Sherly, gadis yang tiba-tiba merasuki seorang tuan putri yang berani dan blak-blakan. tapi sayang, baru pertama kali bertransmigrasi, dia sudah mendapatkan hukuman.
namun Sherly tidak merasa sedih, dia justru menyambut hukuman itu dan mendapatkan sebuah ruang yang penuh dengan bahan makanan atau sembako. sehingga dia tidak perlu susah lagi untuk memikirkan kehidupannya di zaman ini.
lalu bagaimanakah kehidupan Sherly yang merasuki putri dari kekaisaran Orion, yang bernama arela Arilea itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hayu Nissa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. butik pakaian
kini mereka sudah berada di luar apotek. arela tampak tersenyum senang memandang semua herbal-herbal yang sudah berhasil ia dapatkan. walaupun nyatanya, perbawangan ternyata tidak bisa dibeli dengan bebas. mereka hanya bisa mendapatkan sedikit, karena herbal itu cukup langka.
"akhirnya aku mendapatkan kalian juga.. gara-gara kalian aku sudah bolak-balik dari tadi sampai kakiku menjadi pegel. dan sekarang, sebentar lagi kalian akan aku eksekusi sebagai penambah bumbu masakanku." omel arela. tampaknya Sherly yang merasuki tubuh ini memiliki kebiasaan mengomeli benda-benda di kehidupan pertamanya.
"nona.. memangnya bahan-bahan herbal ini bisa digunakan untuk bumbu makanan..? aku belum pernah mendengarnya. setahuku, bahan-bahan herbal ini hanya digunakan untuk obat-obatan. apa nona tidak merasa sayang nona.." ujar Maya dengan lembut, namun dalam hati dia juga merasakan kalau bahan-bahan ini sangat sayang apabila disia-siakan.
mendengar itu, arela menoleh ke arah Maya.
"tenang saja.. kalau aku sudah masak nanti, aku akan membiarkan kalian berdua untuk mencicipinya terlebih dahulu. lalu kalian nilai, apakah makanan yang aku campur dengan bahan herbal ini enak atau tidak. Hah!! tapi sayang, bawang hanya dapat seuprit aja.. padahal bawang inilah yang paling utama. Huh!!" ucapnya dengan lesu.
"tapi tidak apa-apa.. setelah ini kita akan menanam bawang di kediaman. selain perbawangan, kita juga perlu menanam cabe-cabean dan juga sayur-sayuran." ucapnya lagi yang tiba-tiba berubah menjadi semangat.
Mario dan Maya kembali mengerutkan kening mereka dan saling memandang. Cabe ? apa itu cabe ? pikir mereka. namun mereka berdua kembali lagi memilih untuk diam dan tidak memprotes.
"berhubung waktu sudah mulai sore.. temani aku untuk mencari beberapa peralatan dapur. setelah itu kita langsung pulang." ucapnya lagi.
tentu saja, dia masih membutuhkan piring dan beberapa peralatan dapur lainnya sebagai penunjang dapurnya dan juga sebagai alat makan mereka. tidak mungkin mereka akan terus makan di atas daun yang dibersihkan.
lagi-lagi Mario dan Maya menunjukkan tempatnya. setibanya mereka di toko perlengkapan, di sana arela langsung berbelanja peralatan-peralatan dapur yang penting. seperti piring, baskom kecil, sendok dan garpu, gelas dan juga teko air. dan masih banyak beberapa lainnya yang memang sangat bermanfaat.
Untung saja, pemilik tuh ini masih memiliki banyak uang yang lebih. walaupun di dalam ruang khayalannya tidak menemukan tumpukan uang, tetapi dia masih bisa menghasilkan uang dengan caranya sendiri. namun untuk sekarang, karena tidak sempat dia hanya ingin mendulukan yang penting-penting saja.
kalau masalah sembako, dia tidak perlu mengkhawatirkannya lagi, karena di dalam ruang khayalannya dia bisa mendapatkan semuanya.
setelah selesai berbelanja dan membayar semua barang belanjaan mereka, kini mereka kembali melanjutkan untuk pulang ke istana dingin atau tempat pengurangan mereka. untuk saja di pasar ini mereka tidak bertemu dengan Paran nona-nona bangsawan atau pihak yang tinggal di istana.
ya kalaupun mereka bertemu, mereka tentu tidak akan mengenalinya karena sudah menggunakan penyamaran.
saat mereka sedang berjalan pulang, tiba-tiba perhatian arela kembali dialihkan pada sebuah butik yang sangat sepi pengunjung. sementara beberapa butik yang ada di deretannya itu, masih ada beberapa orang atau banyak yang berbelanja. sementara butik satunya itu, sang pemilik tampak terlihat cemas karena mungkin barang dagangannya masih belum laku satupun.
"ayo kita ke sini dulu.. aku ingin melihat beberapa selimut untuk kita." ujarnya. Maya yang mendengar itu langsung menghentikan nonanya.
"nona tunggu dulu.. " mendengar itu arela pun langsung berhenti.
"ada apa Maya..? apa kamu membutuhkan sesuatu ?" tanyanya. Maya menggelengkan kepalanya.
"nona.. kita sudah berbelanja banyak hari ini. apakah uang nona masih cukup..? nona jangan terlalu boros dan menghabiskan uang nona. nona simpan saja untuk diri nona sendiri." ujar Maya. Maya tahu berapa banyak nominal yang dikeluarkan oleh nonanya ini untuk berbelanja herbal dan perlengkapan dapur. dan dia tentu saja tidak ingin nonanya kembali mengeluarkan uang lagi.
"tidak apa-apa Maya.. lagi pula, aku tidak berbelanja sembarangan. di tempat kita sangat dingin. kita bertiga butuh pakaian yang hangat dan juga selimut yang tebal. selain itu, karpet juga kita harus membeli yang baru. bila perlu kalau ada uang yang cukup, kita beli kasur yang sederhana. yang penting ada alas untuk tidur. sudah ayo kita masuk.." akhirnya mereka hanya bisa mendengarkan apa yang dikatakan oleh sang nona.
mereka bertiga meletakkan barang-barang itu di sudut toko atas permintaan pemilik toko. karena pemilik toko kasihan melihat mereka menjinjingnya terus.
"silakan nona.. ini adalah pakaian model baru yang baru selesai saya jahit.." ujar pemilik toko itu dengan sedikit ragu. banyak para pelanggan yang datang melihat pakaiannya, tapi mereka tak merasa tertarik sama sekali.
dia tidak tahu salahnya itu di mana, dan bahkan sebentar lagi tokonya ini mungkin akan segera tutup.
arela dan Maya terus melihat-lihat model pakaian. tapi arela yang memang berasal dari zaman modern, tampak tak tertarik melihat model-model pakaian itu.
"nyonya.. apakah model-model pakaian ini adalah rancangan Nyonya sendiri..?" tanya arela. mendengar itu sang pemilik toko meremas-remas jari-jarinya. dia tentu saja sudah menebak kalau siapapun tidak akan merasa tertarik dengan hasil desain baju yang telah dipajangnya ini.
"betul nona.. ini semua adalah hasil rancangan saya. tapi sayang.. satupun tidak ada yang tertarik." pemilik itu memaksakan senyum terbaiknya kepada arela.
"kalau nona merasa tidak tertarik, juga tidak masalah nona.. Saya tidak akan menghakimi. Saya sudah terbiasa melihat pelanggan yang menolaknya.." arela tersenyum juga dan menggelengkan kepalanya.
"Nyonya jangan terlalu pesimis seperti itu. ini bisa diperbaiki modelnya. Dan saya yakin, jualan baju nyonya akan mampu bersaing dengan tokoh-tokoh yang lain. apalagi jahitan Nyonya cukup rapi dan sangat presisi sekali." tutur arela.
mendengar itu, sang pemilik toko kembali menyimak dan terdiam.
"kalau Nyonya mau, saya bisa membantu nyonya. saya bisa memberikan satu atau dua buah desain baju untuk Nyonya jahit dan nyonya pajang di sini. kalau nanti ada yang tertarik untuk membelinya, nona bisa mengundang saya kembali. tapi, kalau sudah ada yang laku, Saya ingin Nyonya juga memikirkannya." ucap arela penuh dengan maksud tertentu.
pemilik toko yang tentu paham dengan penuturan itu hanya menghela nafas dan menganggukkan kepalanya.
memang, di dalam gudang masih ada stok kain yang cukup. kalau harus membuat 50 sampai 100 pakaian masih sangat cukup.
"kita lihat saja nona. saya tentu sangat ingin memperbaiki tokoh ini." ujarnya lagi. arela pun langsung menganggukkan kepalanya.
"kalau begitu kita sepakati dulu.. nanti kalau baju hasil desain yang saya berikan itu laku terjual, nona harus memberikan saya 10% terlebih dahulu. ya, ini mungkin kedengaran terlalu mencolok. tapi saya juga butuh uang Nyonya hehehe.." tuturnya dengan jujur. mendengar itu, sang pemilik toko juga ikut terhibur.
lanjutkan Thor 🙏🙏🙏