NovelToon NovelToon
Menikahi Bos Dingin

Menikahi Bos Dingin

Status: tamat
Genre:Perjodohan
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: mamika

Clarissa Atmaja yang baru kembali dari studinya disambut dengan tanggal pernikahan untuk menikahi laki-laki yang sudah menjadi tunangannya, laki-laki pilihan papanya. Namun, saat kembalinya ia dipertemukan dengan laki-laki yang menggetarkan hatinya, dan membuatnya jatuh cinta.

Angga yang dulunya pria yang hangat, berubah jadi dingin dan tak ingin lagi mengenal dengan yang namanya perempuan karena sakit hati dengan perempuan masa lalunya. Sehingga, membuat orang-orang berpikir dan menganggapnya laki-laki yang tidak normal atau tidak menyukai perempuan. Tetapi, Rissa bertekad untuk mengejar cintanya, dan menaklukkan laki-laki yang ia sukai. Tidak peduli dengan statusnya yang sudah bertunangan, dan tentang isu mengenai laki-laki yang ia sukai.

Mampukah Rissa menaklukkan hati Angga Wijaya atau ia akan menikahi laki-laki pilihan papanya yang sudah menjadi tunangannya?

oh ya kak jika berkenan follow Instagram aku mamika759

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kita mau kemana lagi

Jam makan siang pun usai. Rissa nampak kebingungan untuk menemani Angga yang ingin bertemu dengan kliennya, yang tak lain adalah papanya.

Rissa sudah menyiapkan berkas-berkas yang akan dibawanya, dan juga ia sudah menyiapkan rencananya agar ia tidak jadi bertemu dengan papanya. Ia juga sudah menyiapkan beberapa alternatif lainnya jika ia tidak bisa menghindar bertemu dengan papanya.

Rissa pun keluar dari dalam ruangan, dengan membawa tas dan berkasnya. Ia berjalan menuju ruangan Angga.

Tok.. Tok....

Rissa mengetuk pintu ruangan Angga.

"Masuk!" ucap Angga dengan mata yang masih fokus pada layar komputer lipat yang ada di atas mejanya.

Rissa yang mendengar sahutan Angga, langsung membuka pintu dan masuk ke dalam.

Rissa berjalan ke arah meja Angga yang sedari tadi tidak melirik kedatangannya.

"Maaf Pak!" ucap Rissa. Angga pun mendongakkan kepalanya melihat Rissa yang sudah ada di depannya, dan menautkan alisnya.

"Setengah jam lagi, meeting dengan Pak Kusuma," ucap Rissa pada Angga.

Angga menghela nafas, ia mengangkat salah satu tangannya, dan melirik pergelangan tangannya yang terdapat mesin penunjuk waktu yang melingkar di pergelangan tangannya.

Angga pun kembali melihat layar leptop di hadapannya. Tangannya menari-nari di atas keyboard yang disentuhnya.

Klek....

Angga menutup komputer lipatnya, dan memasukkannya ke dalam tas. Ia pun beranjak dari duduknya, dan mengambil jas yang tergantung lalu memakainya.

Angga berjalan, dan melewati Rissa yang berdiri dari tadi di depannya, "Ayo!" ucap Angga.

Rissa menghela nafas, dan menggelengkan kepalanya, "Pak," panggil Rissa, berjalan menghampiri Angga yang berhenti dan menoleh ke arahnya.

"Dasi Bapak belum rapi," ucap Rissa yang tangannya sudah lancang meraih dasi yang membelit leher Angga. Dengan cepat Angga menjauhkan dasinya, dan memundurkan badannya sedikit menjauh dari Rissa.

"Saya bisa sendiri!" ucap Angga yang merapikan dasinya yang sedikit miring.

Rissa menghela nafas panjang, "Maaf!" ucap Rissa yang langsung menurunkan tangannya.

Angga pun berjalan, diiringi Rissa di belakangnya.

Ni cowok bikin gemes gue!

***

Dua puluh menit kemudian, Mobil yang dikendarai Angga, dan ditumpangi Rissa sampai di hotel, dimana tempat yang ditunjuk sebagai tempat pertemuan. Mereka berdua pun turun dari mobilnya, dan berjalan masuk ke dalam hotel.

Rissa bernafas lega, karena papanya belum datang. Mereka berdua pun duduk di tempat yang sudah dipesan.

"Ehem.. Pak," ucap Rissa memecah keheningan. Angga memutar lehernya ke arah Rissa.

"Pak, jika Bapak keberatan saya disini, saya akan duduk di tempat lain, dan ini berkas-berkasnya," ucap Rissa sedikit ragu. Ia ingin menghindari pertemuan dengan papanya.

"Kamu temani saya di sini!" ucap Angga.

Rissa menghela nafas, ia melirik jam di pergelangan tangannya, dan waktu sudah menunjukkan pukul 13.55, yang artinya tinggal 5 menit lagi waktunya untuk kabur, atau waktunya sama sekali ia tidak bisa menghindar.

"Maaf Pak, saya permisi ke toilet sebentar!" ucap Rissa pada Angga.

Angga menganggukkan kepalanya. Rissa pun dengan cepat, beranjak dan berjalan menuju toilet sebelum ia bertemu dengan papanya. Tak lupa Rissa membawa tasnya. Angga hanya melihat pergerakan Rissa yang menurutnya aneh.

Tak lama Pak Kusuma datang bersama sekretarisnya perempuan muda, dan juga cantik. Pak Kusuma pun menghampiri Angga yang masih duduk sendiri. Rissa masih belum kembali dari toilet.

"Maaf saya terlambat!" ucap Pak Kusuma pada Angga, dan mengulurkan tangannya pada Angga.

"Tidak masalah, saya juga baru beberapa menit di sini," ucap Angga, dan menerima uluran tangan pak Kusuma.

"Anda sendiri?" tanya Pak Kusuma.

"Saya bersama asisten sekretaris saya, dan dia lagi di toilet," jawab Angga.

Lain halnya dengan Rissa yang sekarang berada di dalam toilet. Ia berjalan mondar-mandir di dalam toilet, memikirkan cara agar ia bisa tidak bertemu dengan papanya.

Angga melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah 15 menit Rissa berada di toilet.

Angga ingin menghubungi Rissa, namun ia tak memiliki nomor yang bisa untuk menghubungi Rissa.

25 sudah berlalu, Rissa akhirnya datang ke meja Angga, dan papanya. Ia menutupi wajahnya dengan masker, ia juga menambahkan sedikit tahi lalat di bagian bawah matanya, dan dahinya menggunakan eyeliner yang dibawanya, agar papanya tidak mengenalinya.

Angga terkejut melihat penampilan Rissa, begitupun Pak Kusuma, dan sekretarisnya. Rissa sedikit membungkukkan badannya memberi hormat pada Pak Kusuma, yang tak lain adalah papanya.

"Maaf Pak, saya terkena flu. Jadi, saya mencari masker dulu, sehingga membuat anda lama menunggu," ucap Rissa dengan suara yang dibuat sedikit lembut dari biasanya, agar papanya tidak mengenali suaranya.

Angga hanya menggelengkan kepalanya, melihat penampilan Rissa yang memakai masker.

***

Setelah selesai meeting dengan Pak Kusuma membahas kerja sama. Rissa menarik nafas lega, ia bisa selamat dari papanya. Namun, dirinya sangat kesal melihat sekretaris papanya yang sangat dekat dengan papanya.

"Ayo!" ajaknya pada Rissa. Mereka pun berjalan keluar dari dalam restoran yang terdapat di dalam hotel tersebut menuju parkiran mobil Angga.

Angga masuk ke dalam mobilnya, dan diikuti oleh Rissa yang duduk di sampingnya. Rissa menghela nafas panjang.

"Engap gue dari tadi pake ini," gumam Rissa sambil membuka maskernya.

Rissa mengambil cermin, dan tisu dari dalam tasnya, dan menghapus titik-titik yang ia buat di wajahnya. Ia tak menghiraukan Angga yang berada di sampingnya, dan sedang memperhatikan dirinya.

"Ada air nggak?" ucap Rissa tanpa sadar pada Angga sambil menadahkan tangannya.

Angga yang sedang mengemudi, melirik Rissa.

"Tidak ada," jawab Angga, dengan mata yang kembali fokus mengemudi.

"Nanti berhenti ke minimarket sebentar," ucap Rissa, yang tangannya masih menghapus noda hitam di wajahnya.

Angga menghela nafas, dan menggelengkan kepalanya, mendengar Rissa yang memerintah dirinya.

Angga pun menghentikan mobilnya, di depan minimarket. Rissa kembali memasang masker yang dilepaskannya. Ia pun keluar, dan berjalan masuk ke dalam minimarket.

Tak lama Rissa pun keluar, dengan membawa satu kantung kresek berisi pembersih wajah. Rissa pun masuk ke dalam mobil Angga yang masih menunggunya.

"Maaf Pak, sudah buat Bapak menunggu!" ucap Rissa yang baru tersadar, kalau ia bersama bos-nya.

Angga tak menghiraukan ucapan Rissa, ia pun langsung mengemudikan mobilnya ke arah jalan rumahnya.

"Pak, kita mau kemana lagi?" ucap Rissa yang melihat arah jalan yang bukan ke arah kantor mereka.

"Kita tidak usah lagi kembali ke kantor," jawab Angga, karena waktu yang sudah menunjukkan pukul 15.17.

Rissa menghela nafasnya panjang. Angga memberhentikan mobilnya di depan apartemen Rissa.

"Hem.. Pak, berkas yang dari Pak Kusuma belum Bapak tanda tangani, dan ini besok mau dikirimkan," ucap Rissa pada Angga sambil menunjukkan berkas yang dipegangnya.

Anga menoleh, ia terkejut, dan menahan tawanya melihat bagian bawah mata Rissa yang menghitam.

"Bagaimana kalau Bapak, mampir dulu ke apartemen saya untuk menandatanganinya," ucap Rissa yang tersenyum tipis.

Angga terdiam, "Mana, akan saya tanda tangani," ucap Angga sambil menadahkan tangannya meminta berkas yang dipegang Rissa.

Rissa tergelak, "Hem.. Berkasnya apa tidak dibaca dulu, sebelum Bapak tanda tangani?" ucap Rissa ragu sambil memberikan berkas yang dipegangnya pada Angga.

Angga berpikir sejenak, "Baiklah, saya akan mampir sebentar ke apartemen kamu," ucap Angga sambil membuka seatbeltnya.

Rissa yang mendengar ucapan Angga tersenyum menyeringai. Ia bisa sedikit lebih dekat dengan Angga. Mereka berdua turun dari mobil, dan berjalan menuju apartemen tempat Rissa tinggal.

Rissa memasukkan password-nya sesampainya di depan apartemen.

"Masuk, Pak!" Rissa mempersilahkan Angga masuk ke dalam apartemenya. Angga masuk ke dalam apartemen Rissa. Angga pun duduk di sofa.

Rissa memberikan berkas yang dipegangnya kepada Angga.

"Saya tinggal dulu Pak, dan ini berkasnya," Rissa meninggalkan Angga

Rissa membuka blazer yang dikenakannya, kini ia hanya mengenakan kemeja berwarna orange tanpa lengan. Rissa nampak seksi dengan baju yang ia kenakan.

"Astaga wajah gue! Ya ampun, kenapa dia diam aja melihat wajah gue kayak gini?" gumam Rissa yang terkejut melihat wajahnya yang menghitam.

Rissa pun segera ke kamar mandi mencuci wajahnya, lalu ia membersihkan wajahnya dengan pembersih wajah.

Setelah ia selesai mencuci wajahnya, ia pun keluar kamarnya menuju dapur, untuk membuatkan minuman untuk Angga.

Rissa meletakkan minuman yang dibuatnya di atas meja, "Silahkan diminum, Pak!" ucap Rissa tersenyum, lalu duduk di sebelah Angga.

Angga menganggukkan kepalanya, yang matanya masih fokus melihat berkas yang diberikan Pak Kusuma.

"Ehem.. kamu tinggal sendiri?" tanya Angga yang melihat tidak ada seorang pun di apartemen Rissa.

"Saya tinggal bersama teman-teman saya," jawab Rissa tersenyum. Angga menganggukkan kepalanya, lalu mengambil kopi yang dibuatkan Rissa. Angga menyesap kopi yang dibuat Rissa.

Enak juga kopi buatannya, gumam Angga dalam hati.

Ceklek

Pintu apartemen terbuka, Anggun dan Melly masuk ke dalam apartemen. Mereka berdua terkejut melihat Angga yang berada di apartemennya, dan duduk sangat dekat dengan Rissa. Melly dan Anggun saling melirik. Mereka masih tidak percaya jika Angga sekarang berada di apartemen mereka.

"Kalian sudah pulang?" tanya Rissa tersenyum melihat kedua sahabatnya yang baru masuk.

"Pak, kenalin mereka sahabat saya!" ucap Rissa pada Angga.

"Nggun.. Mel.. kenali ini Pak Angga," ucap Rissa tersenyum pada kedua sahabatnya membuyarkan lamunan kedua sahabatnya.

"Melly."

"Anggun."

Melly dan Anggun mengulurkan tangannya pada Angga.

"Angga," ucap Angga tanpa membalas uluran tangan mereka berdua. Mereka berdua kompak langsung menurunkan tangannya.

Melly dan Anggun pun pamit ke kamar mereka.

"Sa...." panggil Angga pada Rissa.

Yang.. Kenapa tanggung banget sih panggilnya? gumam Rissa dalam hati sebelum menyahut panggilan Angga.

"Iya Pak!" Rissa menoleh ke arah Angga.

"Ini sudah saya tanda tangani, dan saya permisi pamit pulang," ucap Angga, yang beranjak dari duduknya.

"Iya Pak! Kopinya dihabiskan dulu, Pak!" ucap Rissa pada Angga. Angga pun menundukkan badannya, dan mengambil cangkir kopi, lalu menyesapnya.

"Terima kasih," ucap Angga sambil meletakkan cangkir kopinya di atas meja.

Rissa tersenyum mengangguk. Ia pun mengantarkan Angga sampai ke depan pintu.

"Hati-hati, Pak!" Angga menganggukkan kepalanya. Ia pun berlalu meninggalkan apartemen Rissa.

Bersambung

1
Galil Alfarizi
terlalu bertele² ceritanya
Sari Juliati
bagus
Sari Juliati
kak bikin lanjutan nya dong
Ari Arie
indahnya dunia halu thor haha..
Silfi Rinawati
seru amat ini ceritanya..rasain reva kenakarma..lanjut kk thor
Silfi Rinawati
😀😀 kasihan rissa sambung nnti malam..
Deby Delia
seru
Musyarofah Salim
author orang Jawa ya kok tahu apem
Rosmery Napitu
🤣🤣🤣🤣
Rosmery Napitu
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Crystal
Berarti Angga sm Risa beda jauh dong umurnya. Kirain kk tingkatnya saat kuliah🙄
Gitaputri Hapsari
risa trllu mencampuri urusan org
Any any
angga sama anggun aja.... rafi sama meli.... rissa terserah author aja... malas sama cara pikir risa yg kolot dan aneh.. trllu kekanak2n... katax udah S2 LN, kok pikiirannya sperti anak SD. author knp jadikan sirisa risa itu berotak OON sih.. 😡😡😡
Allinerick Danis
seruuu,,mantaptap
Haposan Parningotan
selamat berkarya
Yatni Sari
sy lihat visual foto angga suka bingit
Diki
Luar biasa
Satri Ani
sumpahh yahhh ngakakkk bangeeeddddd ampe skit perooottt🤣🤣🤣🤣🤣
dyve
grutu
Alfil Gina
ketagihan kan...ciuman itu laksana air lie mineral,,ada manis 2 x😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!