Kau adalah wanita simpananku, selamanya akan tetap seperti itu. Jangan harap ada cinta di antara kita, atau hubungan kita berakhir detik ini juga! Alfredo Hanscout Smith
Aku mencintaimu, Alfred. Tak bisakah kau membuka hatimu sedikit untukku? Davina Oliver
Mampukah Davina menaklukkan sosok Alfred yang begitu dingin dan alergi dengan seorang wanita? Ataukah cintanya akan kandas dan memilih pergi untuk merahasiakan suatu hal dari Alfred.
Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maaf, Aku Tidak Bisa!
"Kenapa kau tak bisa menemukan nya Damar?" teriak Alfred sembari melempar gelas yang berisi minuman alkohol yang tadi di minumnya.
"Maafkan kami Tuan, sudah berbagai tempat kami lacak tapi nihil. Kami kehilangan jejak Nona Davina. Bahkan ketika kami mencari di rumah sakit terdekat ternyata ada ciri-ciri wanita seperti Nona Davina pernah di rawat. Tapi anehnya wanita itu tidak dapat kami lacak," jawab Damar dengan jujur sesuai fakta yang ada.
"Bersabarlah Tuan, saya yakin anda pasti akan bertemu dengan Nona Davina dan juga putra anda," lanjut Damar mencoba menenangkan Tuan nya.
Sementara Alfred yang sudah mabuk tidak mendengarkan lagi ucapan Damar. Alfred kembali menangis sambil mendekap foto Davina, wanita yang sangat di cintainya.
Tak terasa sudah berlalu satu jam, sebelum akhirnya Alfred tertidur di atas kursi masih dengan memegang foto Davina. Perlahan Damar mengambil foto itu kemudian meletakkan kembali di atas meja. Damar pun pun pergi meninggalkan Tuannya di ruang kerja karena lelaki itu harus mempersiapkan untuk keberangkatan mereka ke kota xxx.
Damar tak menyangka bahwa kepergian Davina membuat dunia Tuan nya itu runtuh. Seperti yang dia lihat saat ini, tampak Alfred yang begitu menyedihkan. Penampilannya berbeda jauh tidak seperti dulu, tidak ada lagi Alfred yang memiliki tubuh atletis. Yang ada kini tubuhnya terlihat semakin kurus tak terurus, tumbuh rambut halus di daerah dagunya karena biasanya Davina lah yang selalu membersihkan di daerah itu.
Rasa bersalah pun merambat ke dalam hati Damar, sekilas bayangan 10 tahun silam berputar di kepalanya. Dimana dia yang dengan gamblangnya mengatakan bila Alfred pasti akan menggugurkan kandungannya bila kedapatan hamil. Hal itu dia katakan sesuai dengan fakta yang ada, dimana Alfred saat itu tidak ingin terikat dengan siapapun termasuk Davina.
Kini semua keperluan Alfred di atur oleh Damar. Tak ada lagi sekretaris yang menggantikan pekerjaan Davina. Bahkan, ketika yang lain menginginkan posisi Davina, tapi Alfred tetap mengatakan tidak membutuhkan sekretaris. Hanya Davina seorang yang Alfred inginkan berada di sisinya.
🌷🌷🌷
Sementara di tempat yang berbeda, tampak Davina yang tengah di sibukkan dengan beberapa design di atas meja kerjanya. Dia berencana akan menyelesaikan design nya secepat mungkin karena akan menjalin kerja sama dengan perusahaan besar. Nita yang menjadi asistennya telah menjadwalkan kerja sama dengan Perusahaan Santika Prima.
"Davina, Minggu depan ada pertemuan dengan perusahaan Santika Prima. Di kabarkan akan ada Presiden Direktur langsung yang menghadiri rapat tersebut," ucap Nita menginfokan perihal rapat yang harus di hadiri oleh Davina.
"Baiklah, terimakasih Nit sudah mengingatkan. Aku akan meluangkan waktu untuk menghadiri rapat tersebut. Tolong ingatkan kembali bila waktunya telah tiba," balas Davina yang kepalanya di penuhi berbagai macam pikiran.
Davina terdiam sembari menyenderkan tubuhnya ke kursi kebesarannya. Ingatannya teringat pada kemarin sore, dimana Bryan yang terus merengek ingin tahu nama Daddy nya. Bocah berumur 10 tahun itu tak hentinya bertanya bila Davina tak menjawabnya. Dia terus mendesak Davina untuk menjawab pertanyaannya yang sudah lama membuatnya penasaran.
Sontak tubuh Davina bergetar mengingat betapa senangnya Bryan mengetahui nama sang Daddy. Sungguh Davina merasa berdosa yang telah menyembunyikan kebenaran itu dari sang putra. Tak terkira rasa senang yang menggelayut hati Bryan kala itu, wajah mendungnya berubah menjadi sinar mentari yang menyinari wajahnya.
Semua itu Davina lakukan demi kelangsungan hidup mereka. Davina tidak tahu apa yang akan di lakukan Alfred bila keberadaan Bryan di temukan oleh lelaki itu.
"Ya Tuhan kenapa hati ini tak bisa membencinya. Kenapa juga aku masih berharap akan kedatangannya untuk menjemputku dan Bryan? Apa Alfred merasakan hal yang sama sepertiku? Tidak! Pasti dia telah menikah dengan Asmirandah. Sekian lama aku hidup bersembunyi seperti ini, tetapi dia pasti memiliki hidup yang sempurna. Haruskah aku seperti ini?" gumam Davina mengingat perihal Bryan yabg sangat penasaran dengan keberadaan Alfred.
Padahal sudah berkali-kali Davina mengatakan bahwa Daddy nya telah meninggal. Tapi tetap saja seolah Bryan tak mempedulikan ucapan Davina, bocah laki-laki itu terus bertanya tentang keberadaan sang Daddy.
"Apa lagi yang mengganggu pikiranmu saat ini, Davina? Kalau kau masih mengkhawatirkan tentang sosok Daddy bagi Bryan. Selama ini aku berada di sisimu, tidak cukup kah hal itu membuat ku untuk menggantikan posisi lelaki itu? Apa tidak ada sedikit perasaan yang kau miliki selama dekat denganku?" ucap Rifki yang sukses membuat Davina terkejut.
"Maaf Rifki, kau tahu sendiri bukan kalau aku tidak bisa. Aku ...."
"Baiklah Davina, cukup jangan di teruskan! Aku mengerti. Mungkin selamanya aku hanya bisa terus membersamai mu tanpa ada status yang jelas di antara kalian!" balas Rifki dengan wajah sendu meninggalkan Davina.
Lelaki itu berjalan keluar menuju Bryan yang sedang menunggunya di lantai bawah. Kedatangan mereka ke butik untuk menunggu Davina bekerja setelah pulang sekolah. Kedua netra Davina terus memperhatikan lelaki yang selama ini selalu berada di sisinya tanpa mengeluhkan hubungan mereka.
Tapi baru kali ini lah dengan gamblang Rifki mempertanyakan perihal perasaan Davina. Sejauh ini lelaki itu tak pernah melanggar batas kasat mata yang selama ini Davina tarik. Davina sudah menganggap Rifki sebagai saudaranya sendiri. Bagi Davina, Rifki adalah seorang kakak sekaligus orang yang selalu membantunya, tak lebih dari itu.
"Maafkan aku, selama ini aku tak bisa membalas perasaanmu Rifki. Jujur hatiku masih terpatri pada satu nama. Tanpa ku sebutkan pun kau pasti tahu siapa yang ku maksud. Lelaki yang selalu memenuhi benakku. Tidak pernah ada lelaki lain yang dapat menggantikannya," gumam Davina.
Pernah Davina mencintai seorang lelaki hingga membuatnya terobsesi. Sungguh hal itu membuatnya hancur terlebih saat itu posisinya yang akan di jual oleh Ayah tirinya kepada lelaki hidung belang. Beruntung saat itu dia bertemu dengan sosok Alfred yang mau membantunya dengan menawarkan sebuah hubungan tanpa adanya status.
Dengan terpaksa, Davina pun menyetujui syarat yang di ajukan Alfred padanya. Pertemuannya dengan Alfred telah merubah semua perspektifnya tentang cinta. Hingga akhirnya dia rela pergi sejauh mungkin hanya untuk mempertahankan buah cinta mereka yang sama sekali tak di inginkan oleh Alfred.
🌷🌷🌷
Tak terasa waktu bergulir dengan cepat, sesuai yang di katakan Nita tepat hari ini Davina akan melaksanakan pertemuan dengan petinggi Santika Prima. Tampak Davina memakai setelan kerja yang modis, Davina siap untuk mempromosikan beberapa design nya untuk bekerja sama dengan perusahaan yang cukup besar itu.
Namun hari ini Davina merasa gelisah karena Rifki tak lagi bersikap seperti biasa usai penolakannya secara halus. Lelaki yang selama ini telah membantunya itu sudah jarang datang ke rumah atau pun butiknya walau sekedar bertemu Bryan.
"Mom, Om Rifki sibuk ya? Kenapa tidak pernah bermain bersama Bryan lagi?"
.
.
.
🌷Bersambung🌷
Heh kamfreeet kamu bener bener yah DAM STUPID BIN IDIOT yg bikin Davina kabur tuh siapa bukanya intropeksi diri malah balagak jadi korban dasar manusia songong,,ajirrrroooo deh lo
sukses selalu thor
doa terbaik untuk mu Thor lekas sembuh Aamiin