu terasa membeku, menusuk hingga ke sumsum tulang. Namun, di tengah kedinginan yang mengerikan itu, Risa merasakan panas membara menjalar dari liontin kunci di lehernya. Panas itu naik, merayap ke seluruh pembuluh darahnya, memenuhi setiap serat otot dan saraf. Itu bukan panas yang membakar, melainkan panas yang mengisi, memberi. Kekuatan. Kekuatan yang selama ini hanya berbisik dalam mimpinya, kini berteriak di dalam dirinya. Matanya berkilat, menatap tajam ke arah gadis kecil di depannya yang kini meringis, dan ke dua bayangan mengerikan yang menyeringai dari dalam cermin.

“Tidak akan ada lagi yang bisa kalian ambil dariku!” Suara Risa memecah keheningan, bukan lagi suara gadis SMA yang penakut, melainkan suara yang dipenuhi gema kekuatan kuno, bergetar dengan amarah yang mendidih. Ia mengangkat tangan kanannya. Liontin kunci itu kini bersinar terang, memancarkan cahaya keemasan redup yang menembus kegelapan, menciptakan kontras mencolok dengan aura hitam kehijauan yang menyelimuti gadis kecil itu. Dari tangannya, dari liontin itu, gelombang energi tak kasat mata menyebar, seperti riak air yang membesar.

Kevin, terkapar di lantai dengan napas tersengal, berusaha menopang tubuhnya. Rasa sakit dari benturan di dinding tadi masih luar biasa, menusuk setiap inci punggungnya. Namun, matanya tak lepas dari Risa. Ia melihat cahaya itu. Ia melihat transformasi di mata Risa. Gadis di depannya bukan lagi Risa yang ia kenal—bukan Risa yang rapuh, bukan Risa yang sering ia lindungi. Ini adalah Risa yang lain, Risa yang memancarkan kekuatan tak terlukiskan, seolah-olah seluruh alam semesta telah memberkatinya dengan amarah dan tekadnya. Kevin merasakan hawa dingin yang menusuk perlahan terangkat dari tubuhnya, digantikan oleh gelombang energi hangat yang aneh, seolah-olah cahaya Risa melindunginya juga.

Gadis kecil itu menjerit nyaring, suaranya melengking tajam, memekakkan telinga. “Beraninya kau melawan! Kau bukan apa-apa! Kau hanya manusia lemah!” Bayangan-bayangan di cermin ikut bereaksi, menyeringai lebih lebar, wujud mereka bergejolak, seolah ingin menerobos keluar dari dimensi kaca itu. Namun, setiap kali mereka mencoba maju, gelombang energi dari Risa menghantam mereka, mendorong mereka mundur, menahan mereka di tempatnya.

“Aku memang manusia!” Risa membalas, langkahnya maju perlahan, penuh keyakinan. Setiap langkahnya membuat lantai berderit, seolah rumah tua itu sendiri merasakan gelombang kekuatannya. “Tapi aku tidak selemah yang kalian kira! Kalian menyakiti ibuku, kalian mencoba menghancurkanku, dan sekarang kalian menyakiti Kevin!” Amarahnya mencapai puncaknya. Liontin itu berdenyut lebih kuat, cahayanya membesar, menyelimuti Risa dalam aura emas yang berkedip. Rambut hitamnya terangkat sedikit, seolah ditiup angin tak kasat mata.

Gelombang energi itu kini berubah menjadi pusaran. Bukan pusaran angin, melainkan pusaran kekuatan spiritual yang tak terlihat, namun terasa memilin, mengempaskan. Gadis kecil itu terhuyung, cengkeraman aura hitamnya mulai goyah. Wajahnya yang sebelumnya penuh kebencian, kini sedikit menunjukkan ketakutan. “Tidak! Ini tidak mungkin! Kau… kau bukan dia!” teriaknya, suaranya penuh kepanikan. Kata-kata itu menusuk telinga Risa, mengaitkan kepingan memori yang selama ini terkubur dalam-dalam.

*Bukan dia? Siapa ‘dia’? Ibuku?*

Bayangan di cermin menjerit tanpa suara, wajah mereka terdistorsi oleh kepanikan. Retakan kecil mulai muncul di permukaan cermin, seperti akar-akar tipis yang menjalar. Risa tidak berhenti. Ia terus memfokuskan amarah dan kekuatannya, menyalurkannya melalui liontin kunci yang kini terasa menyatu dengan jantungnya. Ia merasakan setiap denyut kekuatan, setiap aliran energi yang mengalir dari darahnya, dari jiwanya, dari ingatan tentang ibunya, tentang ayahnya, tentang Kevin yang terkapar di belakangnya.

“Kalian akan membayar semua ini!” Risa menggeram, matanya menatap tajam ke arah gadis kecil itu. “Kalian akan kembali ke tempat kalian seharusnya! Jauh dari sini! Jauh dari semua yang kalian sakiti!”

Sebuah kilatan cahaya keemasan yang menyilaukan meledak dari liontin di tangan Risa, menyapu seluruh ruang tamu. Gadis kecil itu menjerit histeris saat cahaya itu menyentuhnya, tubuh transparan-nya bergetar hebat, seolah terbakar. Aura hitam kehijauannya buyar, berasap, menghilang perlahan. Dari cermin, bayangan-bayangan itu juga berteriak tanpa suara, wujud mereka hancur menjadi serpihan kegelapan, dan retakan di cermin semakin melebar, membentuk pola jaring laba-laba yang menakutkan.

Kevin memicingkan mata, silau oleh cahaya yang tiba-tiba itu. Ketika ia membuka matanya lagi, Risa masih berdiri di sana, liontinnya masih bersinar, namun intensitasnya mulai mereda. Gadis kecil itu telah lenyap, dan bayangan-bayangan di cermin juga tak terlihat lagi, hanya menyisakan pantulan cermin yang kini penuh retakan. Udara terasa lebih ringan, hawa dingin yang mencekam telah pergi, digantikan oleh keheningan yang aneh, namun terasa damai.

Napas Risa memburu, tubuhnya gemetar. Bukan karena takut, melainkan karena kelelahan yang luar biasa. Kekuatan itu, sebesar apa pun, telah menguras energinya hingga titik terakhir. Cahaya liontin memudar, dan Risa merasakan gelombang pusing menghantamnya. Keseimbangan tubuhnya goyah. Ia hampir jatuh, namun sebuah tangan sigap menopangnya.

“Risa! Kau tidak apa-apa?” Kevin, meski masih merasakan nyeri di sekujur tubuh, berhasil merangkak dan menopang Risa. Ia memegang bahu Risa, tatapannya penuh kekhawatiran, bercampur kekaguman dan sedikit ketakutan atas apa yang baru saja ia saksikan. Risa ambruk dalam pelukannya, kepalanya bersandar di dadanya. Ia merasakan detak jantung Kevin yang cepat, dan kehangatan tubuhnya yang nyata.

“Kevin…” Bisikan Risa nyaris tak terdengar. “Mereka… mereka pergi.”

Kevin mengangguk, memeluk Risa erat. “Aku tahu. Kau berhasil, Risa. Kau berhasil mengusir mereka.” Ia tidak tahu bagaimana Risa melakukannya, tapi ia melihatnya dengan mata kepalanya sendiri. Kekuatan itu nyata. Dan itu ada di dalam diri Risa.

Saat mereka berpelukan, Kevin merasakan sesuatu yang aneh. Di leher Risa, liontin kunci yang kini tidak bersinar itu terasa sangat dingin, dingin seperti es. Dan dari cermin yang retak di belakang mereka, sebuah retakan terbesar di tengahnya membentuk sebuah simbol. Simbol yang samar, namun Kevin merasa pernah melihatnya di suatu tempat. Sebuah simbol kuno, seperti ukiran yang ditemukan di buku-buku lama. Simbol itu berdenyut samar, seolah cermin itu kini telah menyerap sebagian kekuatan yang baru saja Risa lepaskan, menyimpannya untuk sesuatu yang lebih besar.

Tiba-tiba, suara langkah kaki tergesa-gesa terdengar dari arah pintu depan. Langkah itu cepat, panik, dan familiar. Kevin dan Risa saling pandang, raut wajah mereka berubah tegang. Suara kunci diputar, kenop pintu diputar paksa, dan pintu terbuka dengan derit keras. Sosok Bibi Lastri muncul di ambang pintu, napasnya terengah-engah, wajahnya pucat pasi, namun matanya memancarkan sesuatu yang aneh—bukan khawatir, melainkan ketakutan yang teramat sangat. Dan di balik ketakutan itu, ada kemarahan yang membara.

Ia melihat Risa dan Kevin yang berpelukan di lantai, kelelahan, dan kemudian pandangannya terpaku pada cermin di ruang tamu. Cermin yang kini penuh retakan, dengan simbol aneh yang berdenyut samar di tengahnya. Wajah Bibi Lastri memucat semakin drastis, bibirnya bergetar, dan sebuah desisan rendah keluar dari tenggorokannya, seperti suara ular. Tangannya yang selalu ia tutupi, kini terlihat sedikit. Bekas luka bakar samar di punggung tangannya tampak lebih jelas, merah dan baru. Dia mengamati cermin itu dengan pandangan yang aneh, seolah-olah dia telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga.

“Apa… apa yang kalian lakukan di sini?” Suara Bibi Lastri serak, tidak lagi ramah seperti biasa. Ia tidak menanyakan keadaan mereka, tidak menanyakan apa yang terjadi. Pertanyaan itu lebih terdengar seperti tuduhan. Matanya kini menatap Risa dengan tajam, penuh perhitungan, seolah ia melihat musuh, bukan keponakannya. Kevin merasakan bulu kuduknya merinding. Atmosfer kembali mencekam, namun kali ini, ketegangan itu berasal dari sosok manusia, bukan lagi dari makhluk tak kasat mata.

Risa mengangkat kepalanya dari dada Kevin, menatap Bibi Lastri dengan pandangan yang perlahan mengeras. Kekuatan memang telah terkuras, tapi keberanian dan kesadarannya kini sepenuhnya kembali. Ia menatap bekas luka di tangan Bibi Lastri, lalu menatap cermin yang retak, dan akhirnya kembali ke mata Bibi Lastri yang dingin. Sebuah kesadaran mengerikan, seperti sambaran petir, menghantamnya. Sebuah kepingan puzzle yang hilang, kini jatuh tepat pada tempatnya.

*Tidak mungkin… Dia tahu. Dia terlibat. Selama ini… Dia tahu semua ini.*

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!