Bagaimana kisahnya jika seorang pria yang paling di takuti dan paling di segani oleh orang-orang sekarang harus berurusan dengan seorang bayi mungil berjenis kelamin perempuan yang ada di depan rumahnya.
bayi yang di tinggalkan disana bersama dengan keranjang bayi dan beberapa keperluan nya.
"Apa ini lelucon?" tanya Xander tidak percaya.
"Siapa yang berani meletakkan bayi di depan rumahku?" Xander mengangkat bayi mungil tersebut dengan hawa membunuh yang begitu kental.
"Percaya atau tidak aku akan menghabisinya,"
________
5 tahun kemudian...
"Papa! apa yang kau lakukan?" teriak Kelly.
"Memberi pelajaran pada orang yang berani membuatmu menangis," ucap Xander.
"Tidak ada yang boleh mengganggu putriku,"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sofy adisty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 24.
Xander menghela nafas. Ia pun menatap bingkai foto Kelly yang tertata rapi di atas meja di dalam kamarnya. Xander menyentuh satu bingkai foto yang terlihat Kelly sedang berbalut handuk. Saat itu Xander mengambil gambarnya dengan ponselnya.
Sebenarnya hanya foto yang tidak sengaja ia ambil saat sedang memainkan ponselnya dan teryata foto yang ia ambil lumayan bagus.
Xander berdecak kesal. "Kenapa dia cepat sekali besar? kenapa tidak menjadi bayi saya terus menerus," ucapnya.
"Aku benci sekali tatapan orang orang yang menginginkan Kelly," gumam Xander. "Dan semakin besar Kelly semakin banyak yang mengincarnya! Termasuk bocah tengik yang pernah mendekati Kelly," sambungnya.
Tok'
Tok'
"Papa. Kelly mawu macuk," ucap Kelly dari luar pintu kamar Xander.
Xander berjalan menuju pintu kamarnya lalu membuka pintu kamarnya terlihat Kelly yang sedang menunjukkan gambarnya kepada Xander.
"Papa. Kelly gambal ini! Pintal kan?" Kelly tersenyum sumringah. Xander menatap bingung, sebenarnya gambar yang di buat Kelly begitu abstrak bahkan tidak jelas. Sebenarnya apa yang sedang di gambar putrinya ini?
Xander menganggukkan kepalanya, dari pada Kelly menangis karena ia berkata jika gambarnya buruk. "Bagus. Kau pintar," ucapnya sambil mengusap rambut Kelly.
Kelly bersorak gembira, ia pun keluar lagi dari kamar Xander dan berlari dengan senang. Xander menggelengkan kepalanya melihat tingkah Kelly.
"Tetaplah tersenyum seperti itu Kelly,"
...∆∆∆...
Xander melipat tangannya di dada sambil menatap tajam saat Kelly tengah bermain dengan bocah tengik yang bernama Damian itu. Kenapa Kelly senang sekali bermain dengan bocah itu? Apa bagusnya?
Xander menggeram kesal saat melihat Kelly begitu perhatian dengan Damian walaupun yang ia lihat hanya Kelly yang memberikan pensil warna kepada Damian.
Xander mendengus, saat ia menyadari jika bocah tengik itu lumayan tampan tapi masih lebih tampan dirinya.
Zein menyenggol lengan Xander. "Kau menatap seperti itu, seperti ingin membunuhnya saja," celetuk Zein.
Xander menatap sinis. "Rasanya memang aku ingin menguliti bocah itu karena ia terang terangan mendekati Kelly," ucapnya.
Zein memutar bola matanya dengan malas. "Kau ini berlebihan. Padahal Kelly hanya menggambar bersama bocah itu tapi responmu teryata, yahh," ucapnya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Xander mendengus. "Apa kelebihan bocah itu? Bocah ingusan sialan!" umpatnya.
Zein mendelik. "Bocah itu tampan. Wajar Kelly ingin dekat---"
Bugh'
"Brengsek!" umpat Zein saat wajahnya terkena sikut tangan Xander dengan kuat. "Aku akan melapor kan mu ke pihak berwajib karena kau memukulku," sambungnya.
Xander berdecih. "Coba saja. Kalau kau bisa," balasnya.
"Dasar psikopat!'
...∆∆∆...
Kelly melambaikan tangannya saat Damian di jemput oleh seseorang berpakaian rapih seperti bodyguard miliknya.
"Nanti main lagi ya?!" teriak Kelly pada Damian.
Damian menganggukkan kepalanya singkat sambil mengacungkan ibu jarinya ke arah Kelly.
"Kau tampak senang bermain dengan bocah tengik itu," celetuk Xander.
Kelly menoleh dengan kening mengkerut. "Bocah tengikk itu apa papa?" tanyanya heran.
Xander mendengus. "Bocah tengik panggilan khusus untuk dia, karena bocah itu jelek," balasnya sambil menatap malas.
Kelly menyipitkan matanya kearah Xander. "Damian tantik. Cepelti paman Zein," protesnya.
"Jelek," balas Xander.
"Tantik!" Kelly menatap Xander dengan berkacak pinggang.
Xander menatap Kelly dengan alis terangkat. "Bocah itu jelek," balasnya tak mau kalah.
Kelly menggembungkan kedua pipi penuh nya. "Tantik! Damian tantik!" teriak Kelly dengan wajah merah.
Xander mendengus. "Jelek," balasnya lagi.
"Papa! Jeyyek!" teriak Kelly sambil memukul kaki Xander karena tingginya baru saja hampir sama dengan kaki Xander.
Xander mendelik, ia pun mengangkat tubuh Kelly dan menimang nimang nya dengan tinggi. "Berani mengatakan papa jelek?" tanyanya sambil menatap tajam Kelly.
Kelly menatap Xander sambil memeletkan lidahnya. "Papa jeyyek! sepelti badut," ucapnya.
Xander menyeringai, bayi kecilnya ini sudah tumbuh besar. Sekarang bahkan sudah bisa mengatakan dirinya jelek.
"Papa tidak akan membelikan mu mainan lagi!" ancam Xander.
Kelly mengerucut kan bibirnya. "No! No! Kelly mau mainan!" protesnya sambil memukul tangan Xander.
Xander menggeleng. "Tidak mau. Kau berani berkata jika papa jelek," ucapnya.
"Papa tantik! Papa tantik! Tantik!!" Kelly berteriak dengan heboh. Ia tidak mau kehilangan mainan nya.
Cantik yang di katakan Kelly adalah tampan. Tapi Kelly tetap saja mengatakan semua pria yang ia lihat cantik, bukan tampan.
"Katakan kalau papa tampan," ucap Xander. "Papa tidak akan menurunkan badan mu kalau kau tidak bilang tampan," sambungnya.
"Tampan itu apa papa? Kelly tidak tau,"
...∆∆∆...
...TBC...
...DAMIAN XAVELLION DEFRON...
sama sajaaalah
semangat🤗🤗🤗