NovelToon NovelToon
Time Travel: Kali Ini Aku Akan Mengalah

Time Travel: Kali Ini Aku Akan Mengalah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Keluarga / Time Travel / Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Mengubah Takdir
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aplolyn

Di kehidupan sebelumnya, Emily begitu membenci Emy yang di adopsi untuk menggantikan dirinya yang hilang di usia 7 tahun, dia melakukan segala hal agar keluarganya kembali menyayanginya dan mengusir Emy.
Namun sayang sekali, tindakan jahatnya justru membuatnya makin di benci oleh keluarganya sampai akhirnya dia meninggal dalam kesakitan dan kesendiriannya..
"Jika saja aku di beri kesempatan untuk mengulang semuanya.. aku pasti akan mengalah.. aku janji.."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aplolyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 7

Keesokan harinya, mereka menemani sang ayah untuk menghadiri sebuah jamuan bisnis di sebuah gedung bersejarah di pusat kota.

Emily mengenakan gaun sederhana berwarna biru muda, gaun yang dipilihkannya sendiri, tidak seperti Emy yang mengenakan rancangan khusus dari butik terkenal.

Namun saat mereka memasuki ruangan, beberapa tamu asing melirik ke arah Emily. “Putri Tuan Gerson? Cantik sekali,” bisik mereka.

Emily kaget. Di kehidupannya yang dulu, tidak ada seorang pun yang memperhatikannya. Semuanya hanya berpusat pada Emy.

Ayahnya menoleh sebentar, tatapan mata ayahnya kali ini bukan kebencian, melainkan.. sebuah tatapan bangga.

Hal itu membuat hati Emily berdebar.

Ruangan besar itu dipenuhi para pebisnis muda dan akademisi. Emily duduk di barisan depan bersama Ethan dan Emy, sementara ayah mereka naik ke panggung untuk memberikan sambutan.

“Perusahaan kita selalu terbuka untuk generasi muda yang berani bermimpi,” ucap Tuan Gerson lantang, di sambut tepuk tangan.

Emy tersenyum, ikut bertepuk tangan dengan anggun. Semua mata terarah padanya, menganggap dialah putri sempurna keluarga itu.

Namun tiba-tiba, seorang profesor yang memimpin seminar menoleh ke arah Emily.

“Nona muda di sebelah sana,” katanya dengan bahasa Inggris beraksen khas. “Bagaimana menurut Anda, apa yang paling penting bagi seorang pebisnis muda?”

Semua kepala menoleh. Emily terkejut, jantungnya berdegup kencang, dia tidak menyangka akan ditanya.

Emy meliriknya sekilas, senyuman tulusnya membuat Emily merasa muak.

'Kalian pikir aku tertarik pada bisnis? Oh.. sama sekali tidak'

"Mohon maaf, saya tidak terlalu mengerti dengan bisnis, mungkin saudari saya bisa membantu saya untuk menjawabnya?"

Emy yang mendengar itu menarik napas panjang, mana mungkin dia melewatkan kesempatan ini, lalu dia menjawab pelan namun tegas, “Keberanian untuk gagal, dan kemauan untuk belajar dari kegagalan itu. Banyak orang pintar, tapi hanya sedikit yang berani mencoba lagi setelah jatuh.”

Ruangan hening sesaat, lalu meledak dalam tepuk tangan.

Profesor itu tersenyum puas. “Jawaban yang bagus.”

Emy menunduk, wajahnya memerah. Dia bisa merasakan tatapan kagum dari beberapa orang.

Lalu Emily?

Ogah, dia tidak tertarik meneruskan bisnis sang ayah, di kehidupan ini dia ingin tetap menjadi pelukis biasa yang tidak terlalu terkenal, karna tujuannya sekarang adalah membahagiakan dirinya sendiri.

Dia berjanji akan melakukan semua hal yang tak pernah dia lakukan di masa lalu sebelum akhirnya meninggal kembali, Yap... bukankah pada akhirnya dia akan meninggal?

Malamnya, saat mereka kembali ke hotel, Emily mendengar percakapan samar di lorong, dia berhenti, bersembunyi di balik dinding.

Itu suara Emy.

"Ayah, aku tertarik dengan bisnis, apakah aku boleh belajar?"

Seperti yang sudah Emily duga, Emy memiliki sifat yang terus terang, semua hal yang dia suka akan langsung dia utarakan pada ayah atau kakaknya.

"Ya.. tapi ingat dengan kelas melukismu juga ya..."

Mendengar jawaban sang ayah membuat Emily senang, setidaknya dirinya sudah di black list untuk meneruskan perusahaan.

"Iya ayah.. terimakasih," jawab Emy dengan nada manja yang membuat Emily muak, dia memutuskan pergi dari sana menuju kamarnya.

Emily menekan tombol lift, menunggu pintu itu terbuka karna kamarnya berada di lantai 3 sedangkan kamar ayah dan Emy di lantai 1 oleh sebab itu juga Emily dapat mendengar percakapan mereka di lorong kanan lantai itu.

Ting..

Lift itu terbuka, hanya ada seorang pria yang ada di dalam sana, pria itu memandang Emily dengan lama sampai akhirnya Emily membuka suara dan berkata,

"Permisi.. apakah anda tidak mau keluar? Ini sudah lantai dasar?"

Dengan cepat pria itu keluar dari sana, mempersilahkan Emily masuk, lalu dia masuk kembali dan berkata, "Sepertinya saya ketinggalan sesuatu di kamar"

Suasana dalam lift itu hening, namun Emily bisa merasakan tatapan pria itu dari belakangnya, hal itu membuatnya agak risih namun sebisa mungkin dia berusaha berfikir positif.

Lantai 3 tertulis di atas lift dan pintu pun terbuka, pria itu juga masih mengikutinya.

Emily tak tahan lagi, dia menoleh ke belakang dan berteriak, "Hei! Apa kau penguntit?"

1
Cty Badria
tinggal keluarga y hanya ngangap alat, tidak suka jalan y bertele, pu nya lemah banget
Lynn_: Terimakasih sudah mampir ya kak😇
total 1 replies
Fransiska Husun
masih nyimak thor
Fransiska Husun: /Determined//Determined/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!