Demi harta seseorang rela berbuat nista.
Namanya Naya, gadis berusia 19 tahun, anak dari hasil hubungan gelap. Dia dijadikan tumbal oleh Laura—istri sah ayahnya—untuk dijual ke seorang pengusaha kaya yang bernama Mike.
Namun, sebelum itu terjadi, Ken selaku asisten Laura mendapat tugas untuk mendidik Naya menjadi anggun dan berkelas sebelum akhirnya berpindah tangan.
Pribadi Ken yang kaku dan Naya yang polos tapi sedikit pembangkang membuat keduanya sering beradu argumen. Anehnya pribadi Ken yang seperti itu membuat Naya nyaman dan muncullah rasa suka.
Sementara Mike, dia merupakan seorang pengusaha muda berusia 33 tahun yang berkecimpung di dunia real estate dan properti.
Dingin dan kejam itulah kata yang melekat pada diri Mike. Terkenal sebagai cassanova karena sering bergonta-ganti perempuan pun tidak mengusiknya. Dunia malam adalah surganya.
"Tapi ... apa Tuan Muda yakin untuk ini?" tanya Jordan, asisten Mike. Dia yang berdiri di depan Mike sedikit mengernyit heran. Pasalnya dia disuruh untuk mencari seorang gadis muda yang Mike jumpai di sebuah kafe.
"Ya, aku mau gadis itu. Cari sampai ketemu."
Telak, sebuah perintah yang membuat Jordan jungkir balik mencari gadis yang sukses memikat hati sang tuan. Jordan hampir putus asa karena tidak mendapatkan jejak sama sekali.
Namun, siapa sangka ternyata malamnya Laura datang bersama Naya. Ternyata dia gadis yang Mike temui itu. Benar-benar takdir yang luar biasa. Sebelumnya Mike tidak ambil peduli siapa gadis yang akan Laura serahkan, yang dia tahu gadis itu masih muda dan perawan.
Mike pun dengan senang hati menerima tawaran Laura. Dia membeli Naya dengan harga sepuluh miliar.
"Tapi Tuan muda, apa dia tidak terlalu muda?" tanya Jordan heran. Sebab selera Mike bukanlah seperti Naya. Sangat berbeda dengan para gadis yang selama ini wara-wiri di sekitar Mike.
"Tentu saja. Dia ... aku ingin dia. Aku ingin yang beda kali ini. Lagian gak ada yang salah. Dia cantik, imut, manis dan ... polos. Dan yang terpenting Jordan, aku ingin mencoba yang perawan." Mike tersenyum sinis. "Aku mau boneka baru. Dan dia cocok untuk itu."
Bagaimana nasib Naya di tangan Mike? Lalu bagaimana kelanjutan kisah antara Naya dan Ken?
Cus baca.
Oiya, jika ingin tau visual mereka bisa follow Ig aku dengan nama akun Riharigawajixjoe.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adisty Rere, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Shock.
Nybg
Eps 6
Nihil. Cara yang Ken contohkan sama sekali tak dituruti oleh Naya. Gadis itu tetap makan dengan lahap mulai dari steak daging, ayam goreng, tiramisu, serta beberapa makanan lain. Dilahap semua secara bergantian—mirip orang rakus yang benar-benar tidak makan dua hari dua malam.
"Nona, Nona Naya. Tolong jangan begini," ucap Ken sembari berusaha menarik dan menjauhkan piring-piring yang ada di depan Naya. Sayangnya, Naya yang sudah kadung kelaparan menepis tangan Ken dan mendorongnya hingga mundur beberapa langkah.
Ken terbengong. Dia dapat melihat tatapan sinis Naya serta mendengarnya mendesis kesal. Anehnya dalam sekejap kembali menikmati ayam goreng yang ada di tangan.
Mendesah frustrasi, Ken mengeluarkan ponsel dari saku jas lantas menghubungi seseorang. Naya yang melihat itu memilih abai dan kembali menikmati makanan ternyaman yang jarang dia rasa. Selama ini karena ekonomi yang tergolong sulit membuatnya hanya menikmati menu yang sederhana. Hanya sebatas tumis kangkung dan tempe goreng atau bacem. Sekarang setelah melihat makanan mewah nan lezat dia jadi kalap mata dan ingin merasa semuanya.
Telepon terhubung. Masih dengan wajah datar, Ken pun berkata, "Bu Direktur, sepertinya cara ini tidak efisien. Saya punya ide lain, tapi ...."
Ken menjeda lisan lantas melihat Naya yang masih makan dengan lahap.
"Lakukan saja semuanya. Apa pun itu terserah saja. Bagaimana caranya saya tidak akan berkomentar. Terserah kamu, yang penting Naya harus bisa berubah sebelum bertemu orang itu," sahut seseorang yang ada di seberang telepon. Orang yang tidak lain adalah Laura.
Ken mengangguk paham. "Baiklah, Bu Direktur. Kalau begitu saya akan bawa Naya ke apartemen saya."
Seketika itu Naya yang tengah mengunyah ayam langsung menyemburkan isinya. Dia terbatuk-batuk sembari menutup hidung. Sumpah, rasanya sungguh tidak enak, bayangkan jika ada makanan yang masuk ke saluran pernapasan.
Naya menahan itu sekuat tenaga sambil menenggak air yang ada di sebelahnya. Begitu sakit efek dari tersedak, matanya yang agak sipit sampai mengeluarkan air.
Mendesis, Naya berdiri lalu menatap Ken begitu dingin, "Apa maksudnya? Kak Ken mau kita tinggal bareng? Kita nggak sedekat itu! Kita ketemu baru tadi pagi!''
Sembari menyilangkan kedua lengan ke dada, Naya kembali mendesis dan ekspresi Ken yang datar membuatnya ingin menelan orang bulat-bulat.
Sayangnya Ken kembali abai dan justru menatap Marta yang ada di sebelahnya.
"Tolong kemas semua barang-barang yang sudah saya persiapkan untuk Nona Naya tadi. Masukan semuanya ke dalam mobil, segera," perintah Ken datar tapi penuh penegasan.
Marta tak menyahut dan hanya mengangguk. Dia dan beberapa pembantu langsung memutar tumit meninggalkan Ken dan Naya yang masih bersitatap.
Hanya dalam hitungan menit, semua barang Naya sudah berpindah tempat. Semua ART pun kembali mendekati Ken yang berdiri di depan Naya yang cemberut.
"Barang-barang sudah kami pindahkan," kata Marta dengan tenang seraya menunduk segan.
"Baiklah Nona, sepertinya sekarang waktu yang pas untuk kita pergi." Tanpa mengurangi rasa hormat Ken mempersilakan Naya dengan ayunan tangan.
Alih-alih menurut, Naya justru kembali duduk. Dia tidak suka di rumah Laura dan ingin sekali pergi dari sana. Laura kejam, para pembantu pun hanya diam melihat keputusasaannya. Terlebih lagi Marta, Naya tidak suka wanita paruh baya itu. Marta memang tidak memaki, tidak pula main tangan, tapi dia merasa tatapan Marta lebih dingin dibanding siapa pun. Hanya saja ....
Jangan lupa like komen dan vote.