“Gray dan yang lain dalam bahaya. Aku harus menolong mereka.”
Ketika Luc Besson menekan tombol dan serangan mematikan itu melesat cepat ke arah Gray dan rombongan, Gavin memaksakan dirinya berdiri. Napasnya terengah-engah, tubuhnya nyaris tak sanggup bergerak, tetapi kakinya tetap melangkah.
“Tidak!”
Ia berlari sekuat tenaga, meski sadar tindakannya mungkin tidak akan menghentikan serangan itu. Namun ia tidak bisa berdiam diri ketika kematian berada tepat di depan mata orang-orang yang ingin ia selamatkan.
Di saat itulah Gavin berteriak dalam keputusasaan yang paling dalam.
“Aku mohon hentikan waktu agar aku menolong mereka.”
Seketika, Gavin terperangah. Sebuah gelombang aneh menjalar dari dalam tubuhnya, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
“Apa yang terjadi?”
Di hadapan kehancuran yang tak terelakkan, Gavin melihat sesuatu yang tidak pernah dirinya lihat selama ini—sebuah tanda bahwa kekuatan tersembunyi di dalam dirinya akhirnya terbangun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Gavin sontak terhenyak, menatap tak berkedip dengan mulut terbuka lebar. Ia mengamati keadaan sekeliling dengan saksama. "Apa yang sedang terjadi? Aku melihat keadaan sekitar menjadi hitam putih. Semua orang bahkan daun-daun dan ranting berhenti bergerak, sedangkan aku masih bisa bergerak. Ini seperti waktu berhenti."
Gavin menampar pipinya, mengecek dahinya yang sangat panas. "Ini semua bukan mimpi. Semua ini sungguhan. Apa mungkin waktu berhenti? Tidak, apa mungkin aku menghentikan waktu, atau mungkinkah aku sudah mati sehingga jiwaku lepas dari tubuhku?"
Gavin menggeleng beberapa kali, menatap jam tangan yang tergeletak di tanah di mana waktu berhenti. "Ini sungguh tidak mungkin. Tidak ada seseorang pun yang bisa menghentikan waktu, kecuali sosok itu bergerak lebih cepat dari waktu itu sendiri."
Gavin mengamati Gray, Baba, Bennet, Bruce, Osvaldo Tolliver, Miguel, dan para pengawal yang tidak bergerak layaknya patung.
Gavin melihat sepuluh titik serangan yang mengarah pada Gray dan yang lain, beralih pada titik serangan yang datan dari arah Luc Besson. "Aku tidak boleh membuang-buang waktu dengan memikirkan kejadian aneh ini. Aku harus melakukan semua yang aku bisa untuk menyelamatkan Gray dan yang lain."
Gavin menarik napas panjang, mencoba menyentuh sebuah robot. "Aku bisa menyentuh robot ini. Itu berarti aku belum mati. Aku harus bergegas."
Gavin mengarahkan setiap robot agar tembakan mereka mengarah ke robot lain. Ia memindahkan Gray, Baba, Bennet, Bruce, Osvaldo Tolliver, Miguel, Ryder, Asher, dan para pengawal yang masih sadarkan diri ke lokasi yang agak jauh dari tembakan.
Gavin tiba-tiba terjatuh. Keringat membanjiri sekujur tubuhnya dan napasnya mendadak terengah-engah. Suhu tubuhnya terus meningkat bersamaan dengan napasnya yang terengah-engah. "Aku harus bertahan."
Gavin menatap Luc Besson yang melayang di udara. Ia mengawasi keadaan sekeliling, memungut sebuah rantai besi, melempar rantai itu ke sepatu Luc. "Aku tidak boleh menjadi beban semua orang."
Gavin menarik Luc Besson turun sekuat tenaga. Begitu Luc sudah berada di tanah, ia segera mengatur pria itu untuk berhadapan dengan serangannya sendiri. Ia mendadak terjatuh ketika dadanya semakin sesak. "Oksigen seakan semakin menipis di tempat ini."
Gavin mengamati alat-alat canggih yang terpasang di tubuh Luc. Ia mengambil hampir semua barang di saku celana, baju, leher, dan telinga. Sayanganya, ia kesulitan mengambil barang yang melekat di dada Luc.
Gavin terdiam ketika melihat sebuah bola besi, berusaha mengartikan sebuah kode di layar kecil. "Aku tidak tahu pasti benda apa ini, tetapi aku menduga jika benda ini adalah pengembali kemampuan sesuai dengan tulisan di layar. Aku harap benda ini akan mengembalikan kekuatan Gray dan yang lain."
Gavin melemparkan bola itu yang kemudian mengeluarkan asap. "Meski waktu berhenti, aku dan benda yang aku sentuh bisa bergerak."
Gavin mengaktifkan beberapa alat canggih di sekeliling Gray dan yang lain. "Benda-benda ini akan melindungiku, Gray, dan yang lain dari serangan meski aku menduga aku dan yang lain masih menerima dampak serangan."
Gavin mengamati Luc Besson dan setiap serangan dengan saksama. "Aku harus membuktikan dugaanku. Aku harap ini berhasil."
Gavin menarik napas panjang, mendekat pada Gray dan yang lain. Ia menggosok kedua tangan, mengarahkan tangan ke kiri dan kanan, menenangkan jiwa dan pikirannya. "Kembalikan waktu sekarang juga."
Gavin terkejut ketika melihat sebuah gelombang menyebar dari tubuhnya. Sekeliling yang awalnya berwarna hitam putih kembali ke keadaan semula. Semua orang dan benda-benda yang mematung kembali bergerak. Di detik selanjutnya, terjadi beberapa ledakan besar.
Angin menerjang ganas ke sekeliling, menerbangkan hampir semua benda yang berada di sekelilingnya. Asap mengepul ke sekitar, membuat pandangan mengabur. Di detik selanjutnya, api besar tercipta dari ledakan setiap robot yang saling menyerang dan terkena serangan robot lain.
Gavin dan yang lain terlindungi oleh alat-alat Luc Besson meski akhirnya mereka terdorong cukup kuat karena efek ledakan. Gavin melihat Gray dan yang lain kembali bergerak. Di detik-detik akhir kehilangan kesadaran, ia melihat Luc Besson terkena serangan. "Aku memiliki kemampuan menghentikan waktu? Ini benar-benar lucu."
Di saat-saat yang sama dengan para robot yang meledak, Luc Besson terkejut ketika menyadari dirinya sudah berpindah tempat. Ia menoleh pada Gavin sesaat, tersenyum meski ia berada sangat dekat dengan serangan dan nyaris tidak akan bisa menghindar.
"Gavin tampaknya berhasil membangkitkan kemampuan yang aku berikan padanya sekitar dua puluh lima tahun lalu. Ramuan itu ternyata memakan waktu selama itu. Pertempuran ini tidaklah sia-sia." Luc Besson terlempar jauh ketika serangan mengenainya. Tubuhnya terpontang-panting dan pelindungnya hancur lebur.
Luc Besson menerobos rumah dan ambruk di lantai. Ia kesulitan menggerakkan tubuhnya, tetapi bibirnya justru mengulas senyuman. "Aku akhirnya kembali ke rumah ini sebagai seorang pria tua."
Ledakan nyatanya membakar hutan. Gavin tidak sadarkan diri bersama Ryder, Asher, dan beberapa pengawal lain. Mereka terbaring di tanah di tengah api yang berkobar.
"Kita semua selamat dari serangan itu," ujar Gray seraya mengamati sekeliling. "Bagaimana semua ini terjadi?"
"Lihatlah robot-robot itu!" tunjuk Bennet pada robot yang sudah terbelah dua. "Di mana Luc Besson? Dia tidak berada di sini. Tunggu, kita berada di lokasi yang agak jauh dari lokasi pertarungan. Seharusnya kita terkena serangan dan mungkin saja tewas."
"Sial! Serangan tadi meluluhlantakkan hutan hingga menjadi tanah lapang. Anehnya, kita berhasil selamat. Siapa yang menolong kita?" tanya Bruce.
"Mungkinkah pria tua itu menghentikan serangan di saat-saat terakhir?" gumam Baba seraya mengamati sekeliling. "Aku tidak berada di lokasi serangan. Apa yang terjadi? Aku tidak mengingat apapun. Apa yang sebenarnya kau rencanakan pria tua?"
Osvaldo Tolliver memijat kepala, menoleh pada Gavin yang terbaring tak sadarkan diri. "Aku mendapatkan penglihatan jika Gavin menyelamatkan kita."
"Gavin?" ujar Gray, Baba, Bennet, dan Bruce.
"Tunggu, aku mampu membaca pikiran kembali. Kemampuanku sudah kembali."
Gray tersenyum, menoleh pada Gavin. "Benarkah kau menyelamatkan kami, Gavin?"
Gray terkejut melihat beberapa alat canggih di depannya. "Siapa pemilik alat-alat canggih ini? Aku pernah melihat senjata-senjata ini."
Gray seketika menoleh ke arah peternakan. "Luc Besson berada di peternakan. Dia terbaring dengan luka yang cukup serius."
Bennet tersenyum. "Akhirnya aku bisa menggunakan kemampuanku. Kita akan tahu apa yang terjadi secepatnya ketika aku menyentuh tangannya."
"Kau bukan lagi beban, Bennet." Bruce tertawa.
Bennet memutar bola mata. "Diamlah, Bruce."
"Aku, Bennet, dan Gray harus pergi ke rumah sebelum pria tua itu pergi. Bruce, kau dan yang lain akan mengurus George, Gideon, dan Gabriel selagi mereka tidak sadarkan diri. Aku yakin kau bisa menyusul kami dengan kekuatanmu," ujar Baba.
"Serahkan semuanya padaku," sahut Bruce.
"Kita tidak bisa bergerak cepat sekarang. Alat-alat kita sudah hancur, tetapi aku menemukan beberapa alat canggih di sekitar kita. Sayangnya, semua alat tidak bisa terbuka karena membutuhkan akses perizinan dari pemiliknya," kata Gray.
Gray, Baba, Bennet, Osvaldo Tolliver, Asher, Miguel yang menggendong Gavin, akhirnya berjalan menuju peternakan. Para pengawal mulai sadarkan diri, berkumpul di lokasi pertarungan, lalu menyusul ke peternakan.
Gray dan yang lain tiba beberapa menit kemudian. Luc Besson tengah berdiri dengan pakaian compang-camping dan luka di leher, kepala, dan tangan.
Luc Besson tersenyum. "Aku tidak menduga jika pertarungan akan berakhir seperti ini. Kalian berhasil mengalahkanku dan ketiga anggota UltraTech itu. Baiklah, aku akan-"
Baba segera menghipnotis Luc Besson, membuatnya tidak sadarkan diri. Sementara itu, Xander tampak cemas di ruangan. Ia pergi ke kamar Alexis untuk menenangkan diri. Ketika ia melihat menyentuh burung merpati, ia seketika melihat sesuatu.
Di saat yang sama, beberapa orang yang mengawasi kediaman Xander dan beberapa keluarga Ashcroft yang lain bergegas pergi menuju satu tempat.