NovelToon NovelToon
Nyai Arum (Pembalasan Di Kehidupan Kedua)

Nyai Arum (Pembalasan Di Kehidupan Kedua)

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Era Kolonial / Nyai
Popularitas:17.2k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Nilam Sari

Siapa yang menyangka permohonan yang berada di ujung nyawanya terkabulkan. Arum, gadis cantik yang merupakan salah satu gundik gubernur jenderal Belanda kembali ke masa lalu.

"Aku tidak mau mati dalam keadaan mengenaskan! Dicampakkan dan kehilangan anakku! Terlebih, kepada mereka!"

Mampukah Arum merubah masa depan nya? Apakah semuanya berjalan seperti yang diharapkan nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cambukan Caroline

Langkah Arum terlihat mantap. Rambutnya yang tergerai karena basah, tidak menyurutkan tanda bekas pergulatan panas yang baru saja ia selesaikan dengan Frans. Pria itu juga berdiri dan melangkah mantap disebelahnya, keduanya menuju ruang makan. Meskipun sudah terlewat untuk itu.

Arum sedikit memperlambat langkahnya, bibirnya tersenyum tipis. Dia tidak sabar melihat ekspresi dari Caroline. Oh, dia tidak sabar untuk itu.

Meja tampak diisi dengan makanan yang tertata rapi. Asap tampak mengepul membawa aroma yang membuat siapapun tergugah. Namun, dibalik kerapian dan aroma masakan itu, Arum dapat melihat... Bekas dari amukan karena penantian dan juga rasa sakit karena penantian nya yang tak tau kapan harus menanti.

'Ow, tampaknya..... Aku melewatkan amukan dari wajahnya itu. Sayang sekali, tapi tidak masalah. Karena percikan keduanya akan meledak.'

"Kau belum makan?" Tanya Frans, dia melihat istrinya duduk dengan anggun, tatapannya tenang, tapi dibalik itu. Ledakan sudah terjadi dan bekasnya tersimpan dengan rapi.

"Bagaimana aku bisa makan, saat suamiku belum datang dan duduk bersama ku. Meksipun...." Caroline melirik sekilas Arum yang sengaja memainkan rambutnya. Seolah ingin memperlihatkan tanda pertempuran dari Frans yang tertancap pada dirinya.

Dibalik kebaya dengan renda halus dan brokat itu. Tangan Caroline mengepal, dia berusaha menahan diri. Dia sadar, kalau gundik ini, memancing amarahnya, dia tidak akan melakukan nya. Tidak akan!

"Kau baru datang di waktu yang bukan untuk makan siang lagi. Tapi tak apa, aku sudah meminta babu kita untuk menyiapkan nya, dan juga para nyai-nyai disini. Itulah tugas mereka disini."

"Ayo suamiku!" Caroline bangkit dan menarik pelan tangan suaminya, mengajak suaminya untuk duduk disebelahnya.

"Lihatlah! Ada smoor dan frikedel. Kau pasti suka sayangku!" Jelas Caroline dengan lembut.

"Ayo!" Frans duduk disebelah istrinya, meninggalkan Arum yang masih berdiri ditempatnya.

"Ayo, kita makan. Kau pasti ...." Ucapan Caroline tertahan, saat matanya bertemu dengan leher suaminya yang memperlihatkan jejak kemerahan.

'Beraninya, gundik ini!' geram Caroline.

"Kau makanlah juga."

"Ya, makanlah. Bergabung dengan para nyai-nyai yang lain. Bukan begitu suamiku?"

"Hmmmm." Caroline senang mendengarnya.

"Pergilah! Kau tunggu apalagi?" Usir Caroline.

***************

Caroline menjadi tidak berselera. Terlebih, matanya terus tertuju pada leher suaminya dengan tanda kemerahan itu.

'Akan aku berikan dia perhitungan!'

Piring keramik itu telah bersih dari makanan yang sebelumnya berada disana. "Suamiku, bukankah, kau harus pergi hari ini? Pergi ke Paleis te koningsplein?" Ujar Caroline mengingatkan.

"Ya, aku memiliki urusan disana. Aku pergi dulu." Caroline mengangguk.

"Sampai jumpa." Ucap Caroline, tak lupa dengan ciuman manis.

"Ya."

"Lucy!" Teriak Caroline, sisi anggun nya langsung hilang setelah kepergian suaminya.

"Ya nyonya?"

"Minta para jongos kemari! Panggil mereka! Ambilkan cambuk dan juga tali! Ikat Arum! Aku ingin memberikan cambukan untuk nya!"

"Kau dengar aku? Lucy?"

"Iya nyonya."

"Cepat lakukan!" gema Caroline, dia kembali berteriak dan membuat Lucy langsung bergegas melakukan nya.

"Baik nyonya!" Lucy langsung mengambil langkah seribu.

Caroline kembali dengan napas memburu nya, wanita Belanda itu langsung menuju suatu ruangan.

***************

"Ikut kami!" Arum yang sedang berada di kamarnya langsung dikejutkan dengan kehadiran para jongos.

"Berani sekali kalian masuk ke kamarku."

"Aku ini lebih tinggi dari kalian. Kalian tidak tau?"

"Mereka? Tentu saja tau. Kau hanya gundik suamiku! Apa yang kau banggakan? Status mu itu? Hah? hahahah." suara Caroline menggema di kamarnya.

Arum melihat Caroline datang tidak dengan tangan kosong. Satu tangannya memegang cambukan yang siap melayang dan menghantam siapapun yang diperintahkan dari pengendali nya.

"Apa yang kau lihat Arum? Apa sesuatu yang ada di tanganku ini? Hmmm?" Caroline memainkan cambuk milik suaminya.

"Jangan khawatir, cambukan ini akan mendarat sempurna di tubuhmu! Suamiku sudah memberikan tanda di tubuhmu, jadi ..... Tidak masalah kalau aku juga ikut berikan."

"Kalian tunggu apalagi! Pegangi dia! Ikat dia! Cepat!" Titah Caroline.

"Arum, kali ini tidak ada yang akan menyelamatkan mu dariku! Tidak akan! Suamiku sedang pergi, dia berada di Paleis te koningsplein. Dia akan lama disana, kalaupun kembali .... dia tidak akan menyelamatkan ataupun menghentikan ku mencambuk dirimu!"

"Pegangi dia!" Caroline sungguh tidak sabar.

"Nyonya, kau meminta mereka kemari untuk menahan ku? Mengikat diriku? apa, sebegitu tak berdaya nya atau sang nyonya Caroline, tidak mampu untuk mencambuk ku sendiri? Hmmm?" Arum melihat wanita itu terpengaruh oleh kata-katanya.

"Kau memiliki kuasa, apakah untuk ini? Memerintahkan mereka? Kalau nyonya memiliki kemampuan dan juga tenaga untuk menghukum ku. Lakukan saja, nyonya dengan ku. Aku dihadapan nyonya, dengan tangan kosong. Tanpa senjata apapun, tidak seperti nyonya. Berdiri dengan senjata seperti itu." Arum perlahan bersimpuh, itu membuat Caroline tak menyangka.

"Bagaimana nyonya? Aku tau, nyonya merasa marah dan kesal dengan apa yang terjadi. Tuan Frans, dia menghabiskan waktu dengan ku, dan membuat nyonya menunggu. Tapi aku bisa apa? Bukankah itu tugas ku? Kalau nyonya ingin melampiaskan kekesalan nyonya, aku akan menerima nya. Aku akan seperti ini."

"Nyonya, jangan ....." Tapi sayangnya, ucapan Lucy tidak sampai selesai.

"Tinggalkan kami! Hanya aku dan dia disini! Dia ingin melihat bagaimana kemampuan ku! Pribumi sepertinya dan gundik ini ingin melihat amarah ku! Pergi Lucy! Begitu juga dengan semuanya, aku sendiri yang akan menghukum nya, hanya aku! Aku bisa untuk itu."

"Lakukan Lucy!"

"Baik nyonya."

"Pintu ini akan terbuka dan memperlihatkan akibat dari kemarahan ku!"

'Ya, cepatlah! Aku tidak sabar! Caroline.'

Bersambung.....

Jangan lupa tinggalkan 3 komentar untuk melihat rencana Arum, terimakasih semuanya 🥰🙏🙏🥰

1
dewi roisah
lanjut...
Lyvia
laras laras km salah musuh 😀
RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑
Arum di lawan, kayak nya Laras mau cari mati
Nana Colen
crazy up doooong thooooor 😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍👍👍👍👍👍👍👍👍❤❤❤❤❤❤❤
Tinta Emas: 🥰🥰🥰🥰🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Nana Colen
waw munculah saingan frans 😂😂😂
Nana Colen
arum memang cerdik 👍👍👍
Lyvia
gila nyi arum nekat juga 😃
Maria Hedwig Roning
berani uga Arum..
Nana Colen
crazy up dongggg thooooor❤❤❤🥰🥰🥰🥰
Maria Hedwig Roning
thnks thor
Lyvia
yg ada besok frans ngajak nyi arum bukan km jamu nyonya menner 😄
Nana Colen
bagus menghadapi orang licik harus dengan cara licik 😁😁😁😁
aku
wkwkwkwkkw ngakak ini sebutannya apa, senjata makan tuan, apa nih 🤣 malah jd gila si nyonya /Facepalm/
aku
wuihh perjuangan arum keren!! 👍
aku
penasaran bgmn si arum ngatasi 3 bajing itu ya 🤔
aku
berasa kyk oven tuh rmh ya nyonya /Facepalm/
aku
wkwkwkwk kejengkang lucynjing 🤣🤣
aku
waow keren
Lyvia
makin seru, semangat thor upmya
Abel Incess
berharap arum juga pny kekuatan biar makin seru main" nya sm Caroline
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!