Arief adalah seorang mahasiswa jenius teknik informatika dari Indonesia yang hidupnya berubah total ketika sebuah artefak misterius dari sebuah pameran purbakala melebur ke dalam tubuhnya. Ia terlempar ke Benua Azure Timur, sebuah dunia fantasi xianxia (kultivasi) yang dipenuhi sihir, Binatang Spiritual, dan kultivator perkasa.
Di dunia barunya, Arief menemukan bahwa artefak itu telah memberinya warisan terlarang: Akar Spiritual Lima Elemen Surgawi, bakat kultivasi tertinggi yang dapat menarik perhatian dan keserakahan sekte-sekte raksasa. Demi keselamatannya, ia diselamatkan dan dibawa oleh kultivator wanita dingin, Lin Xiu, ke Sekte Awan Bening.
Master Sekte Tian, yang menyadari potensi luar biasa Arief, segera mengangkatnya sebagai murid langsung dan memberinya misi genting: menyembunyikan bakatnya. Arief, si "naga yang menyamar sebagai ular," harus menggunakan kecerdasan dan logika programmer-nya untuk menguasai teknik kultivasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sourcesrc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7: Darah Pertama di Danau Naga dan Kekuatan Tersembunyi
Tim Serigala Merah berenang dalam formasi ketat menuju pulau di tengah Danau Naga. Air danau sangat dingin, meskipun Arief, dengan tubuhnya yang sudah dimurnikan hingga Tahap Pondasi Dasar, tidak merasakannya secara ekstrem. Ia berenang di samping Jiang Qiao, yang merupakan pria kuat dengan pengalaman tempur yang cukup.
"Pulau itu dilindungi oleh kabut Qi tebal. Begitu kita masuk, Binatang Spiritual akan segera tahu keberadaan kita. Bersiaplah untuk pertempuran," bisik Han Xue dari depan.
Saat mereka mendekati pulau, Arief merasakan lonjakan Energi Air di sekitarnya, yang mulai mengganggu pergerakan mereka. Ini adalah efek alami dari Binatang Spiritual Air tingkat tinggi.
"Ayo, Xiao Feng, Jiang Qiao! Beri jalan! Perangkap pertama harus dipasang di bibir pantai!" perintah Han Xue, mengeluarkan pedang lebarnya.
Begitu kaki mereka menyentuh daratan berlumpur di pulau itu, kabut di sekitar mereka bergetar.
Swoosh!
Enam makhluk air, seperti kombinasi ular dan ikan, dengan taring tajam dan sisik biru tua, melesat keluar dari air. Mereka adalah Ular Giok Air, Binatang Spiritual Tingkat 2.
"Jiang Qiao, tahan tiga di kiri! Xiao Feng, urus tiga di kanan! Wei Feng dan Zhao Li, lindungi Ma Ling! Aku akan menangani sisanya!" teriak Han Xue.
Jiang Qiao mengayunkan gada besarnya dengan teknik kasar tetapi efektif, menahan tiga ular. Zhao Li dan Wei Feng dengan cepat mengambil posisi pertahanan di sekitar Ma Ling yang segera mengeluarkan jimat-jimat formasi.
Arief harus bertarung. Ia mengeluarkan pedang latihannya. Tiga Ular Giok Air melesat ke arahnya, sangat cepat.
Jika aku menggunakan Qi Pondasi Dasar, penyamaranku akan rusak, pikir Arief. Ia memutuskan untuk hanya menggunakan 30% dari Qi Pengumpulan Qi Tingkat 9 miliknya, tetapi menggabungkannya dengan Teknik Pedang Ilahi Sembilan Surga (Gerakan Pertama: Awan Menyentuh Puncak).
Ia menggerakkan pedangnya, tidak mengayun keras, tetapi membiarkan pedang itu mengalir seperti awan, menciptakan serangkaian tusukan cepat dan presisi.
SREK! SREK!
Dua dari tiga Ular Giok Air terkena tusukan pedang Arief di titik vital mereka, tepat di belakang kepala mereka. Tusukan itu tidak didukung oleh kekuatan yang besar, tetapi kecepatannya melampaui kemampuan Binatang Spiritual Tingkat 2 untuk menghindar. Mereka jatuh ke tanah dan mati, sisik mereka masih bergetar.
Ular Giok Air yang terakhir terkejut. Ia menyerang Arief dari samping. Arief dengan cepat memblokir dengan pedangnya, tetapi karena ia menahan kekuatannya, benturan itu terasa keras dan pedangnya nyaris terpental dari tangannya.
"Sial, kekuatan fisiknya besar!" gumam Arief.
Ia kemudian menggunakan Teknik Pedang Ilahi, Gerakan Kedua, Angin Menyapu Daun, hanya dengan elemen Angin, dan mengayunkan pedangnya dalam gerakan menyapu yang cepat, bukan untuk membunuh, tetapi untuk mendorong. Ular itu terdorong mundur beberapa meter.
Saat Binatang Spiritual itu limbung, Arief mengambil kesempatan. Ia menyalurkan sedikit Qi Logam ke ujung pedangnya, mengubah tusukan berikutnya menjadi seperti bor yang tajam dan tak terhentikan. Ular itu roboh.
Pertarungan itu hanya berlangsung kurang dari dua puluh detik.
Han Xue, yang sibuk bertarung dengan dua Ular Giok Air tingkat yang lebih tinggi, sempat melirik Arief. Ia melihat bagaimana Arief bertarung dengan anggun dan presisi yang mematikan, tidak seperti kultivator Pengumpulan Qi biasa yang hanya mengandalkan kekuatan murni.
"Bagus, Xiao Feng! Kecepatan dan kontrol yang luar biasa! Kau lulus ujian pertama!" teriak Han Xue dengan semangat.
Setelah semua Ular Giok Air mati, Ma Ling sudah berhasil menyelesaikan Formasi Perangkap pertama.
"Xiao Feng, cepat kemari! Kita harus menyegel jalur air ini! Aku butuh bantuanmu menyalurkan Qi ke simpul formasi penyeimbang," pinta Ma Ling, keringat membasahi dahinya.
Arief segera menghampiri Ma Ling. Formasi itu adalah Formasi Penutup Air Ringan, membutuhkan dua kultivator dengan Qi yang seimbang.
"Gunakan Qi Tanah untuk menahan fluktuasi air, dan Qi Kayu untuk menyeimbangkan formasi," bisik Arief kepada Ma Ling.
Ma Ling, yang sudah mulai percaya penuh pada "naluri" Arief, segera mengikutinya. Mereka menyalurkan Qi mereka ke dua titik kunci formasi. Ma Ling, dengan Pondasi Dasarnya, menyediakan fondasi utama, sementara Arief menyalurkan Qi Kayu-nya dengan presisi yang sangat tinggi, menyeimbangkan formasi secara instan.
WHUMM!
Formasi itu diaktifkan. Sebuah tirai cahaya transparan segera menutupi bibir pantai. Suara gemuruh dari Binatang Spiritual di bawah air tiba-tiba menjadi lebih pelan, terhalang oleh formasi.
"Sempurna! Itu adalah penyegelan yang paling cepat yang pernah aku lakukan! Kerja yang bagus, Adik Junior Xiao!" seru Ma Ling, tersenyum lebar.
Han Xue tiba, pedangnya meneteskan darah hijau. "Kerja bagus, kalian berdua! Sekarang, cepat, ikuti aku! Mutiara Esensi Naga Air ada di gua di puncak pulau. Kita harus bergegas sebelum Naga Air Sirip Perak itu sadar!"
Tim itu bergerak cepat, mengikuti Han Xue menembus semak belukar dan bebatuan licin. Mereka harus menghadapi beberapa Binatang Spiritual liar lagi, termasuk beberapa Katak Racun Lumpur Tingkat 3, yang Zhao Li tangani dengan efektif menggunakan racunnya.
Mereka tiba di puncak pulau, di mana terdapat sebuah gua kecil yang tersembunyi di balik air terjun kecil. Qi elemen Air di sini begitu pekat hingga hampir terasa seperti kabut tebal.
"Hati-hati, ini sarangnya. Ikan Naga Sirip Perak pasti ada di dalam," bisik Han Xue, pedangnya terangkat.
"Xiao Feng, kau dan Jiang Qiao, awasi pintu masuk gua. Ma Ling, bersiaplah dengan formasi pertahanan jika kita gagal," perintah Han Xue.
Han Xue, Wei Feng, dan Zhao Li masuk ke dalam gua. Arief dan Jiang Qiao berdiri di luar.
Tiba-tiba, suara gemuruh besar dan ledakan Qi terdengar dari dalam.
"Sial! Kita membangunkan bosnya!" teriak Han Xue dari dalam.
Arief dan Jiang Qiao bersiap, tetapi alih-alih keluar, yang muncul dari dalam gua adalah cahaya perak menyilaukan yang diikuti oleh suara SHING! Pedang Han Xue terbang keluar dari gua dan menancap di tanah.
Kemudian, Han Xue terlempar keluar dari gua, tubuhnya memantul keras di batu, jubah merahnya robek dan darah menetes dari bibirnya. Kultivasi Pondasi Dasarnya masih utuh, tetapi dia terluka parah.
"Monster itu terlalu kuat! Dia Tingkat 4 puncak! Dia nyaris menembus baju zirahku!" rintih Han Xue, mencoba berdiri.
Tepat saat itu, sesosok besar, bersisik perak yang berkilauan dan memiliki sirip tajam, meluncur keluar dari gua. Itu adalah Ikan Naga Sirip Perak. Ia memiliki mata kuning jahat dan taring raksasa.
"Lindungi Ma Ling! Kita lari!" teriak Han Xue, putus asa.
Namun, Ikan Naga Sirip Perak sudah melihat mereka. Matanya tertuju pada Ma Ling, yang sedang panik mencoba menyiapkan formasi teleportasi darurat.
"GRRRRRAAAA!" Ikan Naga itu melesat ke arah Ma Ling dengan kecepatan yang mengerikan, siap untuk merobeknya dengan taringnya.
Ma Ling menutup matanya, jimat-jimat berjatuhan dari tangannya.
Arief tahu ia tidak punya pilihan. Jika Ma Ling mati, misi gagal, dan identitasnya tidak penting lagi. Ia harus bertindak.
Sialan penyamaran!
Arief menyalurkan Qi dari Inti Giok Murni-nya. Seluruh Qi Pondasi Dasar Tingkat 1 miliknya meledak keluar. Liontin Bayangan Mistik bergetar, tetapi tidak berhasil menyembunyikan ledakan Qi yang luar biasa kuat dan murni itu.
Aura Arief berubah. Ia tidak lagi menjadi 'Xiao Feng' yang lemah, tetapi seorang ahli Pondasi Dasar yang baru lahir, namun Qi-nya terasa seolah-olah dia adalah kultivator Pondasi Dasar Tingkat 7 atau 8 karena kemurnian Giok-nya.
"Pergilah!" teriak Arief.
Dia melompat ke depan Ma Ling, pedang latihannya di tangan. Ia memadukan Lima Elemen Surgawinya: Air untuk kelenturan, Logam untuk ketajaman, dan Tanah untuk stabilitas.
Ia melancarkan Gerakan Pedang Ilahi ke-7: Naga Biru Menelan Langit.
Pedang latihan itu, yang seharusnya hanya pedang logam biasa, tiba-tiba memancarkan cahaya biru neon yang luar biasa terang. Pedang itu bergetar hebat, dan energi air dari Danau Naga di sekitarnya tiba-tiba meresponnya.
Dalam sepersekian detik, sebuah bayangan kepala naga biru raksasa muncul dari ujung pedang Arief dan menabrak kepala Ikan Naga Sirip Perak.
BAMMM!!!
Gelombang kejut Qi menyebar, merobohkan pepohonan di sekitar mereka. Ikan Naga Sirip Perak yang ganas itu terlempar ke udara, sisiknya hancur di beberapa tempat, dan ia menjerit kesakitan.
Semua orang tertegun.
Han Xue, yang terengah-engah, menyaksikan dengan mata terbelalak. Wajahnya yang cantik dipenuhi keterkejutan total. Pondasi Dasar Tingkat 1, tapi Qi-nya... dan Teknik Pedang Naga itu... itu bukan teknik Sekte Awan Bening!
Ma Ling membuka matanya. Ia melihat Arief berdiri di depannya, tubuhnya memancarkan aura Giok yang sangat kuat, jubahnya berkibar, terlihat seperti dewa perang yang baru turun.
"Xiao Feng... kau..." bisik Ma Ling.
Ikan Naga Sirip Perak itu, meskipun terluka, bangkit kembali, matanya dipenuhi kemarahan yang membakar. Ia memusatkan seluruh Qi-nya ke taringnya dan menyerang Arief lagi.
Arief tahu ia tidak bisa menahan diri lagi. Ia telah membuka kekuatannya.
Kali ini, Arief menyalurkan semua Qi Giok Murni-nya. Ia melancarkan gerakan pamungkas.
Gerakan Pedang Ilahi ke-9: ** Sembilan Surga Membelah Fana**.
Arief mengayunkan pedangnya ke bawah, dan energi lima warna (biru, merah, kuning, hijau, abu-abu) menyatu di bilah pedang. Kekuatan itu begitu besar sehingga pedang latihannya tidak mampu menahannya.
KRRAKKK!
Pedang latihan itu retak dan pecah berkeping-keping, tetapi Qi yang dilepaskan Arief telah berubah menjadi bilah energi setinggi sepuluh meter.
Bilah energi lima warna itu membelah Ikan Naga Sirip Perak menjadi dua bagian yang sempurna, dari kepala hingga ekor. Darah binatang spiritual Tingkat 4 itu muncrat ke mana-mana.
Ikan Naga Sirip Perak itu mati.
Arief berdiri terengah-engah, ia telah menggunakan hampir seluruh Qi Pondasi Dasarnya. Ia melihat ke sekeliling. Tim Serigala Merah menatapnya dengan ketakutan dan kekaguman yang ekstrem.
Han Xue berjalan perlahan ke arahnya, mengambil pedang lebar di tangannya. Dia menatap Arief, bukan sebagai 'Xiao Feng', tapi sebagai Arief yang sebenarnya.
"Kau... siapa kau sebenarnya, Xiao Feng?" tanyanya, suaranya pelan, tetapi penuh tekanan.
Arief tahu ia tidak bisa berbohong lagi. Ia mengeluarkan Liontin Bayangan Mistik. Auranya kembali ke keadaan aslinya—Aura Pondasi Dasar yang stabil, namun sangat muda.
"Nama saya Arief. Saya adalah murid langsung Master Sekte Tian. Saya datang ke sini untuk mutiara itu," jawab Arief.
Han Xue dan Ma Ling saling pandang. Mereka telah bertarung bersama naga yang baru lahir. Dan mata Han Xue, yang tadinya penuh kemarahan, kini berubah menjadi campuran dari ketakutan, rasa hormat yang mendalam, dan, yang paling berbahaya bagi Arief, ketertarikan yang tidak terduga.