NovelToon NovelToon
Terjebak Dalam Cinta Hitam

Terjebak Dalam Cinta Hitam

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Cinta Terlarang / Pernikahan Kilat / Obsesi / Trauma masa lalu
Popularitas:965
Nilai: 5
Nama Author: Mila julia

Seorang wanita penipu ulung yang sengaja menjebak para pria kaya yang sudah mempunyai istri dengan cara berpura - pura menjadi selingkuhannya . Untuk melancarkan aksinya itu ia bersikeras mengumpulkan data - data target sebelum melancarkan aksinya .

Namun pekerjaannya itu hancur saat terjadi sebuah kecelakan yang membuatnya harus terlibat dengan pria dingin tak bergairah yang membuatnya harus menikah dengannya .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mila julia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8. Investigasi Kalea

Langit hari itu menggantung berat, seolah Jakarta ikut menyimpan rahasia yang tak bisa diceritakan dengan kata-kata. Jutaan kabut tak terlihat menelan matahari, dan segala sesuatu tampak lebih abu-abu dari biasanya. Tapi di dalam dada Kalea, warna yang menguasai bukan kelabu—melainkan merah. Amarah yang tenang. Resah yang membeku. Dan ketakutan samar bahwa sahabatnya mungkin sedang ditelan oleh seseorang yang tak bisa dia lawan.

Kalea duduk di balkon kecil apartemen, telapak kaki telanjang menempel pada lantai dingin. Aurora masih di dalam kamar, lebih banyak termenung sejak malam itu—sejak tubuhnya menjadi milik orang asing yang menatapnya seolah punya kunci ke masa lalunya. Kalea tak lagi menanyakan apa-apa, tapi ia melihat. Gerakan Aurora menjadi lebih pelan, lebih diam. Senyum yang muncul kadang justru terlihat seperti permintaan tolong yang tak diucap.

Dan ketika cinta mulai menyamar sebagai luka, seseorang harus cukup sadar untuk membedakannya.

Kalea membuka ponselnya. Di antara daftar kontak yang sebagian besar terdiri dari orang-orang sementara, hanya satu nama yang membuat jarinya ragu.

Arya.

Pria itu tak pernah benar-benar dekat, tapi juga tak pernah benar-benar menjauh. Ia hadir di Violetta beberapa kali—selalu datang dengan Tristan, selalu duduk agak di belakang, mengamati lebih dari menikmati. Ada sesuatu dalam cara dia menatap Aurora dan Kalea yang tidak seperti pria-pria lain. Bukan nafsu. Tapi sejenis kesadaran. Seperti ia tahu permainan ini, dan tahu bahwa ada seseorang yang sedang bermain terlalu dalam.

Waktu pertama kali mereka berpapasan, Arya hanya bicara satu kalimat.

“Aku harap kalian tahu seberapa dalam lubang ini.”

Kalea tak pernah lupa tatapan itu. Dan hari ini, ia butuh orang itu untuk bicara lebih dari satu kalimat.

Ia membuka jendela pesan.

 “Kita harus bicara. Tentang Tristan. Tentang Aurora. Aku minta, jangan abaikan ini.”

Pesan itu terkirim pukul 12.14 siang. Kalea tak berharap banyak. Tapi lima belas menit kemudian, ponselnya bergetar.

 “Kafe di sebelah Galeri Nasional. Jam tiga. Jangan bawa siapa pun.”

 

Arya datang tepat waktu. Ia mengenakan jaket biru tua dan kacamata bening, menyamar seperti lelaki kantoran biasa yang kebetulan sedang menunggu sore. Tapi saat matanya bertemu Kalea, ekspresinya berubah. Ada ketegangan yang ditahan, seolah ia juga menyimpan beban yang sudah lama ingin dikeluarkan.

Kalea menunduk hormat. “Terima kasih sudah datang.”

Arya duduk tanpa basa-basi. “Aurora baik-baik saja?.”

Kalea menggeleng pelan. “Dia semakin jauh. Seperti sedang tenggelam dalam sesuatu yang tak bisa dia sebutkan.”

“Aku bisa tebak siapa penyebabnya.”

“Tristan,” jawab Kalea, tajam. “Aku tahu dia berbahaya. Tapi aku tak tahu seberapa dalam.”

Arya menatap cangkir kopinya yang belum disentuh. “Tristan... bukan orang jahat. Tapi dia bukan orang baik juga. Dia adalah badai yang tak pernah diajarkan cara tenang.”

Kalea menggertakkan gigi. “Itu metafora yang indah. Tapi aku butuh lebih dari puisi. Aku butuh alasan kenapa aku harus menarik Aurora dari sisinya sekarang juga.”

Arya terdiam sejenak. Lalu ia menghela napas, seperti seseorang yang akhirnya memutuskan membuka lemari berdebu berisi hantu masa lalu.

“Yang meninggal bukan ayahnya, Kalea. Tapi ibunya.”

Kalea mengangkat kepala. “Apa?”

“Tristan punya segalanya. Uang. Nama besar. Pendidikan. Tapi semua itu tak berarti apa-apa karena satu-satunya orang yang benar-benar mencintainya—ibunya—meninggal saat dia sembilan tahun. Ibu Tristan adalah pelindungnya, satu-satunya pelukan di rumah sebesar istana tapi serupa penjara.”

“Apa yang terjadi padanya?.”

“Kanker. Stadium empat. Ia menyembunyikan penyakitnya karena tahu suaminya, ayah tiri Tristan, lebih sibuk mengurus saham daripada mengurus rumah. Saat dia meninggal, Tristan tak hanya kehilangan ibu. Ia kehilangan pusat gravitasinya. Dan sejak saat itu... ia tak lagi percaya bahwa cinta adalah tempat berlindung. Bagi dia, cinta adalah medan tempur.”

Kalea menahan napas. “Medan tempur... itu artinya Aurora sedang dipakai sebagai alat uji.”

Arya menunduk. “Tristan tak tahu cara mencintai selain dengan menguji. Ia mendorong, menarik, menghancurkan, dan melihat siapa yang masih bertahan setelah badai selesai. Aurora... adalah satu-satunya perempuan yang menantang, bukan merayu. Yang membuatnya merasa tertantang, bukan sekadar tergoda.”

Kalea menggenggam jemarinya sendiri. “Jadi ini permainan baginya?”

“Lebih dari itu. Ini... obsesi. Ketika Aurora muncul di dunia malamnya, dan tidak memandangnya dengan ketakjuban seperti gadis-gadis lain, Tristan terguncang. Ia seperti mendapati cermin baru. Dan sekarang, ia tak akan membiarkan Aurora pergi sebelum tahu apakah cermin itu bisa pecah.”

Kalea menunduk, dadanya sesak. “Kalau begitu, aku harus bawa Aurora pergi.”

Arya menatapnya, kali ini lebih lembut. “Aku tak bilang Tristan akan menyakitinya secara fisik. Tapi secara mental... dia bisa mematahkan. Perlahan. Tanpa suara.”

“Kenapa kau bantu aku, Arya?” Kalea menatapnya langsung, curiga. “Apa kau merasa bersalah?.”

Arya terdiam. “Aku tahu rasanya kehilangan seseorang karena terlalu lama diam. Dulu, ada seorang perempuan... dan aku biarkan dia berjalan menuju luka karena aku pikir bukan urusanku.”

“Dan sekarang kau ingin menebusnya?”

“Mungkin,” jawabnya lirih. “Atau mungkin aku hanya ingin tahu apakah seseorang masih bisa diselamatkan sebelum terlambat.”

Kalea berdiri. “Kalau kau benar-benar ingin membantu, tetap di dekat Tristan. Aku akan tarik Aurora perlahan. Tapi jika sesuatu terjadi padanya—satu luka lagi—aku akan pastikan dia tahu siapa yang diam waktu itu.”

Arya mengangguk. “Kau punya janjiku.”

 

Aku duduk di bawah pancuran air hangat, membiarkan tubuhku dikepung keheningan. Tapi bahkan air sekalipun tak bisa menghapus ingatan. Tangan Tristan yang menyentuh pipiku dengan lembut, lalu mencengkram pinggangku dengan kekuatan yang membingungkan. Kata-kata manis yang ia bisikkan, lalu keheningan yang terasa seperti penjara.

Aku ingin percaya bahwa malam itu adalah pilihan. Tapi bagian dalam diriku tahu: aku sedang diuji. Dan aku mulai gagal pada diriku sendiri.

Ketika aku keluar dari kamar mandi, Kalea duduk di sofa, rambutnya basah oleh gerimis, jaketnya belum dilepas.

“Lea?” tanyaku pelan.

Ia menatapku. Mata itu penuh sesuatu yang tak biasa. Bukan marah. Tapi keteguhan.

“Kita bicara sekarang, Rora. Tak ada lagi sembunyi.”

Dan saat ia mulai bicara, aku tahu semuanya tak akan sama lagi.

.

.

.

Bersambung

1
Kutipan Halu
wkwk menyala ngk tuhhh 😋😋
fjshn
ngapain takut rora? kan Tristan kan baikkk
fjshn
tapi sama sama perintah dongg wkwk tapi lebih mendalami banget
fjshn
sejauh ini baguss banget kak, and then Aurora sama lea gadis yang hebat aku sukaaa semangat buat kakak author
Kutipan Halu: semangat jugaa yaa buat kamuu, mari teru perjuangkan kebahagian hobi kehaluan ini 😂😂
total 1 replies
fjshn
datang ke rumah aku aja sini biar aku punya kakak jugaa
Kutipan Halu: autornya ajaaa ngk sih yg di bawa pulang wkwk😋😋
total 1 replies
fjshn
bjir keren banget dia bisa tauu
fjshn
woww bisa gitu yaa
fjshn
wadihh keren keren pencuri handal
fjshn
hah? sayang? masa mereka pacaran?
fjshn
alam pun merestui perjanjian kalian keren kerennn
fjshn
aduh leaa kasih tapi dia mandiriii
Kutipan Halu: diaaa punya susi kecantikan dan sikap manis tersendirii yaa kann 😂😇
total 1 replies
fjshn
keren nih Aurora, auranya juga menyalaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!