NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Teman Serumah

Terjerat Cinta Teman Serumah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Cahaya Tulip

Kinara Kinanti seorang perantau yang bekerja sebagai tim redaksi di sebuah kantor Berita di Kota Jayra. Ia lahir dari keluarga menengah yang hidup sederhana. Di jayra, ia tinggal disebuah rumah sewa dengan sahabatnya sejak kuliah yang juga bekerja sebagai seorang model pendatang baru, Sheila Andini. Kinara sosok yang tangguh karena menjadi tulang punggung keluarga semenjak ayahnya sakit. Ia harus membiayai pendidikan adik bungsunya Jery yang masih duduk dibangku SMA. Saat bekerja di kantor ia sering mewawancarai tokoh pengusaha muda karena ia harus mengisi segmen Bincang Bisnis di kolom berita onlinenya. saat itulah ia bertemu dengan Aldo Nugraha, seorang Pengusaha yang juga ketua komunitas pengusaha muda di kota Jayra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahaya Tulip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Asal Bicara

Kinara bingung melihat respon Aldo, tapi ia tidak menanyakannya karena harus segera menyelesaikan pekerjaannya di dapur. 10 menit berlalu, ayam yang digorengnya sudah tersaji. "Kalau sudah lapar, makan saja duluan" Aldo mengangguk. Kinara ke kamarnya mengumpulkan pakaian kotor di lantai. Dia bingung bagaimana mana caranya menyelesaikan urusan baju kotor ini. Ia menyalakan kran didalam bath tub. Mengisi nya dengan air dan deterjen. Lalu merendam pakaian kotor didalam nya. "Kenapa dia tidak menyuci pakaiannya, aku jadi sungkan minta ijin meminjam mesin cuci, haaah," keluh Kinara di kamar mandi.

Aldo mengetuk pintu kamar Kinara, ingin bertanya apakah Kinara punya stock kecap. "Kinara, boleh kah aku masuk?" teriaknya dari luar. Tapi tak ada sahutan. Ia mencoba menelpon Kinara berharap dia keluar dari kamar. Aldo terbiasa makan ayam dengan kecap, ia sudah memeriksa sendiri di dapur tapi tidak menemukannya. "Kenapa tak diangkat juga, dia sedang apa sebenernya?" gumam Aldo. Aldo menempelkan telinganya ke daun pintu kamar utama. Terdengar suara air kran di kamar mandi. "Apa dia lagi mandi?"

Kinara mematikan kran air dan hendak ke dapur. Saat membuka pintu, Aldo yang sedang menempelkan telinganya di daun pintu menabrak Kinara yang juga terkejut, untung saja Kinara sempat menahan tubuh Aldo dengan kedua tangannya. "Kamu ngapain?" Aldo menyengir menahan malu. "Aku lagi cari kecap, kamu punya?" mata Aldo lalu melihat busa deterjen yang menempel di kepala Kinara. "Kamu sedang mandi? Masih ada busa di kepalamu" ujar Aldo dengan polos mengambil busa itu. Kinara diam saja, dengan wajah cemberut karena kesal.

Ia pergi ke dapur mengambilkan botol kecap yang diletakkan di bagian yang tak terlihat oleh Aldo. Lalu menyerahkan nya pada Aldo. Aldo mencium busa itu, 'seperti bau deterjen' benaknya. "Kamu mau cuci pakaian? kenapa tidak pakai mesin cuciku saja?" Mata kinara berbinar, 'Akhirnyaaa,' gumamnya dalam hati. "Apa boleh?" Aldo mengangguk lalu menyalakan mesin cucinya. "Bawa pakaian kotormu kesini." Dengan langkah girang Kinara memindahkan pakaian yang sudah dia rendam ke dalam ember. "Kenapa sudah berbusa?" Aldo heran melihat isi ember penuh dengan pakaian kotor yang sudah terendam deterjen. "Aku berencana menguceknya dengan tangan," gumam Kinara malu. Aldo menggeleng sambil tertawa kecil.

Ia mengajari Kinara cara menggunakan mesin cucinya. Karena setiap mesin cuci punya cara yang berbeda. Dengan sekali ajar, Kinara sudah paham cara mengoperasikannya. Aldo senang melihat Kinara sudah tak cemberut lagi. Ia pun menikmati makanannya dengan lahap. "Pintar juga dia masak" gumam Aldo. Ia sangat menikmati masakan Kinara. Ia pikir Kinara cuma bisa masak spaghetti menu simpel, ternyata masakan rumahan pun ia kuasai. Aldo menyeruput kuah sayur hingga tetes terakhir.

Handphone Kinara berdering, "Halo pak Wira," sapanya. "Kinara, semua tulisan dari hasil wawancara mu Sudah di setujui pak Lukman. Pimpinan minta kamu menghandle segmen bincang bisnis, tulisan mu lebih cocok di banding Vivian. Rating pembaca dan komentar naik setelah Narsumnya Aldo Nugraha. Kamu lanjutkan wawancara, cari tema terhangat. Tapi selingi dengan Narsum lain supaya ada variasi. "

Kinara terkejut, "Segmen Sidak sosial ku gimana pak? Vivian yang ambil alih?" Wira terdiam. "Aku dengar Vivian akan dipindahkan ke cabang di kampung halamannya. Jadi kamu harus menghandle dua segmen." Kening Kirana berkerut. "Wah kenapa jadi double job gini Pak Wira, ada kompensasinya ga?" Kinara tak mau ditindas. Mengelola satu segmen saja dia kelabakan, menggantikan Vivian kemarin mengambil alih segmen bincang bisnis sudah membuat dia bergadang beberapa malam. "Tenang saja, semua tunjangan mu juga akan naik 2 kali lipat, sepadan kan? Biaya entertainment tetap kamu klaim seperti biasa."

Kinara masih belum puas, "Harusnya gaji pokok juga naik 2 kali lipat pak, saya mengerjakan tugas 2 orang," omelnya. "Tenang saja akan ada kompensasi lain soal itu," jelas Wira. "Baiklah," jawab Kinara singkat." Jangan lupa klaim biaya entertainment mu yang sebelumnya." Kinara mencoba mengingat, "Tidak ada pak." Wira merasa heran, "Kenapa tidak ada?" Kinara tertawa lirih. "Wawancara dia menolak karena buru-buru, yang kedua dia membayar sendiri makanannya." Wira terkejut," Kenapa bisa begitu?" gumamnya.

Biasanya Narasumber akan memanfaatkan momen itu untuk menikmati makanan termahal atau terenak, kenapa Aldo bersikap berbeda? "Baiklah akan aku bicarakan dengan pak Lukman, jangan lupa mulai Senin besok kamu sudah bertugas dengan 2 segmen ya." Kinara menghela nafas, "Baiklah." Wira menutup telponnya. Kinara pasrah dengan putusan pimpinan.

Ia mengeluarkan pakaian yang sudah selesai dicuci ke dalam keranjang. Aldo yang menyimak pembicaraannya tertarik untuk bertanya. "Ada apa?" Kinara tertegun mendengar pertanyaan Aldo. 'Oh ya kami bisa ngobrol santai dirumah tak perlu repot -repot ke kafe. Atau bisa juga ini kesempatan makan bersama di luar biayanya di klaim kantor,' batin Kinara ia tersenyum sendiri. "Kenapa kamu tersenyum?" Aldo masih menunggu respon Kinara. "Kantorku mau mengajukan kontrak kerjasama denganmu, rating pembaca di wawancara kita sebelumnya cukup bagus. Jadi aku diminta menghandle segmen itu. Meski harus menambah kerjaan baru untuk ku. Tapi ada bagusnya juga, kita bisa menghemat makan setidaknya sekali makan dalam 2 minggu. Gimana kamu setuju? Tenang saja tidak mengurangi fee mu." Kinara bersemangat. "Oke kamu siapkan saja kontraknya." Aldo merasa senang dan siap mendukung Kinara. "Yes." Kinara makin bersemangat .

Ia menutup pintu mesin cuci dan pergi ke balkon kamarnya untuk menjemur. Aldo keluar dari kamar membawa pakaian kotornya ke ruang cuci. Saat ia membuka mesin cuci, Aldo tertegun melihat Bra Kinara yang tertinggal di mesin cuci, 'Bagaimana ini?' batinnya. Ia berteriak dari luar kamar, memanggil Kinara. "Kinar, kemarilah," teriaknya. Tak ada respon, Aldo memanggilnya lagi hingga tiga kali.

Akhirnya Aldo menggambil gantungan baju kemeja, lalu menarik bra itu dari dalam mesin cuci. Ia membawanya ke kamar Kinara lalu melemparnya ke atas kasur sambil menahan tawa. "Bruk." Kinara mendengar suara pintu yang ditutup. Ia masuk kembali ke kamar dan melihat bra-nya ada diatas tempat tidur. "Loh, apa ini tertinggal di mesin cuci tadi? Jangan-jangan Aldo yang meletakkannya disini" Kinara menutup wajahnya menahan malu.

Jam 10.30, Kinara sudah selesai mandi. Ia bersiap untuk ke rumah tetua bersama Aldo. Dengan pakaian santai, ia tetap terlihat rapi dan sopan. "Ayo aku sudah siap," ia berusaha bersikap biasa tapi lirikan Aldo membuatnya merona. "Maaf aku ga perhatikan kalau masih ada yang tertinggal." Aldo bersikap santai tapi Kinara paham Aldo hanya ingin menggodanya. "Ayo pergi sekarang sebelum makin siang," ajaknya. Aldo mengambil kunci motor retronya. " Apa rumahnya jauh dari sini?" Aldo mengambil helmnya, "Lumayan sekitar 2 blok dari sini." Kinara memakai helmnya dan naik ke atas motor. Saat sampai dirumah Tetua, Aldo nampak panik, sepertinya pak Jay penjual ayam tadi sedang berbincang dengan tetua. Kinara turun dari motor dan melepas helm, "Ayo turun." Wajah Aldo nampak panik. " Kamu takut? tenang saja pak Harto tetua itu ramah kok." Kinara berjalan duluan menghampiri pak Harto yang sedang berbincang dengan pak Jay. Ia menoleh melihat Aldo yang tak kunjung melepas helmnya. 'Anak ini kenapa?' batinnya. "Selamat siang pak Harto" Harto menoleh. Pak Jay juga tersenyum. "Oh Kinara, ada apa?" Kinara menoleh lagi pada Aldo dan memanggilnya. "Ayo sini". Aldo dengan terpaksa melepas helm dan berjalan menunduk menghampirinya. Pak Jay memperhatikan wajah Aldo dengan seksama lalu mengangguk sambil tersenyum, "Ini pak mau silaturahmi sekaligus melapor," ujar Kinara. "Oh ini yang tadi beli ayam saya pak Harto, jadi itu suaminya Kinara?" Kinara nampak bingung, 'Apa maksudnya?' batinnya. "Oh yang tinggal bareng Kinara ya? Kerabat atau suami? Kata istri saya kerabat jauh Kinara," sahut Harto. Pak Jay nampak bingung. "Tadi saya tanya kok Pak, disuruh istrinya beli ayam ya? jawabnya iya". Kinara menatap tajam pada Aldo, 'Wah ada apa ini?' batinnya.

1
Dilys
Terpesona
Cahaya Tulip: terimakasih..mohon dukungan nya☺️
total 1 replies
Hikaru Ichijyo
Alur yang menarik
Cahaya Tulip: terima kasih mohon dukungan nya/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!