Apa jadinya jika kakak beradik saling jatuh cinta. Seluruh dunia bahkan menentang hubungan mereka.
Dan tanpa mereka sadari, mereka telah melakukan sumpah untuk sehidup semati bersama.
Hingga sebuah kecelakaan mengakhiri salah satu hidup dari mereka.
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Apakah mereka memang ditakdirkan untuk hidup bersama?
Ikuti jalan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Ciuman Pertama
Ammar memberikan Nabila minuman dingin. Ammar berterima kasih karena Nabila telah membantunya memotong kue untuk diberikan kepada tamu undangan. Pekerjaan Ammar selesai, mereka duduk santai di ruang tengah.
Nabil menghampiri mereka. Nabil sebisa mungkin menahan rasa cemburunya. Nabil kini duduk di sebelah Nabila. Ammar juga memberikan Nabil minuman dingin.
Ammar sebagai ketua OSIS di sekolah mereka, memberi informasi tentang acara perpisahan yang akan dilaksanakan beberapa bulan lagi. Akan ada pertunjukan drama percintaan remaja.
"Gue mau lu yang jadi MC ceweknya Nabila," kata Ammar.
"MC prianya siapa?" tanya Nabila.
"Masih belum ketemu," jawab Ammar.
"Maaf, gue menolak. Kecuali MC cowoknya Kak Nabil," Nabila menatap Nabil.
"Kalian berdua ini memang gak bisa ya pisah sebentar aja," Ammar tertawa.
"Maksudnya pertunjukan drama di atas pentas?" Nabil penasaran.
"Kali ini beda. Kita akan syuting dan dramanya akan direkam terus dibikin seperti film gitu," jawab Ammar.
"Weh seru, mau dong. Tapi kalo sama Kak Nabil boleh lah," Nabila menggandeng lengan Nabil.
"Nabil, lu mau gak?"
"Ogah," Nabil membuang wajahnya.
"Nabila, lu mau gak MC cowoknya si Kevin anak 9.2?"
"Kevin, Kevin," Nabila mencoba mengingat.
"Kevin yang tempo hari nembak lu."
"Nembak? Emang ada yang nembak kamu?" Nabil mengernyitkan keningnya.
Sambil malu-malu Nabila mengangguk. Nabila langsung mencubit lengan Ammar.
"Mulut lu tu ya ember."
"Sorry, sorry," Ammar mengusap lengannya yang sakit.
"Ok, gue mau. Gue jadi MC cowoknya."
"Serius lu?" Ammar tak percaya.
"Yang bener Kak?" Nabila menggoyang-goyangkan lengan Nabil.
"Ya udah batal," Nabil duduk dengan malas di kursi tamu.
"Jangan gitu dong Bil. Oke, deal ya. MC cewek dan cowok udah ketemu. Nanti kita bahas dengan anak-anak yang lain."
Nabil seperti biasa hanya diam memainkan ponselnya. Ammar dan Nabila asik ngobrol. Dari cerita mereka, Nabil baru tahu ternyata Nabila banyak ditembak cowok. Nabila sebelumnya tidak pernah cerita kepada Nabil. Tapi yang membuat Nabil tidak suka, Nabila begitu terbuka kepada Ammar.
Seberapa dekat sih mereka, kok Nabila lebih dekat sama Ammar dibanding gue. Yang saudaranya siapa sih! Nabil bicara dalam hati.
Tidak hanya Nabila, Nabil juga banyak mendapatkan chatt pengakuan cinta dari banyak cewek. Ada beberapa dari cewek itu yang ngomong langsung kepada Nabil. Tapi Nabil langsung menolak mereka. Menurut Nabil, terlalu cepat pacaran karena masih SMP.
Tapi setelah mendengar Nabila banyak yang suka dan ditembak oleh banyak cowok, Nabil ingin lebih menjaga hati Nabila agar tidak menjadi milik orang lain. Nabil tidak bisa membayangkan bagaimana hatinya nanti jika melihat Nabila bersama orang lain.
Tak terasa waktu hampir petang. Amina, Nabil dan Nabila berpamitan dengan Ammar dan orang tuanya. Mereka pulang ke rumah.
Di ruang tamu, Hakim sudah menunggu. Nabila memeluk dan menciumi papanya. Hakim sangat dekat dengan anak-anaknya. Nabila cerita akan memerankan sebuah drama di sekolah bersama Nabil.
"Benarkah? Kok bisa kalian berdua?" tanya Hakim.
"Tadinya hanya Nabila yang ditawarin. Tapi Nabila maunya pasangan sama Kakak," Nabila memeluk lengan Hakim.
"Pasti Kakak menolak kan?" Hakim menatap Nabil.
"Nabil jadi pasangannya Nabila di drama itu," jawab Nabil.
"Apa? Serius?" Amina dan Hakim menatap tak percaya. Karena Nabil orangnya kurang asik, dingin, begitu yang sering Nabila bilang.
"Tumben Nabil mau ikut drama?" Amina masih tidak percaya.
"Anak Mama Papa itu jadi inceran anak cowok. Jadi Nabil jagain dia biar dia gak pacaran," Nabil bangkit dari duduknya dan naik ke lantai dua menuju kamarnya.
"Yeeeee, siapa juga yang pacaran. Ma, Pa, Kak Nabil di sekolah tuh yang tebar pesona. Banyak anak cewek yang sakit hati karena ditolak mentah-mentah olehnya," ejek Nabila.
"Astaghfirullah, Nabil, jangan gitu Nak. Nolak boleh, tapi jangan kasar. Nabil, denger tidak!" Amina sedikit mengencangkan volume suaranya.
"Iya Mama sayang, Iya," jawab Nabil yang hampir sampai di depan pintu kamarnya.
"Jadi ingat masa remaja Papa. Banyak cewek yang antre dapetin Papa," Hakim berlagak sombong.
Nabila dan Amina melempari Hakim dengan bantal sofa. Hakim menutupi wajahnya yang tampan dengan kedua lengannya. Nabil tersenyum memandangi tingkah keluarganya dari lantai dua.
...----------------...
Nabil terbangun, Nabil merasakan tenggorokannya kering. Nabil melihat jam dinding menunjukkan jam 11 malam. Nabil melangkah keluar kamar. Nabil melihat pintu kamar Nabila sedikit terbuka.
Nabil melewati kamar Nabila, menuruni anak tangga menuju dapur. Nabil membuka lemari es, mengambil air mineral langsung meneguknya.
Nabil kembali menaiki anak tangga. Langkahnya terhenti ketika di depan kamar Nabila. Nabil berdiri dan mengintip ke dalam. Nabila tidak terlihat. Nabil perlahan masuk ke dalam kamar Nabila.
Nabila tertidur dengan pulasnya. Nabil duduk di lantai samping tempat tidur Nabila. Nabil memandangi wajah cantik Nabila. Nabil membelai lembut wajah Nabila. Nabil mendekatkan wajahnya.
Nabila merasakan hembusan napas seseorang. Nabila membuka matanya. Samar-samar Nabila melihat seseorang di depannya. Nabila kembali memejamkan mata dan kali ini Nabila benar-benar membuka matanya.
"Kak, ngapain di sini?" Nabila mengerjapkan matanya.
Nabil tidak menjawab. Nabil semakin mendekatkan wajahnya.
"Kak, mau ngapa ...."
Belum habis kalimat Nabila, tiba-tiba saja Nabil mengecup bibir Nabila. Nabila membulatkan matanya. Nabil sedikit menjauh dari Nabila dan memandanginya. Nabila memegangi bibirnya.
"Kak, apa yang Kakak lakukan?"
"Dek, Kakak jatuh cinta padamu. Kakak cinta padamu."
"Tapi Kak, kita ...."
Nabila tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena Nabil membungkam bibirnya. Nabil menyesap lembut bibir Nabila. Nabil memberikan sedikit ruang untuk Nabila mencuri napas.
Nabila mendorong kuat dada Nabil. Nabil melepaskan tautan bibirnya. Nabila menatap tajam ke arah Nabil. Nabil tertunduk menyesali perbuatannya.
Nabila bangun dan duduk dari tempat tidurnya. Nabila terlihat kesal. Nabil duduk di atas tempat tidur Nabila.
"Maaf Dek. Kakak tidak dapat menahannya," Nabil dengan penuh penyesalan tertunduk.
Nabila berdiri dari tempat tidur. Lama Nabila menatap tajam ke arah Nabil. Nabila mencengkram kerah baju Nabil.
Nabil memejamkan mata. Nabil pasrah jika Nabila menghantam, memukul atau bahkan meninju wajahnya.
Tapi hal yang sama sekali tidak pernah Nabil sangka-sangka, Nabila menautkan bibirnya ke bibir Nabil. Nabil membuka lebar kedua matanya. Nabil melihat Nabila memejamkan mata.
Nabil perlahan melahap bibir Nabila, mendesaknya hingga Nabila membuka sedikit mulutnya. Kini lidah Nabil bekerja membelai setiap sudut mulut Nabila. Nabila yang sama sekali tidak punya pengalaman hanya diam merasakan bibirnya dilahap.
Dan akhirnya Nabil menyudahi ciumannya. Nabil mendengar mamanya memanggil namanya. Nabil dan Nabila saling berpandangan. Apa yang harus mereka lakukan. Apa mereka akan ketahuan.
"Nabil, Nabil, Nabil!" teriak Amina.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...