Bagi semua wanita, memiliki wajah yang cantik adalah sebuah keberuntungan dan membawa berkah namun beda hal nya dengan wanita dewasa bernama lengkap Dariella
Dariella menyembunyikan wajah cantiknya karena wajah cantiknya selalu membawa kesialan untuk nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arran Lim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Saat ini riel berada di villa J Group yang berada paling belakang. Entah apa yang wanita itu lakukan disana namun sepertinya riel tengah mencari sesuatu
Setelah lama berputar-putar, riel melihat seseorang yang ia cari tengah sendirian di area kolam renang sontak riel berjalan cepat menuju orang itu lalu langsung menarik orang itu dan membawanya ke tempat sepi
"HEY SIAPA KAMU!!” Pekiknya sembari menepis tangan riel dengan kasar
Riel menoleh dan menatap wanita itu datar "Berhenti bermain-main dengan suami orang” ucap riel dingin
"Bermainlah dengan banyak pria tapi jangan dengan pria yang sudah beristri"
Wanita itu tampak mengernyitkan dahinya lalu tertawa terbahak-bahak "Hey siapa kamu tiba-tiba ikut campur urusan saya. Ahh tunggu bukankah kamu salah satu karyawan Tan Company? Tck tck tck saya bisa melaporkan kamu pada bos mu itu karena lancang mengganggu privasi orang" Ketus nya
Riel tersenyum miris "Di umur yang sudah hampir setengah abad itu bukannya memperbaiki diri malah semakin menjadi-jadi. Bahkan sampai detik ini belum ada satupun hal yang harus ku banggakan darimu-"
"Ibu"
.
.
.
DEG!!!
Wanita itu tampak mematung sesaat, ia menatap riel dari ujung kaki hingga ujung kepala "Kamu!” Terbelalak
"RIEELLLL!!!!" Syok nya menatap penampilan riel
"Belum cukup menghancurkan hidupku dan hidupmu sendiri sekarang mau menghancurkan hidup orang lain?! Mau ibu sebenarnya apa? Apa ngga bisa ibu hidup dengan tenang tanpa menyakiti siapapun?!"
Wanita itu tampak tidak memperdulikan ucapan riel "Apa yang kamu lakuin pada diri kamu riel? Kenapa penampilan mu seperti ini!! Dan kemana saja kamu selama ini hah?!!!" Marah nya
"Gara-gara kamu aku harus kembali bekerja, jika saja kamu tidak kabur, aku pasti hanya tinggal diam di rumah menikmati uang" sarkasnya
"Jika saja pekerjaan yang ibu tawarkan adalah pekerjaan yang baik aku pasti akan terima, dan ibu tidak akan pernah memakan makanan dari pekerjaan haram lagi tetapi bagaimana yah, sulit untuk bernegosiasi dengan orang yang tidak memiliki rasa empati seperti ibu-"
PLAAAKKKKK
"Anak kurang ajar!!!! Setelah ini jangan harap kamu bisa lari lagi, kamu akan bertekuk lutut dan akan mengikuti semua perintah ku" Marahnya
"Oh ya?!! Lakukan apapun yang ibu mau karena aku ngga takut sama sekali, riel yang ibu lihat saat ini bukan lagi riel si gadis kecil yang hanya bisa menangis dan bersembunyi"
"Dengar bu! Tabur tuai itu nyata, kalau ibu ga berhenti juga untuk nyakitin orang. Ibu akan dapat balasan yang berkali-kali lipat lebih sakit dari apa yang ibu perbuat" Ucapnya lalu bergegas pergi dari sana
"Iya anakku, tabur tuai itu nyata karena itu kamu menderita kan?!" Ucap wanita itu sembari terkekeh
"Kali ini kamu tidak akan bisa kabur lagi dariella" Gumamnya datar dan dingin
.
.
.
Riel tidak langsung kembali ke villa utama, ia berjalan menuju danau yang cukup jauh dari villa.
Riel duduk di pinggir danau sembari memeluk lututnya "Aku pikir setelah kabur, ibu akan menyesal dan mulai memulai hidup dengan baik. Ternyata ngga ada yang berubah, justru semakin buruk" Batinnya lirih
"Kenapa? Kenapa coba aku harimus terlahir dari rahim perempuan seperti itu? Di antara banyak nya rahim seorang ibu kenapa harus perempuan itu?" Batin nya sambil menahan rasa sesak di dada nya
Riel tidak menyangka akan bertemu dengan wanita itu lagi setelah hampir 5 tahun lamanya. Wanita itu adalah wanita yang memberikan kehidupan pahit padanya, wanita yang ia sayangi sekaligus ia benci. Wanita yang melahirkannya lalu melantarkannya, sekalipun dia memperlakukan riel dengan baik pasti ada maksud tertentu.
Riel mungkin memiliki nasib yang baik di dunia pekerjaan, tetapi tidak dengan kehidupan pribadinya
Ibunya seorang pel*cur, dan ia tidak tahu siapa ayahnya. Tentu saja! Ibunya bermain dengan banyak pria, karena itu tidak diketahui ayahnya yang mana
Masih banyak pertanyaan yang belum ia dapatkan jawabannya salah satunya adalah pertanyaan tentang mengapa sang ibu mempertahankan nya saat masih masih dalam kandungan?! Kenapa ibunya tidak mengugurkan nya?
Kenapa ia harus mempertahankan riel dan memberikan kehidupan yang begitu pahit pada riel
Air mata mulai membasahi pipi riel bersamaan dengan hujan yang tiba-tiba turun membasahi bumi
.
.
.
Pukul 6 sore, kalix tengah mondar-mandir gelisah dengan riel yang belum kunjung kembali ke villa utama
"Tuh makhluk kemana sih" Geramnya
"Apa dari kalian ga ada yang liat dariella?" Tanya kalix yang entah sudah keberapa kali
"Tidak bos, padahal tadi masih jalan di belakang kita. Tiba-tiba aja udah ga ada"
"Gimana dong kal, dari sini ke bandara butuh waktu 1 jam. Mana udah jam 6 lagi, check in nya kan harus 2 jam sebelum keberangkatan" Ucap naka
Kalix menghela nafas panjang "Kalian pergi aja, mau tidak mau saya harus tinggal disini, tidak mungkin mau meninggalkan si jelek itu sendirian. Gimanapun saya yang bertanggung jawab atas semua karyawan yang datang kesini"
"Kalian pulang aja duluan. Saya dan pak kalix akan ikut penerbangan selanjutnya" Ucap naka pada para karyawan
"Ya udah pak, salam buat mba riel ya" Ucap mereka lalu masuk ke dalam mobil masing-masing
Setelah mobil yang di tumpangi para karyawan nya pergi, kalix kembali bersuara "Lo hubungin pihak vila lagi, tanyain udah ada kabar belom. Lagian tuh anak kemana sih" Kesal kalix
"Apa dia di culik ya kal?!" Khawatir naka
"Mana ada yang mau culik makhluk modelan kayak dia, udah lo ga usah banyak omong, cepetan hubungin pihak vila sana" Ketus nya
Naka pun pergi menghubungi pihak vila, sedangkan kalix masih berdiri di depan pintu villa utama
.
.
.
Sudah hampir satu jam kalix mondar-mandir di depan pintu villa, perasaan nya mulai gelisah, riel belum juga kembali mana saat ini hujan turun dengan derasnya
Di saat sedang menggerutu, kalix di kejutkan dengan kehadiran riel yang tiba-tiba, wanita itu basah kuyup
"Kamu ini darimana saja hah?!! Kamu lupa kalau kita ada penerbangan jam 8. Gara-gara kamu saya harus pulang telat" Marahnya
Riel mendongak menatap kalix, ia terdiam sejenak, ia merutuki kebodohan nya karena lupa jika harusnya malam ini mereka kembali ke surabaya "Maaf pak, saya benar-benar lupa" Sesal nya
Kalix hendak mengomel lagi karena keteledoran wanita itu "Kenapa tidak menghubungi naka atau saya, kenapa juga balik hujan-jujanan begini kam-" Kalix menghentikan ucapannya kala menyadari ada yang aneh dengan wajah riel
"Muka kamu kenapa?" Tanya kalix
"Eung?? wajah saya kenapa emang nya?” riel reflek menyentuh wajahnya hingga sesuatu menempel di jari nya, riel membulatkan matanya saat menyadari sesuatu. Dengan cepat riel menundukkan kepalanya lalu hendak beranjak pergi namun kalix dengan cepat meraih tangannya dengan cukup kasar hingga riel menoleh kearah kalix
"Kamu!?" Menatap riel intens
Rasa penasaran membuncah hingga membuat kalix reflek menangkup wajah riel lalu mengusap pipi riel
Kalix menatap jarinya lalu menatap riel dengan tatapan tidak percaya
Riel menepis tangan kalix lalu berlari menuju kamarnya sedangkan kalix tampak diam mematung di tempat