NovelToon NovelToon
Cinta Tumbuh Dari Luka Masa Lalu

Cinta Tumbuh Dari Luka Masa Lalu

Status: tamat
Genre:Cintamanis / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:229.4k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Hannah, seorang perempuan yang tuli, bisu dan lumpuh. Ketika melihat perut Hannah terus membesar, Baharudin—ayahnya—ketakutan putrinya mengidap penyakit kanker. Ketika dibawa ke dokter, baru diketahui kalau dia sedang hamil.

Bagaimana bisa Hannah hamil? Karena dia belum menikah dan setiap hari tinggal di rumah.
Siapakah yang sudah menghamili Hannah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

"Mama, ini Om Arka. Ternyata kembarannya Om Arman. Aku tadi sampai salah orang," kata Yasmin antusias sambil menarik tangan Arka mendekati Hannah yang sedang berdiri di dekat meja kasir.

"Arka kembaran Arman? Sungguh kebetulan. Apa wajah mereka sama?" batin Hannah.

"Kemarin Om sudah bertemu dengan Mamamu, Yasmin," ucap Arka tersenyum menawan.

"Wah, ternyata sudah saling kenal! Buat apa aku capek-capek barusan untuk kenalkan kalian," celetuk Yasmin dengan bibir mengerucut, lucu.

Senyum manis terukir di bibir Hannah, matanya menatap Arka dengan lembut, seolah menyambut kehadirannya dengan bahasa yang tak perlu diucapkan.

Arka membalas senyuman itu dengan anggukan kecil. Dalam diam, ia merasakan ada ketenangan aneh yang muncul hanya dari tatapan singkat Hannah. Seolah seluruh keributan di luar warung tak lagi penting.

"Om Arka pesan cumi pedas dan lobster pedas, Ma," lanjut Yasmin dengan suara yang menggemaskan, seperti pegawai warung profesional yang sedang mencatat pesanan pelanggan penting.

Hannah mengangkat tangan dan bertanya dengan bahasa isyarat, “Apa mau makan di sini?”

Yasmin yang sudah lihai membaca gerak tangan ibunya segera menerjemahkan, “Om, kata Mama, mau makan di sini?”

Arka tersenyum. “Boleh. Asal makannya ditemani sama Yasmin.”

Gadis kecil itu menoleh ke jam dinding yang menunjukkan pukul 17.37. “Boleh, tapi jangan lama-lama, ya? Karena jam enam sudah waktunya Magrib,” jawabnya serius seperti seorang anak yang tahu benar jadwalnya.

“Oke,” balas Arka sambil memberi jempol.

Tak lama kemudian, mereka duduk berdua di meja pelanggan. Di tengah hiruk-pikuk warung yang mulai padat dengan pengunjung pulang kerja, meja mereka terasa seperti ruang kecil yang tenang. Arka duduk bersandar santai, memperhatikan Yasmin yang dengan penuh semangat bercerita tentang sekolah, kucing tetangga, dan mainan baru yang ia inginkan. Suara tawa kecil Arka kerap terdengar, bukan karena lelucon Yasmin lucu, tapi karena tingkah laku gadis kecil itu terasa begitu tulus dan menghibur.

Sesekali Hannah melirik ke arah mereka. Ia berdiri di balik etalase sambil memotong sayur untuk esok pagi. Matanya mengikuti gerak putrinya dengan cemas bercampur bahagia. Cemas karena Yasmin kadang terlalu cerewet, takut mengganggu pelanggan. Tapi juga bahagia karena melihat Yasmin bisa sebebas itu berbincang dengan orang lain—hal yang tak pernah ia bayangkan beberapa tahun lalu.

"Om Arka, kenapa tidak sama-sama dengan Om Arman?" tanya Yasmin sambil mengunyah potongan cumi yang agak pedas.

"Om Arman sedang pergi ke luar kota," jawab Arka lembut. Ia meraih tisu dan mengusap ujung bibir Yasmin yang belepotan saus merah. Gerakannya pelan, seperti kakak mengusap adik, atau… seperti seorang ayah kepada anaknya.

"Rumah Om di mana?" Yasmin kembali bertanya.

"Lumayan jauh kalau dari sini. Sekitar satu jam lebih naik mobil," jawab Arka sambil menyeruput air putih.

"Waaah, jauh sekali."

"Kenapa? Mau main ke rumah Om?" tanya Arka sambil tersenyum menggoda.

Yasmin menggeleng cepat. "Aku belum boleh main jauh-jauh. Kecuali sama Kakek atau Mama."

Arka mengangguk. “Itu tandanya kamu anak pintar dan penurut.”

Tak lama kemudian, terdengar suara Pak Baharuddin dari dalam rumah, “Yasmin, ayo, waktunya mengaji!”

Yasmin bangkit dari kursi dan membetulkan ikat rambutnya yang agak miring.

"Om, aku pergi dulu, ya! Sampai jumpa lagi. Titip salam sama Om Arman kalau sudah pulang dari luar kota!" serunya riang.

"Siap, Tuan Putri!" jawab Arka sambil menaruh tangan di dada seperti pengawal istana. Yasmin terkekeh sebelum melesat pergi, meninggalkan jejak tawa kecilnya yang masih menggema di telinga Arka.

Setelah Yasmin pergi, Arka berdiri dan berjalan ke arah kasir. Ia mengeluarkan dompet, hendak membayar makanannya. Namun, gadis penjaga kasir yang rambutnya diikat satu dengan pita kecil segera menolak.

"Mas nggak usah bayar. Kata Mbak Hannah, makanannya ditraktir."

Arka mengernyit, sedikit bingung. "Kenapa?"

"Mbak Hannah yang bilang sendiri," jawab si penjaga kasir sambil tersenyum. "Mungkin karena Om Arka tadi nemenin Non Yasmin."

Arka menoleh ke arah dapur, mencari Hannah, tapi wanita itu tak terlihat.

"Mbak Hannah sedang salat, Pak. Kami gantian istirahat. Sekarang giliran Mbak Hannah," kata kasir itu seolah paham apa yang dicari-cari oleh Arka.

Arka mengangguk pelan. Entah kenapa hatinya terasa hangat. Bukan karena gratisan makan malam, tapi karena perhatian kecil itu terasa seperti isyarat... bahwa ia mulai diterima perlahan-lahan.

"Baiklah. Sampaikan kepada Mbak Hannah, terima kasih banyak sudah ditraktir," ujarnya.

Langkah kakinya terasa ringan saat meninggalkan warung. Di luar, langit sudah mulai berubah warna, memerah perlahan, seolah ikut menyimpan sesuatu yang tak bisa diucapkan dengan kata-kata.

Keesokan harinya, langit pagi terlihat cerah tanpa awan. Matahari belum terlalu terik, tapi cahayanya mulai menyapu pelan trotoar yang masih sedikit basah oleh embun. Arka sudah duduk di balik kemudi sejak pukul enam lewat dua puluh. Kali ini, ia sengaja keluar lebih pagi—bukan karena lapar, tapi karena alasan yang tidak ia ungkapkan pada siapa pun, bahkan dirinya sendiri: dia ingin melihat Hannah.

Warung makan milik Hannah terlihat masih sepi, hanya dua meja yang terisi. Beberapa aroma sedap mulai menyeruak dari dapur, membuat pagi itu semakin menggoda.

"Pesan apa, Mas?" tanya Mutiara ramah sambil membawa papan menu.

"Nasi kuningnya, deh. Porsinya satu," jawab Arka tanpa banyak pikir. Fokusnya bukan pada makanan pagi ini.

Mutiara langsung melangkah cepat ke belakang. Tidak sampai tiga menit, sepiring nasi kuning hangat dengan lauk lengkap sudah tersaji di hadapan Arka. Wangi kunyit dan aroma bawang goreng langsung memancing liur. Tapi Arka hanya menatapnya sejenak, lalu kembali melirik ke luar jendela.

"Hannah dan Yasmin mana, ya?" pikirnya, sambil menoleh ke sudut halaman belakang, berharap menemukan sosok wanita dan anak kecil yang membuat hatinya berdebar tanpa alasan.

Mutiara yang memperhatikan gerak-gerik Arka, menyahut santai, “Mbak Hannah mulai berjemur jam tujuh, Mas.”

Arka tersentak kecil, pura-pura merapikan posisi sendok. Rasa malu melintas sejenak di wajahnya. Jam tangannya menunjukkan pukul 06.50.

"Datang kepagian," batinnya jengah. "Niatnya biar bisa lama-lama sama mereka, malah zonk."

Meski sudah memesan, suasana warung yang mulai ramai membuat Arka merasa tidak enak hati untuk berlama-lama. Ia menyantap sarapannya perlahan, tapi tidak benar-benar menikmati rasanya. Sebagian pikirannya masih tertinggal di halaman belakang rumah, membayangkan Hannah tersenyum atau Yasmin yang berceloteh riang.

Setelah selesai, ia pamit dengan senyum kecil dan melangkah keluar. Namun, pagi itu terlalu panjang untuk diakhiri begitu saja.

Demi mengisi waktu, Arka mengarahkan mobilnya ke sebuah toko pernak-pernik di pinggir kota. Tempat itu menjual berbagai aksesori lucu dan mainan anak-anak. Aroma plastik baru, boneka-boneka berjejer, dan gantungan warna-warni menyambutnya. Matanya menyusuri rak demi rak, mencari sesuatu yang sekiranya cocok untuk Yasmin.

"Bando warna pastel? Atau ikat rambut karakter kartun?" gumamnya, sambil mengambil satu per satu barang dan membayangkan cocok tidaknya di kepala Yasmin.

Di lorong sebelah, terdengar suara langkah tergesa dan suara familiar.

***

1
Rahmaniar
suka ceritanya alurnya Bagus, ceritanya berkesan,pokoknya mantap deh👍👍👍
🌸Santi Suki🌸: Terima kasih, Kak
total 1 replies
Larasati
gak kerasa sdh tamat aja,,, semoga sukses selalu thor, 😘😘
🌸Santi Suki🌸: Aamiin 🤲
total 1 replies
Sukhana Ana lestari
Sangkin terkesima Baca bab ini tau²nya Tammat.. Terima kasih Author cantik udah memberikan karya yg sangat bagus.. sampe ketemu lagi di karya othor yg akan dtg.. 🙏🏻😘😘😘😘💪💪💪💪
🌸Santi Suki🌸: ❤️❤️❤️❤️❤️
total 3 replies
Wiek Soen
Thor kasihan Arman blm ketemu jodohnya 😁😁🙏🙏 lanjut thor
🌸Santi Suki🌸: jodohnya Arman kan si Aruna 😅
total 1 replies
Wiek Soen
Alhamdulillah akhirnya mereka bersatu
Nar Sih
yaah...tamat bnran nih ,ending yg bagus banget kakk,arka udah bahagia dgn keluarga kecil nya ,moga aja nanti juga ada kisah cinta nya arman dan aruna ya kak ,makasih bnyakk buat kaksanti udh kasih cerita ini🙏🙏🥰❤️
🌸Santi Suki🌸: Sama-sama, Kak. Untuk cerita Arman belum ada di daftar list upload untuk sementara ini.
total 1 replies
Susi Akbarini
adakah bonchqp Arman..
akhirnya nikah ama siapa?
terus yg neeusin uaaha rumah makna Hannah siapa?
apa mitiara..
❤❤❤😍😙😙
🌸Santi Suki🌸: Cerita Arman belum ada rencana buat.
iya, Rumah makan yang nerusin Mutiara, apa kehapus, ya, bagian itu?
total 1 replies
Eva Karmita
Alhamdulillah bahagia selalu untuk keluarga kakek Baharuddin dan kakek Surya karena sudah punya cucu sepasang, mudah"an ada cerita Arman dan Aluna
🌸Santi Suki🌸: Semoga ada mood buat ceria Arman ke depannya
total 1 replies
Wanita Aries
Cerita menarik ada luka tawa bahagia
🌸Santi Suki🌸: Terima kasih, Kak. Jangan lupa baca karya terbaru aku
total 1 replies
Ema
Terima kasih ka othor. Semoga ada Bonchap nya /Grin/
🌸Santi Suki🌸: Sama-sama, Kak. Sepertinya enggak akan ada bonchap
total 1 replies
altanum
idr ceritanya keren thor.trauma yang membuat hannah jadi bisu dan lumpuh.akhirnya terkuak setelah dewasa bersamaan dengan jodohnya yg datang.jodoh yang telah membuat hannah hamil yasmin...
keren begete ceritanya thor.dengan rangkaian kata yg indah jd lebih greget mbaca novelmu ini.
terus semangat berkarya thor ❤️❤️❤️❤️
🌸Santi Suki🌸: ❤️❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
Bun cie
akhirnya happy ensi g u arka hannah yasmin dan keluarga kec arman yg masih menggantung hubnya dengan aruna.
trims kak auyhor u karyanya🙏👍💐
🌸Santi Suki🌸: Sama-sama, terima kasih sudah baca karya aku, Kak.
Cerita Arman aku skip. Kalau ada mood lanjut insya Allah buat. Hanya saja saat ini belum ada keinginan itu
total 1 replies
Sugiharti Rusli
wah apa judul barunya sudah tayang yah, itu sudah ada blurb di part sebelumnya,,,
🌸Santi Suki🌸: sudah ada,Kak
total 1 replies
Sugiharti Rusli
yah semua pasti akan indah pada waktunya yah, begitupun kebahagiaan Hannah dan sang ayah serta Arka, mereka sudah menjadi keluarga utuh dengan anak" yang akan lahir dari rahim Hannah kelak,,,
Sugiharti Rusli
apalagi para kakek, pasti akan sangat bahagia dengan bertambahnya sati anggota baru lagi dan cowok pula cucu k-2 mereka yah😊😊😊
Esther Lestari
Arman gimana ceritanya.
Kasihan dia....Arka anaknya sudah 2, Arman nikah aja belum😁
🌸Santi Suki🌸: Belum kepikiran untuk buat cerita Arman saat ini 🙏🏻
total 1 replies
Sugiharti Rusli
beruntung, sekarang Arka sudah memiliki anak k-2 dan berjenis kelamin laki" penerus namanya kelak yah
Sugiharti Rusli
memang baik Arka maupun Arman harus memperbanyak keturunan yah, karena harta keluarga mereka banyak😆😆😆
Sugiharti Rusli
karena seorang kakek-nenek, biasanya bisa luluh sama cucu kan yah, apalagi Yasmin anak baik dan supel jadi bisa cepat akrab sama orang baru,,,
Sugiharti Rusli
hadirnya Hannah dan Yasmin memberikan warna yang berbeda ke Arka dan Arman yah, mereka bisa berdamai kembali dengan sang ayah karena Hannah dan juga Yasmin yang bisa cepat akrab dengan sang kakek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!