NovelToon NovelToon
Nona, Kau Hanya Milikku

Nona, Kau Hanya Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cintapertama
Popularitas:915
Nilai: 5
Nama Author: SiskaahmaristhaBie95

Terlahir dari keluarga yang kaya Raya, Justin Alexandre tidak kekurangan apapun dalam hidupnya, apapun yang Dia inginkan selalu terpenuhi. Namun kehidupan kelam menyelimuti perjalanan hidupnya sejak Dia berumur dua belas tahun, kedua orang tuanya bercerai dan sudah memiliki kehidupan masing-masing. Justin Hidup bersama Om dan Tante yang merawatnya sudah seperti anak sendiri. mereka hanya punya Justin jadi kasih sayangnya tidak terbagi sama sekali. walau demikian Justin masih tetap membutuhkan sosok orang Tua yang hilang sejak perceraian itu terjadi. Dia sangat membenci kedua orang tuanya, oleh sebab itu perubahan sikapnya menjadi Angkuh,sombong dan tidak berperasaan. hanya kepada Om dan Tantenya lah Dia bisa luluh dan kalah. Namun suatu Hari tanpa di sengaja, Dia bertemu dengan seorang Gadis sederhana dengan kehidupannya yang juga sederhana Cantik, berbakat, dan baru lulus kuliah. Akhirnya...Justin Jatuh cinta pada pandangan pertama, akankah Cinta Justin berbalas...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiskaahmaristhaBie95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Arena, Kamu Tidak Akan Bisa Pergi Dariku!

Chapter 8

Sepanjang perjalanan pulang Arena terus menangis dan mengelap mulutnya, bagaimana mungkin ciuman pertamanya telah hilang dan di renggut paksa pula " Justin! Anda benar-benar brengsek!" teriak Arena melepas kekesalannya. Gadis itu sudah bertekad besok Dia akan mengundurkan diri, dan tidak mau lagi bekerja di tempat itu.

Justin sudah memerintahkan Bagas untuk mengecek identitas Manager yang bernama Dikta itu, sekaligus mencari tau ada hubungan apa antara Dia dan Arena!. Dalam sekejap informasi itu sudah Bagas dapatkan dan langsung menyerahkannya kepada Tuan Muda.

" Tuan, Saya sudah mendapatkannya!" Bagas melapor dan memberikan berkas itu kepada Justin

" Dia baru kembali dari Luar Negeri?"

" Iya Tuan, dan Dia langsung menjabat di perusahaan Papanya sebagai Manager" jelas Bagas lagi

" Lalu, darimana Dia mengenal Arena?"

" menurut informasi, mereka punya hubungan di masalalu! mereka terpisah selama enam tahun dan baru bertemu lagi beberapa minggu terakhir sejak Pak Dikta kembali ke indonesia"

" ternyata Dia kekasih lama!, pantas saja Kamu begitu dekat!.Arena maaf! Tapi Saya tidak akan membiarkan Kamu kembali bersama Dia, Kamu hanya akan menjadi milik Saya. siapapun yang menentang maka Dia akan hancur!") ucap Justin dalam hatinya sembari mengecek berkas yang Bagas berikan tadi

" Apa ada lagi Tuan?" Tanya Bagas

" Kamu boleh kembali"

Bagas keluar dari ruangan...

kejadian hari ini tidak membuat Justin sadar sepenuhnya, justru Dia akan lebih nekad dari ini jika Arena masih memberontak.

setelah kejadian hari itu dua hari berturut Arena tidak muncul kekantor, Dia mengurung diri di rumah, dengan alasan tidak enak badan. Justin berkali-kali menghubungi ponsel Arena namun tidak ada jawaban. hari pertama Arena off, sepulang kerja Tuan Muda langsung mendatangi rumah Gadis itu namun terlihat sepi hanya ada sepeda motor yang terparkir, dan hanya bisa memantau dari jauh saja. di hari kedua ini, Justin tidak bisa lagi menahan rasa khawatirnya Dia pun langsung menelpon Arena tapi lagi-lagi tidak ada jawaban. Tuan Muda langsung mengajak Bagas untuk menemui Arena di rumahnya.

Dia datang bermaksud meminta maaf atas kejadian waktu itu, sembari membawa bunga Justin berharap Arena bisa memaafkannya.

namun lagi-lagi Tuan Muda hanya mendapat kecewa, saat tiba di rumah Arena dari jauh Dia melihat Gadis itu sedang mengobrol dengan Dikta di teras! ( Pantas saja Dia mengabaikan panggilanku, ternyata sekarang sedang bahagia!" ) Justin kesal dan meremat bucket bunga yang ada di tangannya. kenapa Arena begitu sulit untuk di taklukan, kenapa Dia keras kepala? bahkan seorang Justin yang banyak di gandrungi wanita saja bisa di abaikan oleh Gadis biasa seperti Arena. sedalam itukah cinta di masalalunya? Justin berusaha keras untuk tidak meluapkan amarahnya, Dia pun meminta Bagas membawanya pergi dari pemandangan yang menyakitkan itu.

" Kita mau kemana Tuan?" Bagas memberanikan diri bertanya

" Markas Billiard!"

" Baik Tuan!"

selalu tempat itu yang menjadi sasarannya, Justin tidak pernah selemah ini menghadapi wanita! dan baru kali ini Dia kalah dengan perasaannya. sejak pandangan pertama itu tanpa alasan Justin langsung menyukai Arena, tapi sayangnya cinta Justin tidak terbalas dengan posisi Dikta yang begitu kuat di hati Arena.

***

Keeseokan harinya...

Arena masuk kantor hari ini, namun bukan untuk bekerja melainkan mengundurkan diri dengan membawa amplop sebagai tanda surat pengunduran.

Bagas lega melihat Nona Arena akhirnya kembali masuk kerja! setidaknya tantrum Tuan Muda sedikit berkurang.

" Selamat pagi Pak Bagas!" sapa Arena lembut

" Pagi Nona, syukurlah Nona sudah kembali bekerja kalau tidak...!"

" Ah, maaf Pak! Saya kesini tidak untuk bekerja!" Arena memotong kata-kata Bagas

" Apa? (Pak Bagas kaget) lalu..., Nona datang hari ini?"

" Mengundurkan Diri!" jawab Arena tegas

pak Bagas semakin kaget, bagaimana ini bisa terjadi! habislah sudah!

" Nona, apa...Nona sudah berpikir jernih? jangan terburu-buru Nona" Bagas berusaha membujuk

" sudah pak, ini keputusan terbaik Saya!"

" Nona, apa tidak ada kesempatan untuk Tuan Muda mendekati Nona?"

" Maaf Pak Bagas!" Arena melangkah pergi menuju ruangan Tuan Muda

" Nona, andai Nona tau saya adalah orang yang ikut terseret dalam masalah perasaan ini apa Nona akan berbaik hati terhadap Saya?! kasiani Saya Nona!" Bagas sudah tau apa yang akan terjadi ke depannya, sudah pasti Dia akan kembali menjadi sasaran amarah Tuan Muda.

Arena sudah tiba di ruangan, saat Menyadari kedatangan Gadis itu Tuan Muda langsung berdiri dan menyambutnya.

" Arena, Kamu datang?" Tuan Muda terlihat senang

Arena langsung memberikan amplop di tangannya kepada Tuan Muda

" Apa ini?" Justin bingung

" Surat pengunduran diri!"

" Apa?" Justin melihat isi amplop, setelah melihat Dia langsung membuang amplop itu.

" Saya berhenti dari pekerjaan ini!" tegas Arena

" Heh! (Justin Mendengus!) Tidak semudah itu Arena"

" Tidak ada kontrak yang tertera, selama Saya mau Saya bisa keluar kapan Saja!"

" Tapi Saya tidak akan mengizinkan itu terjadi" Justin masih bersikap santai

" Tuan! jangan mempersulit Saya"

" Kamu sendiri yang mempersulitnya"

" Baiklah, terserah! Saya tidak peduli, permisi!"

Saat Arena ingin bergegas pergi, Tuan Muda kembali menghentikan langkah Arena

" Tunggu!"

Justin mendekat

" Bukankah Kamu tau siapa pemilik Central Group?"

Arena masih diam, karena belum memahami maksud dan tujuan Tuan Muda

" Ada tiga kerjasama yang sedang mereka jalin bersama Saya, dan hasilnya itu puluhan milyar! Tapi... jika Saya tarik kembali kerjasama itu maka Central Group akan mengalami kerugian besar, bahkan di ambang kebangkrutan" jelan Justin dengan kejamnya

Arena sadar, Central Group itu milik keluarga Dikta Mahendra! dan Justin menggunakan ini untuk mengancam dirinya. Justin sepertinya tau kelemahan Arena!

" Tuan, apa sebenarnya yang Tuan inginkan? jangan membawa orang lain dalam masalah perasaan Tuan sendiri!" Arena menatap tajam Tuan Muda

" Bahkan kedua kakak Kamu bekerja di Hotel Saya!"

" Tuan Cukup! Apa yang Tuan inginkan? kenapa orang-orang di sekitar Saya Tuan libatkan?"

" Saya tidak meminta apapun dari Kamu, Saya hanya mau Kamu menikah dengan Saya! simpel kan?"

Arena mengepal kedua tangannya...

" Itu tidak mungkin Tuan, Saya tidak mencintai Tuan!"

" Saya tidak peduli, semua keputusan ada di tangan Kamu! jika Kamu menolak, hari itu juga Dikta Mahendra akan kehilangan segalanya"

" Tuan, anda benar-benar kejam dan licik!"

Mata Arena berkaca-kaca tangisnya hampir pecah. bagaimana mungkin akhir hidupnya harus berakhir dengan seorang Tuan Muda yang begitu kejam, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan segala sesuatu yang Dia inginkan

" Pikirkan lagi, karena Saya tidak main-main dengan kata-kata yang Saya ucapkan! Nanti Kamu datang lagi temui Saya setelah menemukan jawabannya" tegas Justin lagi

Arena langsung keluar dari ruangan, Dia semakin membenci Justin karena pemaksaannya yang sudah sangat keterlaluan. cinta bukan untuk mainan, apalagi jika sudah melibatkan pernikahan! Arena hanya mencintai Dikta, tapi di lain posisi Arena juga tidak mau Dikta mendapatkan masalah karena dirinya. Arena merasa sejak mengenal Tuan Muda hidupnya begitu rumit dan sulit, seperti tidak ada pilihan dalam hidupnya dan semua yang Dia lakukan sekarang di bawah pengendalian.

Justin merasa sedih melihat Arena menangis, namun Dia tidak punya pilihan karena cuma ini satu-satunya cara agar Arena tetap berada di sisinya. " Maaf ! Saya terpaksa melakukan ini, Saya benar-benar tidak bisa melepaskan Kamu Arena, jika Saya lengah Saya akan kehilangan Kamu, Kamu hanya milik Saya! dan Kamu tidak di izinkan pergi dari hidup Saya" Justin menatap lekat langkah Arena yang semakin jauh dari ruangannya.

" Haaaaah! Aku benar-benar sial, kenapa jadi seperti ini( Arena menangis di atas sepeda motornya) Kak Dikta, Aku harus bagaimana? apa kita akan berakhir seperti ini? kita baru saja bertemu, lantas...sekarang harus berpisah lagi karena keadaan?" Arena terus menangisi nasibnya.

Ia beranjak pergi dari kantor Tuan Muda, sepanjang perjalanan Gadis itu lebih banyak melamun sampai akhirnya tidak sengaja menabrak lintas jalan Arena pun terjatuh.

Brukkkkk...

Aw...

teriak Arena kesakitan

seketika orang-orang di sekitar langsung menolongnya

" Nona, Kamu tidak apa-apa?" salah satu pengendara menolong Arena

" Ah, tidak apa-apa Pak! hanya luka kecil saja"

" Lain kali lebih hati-hati Nona!"

" Iya Pak, terimakasih!"

Arena bangun dan langsung melihat sepeda motornya...

" Aduuuh...motorku...kenapa hari ini sial ku bertubi-tubi!" Arena merasa kesal dengan keadaan yang Dia hadapi sekarang! bertubi-tubi dan tidak ada hentinya.

siku kanan dan lengan kiri Arena terluka, setelah menyalakan motor Dia langsung bergegas pulang ke rumah.

setelah tiba di rumah Arena langsung mencari P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan). Ia mengobati pelan luka yang ada di tangannya! kalau saja tidak memikirkan kata-kata Tuan Muda tadi, mungkin Arena tidak akan melamun sejauh ini sampai kecelakaan tunggal terjadi.

***

Bagas masuk ke ruangan Tuan Muda, terlihat wajah CEO nya itu muram penuh lamunan.

" Tuan!" Bagas memanggil pelan Tuan Muda

" Bagas, apa Saya salah jika Saya mengutarakan perasaan Saya kepada Arena?" Pertanyaan Tuan Muda membuat Bagas bingung harus menjawab apa

" Tuan, Tuan sama sekali tidak bersalah! mungkin keadaannya saja yang belum pas"

" kenapa Dia begitu sulit menerima Saya? Apa... Manager itu jauh lebih baik dari Saya?" Justin seperti hilang percaya

" Tidak Tuan, Tuan di atas segalanya Saya berkata jujur! Saya tidak berbohong! percayalah Tuan, suatu saat Nona Arena akan sadar dengan ketulusan hati Tuan Muda" Bagas menyemangati

" Kamu sedang menghibur Saya?"

" Tidak Tuan, Sungguh!"

" Baiklah, Kamu kembali bekerja dan tolong handle rapat hari ini"

" Baik Tuan, kabari Saya jika ada apa-apa nanti"

Bagas keluar dari ruangan Justin,

Namun selang beberapa menit, Bagas kembali ke ruangan Tuan Muda dan memberi kabar

" Tuan! ada kabar buruk, Nona Arena kecelakaan"

" Apa! ( Justin langsung panik) dimana Dia sekarang?"

" Dia pulang ke rumah Tuan, tangannya penuh luka" jelas Bagas

" Antar Saya kesana sekarang!" pinta Justin

mereka langsung bergegas pergi,

sepanjang perjalanan Justin terus menghubungi Arena, namun tidak ada jawaban sama sekali."Arena...tolong jangan abaikan Saya, Saya benar-benar khawatir!" Justin hampir kesal dengan ponselnya.

" Tuan, Tuan harus tenang!"

" lebih cepat Bagas!" bentak Justin

" Baik Tuan! Saya usahakan"

dua puluh menit di perjalanan Justin tiba di kediaman Arena, Dia langsung berlari untuk melihat keadaan Gadis itu, namun saat masuk ke dalam rumah Dia melihat pemandangan yang kembali menyakitkan. Dikta sedang membalut luka di tangan dan siku Arena, wajah Gadis itu terlihat sangat bahagia meski sedang terluka! jauh berbeda saat sedang bersamanya. " Arena, kenapa harus Dia? kenapa harus masalalu Kamu? Kenapa bukan Aku! " Tanpa di sadari Airmata Justin jatuh, Dia kembali keluar menuju ke mobil dengan langkah kecewa.

" Kita pulang!"

Justin tak banyak bicara, matanya sedikit merah seperti baru saja menangis! Bagas pun memilih diam tanpa banyak bertanya.

mereka kembali, Justin meminta Bagas mengantarnya ke apartemen saja! Dia tidak mau nyonya Wanda dan pak Agung curiga dengan kesedihannya hari ini. lagipula Justin ingin sendiri untuk menenangkan hati dan pikirannya...kejadian ini membuatnya sadar! apa yang di lakukannya tadi di kantor memang sudah benar, mengancam adalah jalan satu-satunya agar Arena berlari ke dalam pelukannya...

Bersambung... 🤗🤗🤗

sering-sering mampir ya... yuk dukung pemulaaa saling support ya guys 🤩🤩🤩

1
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
marmota_FEBB
Gila, endingnya bikin terharu.
Siskaahmaristha Luvbiee
waah terimakasih kakak masih pemula saling support ya 🤗🤗🤗
Coykusayang
hai, cerita kakak menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!