seorang budak menemukan keberuntungan yang mengubah hidupnya membuatnya menapaki jalan kultivasi yang diidam-idamkan semua orang. Jiwa misterius yang membimbingnya dan sosok kegelapan yang bersemayam di lautan kesadarannya menemani nya dalam perjalanannya menjadi seorang kuktivator.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yogasurendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pedang Terasah Tajam
Tetua Luo Yuanhe mengulurkan lembut tangannya menyebabkan angin berhembus pelan. Hawa dingin menyejukkan terasa begitu nikmat namun perlahan-lahan berubah menjadi tekanan.
Li Yun merasakan tubuhnya seakan-akan menabrak sesuatu yang begitu keras ketika angin datang kian memberatkan tubuhnya. Pakaiannya robek merubahnya menjadi compang-camping. Awan putih disetiap puncak bergerak perlahan-lahan mengantarkan energi alami yang begitu besar.
Lan Yufeng ingin bertindak namun dicegah oleh Bai Zhenyun yang menggelengkan kepalanya. "Jika kau bertindak maka akan mempermalukannya," ucapnya menenangkan Lan Yufeng dilanda kepanikan.
"Tetapi Tuan, Anda tahu jurus apa yang digunakan tetua Luo Yuanhe terlebih di dalam sekte sendiri. Bagaikan pedang terasah begitu tajam oleh bilah logam. Semakin dia bertahan semakin tajam pedang itu datang"
Li Yun merasakan tubuhnya tercabik-cabik oleh benda tak kasat mata. Tubuhnya bergetar menahan rasa sakit mendera kian parah.
"Tuan!"panggil Hei Qing.
"Aku ingin berjuang sendiri,"balas Li Yun.
"Kau akan mati jika menahannya bahkan tak kurang dari satu jurus,"ucap Li Chen dari dalam lautan kesadarannya.
"Aku tahu kau yang mengambil alih tubuhku sebelumnya. Namun, jika kau melakukannya aku yakin akan ketahuan olehnya,"balas Li Yun memperingatkan untuk tidak gegabah.
"Tenang saja. Aku akan mengajarimu jurus dari jalan abadi. Kau bisa mendalami jurus ini setelahnya,"ucap Li Chen.
Li Yun setuju. Ia memejamkan matanya menemui Li Chen di lautan kesadarannya yang mengulurkan jarinya memberikan pemahaman jurus yang dimaksudkan.
"Apa yang tengah dia lakukan?"gumam Lan Yufeng.
Li Yun nyaris telanjang menyisakan celananya. Ia membuka kedua matanya tersebut tipis. Tenaga dalamnya menguar ke luar dari dalam tubuhnya begitu besar hingga menciptakan momentum pusaran energi qi. Semua orang terkejut dibuatnya termasuk Tetua Luo Yunhe yang mengerutkan dahinya.
Langit bergemuruh energi qi seakan-akan tersedot ke arah Li Yun. Ia bisa merasakan bahkan melihat aliran energi berupa angin yang ternyata adalah ribuan pedang tak kasat mata yang melukai dirinya bagaikan sungai mengalir.
"Hancurkan!"teriaknya lantang.
Ledakan energi qi menghancurkan tekanan dan ribuan pedang yang datang mengguncang sekte. Tetua Luo Yunhe menurunkan kembali tangannya kemudian menatap Li Yun dalam.
"Kau memang memiliki tubuh kuat mampu membalikkan energi sebesar itu,"ucapnya memuji tindakan Li Yun.
"Tentu saja aku tidak akan mempermalukan Tuan ku,"balas Li Yun bangga mengucapkannya membuat Bai Zhenyun tertawa terbahak-bahak.
"Bocah pandai menyenangkan orang lain"
Sedangkan Lan Yufeng menatap punggung Li Yun mengakui kehebatannya.
"Baiklah. Persiapkan dirimu karena aku tak sungkan lagi,"ucap Tetua Luo Yunhe diangguki oleh Li Yun.
Tetua Luo Yuanhe menjentikkan jarinya seketika awan putih menjadi abu. Gemuruh petir menyambar kemudian hujan turun begitu deras. Semua orang kagum melihat perubahan cuaca yang terjadi seakan-akan apa yang dilakukan Tetua Luo Yunhe mampu membuat fenomena langit.
"Sungai Kuning membelah dunia dari timur menuju barat melintasi negara-negara menciptakan kehidupan seperti lagu kejayaan negara. Musim semi hingga gugur meminum arak ditemani seorang Dewi cantik mengingatkan ku akan gerakan pedang dengan gelombang pasang aku menentang dunia!"ucapnya lantang menarik pedang dari kekosongan mengayunkannya dengan kuat seketika bilah pedang melesat menyatukan buliran air hujan bagaikan gelombang pasang begitu besar yang menelan siapapun diterjangnya.
"Hati-hati!!"teriak Lan Yufeng memperingatkan.
Li Yun merentangkan kedua tangannya membentuk dinding tak kasat mata yang kemudian gelombang pasang menabraknya hingga menyebabkan getaran hebat. Energi qi besar membentang menciptakan dinding raksasa. Tangannya bergerak diayunkannya secara lembut perlahan-lahan air yang datang dikendalikan olehnya berubah menjadi pusaran kemudian seekor naga air melesat ke luar dari dalamnya.
Ia naik di atas kepala naga menatap Tetua Luo Yunhe dingin. Tatapannya tajam menyiratkan tantangan terhormat.
"Dua kali aku bisa menahan serangan. Maka tersisa satu kali untuk menang,"ucapnya lantang terdengar menggema di seluruh sekte.
"Kau benar dan aku tak lagi menahan kekuatan untukmu,"balas Tetua Luo Yunhe melompat ke udara kemudian seekor bangau putih melesat membuatnya mendarat di punggungnya.
"Lihatlah! Bangau suci milik Tetua Luo Yunhe datang menerima panggilan!"
Murid-murid bersorak gembira melihat pertarungan yang kian sengit.