NovelToon NovelToon
Ketika Istriku Berbeda

Ketika Istriku Berbeda

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Muhammad Yunus

"Mas kamu sudah pulang?" tanya itu sudah menjadi hal wajib ketika lelaki itu pulang dari mengajar.

Senyum wanita itu tak tersambut. Lelaki yang disambutnya dengan senyum manis justru pergi melewatinya begitu saja.

"Mas, tadi..."

Ucapan wanita itu terhenti mendapati tatapan mata tajam suaminya.

"Demi Allah aku lelah dengan semua ini. Bisakah barang sejenak kamu dan Ilyas pulang kerumah Abah."

Dinar tertegun mendengar ucapan suaminya.

Bukankah selama ini pernikahan mereka baik-baik saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Waktu semalam

"Jangan bilang kamu udah nggak perduli padaku. Rasanya sakit banget, Yank."

Irham berkata dengan penuh permohonan.

Dinar memejamkan mata dan berkata lirih.

"Aku nggak perduli padamu."

Berkali-kali Dinar mengatakan kebohongan yang sama dengan air mata yang masih setia menetes dari kedua matanya, tak mengindahkan permintaan suaminya. Dinar terlalu terluka dan sakit untuk memikirkan perasaan Irham.

Irham biarkan Dinar mengucapkan kata-kata yang bagaikan Hujaman anak panah yang tepat mengenai dadanya, tanpa melepaskan istrinya dari pelukan. Irham sadar segala luka dan rasa sakit atas ucapan itu tidak sepadan dengan yang ia berikan pada Dinar selama ini.

*******

Beberapa hari terakhir ini, Irham tak bosan mendatangi kediaman mertuanya.

Setelah ledakan emosi lima hari yang lalu, Dinar masih enggan bertemu dengannya.

Malam lima hari lalu, berakhir dengan pelukan yang sangat lama. Irham menunggu tangis Istrinya benar-benar reda, tak juga melepaskan Dinar dari rengkuhan tangannya. Irham hampir kembali memagut bibir Dinar andai saja Ilyas tak memanggil dirinya. Yang pada akhirnya membuat Dinar berhasil melarikan diri ke dalam kamar.

Sudah lima hari pula, Irham tak mengajar. Dia menerima sanksi pemberhentian sementara. Beruntungnya Kiai Ahmad Sulaiman tidak memecatnya langsung.

 Ratih sempat beberapa kali menghubunginya. Walau sudah di labrak suami sah. Nyatanya Irham masih tidak memberi tahu dimana ia menyewakan rumah yang di tempati wanita itu.

Bukan karena Ratih adalah mantan kekasihnya, tapi karena rasa tanggung jawab, ia tak ingin suami Ratih kembali menyakiti perempuan itu lagi.

Perasaan Irham untuk Ratih, sungguh sangat sederhana. Dia pernah merasa berbunga-bunga dan ingin memiliki sehingga menganggap itu cinta. Tapi, itu dulu.

Pada Dinar, perasaan Irham sangat rumit untuk dimengerti. Ada macam emosi jika menyangkut istrinya. Ketenangan dan kedamaian, rasa sakit dan takut kehilangan, rindu dan amarah. Semua emosi itu menjadi satu, selama empat tahun mereka bersama.

Hanya karena di jodohkan, kemudian mendorongnya untuk berpikir bahwa istrinya bukan wanita yang terbaik untuknya, maka dari itu Irham tidak pernah sadar bahwa dia tidak bisa hidup tanpa perempuan itu.

Laki-laki itu memejamkan mata, meredam emosi yang mendera. Irham takut kalau semua sudah terlambat.

"Ilyas..." Panggilnya pada sang anak. Bocah kecil tiga tahun itu langsung melompat ke gendongan Irham.

Irham yang tidak berhasil menemui Dinar selama lima hari, baik siang maupun malam akhirnya nekat memilih untuk meminta kunci cadangan pada ayah mertuanya.

Irham merasa hampir gila karena belum menyelesaikan pembicaraan mereka malam itu. Dia menunggu ayah mertuanya pulang dari pondok untuk memohon bantuan.

Dinar membantu di tempat, saat melihat sosok suaminya selama beberapa detik.

"Ada apa, mas? Kenapa kamu kesini?"

Dinar bertanya, tepat ketika suaminya tiba di hadapannya.

"Jemput kamu dan Ilyas, Dinar. Disini bukan rumah kita."

Irham menatap istrinya yang masih menolak untuk sekedar melihat padanya. Pandangan mata Dinar fokus ke Ilyas yang di gendong olehnya.

"Aku tidak mau pulang, Mas." balas perempuan itu gamblang.

Kata-kata itu, berhasil membuat Irham menoleh seketika itu juga. Dia menatap nanar, tidak percaya dengan penurunan yang keluar dari mulut istrinya.

"Kamu bicara apa, Dinar? " tanya laki-laki itu penuh penekanan.

"Aku lelah, mas. Aku lelah banget. Aku nggak sanggup lagi."

Rasanya sungguh sakit, ketika orang yang di cinta mengaku lelah.

Seperti karma. Kini Dinar mengaku lelah hidup dengannya.

Irham tercengang dengan sikap yang di tunjukkan istrinya, hatinya sangat sakit melihat Dinar memohon sedemikian rupa. Irham menatap pilu pada perempuan yang baru mengaku lelah hidup dengannya, memohon dan menangis. Tangannya yang bebas terulur, mengusap air mata yang menetes dari mata istrinya, seraya menahan air mata sendiri agar tidak keluar. Luka yang dia goreskan pada perempuan ini rupanya begitu dalam hingga Dinar memohon untuk dilepaskan.

Dinar menggenggam dua tangan suaminya yang setia mengusap air matanya yang tak terbendung dan mengalir deras, putri Kiai Ahmad Sulaiman itu terus-menerus memohon pada Irham agar dilepaskan.

"Aku mohon. Paling tidak untuk empat tahun pernikahan kita, tolong kembalikan aku pada Abah dan Umi, Aku tahu aku bukan istri yang sempurna, aku banyak kekurangan dan tidak bisa membahagiakanmu selama ini, aku berusaha melakukan yang terbaik meskipun gagal. Bisakah mas berbaik hati padaku, tolong biarkan aku lepas darimu, penolakanmu bisa ku terima, tapi tidak dengan penghianatan hatimu. Aku tidak bisa menerima itu mas, nggak bisa."

Irham menarik perempuan di hadapan dalam pelukan, dia sendiri tak kuasa menahan air mata. Laki-laki itu pun menangis.

Pemandangan itu membuat Ilyas kebingungan. Umi dan Abi nya menangis bersama.

"Dinar..." Irham terisak dalam tangis. "Maafkan aku, maaf. Aku akan memberimu waktu untuk tetap di sini, tapi jangan paksa aku untuk melepaskan mu dalam ikatan pernikahan, aku nggak mau," Irham menggeleng. "Tolong biarkan aku memelukmu malam ini. Aku ingin memelukmu Dinar. Aku kangen kita tidur bertiga lagi. Aku akan pergi esok hari, Aku janji "

Dua anak manusia dengan mata basah penuh luka itu bertatapan, sebelum Dinar menggeleng.

"Aku tidak mau,"

"Yank..."

"Mas, Ilyas belum tidur."

"Malam ini, aku yang akan mengurus putra kita."

Irham merasa. Allah sedang mendengar doanya. Tak lama setelah membujuk sang putra, Ilyas tidur dengan damai di dadanya. Irham membawa keluar putranya. Menepatkan di kamar Ilyas sendiri yang masih terhubung dengan kamar mereka. Tentu dengan kamera yang bisa mereka pantau.

Irham melihat Dinar yang masih menunggunya. Irham rindu, sangat rindu.

Dinar memejamkan mata saat bibir suaminya mengecup keningnya.

Irham malam ini ingin mencumbu dengan cinta yang sebesar-besarnya untuk perempuan yang telah empat tahun mendampinginya. Suatu yang baru dua sadari, begitu terlambat.

Bagi Irham, ini adalah momen yang ia rindukan selama ini. Kehangatan dan cinta dari Dinar. Dulu, itu selalu miliknya. Irham ingin menyerahkan dirinya pada Dinar malam ini, sebelum perpisahan mereka terjadi. Dia ingin memuja dan mencintai istrinya sepanjang malam.

Irham tidak berbohong. Dia tidak pernah mengingat Ratih sebelum perjumpaan beberapa hari yang lalu.

Ratih memang pernah membuatnya berdebar dan bahagia setiap mereka bertemu di masa bujangan. Namun setelah menikahi Dinar. Hanya ada wanita itu yang memenuhi pikirannya.

Dua anak manusia yang terikat hubungan suci itu menikmati kebersamaan dalam diam, bicara lewat tatapan mata dan sentuhan ringan.

Malam itu amat panjang, tetapi terlalu singkat bagi Irham.

Dinar dan Irham memang tidak melakukan hubungan badan, bagi mereka saling memeluk sudah sangat cukup mengobati rindu.

******

Tak seperti Dinar dan Irham yang tidur damai, Ratih yang berada di rumah kost mengamuk karena nomor Irham tidak aktif lagi. Padahal Ia sudah berulang kali menghubungi.

Ratih benar-benar tidak ingin kehilangan perlindungan jika Irham meninggalkannya sekarang.

Ratih juga sempat berpikir bahwa dengan Irham disisinya, suami jahatnya tak akan berani menyakitinya lagi.

Sayangnya, tujuan Ratih tak dapat terjadi. Irham sulit di hubungi.

1
kurniasih kurniasih
kok endingnya gini sediih
Lala Al Fadholi
laki bodoh....cari penyakit Mulu buang aja suami tolol kaya gitu mah bikin hidup dinas susah ntar
Kasmawati S. Smaroni
akhirnya ratih di hukum jg,kirain ratih masih bebas dengan sikapnya yg seenaknya
Kasmawati S. Smaroni
hebat si Ratih,Ratih sungguh kuar biasa.bagus ceritanya karena tidak melibatkan hukum negara.jadi ratih dengan bebasnya berbuat sesuka hati.
piah Hasan
nyeramahin org kok iso ya mas irham diri sendiri kok ngono.. guru pesantren lagii ca ca cam
Lusi Seksi
Luar biasa
Murni Syahfutri
setiap pandangan dan penilaian orang berbeda beda ya,,,,,kalau menurutku sih bukan sepenuhnya salah nya ilham,,,,,,suami mana yang gak kesal pulang kerja tengok rumah berantakan,,,,,, jangan anak dijadikan alasan,,,,,,saya juga seorang ibu disaat anak saya tidur ya rumahnya dirapiin,,,,, aku pribadi aja kalau pulang kerja tengok rumah berantakan lelah nya terasa bertambah......dasar dinarnya aja yang orang nya jorok
Nurnazeerah: Murni syahfutri
total 1 replies
Nunung Sutiah
Sad story, dari awal hingga akhir...
yanto parti
Irham kok begok bgt ya JD laki
Jetty Eva
kamu ga tau klo anakmu itu pux kekurangan yg membhat istrimu tak bisa berbuat apa"...kamu saza ga kenal anakmu..gimana km menuntut istri harus sempurna...???
Jamaan Jamaan
Luar biasa
Cucu sulaelah
ceritanya terlalu banyak kecelakaan
🌻🇲🇾Lili Suriani Shahari
fuhhh!!!! aku tersakiti Thor...
🌻🇲🇾Lili Suriani Shahari
wehh!!!! stress aku baca NIH... bingai
🌻🇲🇾Lili Suriani Shahari
dinar!!!! baik sangat
🌻🇲🇾Lili Suriani Shahari
ehhh tipu!!!!!
🌻🇲🇾Lili Suriani Shahari
fuhhhh!!!! sakit bang
vi
aq jadi sedih yaaa
guntur 1609
lah piye iki ceritanya
guntur 1609
tu akibat ke egoisanmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!