NovelToon NovelToon
Kultivator Koplak

Kultivator Koplak

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Sistem / Tokyo Revengers / One Piece / BLEACH / Jujutsu Kaisen
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: yellow street elite

seorang pemuda yang di paksa masuk ke dalam dunia lain. Di paksa untuk bertahan hidup berkultivasi dengan cara yang aneh.
cerita ini akan di isi dengan kekonyolan dan hal-hal yang tidak masuk akal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yellow street elite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Kristal hitam itu melayang perlahan, memancarkan cahaya samar seperti bara yang nyaris padam. Namun begitu mendekati tubuh Rynz, cahayanya kembali membesar, seperti mengenali wadah yang tepat untuk ditinggali.

Rynz yang masih terbaring, hanya bisa menoleh sedikit dengan satu mata terbuka. Napasnya tersendat, tubuhnya nyaris tak bisa digerakkan.

"Apa lagi ini... jangan bilang meledak juga..." gumamnya lemah.

Kristal itu tidak menjawab, hanya berputar sekali di udara lalu menempel di dada Rynz—tepat di atas jantung.

Seketika, rasa panas luar biasa menyebar dari titik itu.

Namun kali ini tidak seperti luka bakar atau tusukan energi.

Api itu masuk perlahan… tenang, namun berat.

Rynz mendengar suara lelaki tua yang sama… namun kali ini jauh lebih dalam, seperti berbicara dari dalam sumsum tulangnya.

"Pecahan ini bukan kekuatan semata. Ini adalah bagian dari ingatanku… bagian dari teknik yang tak pernah selesai diwariskan."

"Dengarkan baik-baik. Warisan ini adalah teknik inti:

Teknik Penempaan Jiwa — Gerbang Bara Neraka.

Satu-satunya metode untuk membentuk senjata roh melalui api hitammu sendiri."

Tiba-tiba, aliran informasi membanjiri kepala Rynz.

Simbol, mantra, jalur meridian, gambar-gambar pusaran, diagram logam, hingga urutan ritme ketukan palu—semuanya membentuk jaringan rumit dalam pikirannya.

Matanya terbuka penuh.

Tubuhnya terangkat perlahan ke udara.

Lengan kirinya menyala dengan api hitam yang kini mulai membentuk ukiran baru. Ukiran itu memanjang ke dada dan leher, seperti jalur api yang menyatu dengan aliran darahnya.

Sementara itu, palunya ikut bergetar.

Lalu... suara terakhir dari Leluhur itu terdengar, semakin pelan:

"Latih teknik itu… dan suatu saat kau bisa memanggil Senjata Jiwa Api—senjata hidup yang tidak bisa ditempa oleh siapa pun selain dirimu."

Api di altar padam.

Kristal hitam itu menghilang, larut ke dalam tubuh Rynz.

Ia terjatuh kembali ke tanah. Kali ini, dengan napas lebih stabil.

Pelan-pelan ia terduduk, menatap tangannya sendiri.

Api hitam masih menyala lembut dari telapak kirinya.

"...Teknik Penempaan Jiwa... Gerbang Bara Neraka..." gumamnya.

Senyum miring mengembang di wajahnya.

"Aku... mulai terlihat seperti tokoh utama sekarang."

Rynz duduk bersila di atas tanah hitam yang mulai retak oleh suhu tubuhnya sendiri.

Napasnya sudah stabil. Api hitam tidak lagi berkobar liar, tapi berputar lembut di sekeliling tubuhnya seperti kabut gelap yang patuh.

Dalam keadaan meditasi, kesadarannya perlahan tertarik masuk ke dalam—menyusuri kedalaman alam spiritual yang terbentuk dari tubuhnya sendiri.

Di dalam sana, hanya ada kegelapan dan nyala satu titik api hitam pekat di tengah ruang hampa.

Namun saat dia melangkah mendekat, perlahan dari nyala api itu muncul sebuah gambaran samar.

Siluet seorang pria.

Tegap. Tak berbicara.

Dia berdiri di depan landasan besi, tangan kirinya memegang palu yang terlihat jauh lebih besar dari tubuhnya sendiri.

Rynz hanya bisa menatap… saat siluet itu mulai bergerak.

Ketukan pertama.

Bumi spiritualnya bergetar.

Ketukan kedua.

Jantungnya berdetak keras, mengikuti irama.

Ketukan ketiga.

Palu di dunia nyata ikut bergetar… mengeluarkan dengungan rendah seperti gemuruh dari dalam perut bumi.

Hari pertama, Rynz hanya bisa meniru gerakan.

Hari kedua, dia mulai memahami ritmenya.

Hari ketiga… nyala api hitam di dalam tubuhnya menyatu dengan siluet itu, dan sebuah ledakan energi spiritual terjadi di dalam dirinya.

Tubuhnya tersentak ringan.

Matanya masih tertutup, tapi napasnya membara.

Dalam sekejap, levelnya melonjak—menembus batas tahap Advance dan menyentuh akhir Hunter, Level 25.

Di dunia nyata, palu hitam miliknya ikut berubah.

Ukiran-ukiran baru muncul, berwarna emas menyala, melilit dari gagang hingga kepala palu.

Permukaannya lebih halus namun terasa lebih hidup—seolah setiap detail ukiran adalah urat nadi dari senjata itu sendiri.

Beratnya kini mencapai 100kg, namun Rynz menggenggamnya dengan satu tangan tanpa kesulitan sedikit pun.

Bahkan palu itu kini terasa ringan, seolah menyatu dengan tubuhnya.

Ia membuka mata.

Tatapannya lebih tajam, lebih dalam.

Api hitam samar menyala dari matanya, namun segera padam begitu ia berdiri.

"Teknik Penempaan Jiwa…" bisiknya. "Jadi beginilah rasanya menumbuhkan senjata dari jiwa sendiri."

Tangannya menggenggam erat gagang palu yang kini benar-benar menjadi bagian dari dirinya.

"Lu Ban… lihat nanti. Palu ini bukan hanya untuk menempa besi… tapi akan kugunakan untuk membangun jalanku sendiri."

Rynz melangkah tenang keluar dari gua tempat dia bermeditasi selama tiga hari terakhir.

Langit di atas sudah sedikit memerah, tanda senja mulai turun. Udara masih membawa aroma tanah lembab dan debu panas dari dalam hutan.

Saat ia hendak mengambil jalur balik menuju Sekte Lembah Angin, suara-suara gaduh terdengar dari arah bawah bukit—teriakan, benturan senjata, dan derap kaki kuda.

Rynz memperlambat langkah, lalu menaiki sebuah batu besar untuk mengamati dari kejauhan.

Di tengah jalan tanah berkelok itu, tampak sebuah kereta mewah yang dihias lambang burung phoenix keemasan.

Rodanya sedikit terbenam dalam lumpur, dan di sekelilingnya terdapat enam orang perampok bersenjata, mengenakan pakaian kulit kasar dengan ikat kepala merah.

Dua orang pengawal bangsawan telah tumbang—satu di antaranya masih menggeliat, sementara yang lain sudah tak bergerak.

Dari dalam kereta, terdengar suara perempuan:

"Tolong! Aku adalah putri dari Klan Huang, kalian akan dihukum mati kalau berani menyentuhku!"

Salah satu perampok malah tertawa.

"Kami sudah hidup di hutan ini bertahun-tahun, bahkan sekte pun tidak mau mengusik kami. Kau pikir ancaman klan bisa menghentikan kami, nona kecil?"

Yang lain mengangkat pedangnya tinggi, bersiap menebas tali pintu kereta.

Namun sebelum pedang itu turun—

BOOM.

Sebuah suara berat menghentak tanah, membuat semua orang terdiam seketika.

Perampok itu menoleh… dan melihat sosok lelaki muda, bertubuh sedikit berdebu, dengan palu besar berwarna hitam keemasan tergantung di bahunya.

Api samar menyala di telapak tangan kirinya yang terbuka.

"Kalau kalian masih waras, tinggalkan kereta itu sekarang," ucap Rynz, suaranya datar tapi terdengar jelas di seluruh area.

Salah satu perampok menatapnya tajam.

"Hah? Bocah sialan dari mana—"

DENTUM.

Palu itu menghantam tanah sekali saja.

Retakan menyebar dari titik benturan, dan satu pohon kecil di sisi jalan langsung tumbang seketika karena getaran.

Senyum Rynz muncul tipis.

"Aku sedang mencari sesuatu untuk diuji."

Kelompok perampok itu mulai bergerak. Empat di antaranya menarik senjata dan mengepung Rynz dari berbagai sisi.

"Terlalu percaya diri, ya bocah!"

Rynz tidak menjawab.

Matanya mulai menghitam samar.

Palu di tangannya menyala api pekat yang mulai melingkar, mengikuti ritme napasnya.

Pertarungan akan segera dimulai.

Keempat perampok dari Ranah Hunter itu langsung menyerbu, gerakan mereka cepat, lincah, dan penuh keyakinan. Mereka tidak menganggap Rynz sebagai ancaman nyata—hanya seorang bocah kurus dengan palu besar yang tampak lebih cocok digunakan untuk membajak ladang daripada bertarung.

Namun begitu mereka masuk ke dalam jangkauan—

BOOM!!

Palu seberat 100kg itu berputar di udara seperti bagian dari tubuh Rynz.

Dentuman keras mengguncang jalan tanah saat palu itu menghantam dada salah satu penyerang pertama—tulang rusuknya remuk seketika, tubuhnya terpental seperti karung gandum, menghantam pohon dan pingsan tanpa sempat berteriak.

Sisa tiga orang langsung menyebar, mencoba mengepung dari kanan dan kiri.

Salah satu dari mereka mengaktifkan roh spiritualnya: sepasang belati cahaya merah yang berputar di udara seperti bilah angin.

"Tebas dia!"

Namun sebelum mereka sempat bergerak—

Rynz memutar palunya seperti menari, memanfaatkan berat senjata itu dengan irama tubuh yang nyaris mengalir.

Langkahnya ringan, namun setiap hentakan kakinya memancarkan getaran tanah.

BRAK!

Satu palu mendarat di tanah di antara dua penyerang, menciptakan ledakan api hitam yang langsung menelan mereka dalam gelombang panas.

"AARRGGHH!!"

Teriakan mereka menggema bersamaan, tubuh mereka terbakar sebagian dan mental ke belakang, wajah penuh kengerian.

"Dia… dia punya elemen api?! Bukan, ini… bukan api biasa!" teriak salah satu yang tersisa.

Rynz mengangkat palunya perlahan, api hitam kini melingkari permukaannya, seperti nyala dari tungku neraka yang belum selesai menyala penuh.

"Aku belum selesai."

Langkah cepat—

Pukulan mendatar—

CRACK!

Belati merah itu hancur dalam satu hantaman. Perampok ketiga menyeringai kesakitan, lengan kirinya patah dan tubuhnya mencium tanah.

Tersisa satu orang.

Ia gemetar.

"A-aku... menyerah..."

Rynz menatapnya dingin.

"Kalau benar kau menyerah, ambil teman-temanmu… dan hilang dari sini sebelum aku menghitung sampai tiga."

Orang itu tak perlu mendengar sampai "satu". Ia sudah menyeret dua orang rekannya yang masih sadar dan kabur terbirit-birit.

Asap tipis masih mengepul dari bekas dentuman palu.

Tanah hangus.

Dan suasana menjadi hening.

Dari balik kereta bangsawan, seorang gadis berwajah tegas dengan rambut panjang keperakan muncul perlahan, memegang bagian bajunya yang robek.

Tatapannya masih syok, tapi ada sorot tajam di dalamnya.

"Siapa... kau sebenarnya?" tanyanya.

Rynz memutar palu ke belakang punggungnya, lalu mengangkat tangan.

"Bukan siapa-siapa. Hanya tukang besi yang lewat."

1
yayat
tambah kuat lg
yayat
mulai pembantaian ni kayanya
yayat
ok ni latihn dari nol belajar mengenl kekuatan diri dulu lanjut thor
yayat
sejauh ini alurnya ok tp mc nya lambat pertumbuhnnya tp ok lah
‌🇳‌‌🇴‌‌🇻‌‌
sebelum kalian baca novel ini , biar gw kasih tau , ngk ada yang spesial dari cerita ini , tidak ada over power , intinya novel ini cuman gitu gitu aja plus MC bodoh dan naif bukan koplak atau lucu. kek QI MC minus 500 maka dari itu jangan berharap pada novel ini .
Aryanti endah
Luar biasa
Aisyah Suyuti
menarik
Chaidir Palmer1608
ngapa nga dibunuh musih2nya tanggung amat, dah punya api hitam sakti kok masih takut aja nga pantes jadi mc jagoan dah jadi tukang tempa aja nga usah ikut tempur bikin malu
Penyair Kegelapan: kwkwkw,bang kalo jadi MC Over Power dia gak koplak.
total 1 replies
Chaidir Palmer1608
jangan menyalahkan orang lain diri lo sendiri yg main main nga punya pikiran serius anjing
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!