NovelToon NovelToon
ME?

ME?

Status: tamat
Genre:Percintaan Konglomerat / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Romansa / Tamat
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Bravania

Ketika Tuan Muda punya perasaan lebih pada maid sekaligus sahabatnya.
Gala, sang pangeran sekolah, dipasangkan dengan Asmara, maidnya, untuk mewakili sekolah mereka tampil di Festival Budaya.
Tentu banyak fans Gala yang tak terima dan bullyan pun diterima oleh Asmara.
Apakah Asmara akan terus melangkah hingga selesai? Atau ia akan mundur agar aman dari fans sang Tuan Muda yang ganas?

Happy Reading~

•Ava

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bravania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Comeback

Sudah 2 minggu ini Asmara tak terlalu merasa terganggu dengan Fans Gala. Surat ancaman untuknya juga berkurang cukup banyak. Ia bisa bernapas sedikit lebih lega sekarang.

Mungkin ini karena ia sedikit menjauh dari Gala saat di sekolah. Tapi jangan salah. Saat di rumah Asmara bisa bersikap seperti biasa. Bermain atau belajar bersama si Tuan Muda.

Asmara tetap berangkat dan pulang sendiri. Tapi terkadang Sebastian akan memberinya tumpangan jika ia melihat Asmara di halte bus. Meskipun tak suka, Gala sekarang mencoba agar bisa mengontrol emosinya.

Latihannya juga berjalan cukup baik. Lagu mereka sudah selesai proses editing sekitar seminggu yang lalu. Yah.. meskipun sempat berganti bagian lagu beberapa kali. Tapi hasilnya membuat Asmara memekik senang dan juga terkagum saat pertama kali mendengarkannya.

Pagi ini Asmara berangkat seorang diri. Di koridor, tak banyak yang membicarakan tentangnya lagi. Sepertinya mereka mulai pasrah jika pangeran mereka dipasangkan dengan Asmara.

Saat sampai di ujung koridor kelas 1, empat orang gadis mencegatnya.

"Ini dia. Penyebab aku di skors dua minggu."

Asmara menatap keempatnya. Dan ya, salah satunya ada Ryuka. Gadis yang meletakkan bangkai di loker Asmara hampir tiga minggu yang lalu.

"Kau mau apa?"

Asmara menatap mereka sedatar yang ia bisa.

"Untuk membalasmu, tentu saja. Bisa-bisanya Gala membelamu mati-matian. Kau itu siapa, Hah?!"

Beberapa siswa mulai melihat ke arah mereka.

"Berhentilah! Kau akan mempermalukan dirimu sendiri."

"Kau takut, hah?! Cih."

Ryuka maju berniat menarik rambut Asmara. Namun-

"Asmara!"

Tangannya yang sudah terangkat kembali ia simpan ke sisi tubuhnya. Asmara menoleh dan mendapati Gaka berjalan ke arahnya.

"Aku mencarimu. Pak Bayu ingin bicara dengan kita."

Gala melirik sinis pada Ryuka yang kini membuang muka.

"Ayo! Kau tak ada perlu dengan mereka, kan?"

Belum sempat Felix Asmara, Gala sudah membawanya pergi.

Dan Asmara bingung karena Gala justru mengantarnya sampai ke depan kelas.

"Kenapa mengantarku ke kelas? Kau bilang-"

"Tidak jadi. Cepat masuk! Aku pergi dulu."

Gala mengusak pelan puncak kepala Asmara dan pergi ke kelasnya sendiri. Gadis itu mengendikkan bahu acuh sebelum masuk ke kelasnya.

'Aku harus menjaga Asmara. Tak boleh ada yang menyakitinya meski hanya seujung rambut.' -Gala

~·~

"Asmara!"

Saat menoleh, nampaklah Sebastian yang berlari kecil ke arahnya.

"Mau ke kantin? Boleh ikut?"

Asmara hanya tersenyum dan mengangguk pada pemuda berbehel itu.

"Kau mau pesan apa?"

Sebastian ingin memesankan untuk Asmara juga begitu mereka sampai di pintu kantin.

"Aku bis-"

"Tidak ada penolakan. Jadi kau mau pesan apa?"

"Eumm.. milkshake taro saja."

"Tidak pesan makanan?"

"Aku membawa bekal."

Asmara mengangkat kotak bekal yang ia bawa agar Sebastian bisa melihatnya.

"Oke. Tunggu saja di-"

Sebastian mengedarkan pandangan mencari tempat duduk yang kosong.

"-sana saja."

Asmara mengikuti arah telunjuk Sebastian yang mengarah ke bangku ke dua di dekat tembok.

"Baiklah."

Asmara duduk di bangku yang ditunjuk tadi.

"Sudah lama?"

Asmara menatap tajam Gala yang baru saja duduk dan dengan entengnya merangkul pinggangnya.

"Ck. Lepaskan tanganmu, Gala!"

"Iya iya."

Gala merotasikan matanya sebelum melepas rangkulannya.

"Ini pesananmu, Asmara."

"Terimakasih, Bastian."

Tak lupa juga sebuah senyum manis di bibir Asmara.

"Kenapa dia di sini?"

Sudah jelas yang bertanya dengan nada tak suka yang sangat kentara itu siapa.

"Dia hanya ingin makan bersama kita, Gala. Jangan berlebihan!"

Gala hanya mendengus keras lalu memakan bekal Asmara. Gadis itu juga mulai memakan bekalnya tanpa tahu sepasang mata menatapnya benci.

'Dia pikir siapa dia bisa mendapatkan dua pangeran sekolah?!' -...

~·~

Asmara selesai menata buku paket terakhir yang dipinjam kelasnya untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. Ia berpamitan pada penjaga perpustakaan lalu keluar.

Belum sampai sepuluh langkah, dua orang menghadangnya dan menyeretnya paksa. Asmara berusaha melepas cengkeraman dua pemuda yang menyeretnya.

"Lepaskan aku! Kalian mau apa?!"

"Diam! Kami tak ingin bersikap lebih kasar padamu."

Asmara mencoba melawan lagi. Bahkan sampai ia kehabisan tenaga untuk melawan pun ia tetap tak bisa lepas. Dua pemuda ini berbadan tegap dan juga kuat. Lantas ia perempuan dengan badan ramping kecil ini bisa apa?

Asmara mulai panik. Pasalnya kini ia tahu akan diapakan saat mereka berhenti di depan gudang sekolah.

Mereka menyeret Asmara masuk. Dan di tengah ruangan sana, seorang gadis berdiri membelakangi pintu. Asmara tak terlalu terkejut saat gadis itu berbalik.

"Ryuka!"

"Ya. Kenapa? Terkejut? Haha. Sepertinya tidak." Sinis gadis itu

"Kau ini kenapa? Apa ada yang salah dengan otakmu?"

"Jika ada yang salah, maka itu KAU! Dasar Penggoda!"

"Apa maksudmu?! Aku tak pernah menggoda siapa pun."

"Tak pernah kau bilang?! Haha. Aku tak buta, Asmara. Jelas-jelas kau menggoda Gala dan Sebastian, si anak baru itu. Dan aku membencimu yang dengan mudahnya bisa mendekati mereka."

"Aku tak bermaksud menggoda mereka. Kami hanya teman asal kau tahu."

"AKU TAK PERDULI!!!"

Asmara sedikit tersentak saat Ryuka berteriak di hadapannya.

"Sekarang!"

Setelah mendengar ucapan Ryuka, dua pemuda yang masih memegangi Asmara itu membawanya untuk duduk di sebuah kursi dan mengikatnya kuat-kuat.

"Lepaskan!"

Jelas percuma Asmara berteriak minta dilepaskan. Ryuka mendekati Asmara begitu ia selesai diikat. Ia menyuruh dua pemuda tadi keluar lalu mengeluarkan pisau lipat kecil yang sengaja ia siapkan sebelum kemari.

"Sepertinya wajah cantik ini yang membuat mereka dengan mudahnya tergoda padamu. Jadi.. bagaimana jika kita membuatnya sedikit lebih jelek, hm?"

Asmara menahan napas saat permukaan tajam pisau itu menyentuh pipinya.

Desis pelan terdengar dari bibir Asmara saat Ryuka mulai menggores pipinya. Darah mulai keluar. Sepertinya luka yang dibuat cukup dalam.

Dan saat ia melihat darah di pipinya, sekelebat bayangan muncul di otaknya.

Deg

Rasa pening yang hebat menguasai kepala Asmara. Ia tak kuat menahan sakitnya sampai akhirnya ia kehilangan kesadaran.

Ryuka menyeringai lebar. Puas melihat keadaan Asmara sekarang. Ia melempar pisau lipatnya lalu keluar dari gudang. Memerintah dua pemuda yang masih berjaga di depan untuk mengunci gudang lalu pergi dari sana.

Saat sampai di persimpangan koridor kelas 2 dan 3, Ryuka menyerahkan amplop coklat pada dua pemuda tadi.

"Bayaran kalian. Dan jangan sampai ada yang tahu atau kalian tahu akibatnya!"

Dua pemuda itu menerima amplopnya dengan senyuman tengil khas anak geng.

"Senang bekerja sama denganmu."

Dan mereka berpisah di sana.

~·~

Di kelas, Eric tak bisa berkonsentrasi pada guru yang tengah menjelaskan materi. Ia khawatir. Jelas, sudah satu jam lebih dan Asmara belum kembali ke kelas.

Pikiran tentang Asmara membolos ia tipis jauh-jauh. Tidak mungkin teman sebangkunya itu membolos di mata pelajaran Matematika. Ini mata pelajaran kesukaannya.

Kemudian terlintas Gala di benak Eric. Meskipun takut, Eric mengeluarkan ponselnya diam-diam. Mengetik pesan untuk Gala. Selesai mengirim pesan, ia ijin pada guru untuk ke toilet.

From : Eric

Gala, maaf jika aku mengganggumu. Tapi Asmara belum kembali dari perpustakaan. Ini sudah lebih dari satu jam sejak ia pergi. Aku khawatir sesuatu terjadi padanya.

Gala meminta ijin pada guru di depan begitu ia membaca pesan dari Eric. Ia harus mencari Asmara. Tak peduli jika harus ikut ulangan susulan minggu depan. Kelasnya sedang ada ulangan harian asal kalian tahu.

Saat keluar kelas, Eric sudah menunggunya di ujung kelas Asmara. Teman sebangku Asmara itu terlihat cemas.

"Ayo, ke perpustakaan!"

Andai saja mereka tahu, gadis yang mereka cari tak lagi di ruangan penuh buku itu.

1
Awa De UwU lavita uwu
Akhirnya ketemu cerita yang bikin aku kecanduan baca!
Ava: ikutin terus ceritanya yaa. happy reading😘
total 1 replies
Texhnolyze
Ceritanya keren banget, thor. Sangat menginspirasi!
Ava: aw.. makasiii. semoga ceritaku bisa menghibur temen temen. pantengin terus yaa😆
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!