ini sebenarnya cs, tapi karena terlalu banyak bikin karakter jadi nya dibikin dalam bentuk novel.
kisah cinta antara wanita jutek dengan playboy seantero kampus.
anissa meylani dan thoriq adigantara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Author S., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8.
" kamu siapa jangan ikut campur ya!" Bentak saskia menunjuk wajah aldo.
" saya kakak nya anissa, kenapa memang." jawab nya sambil bersedekap dada. sedangkan yang di ributkan sedang menikmati makanan nya, selagi ada abang nya tak akan ada yang bisa mengusik nya.
" suruh adik lo jangan deketin pacar gue!" Ungkap nya pongah. membuat aldo mengernyit bingung. belum sempat bertanya gadis itu sudah pergi duluan meninggalkan mereka.
aldo kembali duduk, dan bertanya pada adik nya.
" dia itu pacar nya temen aku, ya. memang aneh sih, cowok nya juga playboy. jauh dari idaman aku yang cantik,manis, dan imut ini." Terang nya saat tatapan aldo meminta penjelasan.
" ohh... jadi kamu di kampus sering di gangguin gitu." tanya aldo dengan ekspresi kesal.
" hemm, biasalah bang.namanya juga dunia kuliah. kalau hidup lurus lurus aja monoton dong." jawab nya datar.
" pulang yuk, dah kenyang aku." anissa mengelus perut nya sendiri. jika bertemu dengan orang yang suka berprasangka maka ia akan di anggap buruk
" lah katanya mau lanjut healing?" Ucap aldo dengan nada heran.
" badmood, gara gara pacar nya thoriq." Ucap nya datar. membuat aldo terkekeh. mana mereka duga jika akan bertemu dengan wanita modelan saskia.
" bener aja dugaan fitri, raisa ngambek nya ke gue. dasar muka so ganteng!" cibir nya dalam hati.
" sa"
" anissa"..
karena tak kunjung sadar, aldo menjentikan jari nya.
" euh... kenapa bang" tanya nya kikuk. malu sendiri ia ketahuan sedang bengong.
" jadi pulang?! atau mau jajan dulu." Tawar aldo.
" jajan dulu lah, mumpung ada dompet berjalan haha." Ucap nya dengan candaan. membuat aldo pura pura mengerucut.
" jadi abang ini atm berjalan gitu." Keluh nya.
" beti lah"
" beda tipis hahaha." puas sekali anissa melihat muka kesal abang nya itu.
mereka pun pergi dari restoran padang, dan aldo selalu menuruti keinginan adik nya, terbukti saat ada penjual yang menyita perhatian anissa maka ia akan berhenti.
3 jam sudah mereka berkeliling, nyata nya anissa malah minta di ajak ke gramedia.
dan kini mereka sudah pulang dengan badan capek, dan pegal. tapi anissa puas bisa jalan jalan.
" Makasih ya abang ganteng, sudah ngajakin aku healing ke luar." Ucap anissa melirik abang nya.
" Iya sama sama." jawab nya singkat.
merebahkan diri adalah momen yang pas untuk badan yang capek, andai saja tidak ada penganggu sudah pasti anissa akan bahagia tanpa mengeluh.
***
lain hal nya dengan thoriq adigantara. pria itu mengisi hari libur nya dengan pulang ke jakarta, pulang ke rumah orangtua nya berasal. tristan adik nya tentu saja sudah pulang lebih dulu, karena tristan masih sekolah. menyusul abang nya ke bandung pun ia lakukan di siang bolong.
thoriq telah tiba di rumah nya yang mewah, satpam membuka gerbang dan menyapa tuan muda nya sebentar.
" eh.. ada den thoriq, pasti mau bertemu nyonya ya." Sapa nya dengan nada ramah. thoriq membalas dengan hangat." Iya pak, ummi ada kan?"
" ada kok, bahkan tuan juga ada." Sahut nya. thoriq hanya mengangguk saja.
" Ya udah saya masuk dulu, titip motor nya pak" pak reno sang satpam hanya mengangguk dan mempersilahkan. thoriq melangkah dengan postur yang tegap. seperti bukan tukang bakso jika sedang berpose begitu.
ia mengenakan pakaian serba hitam, untung saja wajah nya tak ikut hitam, ngak lucu kan sang pewaris berwajah hitam.
berada di depan pintu membuat nya ragu, namun sudah berdiri disana masa mau kabur, gengsi dong sama pak reno.
akhirnya dengan mengucapkan basmalah, thoriq mengetuk pintu. dan di sambut oleh mbok surti pelayan mereka yang sudah lama bekerja untuk keluarga dirgantara.
" eh tuan muda, mau ketemu ibu sama bapak ya?!" tanya mbok surti.
" Iya, mbok apa kabar?" thoriq menyalimi asisten orang tua nya. sesopan itu memang pada yang lebih tua.
" Alhamdulillah kabar bibi baik, tuan muda gimana kabar nya? terus kuliah nya lancar!" mbok surti mengajak ngobrol thoriq walaupun ia jarang ada di rumah tapi semua asisten nya tetap ramah padanya.
hingga mereka sampai di ruang keluarga. Lihat saja baru masuk sudah di suguhi muka masam ummi nya sendiri. sedang kan abi nya terlihat berdiri untuk menyambut putra kebanggaan nya.
" Assalamualaikum ummi abi, thoriq pulang." Ucap nya mendekati orangtua nya, sementara mbok surti sudah kembali ke dapur.
" wa'alaikumussallam " Sahut kedua nya. thoriq mencium tangan ummi dan abi nya dengan takdzim.
Herman adigantara sang pengusaha di bidang kuliner, yang merangkap sebagai pebisnis membuat nya menginginkan seorang putra yang bisa meneruskan usaha nya. namun putra sulung nya memilih hidup sederhana ketimbang menikmati hasil jerih payah nya.
" gimana kabar kamu nak" Ucap nya dengan melirik thoriq dan istri nya.
" seperti yang abi lihat, aku baik baik aja."
jawab nya santai. membuat Herman tersenyum simpul.
" lalu usaha mu itu gimana, apa perlu bantuan abi?"
" Alhamdulillah usaha aku lancar, makasih ya abi atas donasi nya." Canda nya membuat Herman terkekeh pelan.
lalu thoriq menatap ummi nya, " thoriq kangen sama ummi, maka nya thoriq pulang. maafin thoriq ya kalau bikin ummi khawatir terus." Ucap nya lembut sebelum telinga nya kena jewer dari wanita tercinta nya.
" kenapa juga kamu harus kuliah di bandung, dan usaha kecil kecilan. padahal jika kamu mau kamu bisa handle restoran milik abi mu thoriq." cerocos mayang dengan mulut mencebik.
"tuh..kan. jurus andalan wanita itu merajuk.. hadeuh" Batin thoriq
" kok malah bengong, ini ummi lagi ngomong loh." dan sepertinya harapan thoriq agar tidak di jewer itu pupus sudah.
" aduh ummi sakit, nanti telinga thoriq panjang kayak kuping gajah." Canda nya mencoba merayu ummi nya sendiri.
" ini akibat nya, jika menghindari ummi terus." omel mayang dengan posisi masih menjewer telinga putra nya.
" kan masih ada tristan, dia anak ummi juga kan." celoteh nya tanpa dosa.
membuat mayang makin geram saja, Herman membiarkan istri nya menjahili anak nya, biar bagaimana pun tak ada seorang ibu yang mau pisah dengan anak nya, tapi itu kemauan thoriq sendiri.
" ummi dengerin thoriq ya, thoriq melakukan ini agar thoriq bisa mendapat calon istri yang thoriq inginkan..."
" kan ada saskia." Potong mayang sebelum putra nya itu selesai bicara.
thoriq menghela nafas jengah, saskia memang bermuka dua, di depan orang tua nya ia ber attittude baik, tapi saat bersama thoriq entah mengapa banyak plus minus nya.
" thoriq hanya ingin istri seperti ummi, cantik,lemah lembut, penyayang. dan ga silau HAR...TA." Ucap nya dengan penekanan di akhir kalimat.
" sudahlah mayang, biarkan thoriq menjalani hidup nya sendiri, lagian bandung Jakarta itu dekat. kalau kamu kangen kamu bisa main ke sana." Papar Herman membela putra sulung nya..
" bener kata abi ummi, jika ummi kangen ummi susul thoriq aja ke bandung.biar di antar sama tristan aja." thoriq ikut meyakinkan ummi nya.
" Oke oke... ummi ga akan maksa lagi, tapi ingat thoriq, kalau nikah wajib lapor ummi." terang mayang membuat Herman mencebik. " memang nya polwan pake wajib lapor segala." gumam nya lirih.
tak lama kemudian, mbok surti memanggil majikan nya untuk makan siang. membuat pembicaraan mereka terjeda, dan thoriq menjadi lega.