Ratih gadis miskin yang lugu dari Desa Cempaka yang di cintai oleh sosok Siluman ular yang berusia ribuan tahun----Setelah cintanya dikhianati oleh Arya, anak kepala Desa dusun Cempaka. Ratih Dipaksa membuat Perjanjian pernikahan dengan Pangeran Naga Seta yang sudah terobsesi pada Ratih----demi keamanan desanya lewat pernikahan gaib.
Warga Desa yang kembali terikat dengan Siluman ular penghuni aliran Sungai Seta harus memberikan sayeba setiap sebulan sekali untuk Siluman ular penghuni sungai, akankah warga desa terlepas dari perjanjian gaib ini.
Mengisahkan Dendam, Sakit hati, dan Perjanjian gaib di jadikan satu dalam novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Sabina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Suara arus sungai mengalir dengan derasnya, membuat angin sepoi-sepoi masuk ke kamar Ratih. Di atas ranjang dengan empat tiang berhiaskan ukiran naga dan bunga teratai itu.
Tirai sutra yang di atas ranjang empat tiang itu bergoyang seperti kuatnya arus sungai, cahaya menembus tirai.
Menimpa wajah tenang, namun di balik ketenangan itu, pikiran Ratih jauh ke alam bawah sadarnya.
Dalam alam bawah sadarnya---Ratih mendapatkan gambaran berupa sebuah firasat. Dusun Cempaka----tempat kelahirannya tenggelam oleh banjir besar.
Air Bah menyapu sawah, ladang, ternak, dan rumah-rumah kayu. Orang-orang berlari ketakutan, anak-anak menangis ketakutan, dan suara para ibu yang meratapi memenuhi dusun Cempaka dan desa di sekitarnya.
Diantara semuanya, Ratih melihat wajah ibunya yang kurus dan pucat tengah memanggil namanya.
"Ratih...kamu dimana nduk," ucap ibunya lirih.
Ratih terbangun dengan kaget, dadanya bergetar keras napasnya tersengal, lalu ia menatap ke sekeliling kamar dengan mata lebar.
Tirai berayun pelan seperti di terpa angin sepoi-sepoi, ia menatap sekeliling kamarnya dengan mata yang lebar.
"Ibu!" teriaknya.
Tirai berayun pelan, cahaya lampu di dinding nampak berpedar, tapi hatinya memikirkan bayangan desa yang tenggelam dan ibunya.
Tangannya langsung berdiri cepat, rambutnya yang terurai tanpa mengenakan mahkota dan perhiasan. Berdiri dengan cepat meraih selendang di ujung ranjang.
"Aku harus menemui Pangeran Naga Seta," batinnya.
Ratih segera bangkit merapikan rambutnya yang terurai panjang sampai pinggang demi menemui---Naga Seta.
"Aku harus tahu apa yang aku lihat lewat mimpi ini----ancamannya yang dimaksud itu," batin Ratih memikirkan keselamatan warga desa dan ibunya.
Meskipun warga desa telah menyakitinya dengan mencemoohnya saat pulang dari rumah Arya---Tapi Ratih juga mengingat saat warga Desa membantunya---saat dirinya kelaparan setelah hutang ayahnya menumpuk.
Tangan Ratih meraih gagang pintu dengan kayu jati---berukir hiasan bunga dan ular itu. Tapi saat mau melangkah keluar.
Dua pengawal istana berdiri menghentikan langkahnya dengan menyilangkan tombak, tubuh mereka kekar berotot, mengenakan hiasan kepala dari kain batik, dan dari pinggang sampai bawah kakinya menjelma menjadi seekor ular sungai berwarna hitam kehijauan.
Mereka menyilangkan tombak perak di depan pintu menghalangi langkah Ratih agar tak keluar kamar, Ratih yang melihat hal itu langsung protes.
"Minggir! Biarkan aku lewat!" seru ratih dengan suara lantang.
"Ampun, Kanjeng Putri. Ini perintah langsung yang mulia Pangeran, jika kanjeng Putri tak diperkenankan keluar kamar...sebelum setuju menikahi Pangeran."
Kedua pengawal itu menundukkan kepala dengan hormat, tanpa bergeming.
"Apa maksudnya ini? Aku ditahan?" marah Ratih, menatap keduanya.
Tak ada jawaban hanya kesunyian, di sertai tatapan dingin dari dua mahkluk setengah manusia ini.
Ratih menatap mereka satu per satu, lalu memutar tubuhnya kembali masuk ke kamar dengan langkah cepat.
Gadis ini duduk di tepi ranjang, menggenggam selimutnya yang terbuat dari sutra dengan begitu erat.
Air matanya menetes, tapi di balik kesedihan itu tersimpan tekad yang mengeras di hatinya---bukan karena dendam---dendamnya hanya untuk keluarga kepala desa bukan untuk warga desa yang tak berdosa.
"Kalo mereka pikir aku patuh maka akan salah besar," ujar Ratih.
Ratih membuka pintu yang di jaga lalu menatap keluar jendela di sisi kamar.
Sebuah ide muncul membuat senyum tipis terbit di bibirnya, dengan hati-hati ia bangkit berjalan pelan mendekati jendela.
Setelah memastikan tak ada penjagaan di luar sana hanya taman yang sunyi.
Ratih melangkahkan kakinya ke arah pintu, ia membuka sedikit celah.
Tapi ketika dia melihat penjaga itu menunduk sejenak, ia mengambil kesempatan dengan cepat ia menyelinap keluar dan mencoba berlari ke lorong istana demi menemui Pangeran Naga Seta.
Namun belum sempat melangkah jauh sesuatu yang dingin dan empuk melilit pergelangan kakinya dengan begitu kuat.
Crak!
Ratih terjerembab ke lantai, ia menoleh ke belakang. Dua prajurit itu telah berubah sepenuhnya menjadi ular, tubuh mereka memanjang, ekor ularnya berputar melilit kakinya.
"Lepaskan aku!" jerit Ratih, memukul-mukul lilitan itu dengan tangan kosong.
Ratih berusaha melepaskan diri dengan menendang, memukul, dan sekuat tenaga tapi lilitan itu semakin kuat.
"Maafkan kami kanjeng Putri, tapi kami hanya menjalankan perintah Pangeran."
Salah satu Prajurit dengan nada menyesal.
"Lepaskan aku!" ucap Ratih.
"Aku harus menemui pangeran," kata Ratih memohon.
Ratih terhuyung dan terjatuh ke lantai kamar, dua pengawal itu membawa Ratih masuk ke dalam kamar.
Pintu yang terbuat dari kayu jati itu tertutup dengan keras, menyisakan gema yang membuat seluruh ruangan bergetar.
"Pangeran akan menemui kanjeng putri setelah urusannya usai," salah satu dari mereka berkata pelan.
Ratih terdiam sesaat, ada sesuatu dalam kata-kata itu yang membuat hatinya berdesir tidak enak.
"Urusan apa? mengapa pangeran harus meninggalkanku dan di jaga ketat begini?" marah Ratih.
"Mohon kanjeng putri beristirahat saja, ketika yang mulia kembali, beliau akan menjelaskan semuanya."
Blam.
Pintu di tutup rapat dari luar, Ratih menghela napas panjang, tubuhnya masih gemetar karena amat syok melihat mereka berwujud ular sepenuhnya.
Baru kali ini gadis ini di lilit ular raksasa, Ratih menghela napas panjang hatinya merasa tak tenang, takut marah dan kebingungan.
Ratih hanya bisa meringkuk di lantai lantaran dirinya tak punya daya lagi, jika benar mimpinya adalah firasat dan bagian ancaman dari pangeran, dirinya berjanji akan melakukan apapun demi warga desa dan demi ibunya.
"Naga Seta, cepatlah temui aku...tolong bicara padaku." Ratih meringkuk dengan ketakutan, dirinya tak tahu harus berbuat apa.
Karena siluman dan jin selalu ingkar janji, itulah----yang menjadi nasihat orang tua jaman dulu.
*
hais sebel deh klo kyk gini
lanjutkan kk
tp klo ini bgg gmn mau jadi manusia lahi tih ratih
harus yakin dong jagn goyaho
Minta dibantuin sm Ambarwati aja Ratih buat kluar dri alam itu.
Pasti Ambarwati mau mnolongmu, karena dia mencintai Seta.
Tp ko rapat istana ga dilibatkan Ratih nya, dan juga Ratih dibentak ddepan orang banyak.
Gak kbayang sedih dan hancur nya hati Ratih ya, baru juga bermesraan, stelah nya Seta seakan lupa. 😭😭😭
Gimana ya klo Ratih hamil, waduh gawat juga klo gitu.
Para siluman memang sangat perkasa klo soal hubungan suami istri, brbeda sm manusia. 😁
Syukur deh Ratih meminta tolong pada bulan Suti, smoga beliau bisa bantu.
Dan syukur juga Seta percaya perkataan Ratih tanpa mnaruh curiga, dia memang mncintai Ratih tp cara x salah.
Knpa harus melarang Ratih pulang ke dunia x coba, dan bukan kh Ratih dsana juga demi desa x, trus knp lg hrus mminta tumbal sgala. 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
Itu namanya gak ada keuntungan x buat Ratih.
Lama2 mereka tidak hnya minta tumbal babi, tp minta tumbal manusia lg.
Karena smakin dturuti, mka semakin mereka serakah.
Ujung ujungnya gak bisa lepas dri mereka klo udh bersekutu begitu, kecuali mati.
Dan yg bnyk rugi manusia x, bukan mereka. 😞😞😔
Klo berfikir secara logika sih, gak ada untung x bersekutu sm iblis, yg ada hidup selalu dlm bayang bayang ketakutan dan tekanan, dan lebih miris x Allah sangat murka dan tobatnya pun tidak diterima lg. 😭
Seharusnya klo jtuh miskin ya hrus berubah, ini malah sebaliknya.
Pasti tuh bkl diteror oleh jelmaan ular itu nanti, kan udah main nyuruh2 para antek x untuk mmbunuh ular itu.
Aq tuh semenjak baca yg horor2 gini, sering mimpi yang aneh2 thor, 😔ke mimpi ke dunia lain gitu, mlihat wujud yang aneh-aneh juga sering, bahkan mimpi diperlihatkan pesugihan pun pernah 😬😩.
Mimpi ketemu gelang emas, pas aku pegang tiba-tiba berubah jd mata uang yang aneh, trus dimata uang itu ada gambar raja yg serem bngt rambut gimbal, dan bersuara aaaaaaa bergema gitu.
Trus tidak lama keluar asap hitam pekat dri mata uang itu, tiba-tiba berubah jd sebuah peta, dimana dipeta itu aku diperlihatkan ke singgasana kerajaan gitu, terus aku melihat ada bnyk mas berlian permata yg berkilauan, serta sesajen di wadah bundar besar.
Dan aku melihat para kunti berbaris rapi , lupa ada brp barisan.
Aku lihat aura mereka juga berbeda beda, bermacam-macam warna, kecuali putih.
Aku sangat takut mlihat begituan, trs aku bca ayat kursi dlm hati kemudian kebangun deh. 😫😫😫😫
Mimpi x udh sangat lama bngt.