NovelToon NovelToon
KIM HYUN: BUSAN UNDERGROUND STUDENT

KIM HYUN: BUSAN UNDERGROUND STUDENT

Status: sedang berlangsung
Genre:Preman / Mafia
Popularitas:382
Nilai: 5
Nama Author: ilwa nuryansyah

menceritakan tentang seorang murid pindahan yang bernama Kim hyun yang pindah ke sekolah barunya yang bernama sekolah SMA CSB (CENTRAL SPORT BUSAN), awalnya kehidupannya lancar namun tampaknya dia tidak terlalu mengetahui tentang sisi gelap sekolah ini beserta kota ini maka dari itu kim Hyun mau tak mau harus mencari tahu tentang sisi gelap sekolah ini dan kota ini agar dirinya bisa menjalani kehidupan yang normal

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilwa nuryansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 8

Kim Hyun memperbaiki letak jas sekolahnya yang baru saja digunakan sebagai senjata, melilitkan bagian yang kusut di lengannya untuk menyembunyikannya, dan kemudian mengenakannya kembali.

Dia melangkah melewati tubuh Kang Min-soo yang tak sadarkan diri dan berjalan ke arah siswi yang masih meringkuk di dinding.

Siswi itu, Han Ji-soo, perlahan mengangkat kepalanya. Dia mengenakan seragam "SMA Seni Hanbit" sekolah normal, berpendidikan tinggi, yang terkenal dengan program seni dan musiknya.

Visualnya kontras dengan suasana gang yang brutal. Ji-soo memiliki rambut hitam lurus sebahu, mata yang besar dan ekspresif, dan fitur wajah yang lembut. Dia terlihat rapuh dalam balutan seragamnya.

Kim Hyun, dengan tinggi "186 cm" menjulang di atasnya. Ji-soo, dengan tinggi mungil "158 cm", harus mendongak jauh ke atas untuk menatap wajahnya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Hyun, suaranya kembali ke nada tenang, semua ketegangan CQC telah hilang.

Ji-soo berkedip, terkejut. Dia melihat kelelahan di mata Hyun, tetapi tidak ada amarah.

"Y-ya... Saya baik-baik saja sekarang. Terima kasih," jawab Ji-soo, suaranya sedikit serak karena cekikan tadi.

Hyun menghela napas lega. "Bagus. Aku sarankan kau segera pulang, Tempat ini tidak aman. Dan kau perlu beristirahat."

Ji-soo berdiri, tubuhnya masih gemetar. Dia menundukkan badannya dalam-dalam, 90 derajat, dalam bentuk "kamsa-hamnida" (terima kasih) khas Korea yang paling formal dan tulus.

"J-jeongmal kamsa-hamnida (Terima kasih banyak). Saya tidak tahu apa yang akan terjadi tanpa Anda. Mereka... mereka benar-benar menakutkan."

Hyun hanya mengangguk. Dia tidak mencari pujian. "Pergilah. Dan berhati-hatilah."

Ji-soo mengangguk cepat. Dia memberikan pandangan sekilas yang penuh ketakutan pada tubuh-tubuh yang terkapar di lantai, lalu berbalik dan lari secepat mungkin keluar dari gang, menuju jalan raya.

Hyun melihat Ji-soo menghilang. Setelah memastikan siswi itu aman, ia membalikkan badan, mengambil tasnya yang terlempar, dan berjalan pergi, meninggalkan Kang Min-soo dan antek-anteknya di tengah debu dan kehancuran.

Begitu Ji-soo keluar dari gang dan sampai di pinggir jalan raya yang lebih ramai, dia terkejut.

"Ji-soo-ah!"

Dua suara wanita memanggilnya dengan nada panik. Mereka adalah temannya.

Yoo Na-young(16), berambut cokelat panjang dan mengenakan seragam yang sama, terlihat sangat marah. Ia adalah sosok yang lebih berani dan agresif.

Di sebelahnya, Seo Hye-jin (16), yang lebih tenang dan mengenakan kacamata berbingkai tipis, tampak pucat karena khawatir.

"Ya Tuhan, Ji-soo! Ke mana saja kau?! Kami mencari ke mana-mana!" Hye-jin langsung memeluk Ji-soo erat-erat. "Ponselmu mati! Kami sudah gila mencarimu!"

Ji-soo memeluk balik temannya. Air mata yang sempat ditahan kini tumpah lagi.

"Maafkan aku. Baterai ponselku habis total. Aku... Aku baru saja mengalami hal yang mengerikan," lirih Ji-soo.

Na-young, setelah memastikan Ji-soo aman, menarik diri dan menatapnya tajam. "Apa maksudmu 'mengerikan'? Kau kenapa? Kenapa seragammu kotor? Dan kenapa lehermu merah?!"

Ji-soo menceritakan kejadian di gang: diancam, dipaksa, cekikan yang menyakitkan, dan bagaimana lima pria itu tiba-tiba dihentikan oleh seorang kakak kelas mereka.

Mendengar cerita itu, Na-young mengepalkan tangannya. Wajahnya memerah karena amarah.

"Kurang ajar! Mereka mencoba melecehkanmu?! Aku tidak percaya! Mereka itu iblis! Siapa mereka?! Sekolah mana?!" sembur Na-young, tidak bisa menahan kemarahannya.

Ji-soo merinding. "Aku tidak tahu nama sekolahnya, tapi mereka menyebutnya... \*\*CSB\*\*."

Mendengar tiga huruf itu—\*\*CSB\*\*—Na-young dan Hye-jin seketika terdiam. Keheningan itu jauh lebih menakutkan daripada amarah Na-young.

Ji-soo menatap kedua temannya, bingung. "Ada apa? CSB? Memangnya sekolah apa itu?"

Hye-jin yang biasanya tenang, kini menjawab dengan suara yang bergetar.

"Ji-soo-ah, CSB adalah singkatan dari \*\*Central Sport Busan\*\*. Itu bukan sekolah biasa," jelas Hye-jin, matanya menunjukkan ketakutan.

Na-young menambahkan dengan suara yang tajam dan dipenuhi jijik, "Itu adalah \*\*sarang gangster\*\* yang bersertifikat. Sekolah itu hanyalah kedok untuk melatih \*hooligan\* profesional. Mereka menerima petarung jalanan, anggota geng, dan anak-anak yang hanya tahu cara memukul."

"Ada desas-desus bahwa di dalam sana, guru tidak punya kekuatan. Yang berkuasa adalah \*\*Raja Kelas\*\* dan para pemimpin klub bela diri. Sekolah itu beroperasi berdasarkan sistem 'siapa yang terkuat, dialah yang benar'. Mereka menindas, memeras, dan mereka adalah sampah masyarakat yang dilindungi oleh gelar 'atlet'," kata Na-young.

Hye-jin mencondongkan tubuh, berbisik seolah tembok punya telinga. "Di Busan, mereka dikenal sebagai 'tempat lahirnya Iblis' atau 'Central Slaughtering Base' Mereka punya reputasi mengerikan karena kekerasan. Laki-laki dari CSB adalah yang paling dihindari di setiap pertemuan antar-sekolah."

Ji-soo mendengarkan, matanya lebar. Dia melihat Kim Hyun, si penyelamat. Dia melihat seorang pemuda yang tenang dan sopan.

"Tapi... tapi pria yang menyelamatkanku, dia juga dari sekolah itu. Dia mengalahkan mereka semua. Dia terlihat... baik-baik saja," kata Ji-soo, sedikit tidak percaya.

Na-young mendengus. "Mungkin dia adalah salah satu dari mereka yang kuat, Ji-soo. Di sana, yang kuat bisa jadi lebih kejam daripada yang lemah. Sekolah itu busuk sampai ke akar-akarnya."

Hye-jin menarik napas dalam-dalam. "Ayo kita pergi dari sini. Semakin jauh dari tempat ini, semakin baik. Berurusan dengan masalah CSB hanya akan membuang-buang waktu kita, dan itu terlalu berbahaya."

Tiga siswi SMA Seni Hanbit itu pun bergegas pergi, meninggalkan gang yang kini dipenuhi keheningan. Namun, bagi Han Ji-soo, citra Kim Hyun, si penyelamat yang misterius dari sekolah terburuk di Busan, telah tertanam dalam pikirannya.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!