NovelToon NovelToon
IDOL

IDOL

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Idola sekolah
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: vennyrosmalia

Felisha harus terjebak dengan kesepakatan yang tidak bisa ditolaknya demi membantu keluarganya di kampung.

" Ingat, kamu harus menutup mata, telinga bahkan mulutmu selama kesepakatan itu berlangsung." ucap alvino.

" Ya aku akan selalu mengingatnya." patuh felisha.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vennyrosmalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 08

Di kantin sekolah, Felisha dan Gina sedang menunggu pesanan bakso yang mereka pesan. Sambil menunggu, Gina sedang memperlihatkan berita-berita viral di sosmed pada Felisha.

"Kenapa mereka sangat menyukai style ini?" tanya Felisha.

Style berpakaian kaum muda mudi saat ini semakin beragam. Felisha sendiri belum mampu untuk mengkuti tren berpakaian di kota.

"Feli sayang, sebenarnya style ini biasa saja. Yang bikin booming itu modelnya. Lihat kan." tunjuk Gina pada salah satu model laki-laki yang mereka tahu siapa itu.

"Benar juga, dia memang tampan." puji Felisha entah sadar atau tidak.

Gina menatap sahabatnya, dia terkejut saat mendengar Felisha memuji ketampanan Alvino yang menjadi model style itu.

"Tumben kamu bilang Alvin tampan." ucap Gina dengan tatapan penuh curiga.

"Ya ya kan dia laki-laki, jadi tampan bukan cantik." elak Felisha.

Beruntung pesana bakso mereka datang jadi Felisha segera mengajak Gina untuk memakan bakso itu.

Ketika sedang menikmati semangkuk bakso pedas, keduanya di kejutkan dengan dua laki-laki yang sudah duduk di hadapan mereka.

"Vino." gumam Felisha pelan.

Dia melirik keadaan kantin, dan benar saja semua siswa terutama siswi fans Alvino sedang memperhatikan mereka.

"Kamu ngapain kesini Alvin?" tanya Gina.

Semenjak Felisha menjadi tutor belajar sepupunya itu, mereka jadi lebih sering berinteraksi seperti saat ini.

"Aku perlu bicara dengan Felis." ucap Alvino.

Uhuk.uhuk.

Gina tersedak kuah baso, kemudian Felisha dan denis bersamaan menyodorkan air mineral yang tersedia di meja kantin.

Gina segera mengambil botol yang disodorkan oleh denis karena sudah terbuka tutupnya.

"Makasih." ucap Gina dan Denis hanya menganggukan kepalanya.

Sementara Alvino sama sekali tidak menghiraukan sepupunya yang tersedak itu.

"Aku mau bicara berdua dengan temanmu Gina." ucap Alvino lagi.

Gina menghela nafas kasar, dia kesal karena tahu maksud Alvino yang menginginkan dirinya pergi dari sana.

"Sebaiknya kita pergi sekarang." ajak Denis dengan menarik tangan Gina tanpa persetujuan sang empunya tangan.

......................

Kini mereka sudah duduk berdua. Beruntung meja kantin yang dipilih berada di pojokan. Meskipun tetap saja ada yang mencuri-curi pandang ke arah Alvino tentunya.

"Ada apa vino?" tanya Felisha.

Sedari tadi dia menunggu Alvino membuka suara, tapi yang ada justru Alvino hanya diam menatapnya saja.

"Hari ini aku tidak bisa belajar tambahan." ucap Alvino.

"Iya tidak apa-apa, minggu depan masih bisa kan." jawab Felisha.

"Tidak perlu menunggu minggu depan."

"Terus?"

"Besok, aku akan menjemputmu jam 10."

Felisha tampak berfikir, besok kan libur. Untuk apa juga Alvino menjemputnya.

"Memang mau kemana?" tanya Felisha.

"Belajarnya di ganti waktu besok saja."

Felisha mengangguk-anggukan kepalanya. Namun rasanya Alvino tidak perlu sampai menjemputnya segala.

"Kamu beritahu saja kita bertemu dimana, tidak perlu menjemputku." ucap Felisha.

"Aku tidak menerima penolakan. Cukup ikuti saja perintahku paham." tegas Alvino.

"Baiklah."

Setelah itu Alvino pergi meninggalkan Felisha di kantin.

......................

Sementara di tempat lain.

"Ih lepasin gak."

Gina menyentak tangan yang menariknya hingga terlepas.

"Ngapain sih ngajak kesini segala." ucap Gina.

"Ya daripada disana kan jadi obat nyamuk." jawab Denis.

"Gue mending ke kelas tahu gak." Gina hendak melangkah namun lagi-lagi Denis menahan langkahnya.

"Lo judes amat sih Gin, kita kan udah lama gak ngobrol." sela Denis.

"Dih emang situ siapa? Jangan sok deket deh." ketus Gina sebal.

Denis terkekeh dengan tingkah gadis di hadapannya. Sekarang Gina banyak berubah. Tidak seperti beberapa tahun lalu saat mereka baru saja menginjak sekolah SMA.

"Tapi kita emang pernah deket kan Gina." goda Denis sambil mengedipkan sebelah matanya.

Gina melotot pada Denis yang mencoba menggodanya. Dia tidak akan mudah di rayu lagi oleh laki-laki playboy di hadapannya saat ini.

"Jangan sembarangan kamu, dulu aku buta melihat laki-laki jelek kaya kamu." ucap Gina kemudian berbalik untuk pergi.

"Tunggu."

"Aaawwhh." teriakan Denis keras saat Gina justru menginjak satu kakinya.

"Rasain, wleee."

Gina pun pergi meninggalkan Denis di taman.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!