Naurah harus terpaksa ikut pindah ke rumah neneknya karena sang ayah menjual rumah mereka untuk pengobatan nenek dan juga biaya kuliah tantenya, Kehidupannya yang dulu sangat bahagia kini perlahan menyisahkan kesedihan apalagi setelah di tinggal oleh ayahnya menghadap Ilahi, namun kehidupannya kembali membaik setelah naurah dan ibunya serta adiknya Hasan di minta pergi dari rumah oleh nenek dan tantenya, apalagi sang nenek tidak menyukai Hasan yang merupakan anak angkat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aliyah Ramahdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8.
Rangga mendengar kabar tentang naurah dan segera menghampirinya yang saat itu sedang bersama mita dan reva
" Naurah, darimana saja kamu? Apa kamu tak apa apa? " tanya rangga membersihkan wajah naurah yang sudah kering dengan tisu
" Aku gak apa apa"
" Dimana wanita itu? Aku ingin memberikan pelajaran padanya" ucap rangga
" Gak usah, aku udah membalas perbuatan nya" jawab mita
" Mantap, ini baru adikku" ucap rangga
" Tunggu, lu adiknya kak rangga? Serius?" tanya reva sedikit bingung
" Iya dia abangku, abang sepupu, hehehe " jawab mita
" Sorry ya, gw harus pergi sama naurah jadi kalian nikmati saja semua yang ada di sini" ucap Rangga
" Ayo ikut aku" ucapnya menarik naurah
" Kita mau kemana lagi? "
" Aku akan mengantarmu pulang, pakaianmu sedikit basah dan aku takut kamu masuk angin " jawabnya
Mereka melaju di jalan menuju asrama
" Kenapa kamu diam saja? " tanya rangga
" Gak usah mikirin ucapan si leona itu, dia emang kayak gitu orangnya " ucap nya lagi
" Aku gak mikirin itu kok"
" Lalu apa yang kamu pikirkan? "
" Aku hanya bingung bagaimana cara ku membersihkan dress ini? Aku takut pemiliknya akan marah" ucap naurah
" Hahahha.. Jadi sedari tadi kamu diam hanya karena itu? Astaga... "
" Gak usah di balikin " ucap rangga
" Tapi ini kan bukan punya aku"
" Gak apa apa, kamu tenang aja ya" jawabnya masih terus melaju
Tak seberapa lama akhirnya mereka sampai di asrama, seperti biasa rangga membuka pintu mobil untuknya
" Terima kasih untuk hari ini" ucap rangga
" Iya sama sama, Selamat ulang tahun ya dan makasih karena sudah mengantarku" ucap naurah beranjak pergi
" Naurah.. " panggil rangga menarik naurah ke dalam pelukannya
" Rangga lepasin aku, aku mohon "
" Aku mencintaimu, kali ini aku serius jadilah kekasihku "
" Maafkan aku"
" Aku tak minta kata maaf mu tapi aku minta jawaban kamu naurah "
" Tolong lepaskan aku dulu " ucapnya dan rangga segera melepaskan pelukan nya
" Rangga, maaf karena aku gak bisa menerima cintamu, saat ini aku hanya ingin fokus belajar, dan lagi pula kita belum saling mengenal hanya sebatas nama saja"
" Maka dari itu aku ingin lebih mengenalmu, tolong beri aku kesempatan "
" Maafkan aku sekali lagi rangga " jawab naurah kemudian memasuki asrama
" Astagaa... Dia gadis pertama yang menolakku, tapi aku tidak akan menyerah aku harus mendapatkan cintanya" gumam rangga menatap kepergian naurah
******
Rangga memasuki rumah mewahnya yang terlihat begitu sepi
" Kamu sudah pulang? " tanya randy
" Astaga bang aku sangat terkejut, ngapain abang duduk gelap gelapan di situ? " ucapnya menyalakan lampu
" Gimana dengan pesta ulang tahun mu? Maaf abang gak bisa hadir"
" Emangnya abang pernah menghadiri ulang tahun ku? "
" Tapi kan abang dan orang tua kita gak pernah lupa memberimu hadiah"
" Aku gak butuh hadiah bang, Oiya lalu mama dan papa dimana? Sudah balik ke rumah mereka kah? "
" Iya mereka sudah kembali sore tadi"
" Astaga apa susahnya sih hadir di ulangtahun ku sebentar atau setidaknya mereka memberi ucapan padaku secara langsung"
" Sudahlah, kamu kan tau sendiri mereka juga sibuk, oiya kamu ingin hadiah apa dari abang?"
" Gak usah bang, simpan saja uang abang untuk melamar kekasih pujaan abang"
" Uang ku sudah banyak, hehehe"
" CK, sombong sekali anda tuan Randy sanusi"
" Oiya di perusahaan abang ada mahasiswi yang sekampus denganmu, orangnya manis banget" ucap randy
" Benarkah? Siapa namanya? Fakultas apa? " tanya nya pura pura tak tau
" Desain interior, abang kasi tau namanya juga kamu gak bakalan kenal"
" Lalu untuk apa abang memberitahu ku jika tak ingin mengatakan namanya"
" Hanya ingin saja "
" Atau abang menyukainya? Dan takut jika aku menggodanya di kampus? " tanya nya sedikit takut jika dugaannya benar
" Kamu gila? Mana mungkin abang suka anak kuliahan "
" Baguslah kalo begitu aku bisa sedikit tenang, dan abang harus ingat jangan dekat dekat sama dia" ucapnya sewot dan meninggalkan randy
" Ada apa dengannya? " ucap randy terheran dengan sikap rangga barusan
******
Sudah seminggu ini rangga selalu menunggu naurah di depan asrama untuk mengantarkan nya ke perusahaan desain gemilang, mau tidak mau naurah harus ikut lantaran tak mau jika rangga akan melakukan hal yang bodoh lagi jika dia menolak tumpangan dari rangga
" Rangga, aku mohon tolong berhentilah datang menjemputku, aku bisa pergi sendiri"
" Aku gak mau "
" Kenapa sih kamu harus menyusahkan diri sendiri, kamu itu bukan siapa siapa ku jadi tolong berhentilah kamu membuatku merasa tak enak dan tak nyaman"
" Makanya jadilah kekasihku"
" Sudahlah, sebaiknya mulai besok kamu gak usah datang lagi ke asrama" ucapnya melangkah meninggalkan rangga yang masih duduk di atas motor
Rangga segera turun dari motor dan mengejar naurah yang sudah melangkah sedikit jauh
" Rangga, lepasin aku" ucapnya begitu rangga menarik tangannya
" Aku akan mengantarkan mu"
" Tidak perlu, aku bisa pergi sendiri" ucapnya berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman rangga
" Naik dan duduk lah dengan tenang" ucapnya masih mencengkram tangan naurah sedikit kuat
"Aku gak mau rangga"
" Ya sudah aku tak akan melepaskan tanganmu sampai kamu naik dan duduk di belakangku"
Naurah melirik jam tangannya, dan berpikir jika dia menolak maka dia akan sangat telat ke perusahaan
" Baiklah aku akan menurutimu kali ini " ucapnya duduk di jok motor
" Peluk aku " ucap rangga menarik tangan naurah melingkari pinggangnya dan segera melajukan motor sedikit kencang
Begitu sampai naurah langsung saja turun tanpa berucap sepatah kata pun
" Sebaiknya kamu tetap menunggu ku begitu kamu pulang, jangan coba coba berani pulang sebelum aku tiba" ucap rangga kemudian melajukan motornya
" Dasar tukang paksa" ucap naurah menghela nafas
******
Siang itu randy tiba di perusahaan nya dan mendapati ada makanan yang telah di kemas dalam kotak di dalam ruangan nya
" Rizal, kamu membelikan nasi kotak ini untukku? " tanya randy
" Maaf pak bukan saya"
" Lalu siapa? "
" Katanya kiriman dari tuan rangga pak" ucap rizal
" Rangga? Adik aku? "
" Iya pak"
" Astaga.. Ada apa dengan anak itu tumben sekali dia seperti ini" ucap randy tersenyum
" Maaf pak, tuan rangga juga mengirimkan makanan untuk semua karyawan"
" Benarkah? Pasti ada maunya " ucap randy lagi
" Ya sudah tolong kamu panggilkan naurah "
" Baik pak" jawab rizal segera keluar dari ruangan bos nya
Tak berapa lama naurah pun telah berada di ruangan randy
" Jadi gimana apa kamu setuju dengan tawaran ku? " tanya randy
" Saya akan menerima tawaran pak randy "
" Benarkah? "
" Iya pak"
Kriiing kriiing...
Suara ponsel menghentikan pembicaraan mereka
" Halo, ada apa? "
" Abang sudah menerima nasi kotak dariku? "
" Sudah, terima kasih ya tapi tumben kamu kayak gini"
" Emang gak boleh? "
" Boleh saja, ya udah nanti abang hubungi lagi, abang sedang sibuk " ucapnya kemudian mengakhiri panggilan itu
" Maaf ya naurah tadi itu adik aku yang nelpon, dia sekampus denganmu tapi dia berada di Fakultas bisnis"
" Berarti adik pak randy yang mengirimkan nasik kotak untuk kita semua? "
" Iya tumben saja dia seperti itu, oiya maaf sampai di mana tadi pembicaraan kita? "
" Sampai aku menerima tawaran bapak"
" Baiklah mulai besok kamu ada karyawan ku, dan aku juga telah menyiapkan tempat tinggal untukmu yang tak jauh dari kampus"
" Silakan kamu bawa kuncinya, kamu boleh tinggal di sana hari ini juga"
" Benarkah pak? Terima kasih banyak pak " ucapnya mengambil kunci yang ada di atas meja
" Aku janji akan memberikan yang terbaik untuk perusahaan bapak"
" Iya aku percaya padamu "
" Kalo begitu saya permisi pak, sekali lagi terima kasih" ucapnya dan randy hanya tersenyum
******
Rangga telah menunggu naurah di tempat dia biasa memarkirkan motornya dan naurah pun segera ke sana menghampiri rangga lantaran sedari tadi ponselnya berdering karena Rangga terus saja menghubunginya
" Aku pikir kamu sudah pulang tanpa menungguku" ucap rangga sementara naurah hanya terdiam dan sedikit menjaga jarak padanya
" Kamu sudah makan? " tanya rangga
" Sudah "
" Kapan? Pagi, siang atau baru saja? "
" Siang tadi "
" Makan apa? "
" Adiknya bos aku mengirim nasi kotak untuk semua karyawan " jawabnya
" Baik banget adiknya bos kamu" ucapnya dan naurah hanya tersenyum
Tiba tiba saja rangga menarik tangan naurah
" Dekat sini jangan jauh jauh dariku" ucapnya
" Aku mau pulang" ucap naurah sedikit menunduk
" Lihat aku sini " pintanya pada naurah
" Jangan lupa pakai helm, biar aman" ucap rangga memasangkan helm di kepala naurah yang selama ini tak pernah dia gunakan
Deg.. Deg.. Deg...
Suara irama jantung naurah berpacu sangat kencang begitu dia saling bertatapan dengan rangga
" Ayo naik jangan lupa peluk aku " pintanya kemudian melaju pelan
Begitu mereka melewati sebuah cafe, rangga menghentikan motornya
" Kita makan dulu ya" ucap rangga
" Kamu belum makan? "
" Udah sih, tapi aku masih pengen bersama mu karena aku tau begitu kamu sampai di asrama, aku gak akan bisa lagi mengobrol denganmu karena kamu pasti gak akan menjawab panggilan teleponku" tutur rangga
Mereka kini telah menyelesaikannya makan mereka, rangga menggunakan kesempatan untuk mengatakan cinta sekali lagi pada naurah
" Maafkan aku rangga, berhentilah mengatakan cinta padaku"
" Aku tidak akan berhenti jika kamu menolakku lagi kali ini "
" Apa yang membuatmu menyukai ku? Bukankah banyak gadis cantik di luar sana yang menginginkanmu? "
" Tapi aku hanya ingin kamu, aku menyukaimu apa adanya "
" Tapi aku-"
" Kenapa? Kamu tak menyukaiku? Atau ada pria lain yang kamu sukai? "
" Bukan itu"
" Lalu? Tak bisa kah kamu memberiku kesempatan sekali saja naurah? Aku mohon dan aku janji tidak akan menyakitimu "
Naurah hanya terdiam dan tertunduk, sementara rangga segera bangkit dan menuju tempat band cafe yang tersedia di sana
" Naurah aku mencintaimu..!! " ucap rangga dengan microphone yang sudah ada di tangannya membuat semua pengunjung menoleh padanya
Naurah segera menghampiri rangga dan menariknya sebelum rangga melakukan hal yang akan membuatnya jadi tontonan
" Rangga, mau ngapain kamu? "
" Aku ingin mengatakan cinta padamu "
" Jangan gila kamu rangga"
" Kenapa? Mungkin saja dengan cara seperti itu kamu akan menerima cintaku"
Hhhhhmmmm...!!!
Naurah membuang nafas panjang
" Baiklah, aku akan menerima cintamu " ucap naurah
" Kamu serius? Bukan karena kamu takut aku akan ke sana? " tanya menunjuk tempat band cafe
" Iya aku serius"
" Coba buktikan jika kamu serius"
" Harus bagaimana lagi aku membuktikan padamu? "
" Katakan dengan sedikit keras kalo memang kamu menerima cintaku" jawabnya
" Astagaaa... Aku tak bisa"
" Berarti kamu gak serius"
" BAIKLAH AKU MENERIMA CINTAMUUU...!! " teriak naurah membuat para pengunjung mengalihkan pandangan pada mereka
" Yes,, terima kasih naurah, aku mencintaimu" ucap nya memeluk naurah
" Rangga lepasin aku" ucap naurah
" Wow.. Selamat bro karena wanita ini menerima cintamu, untuk itu semu makanan dan minuman yang kalian berdua pesan aku gratiskan hari ini" ucap sang pemilik cafe
Prok.. Prok.. Prok...
" Kiw kiw " suara tepuk tangan dan ucapan para pengunjung membanjiri mereka, Rangga pun terlihat bahagia sementara naurah terlihat sangat malu
*****
Sebulan pun berlalu, hubungan rangga dan naurah semakin membaik, namun rangga tak pernah mengatakan jika dia berasal dari keluarga kaya raya dan hanya mengatakan jika kedua orang tuanya bergerak di bidang properti, bahkan rangga sangat melarang Mita untuk bercerita tentang keluarga nya pada naurah
Naurah telah menempati rumah mungil yang di janjikan oleh randy, bahkan sebulan lalu dia pun telah menerima gaji yang sudah dia kirimkan pada ibu dan adiknya
Kriing...
" Halo pak" ucap naurah
" Halo nauraah, apa kamu sedang sibuk? "
" Tidak pak, kebetulan saya baru selesai dengan kuliah saya"
" Kamu bisa ke kantor sekarang? "
" Bisa pak"
" Ya sudah kalo gitu kamu kesini sekarang, saya ada perlu sama kamu"
" Baik pak" jawabnya menutup telpon dan segera keluar berdiri di pinggir jalan untuk menunggu taksi yang biasa melewati jalan itu
" Naurah? Kamu sedang apa di situ? Kamu menunggu rangga? " tanya mita yang kebetulan lewat dengan mobilnya
" Gak kok, aku lagi nunggu taksi"
" Kamu mau kemana? "
" Aku mau ke perusahaan desain gemilang, bos aku memintaku ke sana"
" Ohh.. Ya udah bareng aku aja"
" Memangnya kamu mau ke sana? Rumah kamu kan berlawanan arah? "
" Udah masuk aja, kebetulan aku juga ada urusan di dekat sana dari pada nunggu taksi, ntar kamu telat loh, abang ku itu gak suka kalo kamu telat"
" Abang kamu? "
" Ga_ga_gak maksudnya abang aku rangga gak suka kalo kamu telat pulang, nanti pasti di cariin" jawabnya sedikit gugup lantaran lupa dengan pesan rangga
" Huh,, hampir saja ketahuan" gumam nya
" Oohh.. Iya sih aku juga belum menghubungi nya " jawab naurah
" Ya sudah ayo aku anterin"
" Bener gak repotin kamu? "
" Gak dong, yuk "
Tak terasa mereka pun sampai, naurah Segera keluar dari mobil sementara Mita melanjutkan perjalanannya
" Permisi pak"
" Kamu sudah datang? Ayo silakan duduk "
" Maaf karena membuatmu datang ke sini"
" Gak apa apa pak, emang urusan apa pak? "
" Kamu ingat klien kita yang tinggal di perumahan elit itu? Dia meminta perubahan denah rumahnya "
" Kenapa pak? Saya lihat denahnya sudah bagus pak"
" Iya tapi katanya ada banyak yang ingin mereka rubah atas permintaan istrinya"
" Lalu gimana pak? "
" Dia ingin kamu yang mengerjakan nya, karena berpacu pada contoh denah buatan kamu yang kemarin itu, dan istrinya menyukai nya"
" Benarkah pak? "
" Iya jadi aku harap kamu mau menerima pekerjaan ini"
" Baiklah pak saya akan mengerjakannya "
" Tapi dia ingin secepatnya, apa kamu bisa? "
" Dalam waktu sepuluh hari apa terlalu lama pak? "
" Sepuluh hari? Baiklah aku akan memberimu waktu selama sepuluh hari"
" Baik pak, terima kasih" ucap naurah melirik sosok anak kecil yang begitu cantik tengah duduk di kursi kerja bosnya sembari tersenyum padanya
" Dia anak saya dan baru saja datang" ucap randy seakan mengerti dengan tatapan naurah pada anaknya
" Sayang, ayo sini kenalan dulu dengan kak naurah" ucap randy dan anaknya pun menuruti kata papanya
" Haii, nama kamu siapa? " tanya naurah
" Vanesh kak"
" Cantiknya " ucap naurah mengelus pipi vanesh