NovelToon NovelToon
Ujug-ujug Punya Tiga Suami

Ujug-ujug Punya Tiga Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Nikahmuda / Satu wanita banyak pria / Harem / Mengubah Takdir
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Mega Biru

Duit tinggal ceban, aku ditawarin kerja di Guangzhou, China. Dengan tololnya, aku menyetujuinya.

Kupikir kerjaan itu bisa bikin aku keluar dari keruwetan, bahkan bisa bikin aku glow up cuma kena anginnya doang. Tapi ternyata aku gak dibawa ke Guangzhou. Aku malah dibawa ke Tibet untuk dinikahkan dengan 3 laki-laki sekaligus sesuai tradisi di sana.

Iya.
3 cowok itu satu keluarga. Mereka kakak-adik. Dan yang paling ngeselin, mereka ganteng semua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mega Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Setelah sarapan selesai, perutku akhirnya kenyang. Jujur, ini kali pertamanya aku makan daging yang katanya daging yak.

Rasanya?

Enak banget sumpah. Mirip daging sapi tapi lebih wangi, lebih gurih. Dan mulai detik ini, daging yak akan jadi salah satu daging favoritku.

“Kami pergi dulu,” ucapan Sonam tertranslate di telingaku.

“Kami juga.” Tenzin dan Norbu bangkit bersamaan.

“Mau ke mana?” tanyaku yang langsung tertranslate di telinga mereka.

“Aku akan ke peternakan,” ujar Sonam dengan bahasa Tibet, tapi langsung berubah menjadi bahasa Indonesia di telingaku.

“Aku akan ke pabrik susu,” sambung Tenzin.

“Aku akan ke gudang logistik,” tambah Norbu.

Mereka pun pergi, meninggalkanku yang melongo.

“Udah? Gitu doang?” gumamku. “Kenapa gak ngobrol dulu? Duduk bareng kek? Ngajak aku jalan-jalan kek? Kan ini kesempatan PDKT,” gerutuku.

”Mereka sibuk,” jawab ibu Dorjen.

Sontak aku terkejut karena baru sadar ucapanku tertranslate di telinga ibu Dorjen. Jantungku pun jadi berdebar karena di meja makan ini hanya tinggal kami berdua.

”Tugasmu hanya memberikan keturunan untuk keluarga Dorjen. Jangan meminta lebih,” sambungnya.

”Keturunan?”

”Ya, aku sangat membutuhkan penerus untuk keluarga Dorjen. Tugasmu hanya mengandung keturunan Dorjen. Jangan meminta lebih dari ke tiga putraku. Setelah melahirkan, kamu boleh pergi ke mana pun kamu mau. Aku akan membayarmu.”

Aku terkejut. ”Hanya untuk keturunan? Kalau gitu kenapa anda gak cari wanita jalang di sekitar sini aja?!” tanyaku agak marah.

”Aku tidak mau keturunan Dorjen dicampuri keluarga lain yang ada di sini. Mereka bisa memperalat anak untuk minta hak lebih.”

”Oh, jadi ibu ini cuma ingin cucu?” batinku. ”Berapa bayaran yang akan saya dapat?” tanyaku.

”Berapa pun yang kamu mau, dan apa pun yang kamu ingin, akan saya beri. Setelah itu kamu bisa pergi dan hidup bahagia sesuai keinginanmu.”

Aku terdiam, merasa tawaran ini sangat menggiurkan.

**

**

[Det?] Send.

Di teras rumah keluarga Dorjen, aku duduk sendirian, memandang halaman luas yang sudah diselimuti malam.

[Deti?] Send lagi.

Aku mengirim chat pada Deti karena dari pagi sampai malam begini dia gak ke sini. Aku jadi merasa sepi, apalagi ke tiga putra Dorjen belum pulang semuanya.

”Si Deti ke mana, sih? Apa dia udah lepas tangan?”

TING!

[Ada apa, Ca?] Deti membalas pesan.

[Kamu ke mana-mana aja, sih? Kenapa gak ke sini? Mentang-mentang udah dibayar, kamu jadi gak peduli lagi sama aku?] Send.

[Bukan gitu, Ca. Anakku demam. Aku belum bisa ke sana dulu. Lagian aku belum dibayar sama nyonya Dorjen. Bayaranku cair kalo kamu udah nikah.]

”Oh, belum cair,” gumamku.

[Ada apa, Ca? Kamu butuh sesuatu?] tanya Deti.

[Apa kamu tau alasan nyonya Dorjen carikan istri untuk ke 3 putranya, untuk apa?] Send.

[Ya untuk jadi istri lah. Untuk apa lagi?]

[Jadi kamu gak tau?] Send.

[Tau apa?]

[Nyonya Dorjen carikan istri untuk ke tiga putranya cuma buat cucu. Dia cuma ingin punya penerus keturunan Dorjen. Bahkan dia bakal bayar aku kalo aku berhasil melahirkan, dan nyuruh aku pergi setelah cucunya lahir.]

[Dibayar? Cuma buat hamil?]

[Ya.]

[Tawaran bagus banget itu, Ca. Kamu kan memang gak suka apalagi cinta sama Sonam, Tenzin, dan Norbu, kan?]

[Ya enggak lah. Baru aja kenal.] Send.

[Ya udah, ambil aja tawarannya. Tinggal hamil doang, kan? Terus dapet uang? Anggap aja kamu lagi kerja.]

”Kerja?” Berpikir keras.

[Tapi aku gak siap kalo harus diiclik mereka bertiga, Det. Lagian kenapa gak satu putranya aja sih yang dinikahin sama aku?] Send.

[Mungkin nyonya Dorjen cuma ingin anakmu manggil ke 3 putranya ayah, Ca. Kalo cuma satu yang dinikahin, nanti ada yang iri dan cari calon istri sendiri. Kalo satu-satu dinikahin sama beda perempuan, bakal repot ngurusin warisan. Kalo anaknya banyak pun, hartanya bakal dibagi banyak juga. Jadi mending nikah sama satu wanita karena satu anak akan jadi anak mereka bersama.] Balas Deti.

[Duh, repot banget sih jadi orang sini. Cuma karena warisan bisa seribet itu?] Send.

[Namanya juga budaya, Ca. Keluarga Dorjen masih megang erat tradisi itu.]

Aku tertegun, kembali berpikir.

[Ca, gimana? Kamu terima kan tawarannya?]

Namun pesan Deti tak sempat kubalas, saat aku melihat 3 buah mobil yang berhenti di halaman rumah. Ya, itu mobil putra Dorjen yang baru pulang.

”Sedang apa?” tanya Sonam yang menghampiriku, Tenzin dan Norbu pun mengikuti Kakak sulungnya dari belakang.

”Kamu menunggu kami?” tanya Tenzin.

”Waw, ini kali pertamanya kita ditunggu calon istri,” sambung Norbu.

”Iya, aku nunggu kalian,” jawabku.

”Ada apa?” tanya Sonam dengan mimik datar.

”Kamu rindu kami, ya?” Norbu tersenyum tampan.

”Kamu rindu kami?” Tenzin mengerutkan dahi.

”Dih, sok yes bener sih cowok-cowok ini,” gerutuku.

”Apa?” tanya Sonam.

”Sok yes?” tanya Tenzin.

”Sok yes itu semacam apa?” Norbu bertanya pada ke dua kakaknya.

”Bukan apa-apa,” jawabku cepat. ”Aku nunggu kalian karena ingin tanya sesuatu.”

”Katakan,” sahut Sonam.

”Sebenarnya kenapa kalian mau nikah sama aku? Kalian gak niat cari istri satu persatu?”

”Tidak,” jawab Sonam.

”Ini sudah tradisi keluarga kami,” sambung Tenzin.

”Terus kenapa kalian mau sama aku?”

”Karena aku sudah ingin menikah, dengan siapa pun wanitanya,” jawab Sonam.

”Kalau kalian?” tanyaku pada Tenzin dan Norbu.

”Karena ibu ingin melihat putranya menikah,” jawab Tenzin.

”Kalau aku sebenarnya belum ingin menikah. Secara aku kan masih muda. Cuma karena kedua kakakku mau nikah, otomatis aku harus nikah juga,” sahut Norbu.

”Bukan karena ingin punya anak?” tanyaku.

”Anak?” Sonam mengerutkan dahi.

”Apa setelah aku berhasil kasih kalian anak, kalian akan mengusirku?”

”TIDAK,” jawab mereka kompak.

”Enggak?” Aku mengernyit karena ucapan mereka bertolak belakang dengan ibunya.

”Ya, kami tidak akan mengusir kamu. Kamu akan tetap jadi istri kami sampai maut memisahkan,” sahut Sonam.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!