NovelToon NovelToon
BERGELUT DENGAN NAFSU

BERGELUT DENGAN NAFSU

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Suami Tak Berguna / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: SariRani

Theo mengkhianati sahabat serta anak dari keluarga yang sudah menjadikannya keluarga sejak ia usia 7 tahun. Ia berselingkuh dengan Zeva, istri dari Anthon, sahabat Theo. Terlalu sering menolong Zeva dari suaminya yang kasar dan penyiksa, membuat Theo memiliki perasaan pada wanita itu hingga terjadilah hubungan terlarang keduanya. "Aaaaaakh!!! Theooooo, aku mohon bawa aku kabur dan nikahi aku!" -Zeva Auliora "Maafkan aku, Zeva. Aku tidak bisa meninggalkan Anthon dan keluarganya, mereka sudah menjadikanku seperti ini" -Theo James "Zeva akan tetap menjadi istriku meskipun kamu sudah menikmati tubuhnya, aku tidak akan melepaskan wanita itu" -Anthon Stephen Bagaimana kelanjutan cinta segita dengan panasnya hubungan perselingkuhan antara Theo dan Zeva? Apakah Anthon akan menyerahkan istrinya untuk pria lain? Dukung novel ini untuk tetap berkarya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERTENGKARAN PERTAMA

Setelah Anthon terlihat tidur dengan tenang, Zeva keluar kamar.

Ia berjalan berlahan menuju kamar saudara iparnya itu.

Belum mengetuk pintu kamar, pintu kamar sudah terbuka dan ada tangan kekar yang menarik tangan Zeva untuk segera masuk ke kamar.

"Theo" lirih Zeva karena cukup kaget dengan aksi pemilik kamar.

Theo menutup kamar berlahan lalu menguncinya.

"Ini akibatnya jika kamu membuka hati untukku, Zeva. Aku sudah terobsesi denganmu" ujarnya sambil mengelus pipi wanita dihadapannya.

Senyum menyeringai Zeva perlihatkan.

"Bagaimana bisa kamu terobsesi denganku hanya dalam sehari?" pancingnya.

"Kata siapa sehari? Aku sudah menahan obsesiku kepadamu sejak setahun lalu dan kini tidak tertahankan lagi" ungkap Theo dengan tatapan lekat menatap mata biru Zeva.

"Apalagi saat melihat Anthon menyakitimu seperti tadi, jika dia bukan saudaraku, aku pasti akan menghajarnya" lanjutnya.

"Seharusnya kamu lakukan itu, aku sudah tidak tahan dengannya, Theo. Bawa aku pergi. Bawa aku kabur dari sini bersamamu" minta Zeva.

Theo terlihat sendu mendengar perkataan wanita itu.

"Maafkan aku Zeva, aku belum bisa melakukan itu. Anthon adalah saudara dan sahabatku. Keluarga ini telah membuatku seperti ini, aku tidak bisa menyakiti mereka lebih dari memiliki hubungan denganmu" ujar Theo.

Zeva terlihat kecewa, lalu ia melepaskan genggamannya pada tangan pria itu dan berjalan menuju balkon kamar Theo untuk menghirup udara malam yang dingin.

Theo mengikutinya dari belakang.

Pria itu memeluk Zeva dari belakang dan mencium lembut leher wanita itu.

"Diluar dingin. Ayo masuk" ajak Theo.

"Hawa dingin ini tidak sedingin hidupku bersama Anthon. Jika kamu tau, sejak aku menikah dengannya. Hidupku serasa mati dan tidak merasakan apapun selain kebencian dan amarah" ungkapan hati Zeva.

Theo mengeratkan pelukannya berusaha menghangatkan Zeva dari angin dingin yang menerpa mereka.

"Ku harap, kehadiranku dihidupmu tidak semakin membuatmu menderita, Ze" lirih Theo lalu ia kecupkan bibirnya di leher wanita itu.

Kecupan lembut dengan menikmati aroma tubuh Zeva.

Kecupan yang lama lama turun hingga pundak sang wanita.

"Kita masuk kedalam" ajak Zeva sambil memutar balik tubuhnya dan menarik tangan Theo untuk kembali masuk kamar.

Zeva membawa Theo ke ranjang. Ia menyuruh pria itu untuk duduk di tepi ranjang lalu ia pun naik ke pangkuan.

"Apakah datang bulanmu sudah selesai sampai berani menggodaku seperti ini?" pancing Theo dengan senyuman menyeringai.

"Belum, masih hari ketiga tapi kita bisa bermain seperti pertama kali melakukannya malam itu" ujar Zeva sambil mengelus elus wajah tampan Theo.

"Kamu sungguh tidak kasihan kepada ku, Ze. Aku harus main solo nanti jika kamu terus seperti ini" balas Theo dengan kedua tangannya menjadi tumpuan tubuh Zeva di pangkuannya.

"Kamu yang tidak kasihan melihat wanita yang katanya sudah kamu cintai selama setahun dimiliki oleh pria lain, disiksa pula. Dasar penge.." belum selesai berbicara dan mengomeli Theo, bibirnya sudah dibungkam oleh bibir pria yang bersamanya.

Theo melahap bibir cantik itu seperti permen karet dan Zeva pun memberikn balasan yang sama.

Decapan diantara keduanya membuat mereka hampir lupa bahwa saat ini berada di kamar yang bersebelahan dengan kamar Anthon.

Theo yang ingat, langsung melepaskan ciumannya dan mengatur nafas sambil menatap Zeva lekat.

"Sttt...hampir lupaaaa jika disini adalah sepasang orang yang sedang berselingkuh. Tidak seharusnya kita seberani ini" ujar Theo.

Wajah Zeva terlihat sedikit kesal dan kecewa. Bisa bisanya pria dihadapannya ini menyebut secara jelas dan nyata bahwa mereka saat ini sedang berselingkuh.

Ya meskipun memang benar mereka berselingkuh, tapi ya jangan diingatkan saat hubungan intim seperti ini.

Karena kesal Zeva memutuskan untuk turun dari pangkuan Theo lalu berdiri di hadapan Theo dengan wajah datarnya.

"Untuk apa sih kamu selalu membahas status hubungan kita? Memang benar aku yang membuka kesempatan kita bersama dan kita tau yang menjadikan hubungan ini nyata adalah aku. Aku yang berselingkuh dari saudaramu itu, kamu tidak perlu mengingatkanku soal ini, Theo" ungkapan hati Zeva.

Jadilah Theo merasa bersalah. Ia sengaja mengungkit status hubungannya dengan Zeva agar mereka tau apa yang mereka lakukan saat ini salah.

Salah tapi bergelut dengan nafsu sehingga tak terelakkan hubungan gelap ini.

"Maafkan aku, Zev. Aku hanya ingin kita sadar jika apa yang kita lakukan salah dan menyakti Anthon" ujar Theo yang sudah berdiri dihadapan Zeva.

"Selalu Anthon yang dipikiranmu itu. Anthon dan Anthon! Mungkin aku salah karena telah membuatmu ada di ketidakharmonisan hubungan ku dengan suamiku. Maafkan aku. Sepertinya kita tidak bisa bersama Theo. Aku hanya wanita murahan di matamu" sahut Zeva dengan tangan yang mengepal.

"Lupakan soal kita, aku akan berusaha lepas dari keluarga ini segera dengan atau tanpa bantuanmmu" lanjutnya lalu ia membalik kan badan berniat untuk keluar kamar Theo, tapi tangan dicekal.

Grep!!

Theo menarik tangan Zeva dan akhirnya wanita itu berada di pelukkannya.

"Kamu tidak bisa meninggalkan ku, Zeva. Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu secara langsung" lirih Theo.

"Mencintaimu untuk membuat Anthon semakin gila" lanjutnya dalam hati dengan senyuman menyeringai yang menakutkan.

Zeva tidak tau pastinya ucapan dalam hati pria yang telah mengatakan cinta kepadanya barusan sambil memeluk.

Yang jelas, entah apa yang membuat Zeva begitu tak bisa berkutik lagi ketika mendengar kata cinta dari Theo.

"Aku janji, saat kita berdua, aku tidak akan menyebutkan nama Anthon lebih dari 3 dalam sehari" ucap Theo malah mendapatkan pukulan di dadanya.

Puk!

Zeva memukul Theo karena semakin kesal. Pertengkaran pertama mereka ini, terlihat Theo menghiburnya dengan kata kata tidak diharapkan.

"Aww, sakitt.." rintih Theo yang perpura pura untuk mencoba mencairkan suasana.

"Aku tidak menyangka kamu bisa bercanda sereceh ini" ejek Zeva.

"Jangan salah, aku ini pelawak di keluarga ini" sahut enteng Theo.

Munculah senyum di bibir Zeva mendengarnya.

"Yes! Berhasil!" ucap Theo senang.

Zeva jadi malu. Semudah itu ia dirayu dan dibujuk agar tidak merajuk kesal lagi.

Ia pun berjalan melewati Theo dan duduk di tepi ranjang.

"Kamu janji ya gak banyak banyak bahas Anthon sampai membelanya berkali kali saat kita bersama atau membahas status hubungan kita ini. Jika kamu mencintaiku seharusnya kamu bisa membagi perasaan sebagai kekasih denganku ataupun perasaan saudara dengan dia. Jangan dicampur" omel Zeva.

Theo pun berlutut di hadapan wanita itu dan memegang kedua tangan Zeva.

"Iya. Aku akan perhatikan lagi pembagian perasaanku ini. Yang kamu harus percaya, aku akan bersama dengan mu penuh kasih dan cinta" ujar Theo.

Zeva tersenyum menatap wajah tampan Theo dengan mata greey yang membuat wanita klepek klepek.

"Aku tadi ingin membicarakan sesuatu denganmu" ucap Zeva kemudian.

"Apa? Katakan saja" sahut Theo.

"Ibu menawarkan bantuannya untuk membutku bercerai dengan Anthon" ujar Zeva.

Wajah Anthon terlihat datar.

"Ibu membantu mu? Untuk apa?" tanya Theo penasaran.

"Untuk mendapatkan cucu dari ku dan Anthon. Syaratnya, aku harus melahirkan cucu untuknya sebelum aku pergi dari keluarga ini" jawab Zeva.

Genggaman Theo tiba tiba terlepas dan pria ini berdiri untuk duduk disamping Zeva.

"Hmmmm, ibu sampai memiliki ide gila seperti ini hanya demi seorang cucu" celetuk Theo.

"Mungkin dia memang sangat ingin memiliki cucu untuk menemani hari tuanya bersama ayah, Theo. Tapi aku akui idenya begitu diluar dugaan" ucap Zeva.

"Syarat apa yang kamu duga sebelumnya?" tanya Theo lagi.

"Ya mungkin ibu bisa memintaku menikah denganmu karena kamu tetap puteranya dan aku bisa tetap menjadi menantunya" jawab asal Zeva dengan senyuman menggoda.

"Wah kalau kayak gini aku yang seneng sih hahaha, tapi pasti aku langsung dibunuh sama Anthon" sahut Theo dengan nada bercanda tapi ada perasaan lain yang disembunyikan.

"Kalau ngomong jangan ngawur, aku masih percaya sejahat jahatnya Anthon, dia tidak akan membunuh saudaranya sendiri" ujar Zeva.

"Kamu belum tau saja, Ze. Mungkin aku sudah ia coba bunuh lebih dari 5 kali sejak kita bersaudara dan bersahabat" batin Theo yang tidak ia ungkapkan.

"Loh, sekarang bela Anthon padahal tadi marah marah kesel aku belaiin dia terus" sindir Theo.

"Yakan cuma sekali aku belanya, kamu udah lebih dari sekali" balas Zeva.

Mereka lalu tertawa kecil bersama. Lalu hening dan mata mereka bertemu.

Hanya dengan saling bertatapan mata saja, mereka berdua seakan akan langsung terhubung.

Gairah dan nafsu mereka bercampur ingin dilampiaskan.

Entah siapa yang memulai, ciuman panas terjadi lagi hingga mereka berdua berada di atas ranjang.

Theo yang tau jika Zeva masih datang bulan, tidak menyentuh bagian inti dari sang wanita.

Tapi bagian atas Zeva sudah ia nikmati tanpa penghalang apapun.

Tangan Zeva pun aktif meremas sesuatu keras yang menonjol dibalik celana Theo.

Pria itu tetap tidak ingin melepaskan celananya saat bermain panas dengan Zeva karena takut tidak bisa menahan dirinya.

"Jangan dibuka, biarkan aku melepaskannya di celana seperti terakhir kali. Belum waktunya aku lepaskan di dalam tubuhmu, Zeva" ujar Theo.

Zeva menurut dan kembali menerima kecupan pria diatasnya dari atas sampai setengah badan.

Permainan mereka sekitar satu jam lalu, Theo memutuskan untuk masuk kamar mandinya dan bermain solo.

Sedangkan Zeva, langsung kembali ke kamar sebelum Anthon terbangun dan menyadari keberadaannya.

Didalam kamar mandi, Theo bergumam.

"Sudah waktunya bermain kasar denganmu, Anthon" ucapnya sambil tersenyum smirk dan mengepalkan tangan.

Jadi selain Herjunot ternyata Theo juga tau bahwa beberapa kecelakaan yang dia alami atau hal buruk yang terjadi padanya selama ini adalah rencana Anthon.

Maka dari itu, saat Theo sadar jika Anthon tidak tulus menganggapnya saudara malah dianggap saingan, maka dari itu Theo pun ingin bermain balas dendam dengan pria itu.

Theo baru sadar kejahatan Anthon padanya saat mereka selesai lulus S1 bersamaan dan mengadakan pesta minuman di club bersama teman teman.

Ia mendengarkan Anthon merencanakan rencana jahat padanya yaitu menjebak Theo agar terlihat memakai barang terlarang seperti narkoboy.

Mendengar hal itu, Theo semakin yakin jika Anthon tak sebaik itu dengannya. Saat ia diselamatkan saudara angkatnya itu maka Anthon menjadi pahlawan dan dibanggakan semua orang.

Mungkin karena dari kedatangannya di rumah keluarga Galio, Theo selalu diunggulkan oleh Bora dan Herjunot serta sangat pintar disekolah, maka dari itu Anthon yang awalnya anak tunggal tidak mendapatkan pusat perhatian lagi menjadi iri dan murka.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!