Saya berhasil mengalahkan raja iblis dan menyelamatkan dunia lain. Setelah itu, saya kembali ke Bumi dengan harapan dapat menjalani kehidupan normal. Namun, apa yang saya temukan bukanlah kehidupan normal.
Saya melihat kehancuran di mana-mana. Bangunan-bangunan runtuh, mobil-mobil terbakar, dan mayat-mayat berserakan di jalan. Saya tidak percaya apa yang saya lihat. Apa yang terjadi di Bumi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Richieus El Velerira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
Dr. Sophia mengangguk dan mulai menjelaskan tentang virus zombie itu. "Virus ini sangat kuat dan dapat menyebar dengan cepat," kata Dr. Sophia. "Virus ini dapat menular melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh orang yang terinfeksi."
Kaito dan teman-temannya mendengarkan dengan serius. "Bagaimana cara menghentikan penyebaran virus ini?" tanya Kaito.
Dr. Sophia memandang Kaito dengan serius. "Kita harus menemukan sumber virus ini dan menghancurkannya," kata Dr. Sophia. "Sumber virus ini adalah sebuah reaktor yang terletak di pusat kota. Jika kita dapat menghancurkan reaktor itu, maka penyebaran virus ini akan berhenti."
Lila memandang Dr. Sophia dengan tekad. "Kita harus melakukannya," kata Lila. "Kita tidak dapat membiarkan virus ini terus menyebar dan menghancurkan kota kami."
Kaito mengangguk. "Baiklah, kita akan melakukannya," kata Kaito. "Tapi, kita harus berhati-hati. Kita tidak tahu apa yang akan kita temui di pusat kota."
Dr. Sophia mengangguk. "Aku akan membantu kalian," kata Dr. Sophia. "Aku tahu jalan menuju reaktor itu dan aku dapat membantu kalian untuk menghancurkannya."
Kaito dan teman-temannya mempersiapkan diri untuk pergi ke pusat kota. Mereka tahu bahwa perjalanan itu akan sangat berbahaya, tapi mereka tidak memiliki pilihan lain. Mereka harus menghentikan penyebaran virus zombie itu dan menyelamatkan kota mereka.
Setelah mempersiapkan diri, Kaito dan teman-temannya berangkat menuju pusat kota. Mereka berjalan dengan hati-hati, siap untuk menghadapi apa saja yang akan mereka temui. Dr. Sophia memimpin mereka, menunjukkan jalan menuju reaktor itu.
Saat mereka mendekati pusat kota, mereka dapat melihat bahwa kota itu sudah hampir kosong. Bangunan-bangunan yang dulunya indah dan megah sekarang terlihat rusak dan terbengkalai. Jalan-jalan yang dulunya sibuk sekarang terlihat sunyi dan lengang.
Kaito dan teman-temannya terus berjalan, siap untuk menghadapi apa saja yang akan mereka temui. Mereka tahu bahwa perjalanan itu akan sangat berbahaya, tapi mereka tidak memiliki pilihan lain. Mereka harus menghentikan penyebaran virus zombie itu dan menyelamatkan kota mereka.
Kaito terus berjalan bersama Dr. Sophia dan teman-temannya menuju reaktor yang merupakan sumber virus zombie. Semakin dekat, Kaito semakin yakin bahwa sesuatu tidak beres. Semua yang terjadi di sekelilingnya terlalu mirip dengan permainan yang pernah ia mainkan.
"Dr. Sophia, apa Anda pernah merasa bahwa semua ini sudah pernah terjadi sebelumnya?" tanya Kaito.
Dr. Sophia memandang Kaito dengan bingung. "Apa maksudmu, Kaito?"
Kaito menggelengkan kepala. "Tidak ada. Aku hanya merasa bahwa semua ini terlalu mirip dengan permainan yang pernah aku mainkan."
Lila memandang Kaito dengan penasaran. "Permainan apa yang kamu maksud?"
Kaito berpikir sejenak sebelum menjawab. "Aku tidak tahu namanya, tapi aku pernah bermain permainan survival di mana pemain harus bertahan hidup di tengah wabah zombie."
Dr. Sophia memandang Kaito dengan serius. "Kaito, aku pikir kamu perlu istirahat. Semua ini terlalu berat bagimu."
Tapi Kaito tidak mendengarkan. Ia terus memikirkan kemungkinan bahwa Bumi telah menyatu dengan permainan yang pernah ia mainkan. Jika benar, apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah ia akan terus mengikuti alur permainan ataukah bisa mengubah jalan cerita? Atau semua akan kembali normal jika ia bisa menghentikan semua kegilaan ini.
Kaito dan teman-temannya akhirnya tiba di reaktor. Mereka harus berhadapi dengan penjaga yang kuat dan berteknologi canggih. Kaito tahu bahwa ini akan menjadi tantangan terbesar mereka selama ini.
"Ayo, kita lakukan ini!" seru Kaito, ia bersiap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi.