NovelToon NovelToon
SYSTEM TUKANG OJEK PART II

SYSTEM TUKANG OJEK PART II

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Romansa Fantasi / Sistem / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Menjadi Pengusaha
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Alijapul

Kisah Iyan yang terpuruk karena ayahnya pergi dan meninggalkan banyak hutang,sedangkan Iyan masih SMA,iya pun menjadi tukang ojek untuk membayar hutang tersebut.iyan menemukan system tukang ojek tanpa sengaja bagaimana kisah selanjutnya silahkan dibaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alijapul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8: Menuju Kesuksesan dan Peluncuran Resmi

Setelah berhasil menyelesaikan misi yang menantang dan mendapatkan hadiah berupa kesempatan membuka aplikasi ojek sendiri, Iyan merasa seperti raja. Dengan semangat yang membara, dia berkumpul dengan teman-temannya di kebun, di bawah naungan pohon besar yang mereka rawat bersama.

“Jadi, Iyan! Apa rencanamu selanjutnya setelah mendapatkan kesempatan ini?” Mira bertanya penasaran.

Iyan tersenyum lebar. “Nah, yang ingin aku lakukan adalah membuat aplikasi ojek yang super canggih! Biarkan semua orang tahu bahwa kami adalah tukang ojek terpadu dengan rasa humor!” Dia tertawa sambil melirik Joko, yang sedang berpose dengan megafon.

“Canggih? Kau pasti akan memerlukan pembaruan dan semangat tentunya! Support dari kami!” Udin menambahkan, angkat tangan, seolah memimpin barisan.

“Mari kita adakan pemilihan nama untuk aplikasimu! Bagaimana dengan ‘Ojek Cinta’ atau ‘Ojek Guyon’?” Encep mengusulkan, diiringi gelak tawa.

“‘Ojek Asyik’! Itu lebih catchy!” Sari ikut menambahkan.

“Wah, banyak ide menarik! Ayo kita adakan rapat penamaan!” Iyan menjawab penuh energi. “Sambil kita diskusikan soal desain dan cara promosi!”

Keputusan bersama diumumkan, mereka akan melakukan rapat di ruang kelas setelah sekolah. Keesokan harinya, saat pelajaran selesai, Iyan dan teman-temannya berkumpul di kelas.

Di ruang kelas, Joko mengangkat tangannya. “Baiklah, pemilihan nama! Siapa yang tidak setuju dengan ‘Ojek Asyik’?”

Beberapa tangan mengangkat, beberapa mata mencibir, dan semua tertawa. “Sepertinya jelas, kita butuh ide lain!”

“Saya punya satu! Bagaimana kalau ‘Ojek Teman Sejati’? Lebih humanis!” Mira mengusulkan, dan lebih menciptakan suasana persahabatan.

“Ide itu keren! Tapi mungkin terdengar seperti program CSR!” Iyan berkomentar sambil tertawa.

“Haha, aku rasa lebih tersirat romantis! Mari kita tentukan beberapa opsi dalam waktu singkat!” Encep berpendapat.

Setelah beberapa pilihan nama diajukan, akhirnya mereka memutuskan untuk melakukan pemungutan suara. “Pilihan yang lebih tepat dalam aplikasi ini juga akan sangat menarik perhatian pengguna!” Iyan bertekad.

Antusiasme di dalam ruangan sangat terasa ketika Iyan mulai menguraikan langkah-langkah berikutnya untuk mengembangkan aplikasinya. “Pertama-tama, kita harus membuat desain sederhana dan mengundang teman-teman untuk uji coba!”

“Nah! Mari kita mulai!” Udin berseru penuh semangat.

Dalam waktu beberapa minggu, mereka bekerja keras untuk mengembangkan aplikasi. Iyan dan teman-temannya bertugas berbagi tugas untuk desain, pengujian beta, dan mempromosikan aplikasi di sekolah. Mereka mencetak poster dan mempostingnya di media sosial, mendorong orang-orang untuk mendaftar sebagai pengguna dan pengemudi.

“Rasa lapar? Pesan ojek kita! Siapa tahu kita bisa menjadi solusi bagi semua lalu lintas di tempat ini!” Udin berpromosi dengan lembaran kertas di tangan.

“Dan bisa jadi syarat konyol yang menang dalam lomba!” tambah Joko, kekeh.

Semua orang sibuk menyiapkan aplikasi mereka, dan Iyan merasakan kemajuan besar. Namun, saat-saat bersenang-senang tersebut membuatnya khawatir. “Sistem, bagaimana jika aplikasi ini gagal? Jika itu terjadi, apakah aku masih bisa melunasi hutang?”

“Satu untuk kesempatan, Iyan. Jangan sia-siakan! Ingat, tidak akan ada keberhasilan tanpa resiko!” suara sistem memberikan semangat.

Ketika aplikasi siap diluncurkan, mereka mengadakan pertemuan untuk merayakan peluncuran tersebut. “Sebagai tukang ojek yang penuh keceriaan, mari kita letakkan rencana kita di garis depan!” Iyan berseru.

Teman-teman merespons dengan semangat mengangkat gelas mereka. “Untuk ‘Ojek Asyik’ atau ‘Ojek Teman Sejati’! Yang penting adalah kebersamaan!”

Bersama, mereka merayakan peluncuran aplikasi dengan tawa dan kegembiraan. Dan saat itu, Iyan mengingat bahwa semua yang dilakukan merupakan bagian dari perjalanan luar biasa untuk keluar dari bayang-bayang hutang dan membangun masa depan yang cerah.

Hari yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Setelah bekerja keras bersama teman-temannya, aplikasi "Ojek Asyik" siap diluncurkan secara resmi. Iyan merasa campur aduk antara bersemangat dan berdebar.

“Jadi kita sudah siap?” Udin bertanya sambil memegangi poster promosi. “Kita sudah menyebar berita di semua kelas?”

“Dari Kelas A sampai kelas Z! Semua sudah tahu, bahkan yang di luar sekolah!” Iyan menjawab dengan percaya diri, meski sedikit khawatir.

Mira mengintip layar ponsel Iyan. “Oke, semua sudah siap. Mari kita luncurkan! Ingat tujuan kita bukan hanya uji coba, tapi jadi aplikasi yang disukai orang!”

Sari dan Encep bersemangat dengan spanduk yang mereka siapkan. “Mari kita hiasi halaman sekolah dengan spanduk Ojek Asyik! Kita perlu semua orang melihatnya!” seru Sari.

Dengan semua tim berkumpul, tindakan itu dimulai. Mereka menyangkutkan spanduk warna-warni di sekitar sekolah dan mulai menggantung poster di beberapa titik strategis

“Dapatkan ojek tepat waktu dan jangan sampai terlambat!” Joko mengangkat megafon untuk mengundang perhatian siswa-siswa.

Akhirnya, saatnya tiba. Iyan berdiri di depan kerumunan. “Semua! Selamat datang di peluncuran resmi Ojek Asyik! Kami siap mengajak kalian ke setiap tempat dengan layanan terbaik dan harga terjangkau!”

“Dan jika kalian menggunakan kode promo hari ini, dapat diskon 50 persen!” Encep menambahkan sambil menunjukkan kartu promosi.

Perhatian siswa penuh ke Iyan dan teman-temannya. “Apa kalian siap mencobanya?” seru Iyan dengan semangat.

Siswa-siswa bersorak dan mulai mengunduh aplikasi di ponsel mereka. Namun, saat Iyan melihat jumlah unduhan, ada sedikit kegundahan bagi Iyan. “Sistem, bagaimana kita tahu jika semua ini berhasil?”

“Lihat statistik unduhan dan pesanan. Jika cukup tinggi, itu artinya kamu melangkah dengan baik!” sistem berkata dengan penuh percaya diri.

Seiring waktu berlalu, Iyan membantu teman-temannya mempromosikan aplikasi kepada siswa yang siap memesan. Tiba-tiba, ponsel Iyan bergetar ada notifikasi.

“Bingo! Kita punya penumpang pertama!” Iyan berteriak gembira. “Ayo, siapa yang mau jadi sopir perdanaku?”

“Biarkan aku! Aku harus merasakan sensasi menjadi tukang ojek bersama kamu!” Udin menyerobot.

Mereka pun bersiap-siap dan berangkat menuju tempat penjemputan. Iyan merasa berdebar. “Sistem, jika ini sukses, kita bisa mendapatkan banyak pelanggan!”

“Jangan terlalu bersemangat, lakukan dengan santai. Nikmati momen ini!” sistem memberikan pengingat yang menenangkan.

Setelah berhasil menjemput penumpang pertamanya, Iyan melewati jalur yang cerah, dan Udin mengemudikan motor dengan sedikit rasa konyol. “Tidak ada penumpang yang lebih dari ini! Kami adalah bintang ojek!”

Dalam perjalanan, penumpang tersebut tampak santai hingga kemudian dia bertanya, “Eh, kalian tahu siapa yang bisa mengelola ojek ini?”

“Siap! Kami adalah yang terhebat! Kami juga memberikan diskon mingguan!” Udin menjawab tanpa ragu.

Setelah sampai di tujuan, penumpang itu tersenyum lebar dan memberikan umpan balik positif. “Wah, ini pertama kalinya aku serius dapat ojek cepat dan asyik! Keren!”

Iyan senang mendengar pujian itu. Setelah menyelesaikan perjalanan, dia segera melihat statistik unduhan hari itu sudah mencapai angka yang cukup fantastis. “Sistem, apa yang bisa jadi misi berikut?”

“Lanjutkan menjaring lebih banyak penumpang! Pastikan aplikasi ini dikenal secara luas! Potensi bisnismu di depan mata!” suara sistem kembali memberi semangat.

Sesi berikutnya, mereka mengatur strategi untuk menjangkau lebih banyak pengguna. “Kita perlu promosi yang lebih agresif! Kita bisa bagi-bagi stiker di sekolah!” saran Encep.

“Berita baik! Mari kita buat sesi tanya jawab, kelas terbuka bagi siswa!” Iyan menambahkan.

Dengan dorongan yang tepat, mereka sepakat untuk mempromosikan lebih jauh lagi. Momen demi momen yang sebelumnya tampak menakutkan kini terasa seperti sebuah petualangan.

Bersambung..

1
Nino Ndut
Hmm, kayak bukan ngomong ma sistem yak.. mirip kayak ma orang biasa..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!