Cinta Yang Tertunda Princess Kesha & Arxel

Keesokan harinya _____ Kesha dan Ammar sudah berada rumah sakit yang disarankan oleh dokter yang menangani Ammar. Kesha dan Ammar sudah membuat janji dengan dokter ahli syaraf dan tentang keluhan area sensitif yang bermasalah.

Ammar dan Dokter sedang berbincang menggunakan bahasa English. Ammar menceritakan dengan detail tentang keada'annya. Dokter pun mengangguk paham apa yang Ammar katakan.

"Gimana Dok, apa saya masih bisa sembuh?" tanya Ammar.

"Tentu saja, ini bukan masalah yang berat asal anda rajin terapi, olah raga dan minum obat pasti akan sembuh. Walaupun membutuhkan waktu berbulan-bulan karena yang saya dengar milik anda tidak sepenuhnya tertidur masih ada reaksi yang artinnya masih ada harapan"

Ammar dan Kesha pun saling memandang dan tersenyum bahagia. "Benarkah dok?" tanya Ammar dengan rasa tidak percaya.

"Of Course, bahkan aku sudah mendapatkan pasien yang lebih parah dari kasus anda dan sekarang pasiennya sudah normal kembali, berbeda halnya dengan penderita sakit stroke harapannya hanya 20%, kalau kecelakaan seperti ini bukan murni dari penyakit jadi kemungkinan untuk sembuh 70%" tutur dokter dengan rinci.

"Ya Allah Eca, kamu dengarkan?" tanya Ammar kepada Kesha. Kesha mengangguk bahagia.

"Selanjutkan apa yang harus saya lakukan dok?"

"Sebentar ya saya akan menulis data anda dulu, setelah ini anda harus diperiksa terlebih dahulu" ucap dokter sambil menulis.

Kesha dan Ammar tampak lega setelah mendengar pernyataan dari dokter. Lalu Ammar pun di periksa keseluruhan oleh dokter terutama punggungnya.

Setelah selesai Ammar pun duduk kembali _____ Masalahnya dengan tulang punggung anda, ada urat syaraf yang terbentur atau sedang mengalami luka dalam, jadi tidak berfungsi seperti biasanya, anda lihat ini! ini adalah luka dalam yang anda alami diluar tetrlihat baik tetapi didalamnya belum baik, aku akan meresepkan obat untuk menyembuhkan luka dalam punggungnya terlebih dahulu" tutur Dokter sambil menulis.

Ammar dan Kesha hanya saling memandang apa yang dokter jelaskan, terlihat jelas di wajah Ammar dan Kesha yang begitu senang dan lega.

"Ini obatnya, hanya bisa ditebus di apotik rumah sakit ini, jangan lupa anda harus banyak gerak dan olah raga secara perlahan, nanti lusa kesini lagi, saya ingin melihat perkembangannya" kata dokter sambil memberikan resepnya.

"Makasih banyak dok, kami permisi dulu" pamit Ammar lalu pergi dengan Kesha.

Mereka pun pergi menuju apotik tanpa mereka sadari ada orang yang sedang mengambil photo Kesha dan Ammar.

***

Di Mansion Kenzie. Kenzie yang sedang berada diruang kerjanya mendapatkan notif pesan dari anak buah bayangannya. Ia pun mengerutkan kedua alisnya. "Rumah sakit?" gumam Kenzie. Lalu mengetik pesan kepada anak buah bayangannya.

"Bee..." panggil Aisha. Kenzie pun terkejut dan langsung memasukan ponselnya kedalam saku.

"Yes Sayang" sahut Kenzie.

"Kamu kenapa terkejut seperti itu?" tanya Aisha.

"Ah tidak ada, why?"

"Aku ganggu ya? Sepertinya kamu tidak ingin di ganggu. ada apa? Apa ada sesuatu yang aku tidak tahu?" tanya Aisha karena ia sudah hafal gerak gerik Kenzie.

"Aku lupa, kalau punya istri seperti detektif" batin Kenzie.

"Tidak sayang, Come" ucap Kenzie sambil menepuk pahanya. Aisha pun berjalan pelan untuk menuju suaminya.

Aisha menelisik wajah Kenzie. Kenzie hanya mengangkat satu alisnya saja. "Why?"

"Kamu selingkuh Bee?" tanya Aisha dengan pelan.

"Hahaaa... Hahaaa... Apa sih sayang, mana ada aku gitu. aku hanya melihat wanita dimuka bumi ini cuma ada tiga. Mama, Kamu dan Princess mau selingkuh sama siapa?"

"Tadi aku melihat kamu buru-buru memasukan ponselmu kedalam saku" ucap Aisha.

Kenzie pun terkekeh lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku. "Ini kamu boleh mengeceknya sayang,"

"Tidak perlu, bisa saja kamu sudah menghapusnya."

"Hei what wrong with you hm? Kenapa jadi cemburuan begini?"

"Habisnya kamu aku panggil terkejut lalu buru-buru memasukan ponselmu kedalam saku, apa coba kalau bukan rahasia"

"Aku tidak akan bercerita apa pun tentang Princess, sebelum tahu kebenarannya, jika sekarang memberitahunya akan membuat istriku kepikiran" batin Kenzie.

"Kan diam saja, malah melamun" kata Aisha dengan kesal lalu bangun untuk keluar dari ruangan.

"Kamu kenapa marah-marah seperti ini, apa kamu sedang datang bulan? jangan aneh-aneh sayang aku sudah tua, sudah punya cucu banyak tidak mungkin ada yang suka juga, sudah ya jangan marah-marah. mau apa hm?" tanya Kenzie dengan lembut.

"Tidak aku mau ke kamar" ucap Aisha sambil berjalan.

"Jangan pergi! sebelum ada izin dariku." kata Kenzie dengan suara Dominantnya.

Aisha pun terdiam dan menelan ludahnya dengan kasar. "Why don't you hear you me hm, aku akan menghukummu!" kata Kenzie dengan menatap tajam kepada Aisha.

"A-aku ingin minum" ucap Aisha dengan beralasan karena ia tahu kalau suaminya sudah mode seperti itu ia akan terkapar.

"No! take off your clothes now!"

"Harusnya aku yang marah tapi kenapa kamu" ucap Aisha dengan pelan.

"Now!"

Aisha menelan ludahnya dengan kasar dengan perlahan ia membuka kancing bajunya. Lalu melepaskan bajunya.

"Shit at the table and put your feet up!"

Jantung Aisha pun berdebar-debar tidak karuan. sudah lama ia tak melihat Kenzie dengan mode seperti itu.

"Bee Sorry" ucap Aisha.

"No sorry for you!"

Aisha pun duduk di atas meja dengan keadaan toples dengan kakinya sudah di angkat keatas. Kenzie hanya duduk di kursinya sambil melihat pemandangan di depannya yang menurutnya sangat indah.

"Jangan melihat seperti itu, aku malu"

Kenzie tak menjawab ia pun mengambil tissu dan membersihkan tangannya. Lalu tangannya pun mengelus milik Aisha. Aisha memejamkan matanya.

"Jangan mendesah! Kalau kau mendesah aku akan menambah hukumanmu yang sudah menuduhku selingkuh!"

Aisha pun hanya mengangguk lemah. ia benar-benar takut kalau Kenzie mode seperti itu.

"Puluhan tahun aku berumah tangga dengannya, tapi kalau dia seperti itu seperti bukan suamiku, aku takut" batin Aisha.

Kenzie pun memasukan jari besarnya kedalam milik Aisha. "Akh..." desah Aisha.

"Jangan mendesah!" seru Kenzie. Aisha pun mengangguk dengan tangan berpegangan di meja. Ia mengangkang dengan sangat lebar Kenzie merasa leluasa mempermainkannya ia memainkan jarinya dengan lihay didalam milik Aisha.

Jakun Kenzie naik turun yang melihat milik Aisha tampak basah dan sudah mulai berkedut. Aisha menahan mati-matian supaya tidak mengeluarkan suaranya.

"So Beautifull" gumam Kenzie sambil menggerakannya lebih cepat.

"Ahhhhh... Aku tidak tahan" pekik Aisha tidak lama pun keluar. napas Aisha tidak beraturan dadanya naik turun.

Kenzie hanya tersenyum simpul. Sambil membersihkan milik istrinya. Lalu Ia pun membuka celananya dan duduk di kursinya.

"Naik!" kata Kenzie.

"Kaki ku masih bergetar" ucap Aisha.

"I don't care, cepat naik!" ucap Kenzie sambil meraih tubuh kecil Aisha. Lalu didudukan di pangkuannya. "Masukan!" ucapnya.

Aisha pun memegangnya lalu memasukan milik suaminya. "Akh... Sakit" kata Aisha.

"Yes karena milikmu selalu sempit dan itu membuatku gila sampai tua" balas Kenzie.

"Bergerak!"

Aisha mengangguk. "Damn... Kau ini makin tua makin nikmat" racau Kenzie. Aisha hanya diam sambil naik turun.

Kedua pasangan tersebut pun tidak mengenal usia dan tempat mereka sama-sama menyalurkan hasratnya yang menurutnya tidak ada kata bosan.

***

Sementara pasangan pengantin baru itu pun baru kembali ke kamar hotelnya mereka habis beli makan dan jalan-jalan.

"Apa kamu sudah lega mas?" tanya Kesha.

"Hm... Better, tapi kita harus bisa menjaga jarak dulu ya, aku pusing kalau dekat denganmu" ucap Ammar.

"Iya, tapi aku minta sama kamu jangan mabuk lagi, aku takut dan aku tidak suka kamu minum-minuman seperti itu, gak baik buat kesehatan."

"Hm... Sorry, aku sangat prustasi dengan kondisiku yang seperti ini, ini juga kan gara-gara kamu karena aku mau menjemputmu" ucap Ammar.

"A-aku" balas Kesha.

"Iya, seandainya kamu tidak pergi aku tidak akan kecelaka'an, jadi ya wajar saja jika kamu merawatku dan menemaniku berobat" ucap Ammar.

Kesha pun tertunduk ia merasa terpojok atas apa yang menimpa suaminya. Ia ingin membalas ucapannya tapi percuma saja.

"Sudah jangan nangis, lebih baik bersihkan diri lalu istirahat!" ucap Ammar lalu masuk kedalam kamar mandi.

Kesha pun pergi ke balkon dan berdiri disana Ia termenung atas ucapan Ammar dan ia teringat sama ucapan mertuanya.

"Apa benar aku ini manja dan cengeng? soalnya aku belum terbiasa dengan bentakan dan suara tinggi, dan seumur hidup aku, aku tidak pernah mendengar kata-kata kasar, dulu saja Security sekolah berteriak kepadaku besoknya langsung tidak bisa bicara, aku takut kalau Daddy tahu dengan semua ini, semoga saja setelah sembuh mas Ammar akan seperti biasa lagi"

Kesha mengelap air matanya terlihat jelas wajahnya yang putih dan mulus menjadi merah karena ia menahan tangisannya.