Naya harus menerima sebuah kenyataan bahwa sang kekasih menjalin hubungan dengan orang terdekatnya
Naya yang bertekad ingin menikmati hidupnya harus terjebak dan menghabiskan malam dengan seorang pria yang selalu bersikap dingin kepada para wanita
Bagaimana bila pria tersebut ingin memiliki Naya untuk selamanya?
Apakah Naya dapat meraih kebahagiaan bersama pria tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triana mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nama Saya Adalah Ardiansyah Herlambang
Setelah semua tugasnya selesai Irvan pun mulai menghampiri mobil Ardi
Tok.. Tok.. Tok..
Ardi pun membuka kaca mobilnya
"Anda sudah bisa masuk ke dalam tuan muda," ucap Irvan dengan sopan
Ardi yang terbiasa bersikap dingin dengan orang lain pun segera melepaskan tangan Naya dari tubuhnya dan turun dari mobil tersebut, saat itu dia masih berpikiran bahwa Naya akan turun dengan sendirinya dalam keadaan yang sudah seperti itu. Tapi setelah cukup lama Naya tetap terdiam di tempat yang sama, Ardi pun langsung menatap ke arah Naya dengan tajam
"Kenapa kamu masih belum turun?" tanya Ardi
"Apa anda bisa menggendong saya pak?" tanya Naya dengan manja
Ardi pun mendengus kesal mendengar hal tersebut, melihat Ardi yang seperti itu membuat Naya mulai menatap ke arah Irvan
"Apa anda bisa membantu saya pak?" tanya Naya sambil menjulurkan kedua tangannya seperti seorang anak kecil yang minta di gendong
Ardi yang melihat hal tersebut secara spontan langsung menatap ke arah Irvan dengan tajam
"Kenapa dari tadi perempuan itu harus melibatkan saya? apa ini hadiah dari dia karena tadi saya membantu dia? tapi ini lebih mirip dengan hukuman dari pada sebuah hadiah," batin Irvan
"Apa kamu ada keinginan untuk menyentuh dia?" tanya Ardi dengan dingin
"Saya tidak punya keberanian untuk menyentuh nona muda," jawab Irvan
"Nona muda? kamu memang orang yang peka, dengan mudah kamu bisa tau posisi perempuan itu di mata saya." batin Ardi sambil tersenyum tipis
Ardi pun langsung menatap ke arah Naya
"Apa kamu ga bisa jalan sendiri?" tanya Ardi
Naya menggelengkan kepalanya
"Saya rasa karena pengaruh obat di dalam tubuh nona muda yang membuat nona muda tidak sanggup untuk berjalan tuan muda," jelas Irvan
"Kenapa aku ga kepikiran ke arah sana? aku sendiri kan pernah mencoba obat itu, sebelum tubuh aku di buat netral seluruh tubuh aku memang terasa aneh." batin Ardi
"Kamu sendiri mau di bantu sama siapa? dia atau saya?" tanya Ardi dengan dingin
Irvan pun hanya bisa menangis di dalam hati mendengar pertanyaan dari sang bos besar kepada Naya saat itu
"Saat ini perempuan itu berada di bawah pengaruh obat tuan muda, seandainya dia memberikan jawaban yang tidak membuat anda puas. Saya pasti akan menjadi orang yang paling di rugikan karena harus menanggung getahnya dari anda," batin Irvan
Sedangkan Naya saat itu terlihat memperhatikan Irvan dengan seksama dan Ardi pun sudah mulai mengeluarkan aura dingin yang mematikan
"Tubuh dia memang bagus, ga ada salahnya juga kalau dia yang membantu saya." ucap Naya
Ardi hanya terdiam dengan mengeluarkan aura yang mematikan, sedangkan Irvan sudah tidak tau lagi harus berbuat apa pada saat itu
"Tapi tadi saya sudah mencium kamu, jadi saya ga mau berada di pelukan laki-laki lain." lanjut Naya
Ardi pun tersenyum tipis mendengar jawaban yang Naya berikan, tanpa banyak bicara lagi Ardi langsung mengangkat tubuh mungil Naya ala bridal style. Ardi pun mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam hotel tersebut
Semua pengawal pribadi Ardi tersebar di seluruh bagian hotel itu hanya Irvan yang terus mendampingi mereka, saat pintu lift terbuka mereka bertiga pun masuk ke dalam lift dengan posisi Irvan berada di dekat pintu lift. Saat itu Irvan bertugas untuk menghalau siapapun yang akan masuk ke dalam lift
Dalam keadaan seperti itu Naya mulai melancarkan aksi gilanya dengan membuka tiga kancing kemeja yang Ardi gunakan, Ardi hanya bisa terdiam sambil membulatkan kedua bola matanya dengan sempurna karena ulah Naya. Tetapi ulah Naya belum berhenti sampai di situ karena dia mulai mencium dada bidang laki-laki tampan tersebut
"Apa kamu ga bisa menahan diri kamu walau cuma sebentar?!!" teriak Ardi sambil menatap dengan tajam ke arah Naya
Saat itu Irvan memilih untuk berpura-pura menjadi orang tuli seolah tidak mendengar apapun, dia pun hanya bisa berharap di dalam hatinya
"Saya mohon anggap saya sebagai manusia transparan yang terlihat oleh anda nona, tolong jangan libatkan saya lagi di dalam permasalahan kalian berdua. Anda tidak sadar kalau saat ini anda sedang bermain-main dengan orang yang sangat berbahaya nona, semua tindakan aneh anda bisa membuat saya ikut tertarik ke dalam lubang kesengsaraan." batin Irvan
Tetapi harapan di dalam hati Irvan menjadi harapan yang sia-sia karena tiba-tiba saja Naya memegang kerah pakaian Irvan
"Apa saya boleh mencium anda pak?" tanya Naya
Duar....
Rasanya seluruh isi kepala Irvan meledak dengan sendirinya mendengar kata-kata yang Naya keluarkan pada saat itu, Irvan sendiri tak berani membayangkan apa lagi yang akan di lakukan sang bos besar kepada dirinya saat itu
Ardi pun menghembuskan nafasnya dengan kasar untuk mengurangi gejolak yang dia rasakan pada saat itu, dia juga langsung memindahkan posisi tubuh Naya menjadi posisi kangaroo care. Naya pun langsung mengalungkan kedua tangannya ke leher seorang Ardiansyah Herlambang, Ardi pun langsung mendekatkan bibirnya ke telinga Naya
"Dengarkan saya baik-baik, mulai sekarang kamu adalah wanita saya. Jadi kamu hanya di izinkan untuk mencium tubuh saya," bisik Ardi penuh penekanan
Naya pun memundurkan wajahnya agar bisa menatap wajah tampan seorang Ardiansyah Herlambang, dia pun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis lalu mulai menempelkan pipinya ke pundak Ardi
Tanpa rasa malu sama sekali Naya mulai mendekatkan bibirnya ke leher Ardi, saat itu Ardi hanya bisa pasrah dengan apapun yang Naya lakukan terhadap tubuhnya. Ardi benar-benar tidak ingin mendengar Naya menginginkan sesuatu dari laki-laki lain
"Ini benar-benar gila!! apa hebatnya perempuan ini jika di bandingkan dengan perempuan lain? kenapa aku bisa mengalah sampai sejauh ini? yang lebih gila lagi, tubuh aku benar-benar merespon semua sentuhan dari dia." batin Ardi sambil tersenyum tipis
Setelah masuk ke dalam kamarnya Ardi pun langsung meletakkan tubuh Naya di atas tempat tidur secara perlahan, tetapi Naya tetap mengalungkan tangannya di leher seorang Ardiansyah Herlambang. Naya seperti tidak ingin melepaskan laki-laki tersebut
"Apa sekarang saya boleh mencium bibir anda pak?" tanya Naya
Ardi pun melepaskan tangan Naya yang masih berada di lehernya dan menahan kedua tangan Naya di atas kepala Naya, Ardi melakukan hal tersebut hanya menggunakan salah satu tangannya dan tangan yang satu lagi Ardi gunakan untuk mencengkram kedua pipi Naya
"Apa kamu benar-benar mau melakukan hal itu sama saya?" tanya Ardi dengan serius
Naya hanya membalas dengan senyuman tipis sambil menganggukkan, Ardi pun mulai mendekatkan bibirnya ke telinga Naya
"Kalau begitu kamu harus ingat, nama saya adalah Ardiansyah Herlambang." bisik Ardi
Padahal Ardi sudah belajar berubah untuk lebih baik.
Ardi lebih mengutamakan Kamu.
Hubungan yang langgeng harus ada timbal balik nya.