GADIS CULUN ISTRI SANG IDOLA KAMPUS

Raut wajah Dalia berubah seketika, dengan tatapan yang semakin dia tajamkan pada Senja setelah mendengar apa yang baru saja gadis itu katakan. Dan menurut nya Senja nampak sedikit aneh. Dan Senja yang menyadari kalau saat ini Dalia tengah menatap nya dengan tak biasa-segera bersuara.

"Ke--Kenapa kamu menatap ku seperti itu?" tanya nya terbata, dan terlihat jelas sedikit pias yang memenuhi wajah nya.

"Kamu nampak aneh hari ini." ucap Dalia penuh curiga.

Wajah pias, dengan senyuman kikuk nya seketika memenuhi wajah Senja mendengar kata-kata yang baru saja terucap dari bibir Dalia, "Aneh, bagaimana? Bahkan wajah ku masih sama." ucap Senja.

"Wajah mu memang tidak ada yang berubah. Namun tingkah mu nampak aneh. Sebab tidak biasa nya kamu menolak saat aku akan tidur di rumah mu." ucap Dalia.

Senja menelan susah payah ludah nya, dengan penuturan yang baru saja terucap dari bibir Dalia, "Aku beberapa hari ini menginap di rumah Bibi ku, jadi hal itu lah yang membuat aku tidak mengijinkan kamu menginap di rumah." ucap Senja.

Kedua alis mata Dalia bertaut. Raut wajah nya semakin kebingungan, setelah mendengar apa yang baru saja sahabat nya itu katakan, "Bibi? Bukankah kamu mengatakan kalau kamu tidak memiliki siapa pun?"

Senja mendesahkan napas nya pelan. Wanita 22 tahun itu bagai maling yang tertangkap tangan. Dia sendiri yang mengatakan pada Senja kalau dia tidak memiliki siapa pun, namun kini dengan gamblang nya Senja mengatakan kalau dia memiliki seorang Bibi.

"Aku,,,,,aku...." Senja bingung harus mengatakan apa, sebab dia tidak memiliki alasan apa pun. Apa lagi tatapan Dalia yang penuh dengan selidik, membuat nya semakin di landa kegugupan. Hingga panggilan masuk tiba-tiba di ponsel nya, membuat pandangan kedua nya teralihkan.

Senja segera membawa tangan ke dalam tas milik nya, dan mendapati nama Galaxy di sana. Tidak mau Senja tahu, wanita itu segera memutuskan sambungan telepon nya begitu saja.

"Aku harus segera pergi," pamit Senja, dan melangkah menjauh dari depan kelas nya, meninggalkan Dalia yang menatap nya dengan tatapan yang tak biasa.

Berlalu nya Senja turut membawa pandangan seorang Dalia, sampai sosok itu benar-benar menghilang dari pandangan nya, dan Dalia merasa ada yang aneh dengan sahabat nya itu, "Aku yakin ada yang dia sembunyikan dari ku," gumam nya.

\*\*\*

Galaxy sudah menghubungi nya, agar meminta diri nya segera datang ke taman. Dan tidak mau Galaxy semakin marah pada nya, Senja mengayunkan langkah kaki nya cepat saat membawa langkah kaki itu menuju taman.

Mengedarkan pandangan nya ke segalah arah, mencari sosok Galaxy. Namun, dia tak mendapati ada nya pria itu. Mengambil langkah kaki nya pelan, dengan sepasang mata yang terus menjelajahi ke segalah arah, hingga kini Senja telah menemukan Galaxy, yang saat ini tengah bersama sahabat-sahabat nya.

Tak langsung menghampiri Galaxy, Senja masih setia memijak kan ke dua kaki nya di sana, dengan pandangan yang terus dia hantarkan pada Gala, yang sama sekali belum menyadari kedatangan nya.

Menatap Galaxy dengan tatapan yang tak biasa bayang-bayang selama ini perlakuan Gala pada nya, saat diri nya baru saja berkuliah.

Pria itu selalu merundung nya, dan Senja tak dapat melakukan apa pun. Dia hanya bisa pasrah, saat pria itu memperlakukan nya sebagai objek bullyan.

Sesak seketika membelenggu di dalam diri Senja, dia merasa diri nya begitu bodoh, sebab mau saja di perlakukan bak sampah oleh pria yang kini telah berstatus suami nya itu.

Saat ini Galaxy, dan sahabat-sahabat nya, sama sekali tidak menyadari ada nya Senja yang sudah berada di taman. Pria itu tertawa lebar, seperti nya ada sesuatu yang membuat mereka terpingkal-pingkal.

Tak sengaja Farhan membuang pandangan nya ke arah lain. Tawa di wajah itu memudar seketika, setelah dari jauh dari nya mendapati ada nya Senja. Dan dia tahu, kalau wanita berkaca mata itu datang untuk menemui Galaxy.

"Gal...Gala!" panggil Farhan pelan, dan buang pandangan nya ke arah depan.

Galaxy ikut membuang pandangan nya ke arah pandangan Farhan.

Seringai iblis tercetak di wajah pria itu, dengan ke datangan Senja saat ini. Sorot mata itu tajam bersama api amarah yang kian membuncah di dalam diri nya, saat kembali mengingat pernikahan nya dan Senja.

Galaxy bangun dari duduk nya, dan membawa langkah kaki itu menghampiri Senja, yang saat ini sudah berjarak tak terlalu jauh dengan nya.

"Apa yang kau inginkan?!" tanya Senja yang mencoba untuk berani, walaupun saat ini rasa takut tengah menyelimuti nya.

Ada sedikit kekagetan di dalam diri Galaxy, bagaimana Senja yang bersuara dengan nada tinggi pada nya, dan dia dapat melihat tak ada nya ketakutan di wajah wanita itu," Bukankah kau memang adalah pelayan ku?! Aku ingin kau membelikan makanan untuk aku, dan sahabat-sahabat ku di restorant yang ada di ujung jalan." ucap Galaxy.

Seringai rendah tercetak di wajah Senja, setelah mendengar ucapan Galaxy, "Membelikan makanan untuk kau, dan teman-teman mu?!" tanya Senja dengan nada penuh emosi.

"Bukankah kau memang adalah pelayan kami?" sahut Galaxy tersenyum mengejek.

"Yaa. Aku adalah pelayan dari seorang pria manja, yang hanya bisa bersembunyi di balik kekayaan orang tua nya," sahut Senja mencemooh.

Bisa di bayangkan bagaimana raut wajah Galaxy saat ini. Perkataan Senja terasa begitu merendahkan harga diri nya. Emosi yang sudah ada, semakin membuncah. Meraih tangan Senja, dan mencengkram nya dengan sangat kuat, "Kau!"

Cengkraman Gala begitu menyakitkan bagi Senja. Namun, wanita itu berusaha menahan nya meski rasa nya sangat sakit, "Bukankah aku mengatakan yang sebenar nya? Sebab aku melihat nya sendiri," sahut Senja dengan enteng nya, meskipun nyata nya ketakutan itu kian memenuhi diri nya.

"Ternyata kau ingin, aku melakukan sesuatu yang lebih buruk pada mu. Sekarang juga berlutut, dan minta maaf, sama gue, sebelum gue berubah pikiran!" ujar Galaxy penuh penekanan.

"Nggak! Nggak akan. Aku nggak akan pernah melakukan hal itu lagi!" ucap Senja.

"Cepat Senja! Sebelum kesabaran gue habis!" hardik Galaxy dengan nada penuh emosi.

Walau pun saat ini ketakutan tengah menyelimuti setengah mati, sebab baru kali ini Senja mendapati kemarahan Galaxy yang teramat sangat pada diri nya. Namun, Senja tetap berusaha mempertahankan nya.

"Nggak! Nggak akan!" hardik nya dengan nada lantang. Menundukkan wajah nya, dan menggigit kuat tangan Galaxy.

"AAHHH!" Galaxy berteriak akibat rasa sakit pada tangan nya, dan seketika melepaskan cengkraman tangan Senja. Dan kesempatan itu segera di gunakan Senja untuk meloloskan diri.

"Senjaa---!" Galaxy berteriak sekeras mungkin, akibat luapan emosi nya yang benar-benar memuncak di dalam diri nya pada wanita itu.

Namun bukan nya takut, atau apa, wanita itu justru menjulurkan lidah nya, dan berjingkrak-jingkrak, dan apa yang Senja lakukan barusan membuat kobaran api di dalam diri Galaxy kian membara, "Awas kamu, Senja! Aku akan membalas mu!" gerutu nya dengan tatapan penuh emosi.

Seperti menonton sebuah tontonan yang langkah, Farhan, Dayat, dan juga beberapa sahabat Galaxy lain nya, nampak tidak percaya dengan apa yang mereka lihat di depan mata. Seorang gadis cupu, penakut, yang biasa nya selalu menuruti apa yang Galaxy titahkan pada nya, kini berbalik melawan pria itu, bahkan sampai menyakiti nya.

"Gal,,,apakah kita sedang tidak salah lihat?" ujar Dayat dengan masih memasang raut wajah tidak percaya nya.

"Iya, Gal. Bahkan tadi, si Culun itu---,"

"Cukup. Kita lihat saja. Apa yang nanti aku lakukan setelah tiba di rumah!" ujar Galaxy. Karena terlalu terbakar oleh kemarahan nya, membuat pria itu tidak menyadari apa yang dia katakan.

Seolah melupakan apa yang tengah terjadi saat ini pada seorang Galaxy Alfadharan. Tatapan sahabat-sahabat pria itu, seketika menatap pada Gala dengan tatapan tak biasa. Dan Gala yang masih belum menyadari, justru melayangkan pertanyaan pada mereka.

"Kenapa kalian menatap gue, seperti itu?! Apa ada yang salah dengan muka gue?" tanya Galaxy.

"Wajah lo, tetap tampan, kok, Bro. Hanya kita-kita, nggak ngerti dengan apa yang lo maksud barusan," sahut Dayat dengan memasang wajah bingung nya.

Raut wajah Galaxy berubah seketika, dengan semakin memperdalam tatapan nya pada Dayat sebab pria itu sama sekali masih tidak menyadari ucapan nya, "Gue masih nggak mengerti apa yang lo, maksud."

'Lo mengatakan, kalau lo akan memberikan pelajaran pada Senja saat lo tiba di rumah," sahut Farhan yang menjawab rasa penasaran Galaxy.

Pias seketika memenuhi wajah Galaxy, dengan tegukan ludah yang tertelan dengan berat. Seolah melupakan rasa sakit pada pergelangan tangan nya, Galaxy terlihat gelagapan.

"Gal--," seru Dayat dengan tatapan penuh selidik nya pada Galaxy.

\*

Bersambung............