Menaklukkan Iblis

Rosemonde kini berdiri di balkon lantai 20 sebuah suite eksekutif. Ia tidak ingat pernah datang ke tempat ini. Pikirannya masih kabur dan ia tidak tahu apa yang terjadi setelah ia pingsan.

"Apa yang sebenarnya kulakukan di sini?" tanyanya pada dirinya sendiri, bertanya-tanya bagaimana ia bisa berakhir di balkon itu. Ia hanya mengenakan jubah mandi.

Dia hendak berbalik dan masuk ke kamarnya ketika dia merasakan seseorang mendorongnya dengan keras dari belakang. Sebelum dia sempat bereaksi, dia mendapati dirinya terjatuh dari balkon.

"Sial! Apa-apaan ini!" Rosemonde mengumpat dalam hati. Ia mencoba memutar tubuhnya untuk melihat sekilas orang yang mendorongnya. Matanya terbelalak saat melihat seseorang yang mengenakan pakaian serba hitam, berdiri di balkon sambil memperhatikannya jatuh.

Kemudian, kesadaran itu muncul dalam benaknya. Ini bukan kenyataan atau mimpi. Ini adalah bagian dari ingatan Nalyssa sebelum ia jatuh dari lantai 9 Hotel Heaven.

"Dia tidak bunuh diri! Ada yang mencoba membunuhnya!"

Rosemonde memejamkan matanya rapat-rapat, menunggu dampak kuat dari jatuhnya itu. Namun, hal itu tidak terjadi padanya. Dia tidak merasakan apa pun.

Beberapa detik kemudian, kelopak matanya terbuka, menyingkirkan rasa pusing yang menyumbat. Dia berkedip beberapa kali hingga penglihatannya cukup beradaptasi dengan kegelapan. Dia berusaha keras untuk duduk, kepalanya masih berdenyut.

"Di mana aku?" gumamnya. Kemudian dia meraih meja di samping tempat tidur untuk menyalakan kap lampu.

"Nona, Anda sudah bangun!" Makhluk bersayap ajaib langsung terbang ke arahnya begitu cahaya menerangi sekelilingnya. Itu adalah Bubba.

"Apa yang terjadi padaku? Urgh!" gerutunya sambil mengusap pelipisnya.

"Saya pikir tubuh baru Anda mengalami guncangan tiba-tiba yang menyebabkan Anda kehilangan kesadaran beberapa waktu lalu. Dokter mengatakan itu adalah serangan panik akibat kejadian traumatis. Tapi jangan khawatir, Anda baik-baik saja sekarang."

Dia mengerutkan alisnya dengan cemberut. Kemudian matanya melebar saat dia mengingat sesuatu.

"Di mana tempat ini? Apa yang terjadi dengan pesta ulang tahunnya? Apakah aku melewatkannya?" Dia khawatir misinya gagal setelah pingsan. Dia seharusnya menghadiri pesta malam ini bersama Richard dan William kecil.

"Kau tertinggal. Kau tidur selama delapan jam!" Bubba menjawab dengan tenang.

Nalyssa menjambak rambutnya dengan kuat, menyalahkan dirinya sendiri karena kehilangan kesempatan bagus itu. "Apa-apaan ini! Aku pingsan di hadapan Iblis."

Bubba tertawa pelan. "Tidak perlu bersikap keras pada diri sendiri, Nona. Semuanya berjalan sesuai rencana Anda. Ini demi keuntungan Anda, bukan? Anda tidak perlu menunjukkan diri kepada publik."

"Tapi aku kehilangan kesempatan untuk menghabiskan waktu dengan Iblis itu!" keluhnya.

"Anda salah, nona. Sebenarnya, Anda ada di rumah Iblis!"

"Eh?! Ini rumahnya?"

"Ya! Tuan muda William meyakinkan ayahnya untuk membawamu ke sini. Mereka hanya pergi menghadiri pesta. Mereka akan kembali nanti."

Nalyssa menghela napas lega setelah mendengar itu. Setidaknya, dia bisa tinggal di rumah mereka sebentar. Bubba benar. Kekhawatirannya langsung teratasi setelah dia pingsan. Menunjukkan wajahnya ke publik beberapa jam setelah dugaan bunuh dirinya akan membuatnya dalam masalah.

Sekarang, ia harus memikirkan rencana untuk meyakinkan Iblis agar mengizinkannya tinggal di rumahnya. Ia harus tetap berada di sisinya untuk merayunya dan membuatnya jatuh cinta padanya.

Terkejut dengan kenyataan yang baru diketahuinya, dia tidak dapat menahan diri untuk bertanya mengapa dia harus melakukan semua ini?

"Bubba! Katakan yang sebenarnya! Apa yang kau lakukan? Mengapa kau melakukan ini padaku? Jujur saja, aku masih tidak percaya bahwa Richard berhasil memperpanjang hidupku. Aku menusuk jantungku dengan belati beracun! Bagaimana mungkin aku bisa selamat! Jangan bilang kau ada hubungannya dengan ini?" Dia mengulurkan tangannya, mencengkeram kaki makhluk itu. Dia tidak akan melepaskannya kecuali makhluk ini mau menceritakan semuanya padanya!

Bubba tersenyum malu pada Nalyssa. Dia berhasil menangkapnya!

"Aku makhluk ajaib yang disebut penjaga jiwa. Aku punya kemampuan untuk memberi kesempatan kedua pada jiwa seseorang. Kebetulan aku melihatmu malam itu ketika Richard datang untuk menghancurkan guildmu. Aku terpesona oleh keberanian dan kepahlawananmu, jadi aku tidak membiarkanmu mati."

'Saat itu aku juga sedang bosan dan ingin bersenang-senang... interaksi antara kau dan pria itu terlihat sangat menyenangkan. Haha.' Bubba menambahkan pikirannya. Dia tidak berani mengatakannya dengan keras atau kalau tidak, Nalyssa akan menghajarnya.

Sementara itu, Nalyssa menatap tajam makhluk berbulu halus itu. Dia ingin memotongnya menjadi potongan-potongan kecil. Jadi makhluk ini adalah pelakunya, membantu Iblis untuk menyelamatkan hidupnya!

"Apakah kau yakin akulah nonamu, bukan Iblis itu sendiri? Kau membantunya karena membuatku tetap hidup!" tegurnya.

Bubba hanya berpura-pura tidak bersalah, memberinya ekspresi menggemaskan. "Tentu saja tidak. Aku hanya tidak ingin kau masuk neraka jadi aku memberimu kesempatan kedua. Lagipula, Iblis ini juga bersumpah untuk memburumu bahkan di neraka."

Nalyssa hanya mengerucutkan bibirnya, melepaskan kaki Bubba. Ia masih kesal dengan campur tangan makhluk ini. Ia mencoba mengubah nasibnya. Ia tidak tahu apakah itu hal yang baik atau tidak.

"Lupakan saja. Aku akan menghadapimu saat waktunya tiba. Aku akan menyeretmu ke neraka bersamaku," dia mengancamnya tetapi Bubba hanya menertawakannya.

"Berhentilah tertawa! Ada hal lain yang ingin kukonfirmasikan padamu."

"Ada apa, nona?"

"Mengapa kau memilih Nalyssa Jacqueline sebagai identitas baruku? Mengapa dia?" Nalyssa menyipitkan matanya pada makhluk ajaib yang licik ini. Dia curiga dengan motifnya membiarkan dia menggunakan tubuh Nalyssa.

Bubba tertawa canggung. Tatapannya seolah ingin melahapnya hidup-hidup jika dia berani berbohong padanya.

"Tidak ada yang khusus. Kebetulan saja dia akan meninggal dan jiwamu sangat cocok dengan tubuhnya. Lagipula, dia ingin mati jadi mengapa tidak meminjamkan tubuhnya untuk sementara dan hidup sebagai dirinya?"

Nalyssa mendesis setelah mendengar penjelasannya. "Dia tidak bunuh diri! Dasar bodoh! Ada yang mengincar nyawanya. Dia terbunuh! Bagaimana kalau ada yang mencoba membunuhku lagi setelah tahu Nalyssa masih hidup? Apa yang akan terjadi pada jiwaku kalau aku mati sebagai Nalyssa bahkan sebelum aku menyelesaikan misiku?"

"Ahem… nona, pertanyaan sebenarnya adalah apa yang akan terjadi pada tubuhmu, bukan jiwamu!" kata Bubba sambil menggaruk wajahnya dengan telapak tangannya.

"Hah? Apa maksudmu?" tanyanya, kebingungan kembali muncul di matanya.

"Nona... meskipun Anda menggunakan tubuh Nalyssa, jiwa Anda masih terhubung dengan tubuh asli Anda. Jadi, perasaan atau sensasi apa pun yang akan Anda rasakan, juga akan dialami oleh tubuh asli Anda. Misalnya, jika seseorang menusuk Anda, tubuh asli Anda akan berdarah dan menerima luka yang sama."

"Dengan kata lain, Nona... Anda harus melindungi tubuh Nalyssa seolah-olah itu adalah tubuh Anda yang sebenarnya. Dengan begitu, Anda tidak boleh membiarkan orang lain menyakiti atau membunuhnya. Hehe, jangan khawatir nona. Saya tahu Anda bisa melakukannya! Anda adalah Rosemonde, pembunuh terbaik sepanjang masa! Tangkap pelakunya dan pecahkan kasus ini!"