Wang Wu Xie hidup damai bersama keluarganya di perbatasan dunia fana dan dunia kultivasi. Namun jauh di dalam hatinya, tumbuh kerinduan akan dunia yang lebih luas dan keinginan untuk menapaki jalan keabadian.
Suatu malam, ia bermimpi tentang sosok misterius yang melawan tiga tetua sekte besar demi mempertahankan Pusaka Penentang Langit dan Kitab Reinkarnasi. Mimpi itu terasa terlalu nyata untuk sekadar bunga tidur.
Siapa sebenarnya sosok dalam mimpi itu? Apa hubungannya dengan darah Wang Wu Xie sendiri?
Pertanyaan-pertanyaan itu akan menyeretnya menuju takdir yang tidak pernah ia bayangkan.
Penuh ketegangan dan intrik, jadi ikuti misteri yang ada dalam cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hamtaro Dasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8 - Kembali Ke Dunia Fana
Warga Desa Bai Shui tetap berada di wilayah Sekte Iblis Hitam selama beberapa hari. Udara di sana masih dipenuhi dengan aroma debu, batu pecah, dan darah yang telah mengering. Terlihat, dinding-dinding runtuh sebagai saksi bisu kekacauan akibat serangan Istana Teratai Putih.
Luka mereka memang sudah diobati, bahkan makanan pun diberikan oleh para kultivator Istana Teratai Putih. Namun, di hati warga desa, terselip pertanyaan yang tidak terucap.
Mengapa kultivator Sekte Istana Putih tidak membawa kami ke sekte mereka?
Bukankah lebih aman di sana? Sekte Iblis Hitam mungkin telah ditinggalkan, tetapi ancaman kembalinya mereka selalu mengintai. Anehnya, hanya Bai Yue yang tetap tinggal di sisi mereka. Anggota Istana Teratai Putih lainnya memilih pergi, seolah urusan mereka sudah selesai.
Bai Yue pun memendam tanya yang sama. Hingga akhirnya, ia memberanikan diri bertanya pada Tetua Bai Han. Jawaban yang ia terima hanyalah satu kalimat dingin.
“Istana Teratai Putih bukan untuk manusia Fana.”
Kata-kata itu meninggalkan rasa getir di dalam hatinya. Bai Yue tahu aturan sektenya ketat, namun ia tidak menyangka bahwa belas kasihan pun dibatasi oleh garis tidak kasat mata itu.
Bai Yue pun memilih untuk tidak menceritakan hal ini kepada warga desa. Sebagai gantinya, dia berkata bahwa wilayah Istana Teratai Putih sangat jauh, dan justru Sekte Iblis Hitam lebih dekat dengan gerbang yang menghubungkan Dunia Kultivator dan Dunia Fana. Sebuah alasan yang tidak sepenuhnya bohong… tapi juga tidak sepenuhnya benar.
*
*
Beberapa hari kemudian, langit di atas wilayah Sekte Iblis Hitam berubah pucat, seolah telah kehilangan warnanya setelah hujan semalam. Tanah terlihat becek dan ada aroma lembap bercampur sisa debu yang memenuhi udara.
Warga Desa Bai Shui nampak berkumpul di halaman depan seakan menunggu seseorang. Yun Mei terlihat bersama dengan Wang Wu Xie dan tidak pernah meninggalkan sisi putranya itu.
Tidak lama, Bai Yue datang bersama beberapa orang dari anggota Sekte Teratai Putih. Mereka berdiri di depan warga desa Bai Shui dengan jubah putih yang berkibar.
"Sudah waktunya kita berangkat," ujar Bai Yue, singkat.
Dengan memfokuskan energi spiritual, para murid Sekte Teratai Putih mengendalikan pedang terbang mereka. Bilah pedang itu pun melebar hingga mampu dinaiki sekitar tiga orang. Mereka pun membawa warga desa Bai Shui untuk memulangkan mereka kembali ke Dunia Fana.
Bai Yue sendiri membawa Yun Mei dan Wang Wu Xie bersamanya. Angin dingin gunung menyapu wajah mereka dan pemandangan hamparan hutan serta sungai yang berliku-liku nampak jelas di bawah sana.
Dari kejauhan, pegunungan kabut yang dulu memisahkan Dunia Fana dan Dunia Kultivator terlihat seperti dinding raksasa yang membisu.
Saat mereka melewati celah dimensi, cahaya tipis menyelimuti tubuh semua orang. Sejenak dunia di sekitar terasa bergetar, lalu semuanya berubah. Udara yang dingin dan berat berganti dengan aroma tanah basah yang lebih akrab di hidung para warga desa Bai Shui. Langit Dunia Fana lebih biru dengan matahari yang lebih hangat serta banyaknya suara burung-burung kembali terdengar.
Bai Yue dan anggota Istana Teratai Putih lainnya menurunkan Wang Wu Xie dan warga Desa Bai Shui di jalan berbatu yang mengarah ke sebuah persimpangan.
Salah seorang murid Sekte Teratai Putih pun buka suara. “Mulai dari sini, kami akan membawa kalian dengan menggunakan kereta,"
Wang Wu Xie bisa melihat ada sekitar enam kereta kayu sederhana yang ditarik oleh kuda cokelat berotot. Kereta kuda ini seperti telah lama menunggu kehadiran mereka.
Bai Yue menaiki salah satu kereta bersama dengan Yun Mei dan Wang Wu Xie. Tiga orang wanita dari desa Shui dan dua anak kecil yang seumuran Wang Wu Xie juga ikut bersamanya.
Senior Bai Yue sendiri yang menjadi kusir dan membawa kereta tersebut ke Kota Yunqing. Sementara itu, kereta lainnya mengikuti mereka dari belakang.
Tujuan utama para kultivator Istana Teratai Putih ini adalah Kota Yunqing, sebuah kota besar di Negara Mingze. Letaknya jauh dari perbatasan dunia, dan bagi sebagian besar warga Desa Bai Shui... Ini sebenarnya adalah perjalanan pertama mereka ke tempat yang begitu ramai.
"Kita menggunakan kereta biasa agar tidak terlalu menarik perhatian orang-orang," Bai Yue buka suara. "Saya harap Anda semua bisa mengerti,"
"Yue'Er, terima kasih..." Yun Mei tersenyum tipis. Dia mengulurkan tangan, mengusap kepala Wang Wu Xie dan membawa putranya itu ke dalam pelukan.
"Bibi tidak perlu mencemaskan apa pun. Keluarga Wang di Kota Yunqing masih memegang nama besar. Begitu kalian tiba, mereka pasti menyambut."
Yun Mei hanya mengangguk. Di balik sorot matanya, tersimpan rasa rindu yang bercampur kekhawatiran. Pintu yang akan mereka masuki nanti... Sebenarnya bukan hanya sekadar pintu untuk pulang.
Sepanjang perjalanan, Wang Wu Xie tetap berada dalam dekapan ibunya, seakan Yun Mei enggan melepaskannya. Semakin dekat ke wilayah Kota Yunqing, semakin tegang wajah sang ibu.
“Ibu…?”
“Tidak apa-apa, Wu Xie. Kau bisa tidur.”
“……” Wang Wu Xie terdiam. Ia tahu ibunya sudah mengerti apa yang ingin ia tanyakan, dan jawabannya membuat ia memilih bungkam. Sesekali, matanya melirik ke arah Bai Yue yang duduk di hadapannya.
Ada banyak hal yang sebenarnya ingin Wang Wu Xie tanyakan dan ada banyak yang ingin ia lakukan setelah tiba di Dunia Fana.
Sejujurnya, Wang Wu Xie tidak ingin ke Kota Yunqing. Dia sebenarnya ingin kembali ke Desa Bai Shui untuk melihat kondisi tempat tinggalnya itu. Dirinya bahkan tidak sempat melakukan bakti terakhir sebagai 'anak' dan justru harus pergi ke kota yang jauh.
Wang Wu Xie hanya tidak berani mengatakan apa yang dia inginkan karena kasihan pada ibunya. Dia tahu bahwa bukan hanya dirinya saja yang memikirkan tentang desanya, tapi juga warga yang bersamanya. Dia yakin bahwa tidak satu pun dari warga Desa Shui yang tidak memendam luka.
******
Perjalanan MC di mulai dari nol,,, sehingga terlihat seperti real,, bukan sekedar fiksi
Dan tinggalkan jejak 👣👣👣👣
Semangat 💪💪💓💓
Jangan berhenti,,,, raihlah apa yang jadi mimpi mu.....
Ingatlah,,,, sukses berawal dari mimpi....
Meskipun tak menyukai Wu Xie,,,, nyatanya masih perduli,,, meskipun mungkin hanya untuk menjaga martabat keluarga Wang di mata umum,,,,
hehehehe 😁😁😁😁
Kenapa begitu panik...?!
Klo kematiannya begitu miris,, maka aku harap itu bukan Xiao Shuxiang, thor...
Cari tokoh lain aja,,, aku ngga rela Xiao Shuxiang di cabik-cabik...