{ cerita ini lanjutan dari " Tiba-tiba Jadi Gadis Petani" } ....
Tiba-tiba saja jiwa Eleanor di pindahkan ke dunia paralel lain. Ia menjadi gadis miskin yang lemah dan sakit-sakitan. Kedua orang tua gadis tersebut tidak bisa membawanya kerumah sakit karena tidak ada biaya untuk pengobatannya.
.
.
.
"Eh.. dimana aku bukankah aku sedang menikmati hidup mewah ku" gumam eleanor saat ia ia membuka matanya ia sudah berada dalam gubuk reyot..
.
.
.
ini hanya cerita santai tidak banyak konflik...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasmine Oke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
dua puluh sembilan
Beberapa menit kemudian mereka sampai dirumah Leanor,
"Masuk lah!, anggap saja rumah sendiri." Ajak Leanor membawa semua temannya masuk, lalu ia meminta bibi Gita memberikan minuman segar untuk temannya itu.
"Bibi Gita! Apa Bastian sudah kembali?" Leanor bertanya saat ia melihat bibi gita kembali mengambilkan minumannya.
"Sepertinya belum nak Lea, bagaimana kalau aku menjemputnya ke sekolahnya, tidak biasanya nak Bastian pulang terlambat begini, aku jadi cemas." Ucap bibi Gita ia juga sedikit khawatir dengan majikan kecilnya itu.
" Kita tunggu beberapa menit lagi, bi! Jika belum pulang juga aku yang mencarinya sendiri kesekolahnya." Ucap Leanor lalu kembali menemani teman-temannya.
"Aku keatas dulu mengambil barangnya, kalian ngobrol saja dengan rara disini." ucap Lea kepada mereka.
" Kami ikut keatas untuk ngobrol di ruangan santai di atas, karena kulit dari luar tadi sangat indah, dulu kak ipar ku tidak dekorasi ruang atas seperti itu." Ucap Adel mengikuti Lea keatas. Yang lainnya juga tidak ketinggalan mereka membawa minuman mereka keatas.
"Ya sudah!, Rara kamu temani mereka." Lea setuju saja lalu meminta Rara menemani mereka. Setelah itu Lea pergi ke kamarnya untuk membeli produk skincare di sistem.
Tak lama setelah itu Lea kembali menemui temannya sambil nenteng sesuatu di tangannya.
"Ini dia, aturan pakainya sudah ada disana." Leanor memberikan produk tersebut kepada Adek dan Ririn.
"Terimakasih" ucap ririn dan adel secara bersamaan, lalu ia membuka kotak tersebut nampak botol kecil yang seperti kaca yang terlihat elegan.
"Botol nya indah sekali, tidak salah lagi ini pasti produk bagus." Ucap Adel suka melihat botol skincare tersebut.
"Baguslah kalau kalian suka, kalau cocok untuk kulit kalian boleh minta lagi padaku jika sudah habis." Ucap Lea lagi.
Beberapa menit kemudian setelah kepulangan ririn dan Adel, bibi Gita menghampiri Lea dengan cemas.
"Nak Lea, sampai sekarang nak Bastian belum pulang juga, apa bibi saja yang mencarinya." Ucap bibi Gita kepada Lea.
"Tidak usah bi! Aku saja yang mencarinya." Ucap Lea lalu ia bersiap untuk mengeluarkan motor listriknya di garasi.
Saat ia menyalakan mesin motornya Bastian pulang dengan banyak keringat di wajahnya.
"Bastian, kemana saja kamu,hm!, apa kamu tidak melihat jam." Rara menghampiri adiknya dengan wajah tegas suaranya sedikit meninggi, ia memang marah karena khawatir tetapi masih bisa menahannya, ia takut mental adiknya bermasalah jika ia terlalu membentaknya.
"Maaf kak! Aku lupa waktu." Ucap Bastian menunduk ia takut kakaknya marah.
"Apa kamu tahu salah!" Ucap Leanor lagi suara sudah melembut tapi masih ada ketegasan disana.
"Iya, jika aku main aku pulang lebih dulu untuk memberitahu orang rumah." Ucap Bastian masih menunduk.
"Kemana saja kamu main tadi." Tanya Leanor lagi " apa kamu ingat hari ini kita pulang kampung!" Tambahnya.
"Ingat kak!tadi bermainanku tanggung jadi aku ngulur waktu" ucap Bastian pelan, ia masih menunduk.
"Ya sudah jangan di ulangi, minta maaf juga dengan bibi Gita ia sangat cemas tadi." Ucap Leanor lagi.
"Iya kak." Ucap Bastian lalu ia mencari bibi Gita untuk minta maaf setelah itu ia menemui kakaknya lagi " jam berapa kita pulang kak?"
"Kita kembali sekarang juga, jangan buat ayah dan ibu khawatir juga." Ucap Leanor " mandilah kak tunggu di bawah, dan taruh semua baju kotormu di dalam keranjang khusus baju kotor." tambah nya lagi.
Setelah itu Leanor menemui bibi Gita juga Rara untuk memberitahu mereka bahwa ia pulang kampung bersama adiknya.
"Bibi aku menitip rumah kepadamu, aku kembali hanya pagi senin saja." Kata Leanor kepada bibi Gita.
"Jadi, nak Lea pulang kampung sekarang juga, apa tidak kemalaman sampai di desa?" Ucap bibi Gita.
"Tidak apa-apa aku bawa motor juga berdua bersama Bastian." Balas Leanor dengan lembut.
"Kalau begitu kamu harus hati-hati nak Lea, jangan terlalu kencang membawa motornya." Ucap bibi Gita lagi.
"Oh ya Lea! Apa kamu sudah menemukan pelayan untuk bagian luar, kalau belum bagaimana aku saja, soalnya aku kasihan melihat kebun di halaman belakang tidak ada yang mengurus, taman di samping rumah." Kata Rara karena ia ingin mengambil kerja bagian di luar dan ibu nya untuk bagian dalam.
"Sebenarnya aku memang belum menemukan, apa kamu tidak kelelahan jika kamu membersihkan halaman, kebun, taman juga." Kata Leanor.
"Tidak apa-apa, aku sudah terbiasa bekerja lagian rumah dan halaman mu tidak besar, aku bersama ibu ku saja sudah cukup." Ucap Rara lagi dengan sungguh-sungguh.
"Ya sudah, jika kamu sanggup kerjakan lah." Ucap Lea kepada Rara.
"Terimakasih Lea, aku janji akan mengerjakan semau." Kata Rara senang ia sudah terbiasa kerja bertani saat di desa.
"Kalau begitu aku titipkan rumah padamu bersama ibumu saat aku di desa." Ucap Leanor kepada Rara.
"Oke!, jangan khawatir aku pasti menjaga rumah dengan baik." Kata Rara dengan yakin.
Setelah itu Bastian turun dengan menyandang tasnya," kakak aku sudah selesai" panggil Bastian sambil turun dari tangga.
"Oke! Tunggu lah di luar aku mengambil barang ku je atas" ucap Lea lalu ia kembali ke kamar nya, tidak lama setelah ia kembali sambil tentengan di tangannya.
Itu adalah buah yang ada di ruang, semua tanaman di ruang dimensi sudah berbuah dan panen, gudang sudah penuh dengan buah tetapi tidak ada yang busuk bila disimpan lama-lama di ruang dimensi.
Ia mengeluarkan motor matic di garasi, lalu mengajak Bastian naik ke atasnya.
"Naiklah, mengapa kamu bengong seperti itu?" Ucap Leanor menahan senyuman ia tahu mengapa adiknya bengong.
"Kakak apa kamu membeli motor lagi." Kata Bastian memastikan.
"Iya tiga hari yang lalu, apa kamu tidak melihatnya!" Ucap Leanor kepada Adiknya dengan tersenyum.
"Mengapa aku tidak melihatnya!" Kata Bastian dengan yakin, ia benar-benar tidak melihat kalau ada motor didalam garasi.
"Apa kamu pernah masuk dalam garasi, sepeda mu saja saat pulang sekolah hanya kamu taruh di teras." Ucap Leanor lagi " cepat lah keburu malam sampai didesa nanti"
"Iya, bawel bangat sich! Mengapa juga tidak bilang padaku kakak beli motor." Ucap Bastian manyun dan cemberut.
"Buat apa aku mengatakannya padamu!." Balas Lea dengan menahan tawa, Bastian tambah kesal.
Setelah itu Leanor nyalain mesin motornya, baru mereka kembali desa, hari sudah memasuki sore hawa dingin sore sudah terasa di kulit, langit hampir menjadi warna jingga.
Leanor melajukan motornya dengan pelan, menuju desa mereka, angin sepoi-sepoi menerpa wajah cantiknya kareta ia tidak pakai helm, ia lupa beli helm.
semangat nulisnya sampai tamat 😍😍😍😍
cerita nya tidak bertele2 , FL nya jga gak menye2 pokoknya recommended dah.
untuk author nya semangat terus dalam berkarya.
dan kalau bisa terus crazy up ya author.