Perselingkuhan yang dilakukan sang suami membuat Selena terpukul. Hingga ia bertemu dengan seorang pria yang menawarkan pembalasan kepada sang suami dengan cara berselingkuh dengannya.
Akankah Selena menerima ajakan pria yang ternyata sudah menargetkan dirinya sejak lama ?
" Maafkan aku sayang, kumohon jangan tinggalkan aku " (Jonathan Miles)
" Aku pernah memintamu untuk meninggalkanku tapi kau menolak. Sekarang aku sendiri yang akan meninggalkanmu " (Selena Reyes)
" Aku pastikan apa yang jadi milikku sejak awal akan selalu menjadi milikku " (Leandro White)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda Nova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WLYG 7 - Selena, Jonathan, Sherly
Selena memijat-mijat keningnya sambil berbaring di atas ranjangnya. Kini ia tengah berada di dalam kamar apartemen tempat tinggalnya.
Ya Tuhan... Apa yang sudah kulakukan ?
Selena lantas duduk bersandar pada headboard ranjang. Berbagai macam pemikiran berputar-putar dalam otaknya.
Berkali-kali ia merutuki dirinya sendiri, saat menyadari apa yang terjadi padanya.
Ia juga menyalahkan dirinya karena bisa-bisanya ia terlibat ONS dengan pria yang tak ia kenal, hanya karena kecewa atas pengkhianatan sang suami.
" Kalau begini, apa bedanya aku dengan Jonathan ? Sama-sama mengkhianati ikatan pernikahan " monolog Selena.
Selena kembali mengingat kejadian semalam. Walupun samar dalam ingatannya, tapi tak dipungkiri jika ia juga menikmati apa yang terjadi. Entah karena rasa kecewanya, atau karena pria itu yang memperlakukannya begitu istimewa. Bahkan Selena memuji permainannya.
" Astaga ! Aku pasti sudah gila dengan memikirkan pria itu "
Selena menepuk-nepuk kepalanya. Namun, ia justru selalu terbayang wajah rupawan pria itu.
Wajahnya yang terpahat sempurna dengan garis rahang tegas, hidung tinggi, bibir bervolume dan rambut halus pada rahang serta diatas bibirnya. Matanya berwarna abu-abu dengan tatapan mata tajam. Tubuhnya tegap berotot dengan tinggi sekitar 190 cm.
" Ayo... Enyahlah dari kepalaku ! Pergi ! Kumohon pergilah ! "
Selena memukul-mukul pelan kepalanya. Berharap bayangan pria itu dan apa yang terjadi diantara mereka segera hilang dari pikirannya.
Dering telpon membuat Selena melupakan sejenak pikirannya. Ia meraih ponselnya dan melihat Jonathan menghubunginya.
" Honey... Kau sudah pulang ? " tanya Jonathan saat panggilan terhubung.
" Ya, aku baru saja tiba " jawab Selena berbohong kepada Jonathan.
" Begitu ya... Kalau begitu, aku akan segera pulang " ucap Jonathan saat mendengar jawaban sang istri.
" Tidak perlu " sahut Selena tak minat.
Jonathan mengernyit mendengar ucapan Selena.
" Honey... Apa maksudmu ? " tanya Jonathan heran.
Selena berdehem, lalu berusaha menenangkan diri.
" Em... Maksudku, kau sebaiknya menyelesaikan pekerjaanmu di kantor saja. Bukankah perlu waktu jika kau pulang sekarang lalu kembali lagi ke kantor " jelas Selena dengan lembut.
" Jika pulang sekarang, aku tidak perlu kembali lagi ke kantor. Kau tahu, aku sangat sangaaat merindukanmu " tutur Jonathan dengan manis.
Ciih, jika aku tidak melihat dengan mata kepalaku sendiri apa yang terjadi, aku pasti percaya dengan ucapan manismu itu
" Honey... Ada apa ? Kau baik-baik saja kan ? " tanya Jonathan khawatir karena Selena tak kunjung membalas ucapannya.
" Ah ya, aku baik-baik saja. Kurasa sedikit jet lag " jawab Selena kemudian.
" Kau tidak perlu khawatir, aku hanya butuh istirahat saja. Kau fokus saja bekerja, jangan khawatirkan aku " tambah Selena lagi.
" Tapi... "
" Sudah ! Percaya padaku, aku baik-baik saja " potong Selena.
" Baiklah kalau begitu. Padahal aku sangat merindukanmu dan ingin segera bertemu denganmu " ucap Jonathan.
" Kita masih memiliki banyak waktu, sayang " ucap Selena.
" Hmm... Baiklah, aku akan bekerja kembali. See you soon, honey " ucap Jonathan.
" See you " jawab Selena pendek lalu dengan segera memutus sambungan telpon.
Selena menghela nafasnya sambil melihat ke arah ponselnya.
" Kenapa kau melakukan ini padaku, Nath ? Apa selama ini kau kurang puas denganku ? Apa yang membuatmu berpaling ? "
Selena bertanya-tanya pada dirinya sendiri, air mata kembali mengalir di wajah cantiknya kala ia mengingat pengkhianatan Jonathan.
Cukup lama Selena larut dalam kesedihan, sampai akhirnya ia menghapus air matanya. Tidak, ia tidak akan menunjukkan kepada Jonathan jika ia sudah mengetahui semuanya.
Ia akan bersikap seolah tidak tahu apapun. Berpura-pura, sebagaimana yang Jonathan lakukan selama ini. Seolah-olah sangat mencintai dirinya padahal berkhianat.
Untuk sementara, ia harus menahan diri untuk tidak meluapkan amarahnya. Sampai akhirnya ia menemukan alasan atas sikap Jonathan di belakangnya.
Selena kembali meraih ponselnya saat terdengar bunyi notifikasi. Sebuah pesan dari nomer tak dikenal masuk di aplikasi perpesanan miliknya.
Sedikit mengerutkan dahi, mengingat tidak sembarang orang yang mengetahui nomer pribadinya.
Dengan segera ia membuka pesan yang masuk.
Hai, baby... I miss you.
Do you miss me ?
Sebelah alis Selena terangkat kala membaca deretan kata yang terbaca.
Aku pastikan kita akan bertemu lagi. Secepatnya, baby !
Lagi, Selena membaca pesan yang baru saja masuk ke dalam ponselnya. Kali ini kedua alis miliknya beradu. Tapi, Selena tak ambil pusing. Ia berpikir itu hanyalah pesan yang salah kirim saja.
Memilih untuk membiarkan saja pesan yang masuk itu. Selena tak begitu peduli. Saat ini, tengah fokus menyiapkan dokumen untuk pengajuan perceraiannya.
Ya, ia sudah memutuskan untuk mengajukan gugatan cerai kepada Jonathan. Ia akan melakukannya secara diam-diam. Tak akan menunjukkan riak amarah.
Tak terasa, waktu sudah menjelang sore. Jonathan sudah bersiap untuk meninggalkan perusahaan. Tentu saja, ia sangat merindukan istrinya itu. Sudah hampir satu minggu lamanya, ia tidak bisa bersama dengan Selena. Dan kini, ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk melepas rindu kepada sang istri tercinta.
Ketukan pintu terdengar, Jonathan lalu mempersilakan masuk.
Itu adalah Sherly, sekretaris sekaligus wanita yang selama ini juga menjadi partner ranjangnya.
" Anda memanggil saya, Tuan ? " tanya Sherly bersikap formal saat berada di perusahaan dan di tempat umum.
" Ya, aku akan pulang ke kediamanku. Kau bisa pulang ke rumahmu " seru Jonathan yang dibalas dengan anggukan kepala oleh Sherly.
" Baik, Tuan " jawab Sherly singkat.
" Sherly... Terima kasih untuk beberapa hari ini " ucap Jonathan.
" Itu sudah kewajiban saya, Tuan " sahut Sherly dengan senyuman tipis yang membuatnya terlihat begitu manis.
" Baiklah, kalau begitu kau bisa pulang sekarang "
" Baik, Tuan. Saya permisi " pamit Sherly lalu menunduk hormat dan segera meninggalkan ruangan Jonathan.
Ada rasa tak nyaman dalam dadanya saat Sherly mendengar bahwa Jonathan akan pulang ke kediamannya. Tapi, ia cukup tahu diri. Ia bukanlah pemilik hati seorang Jonathan Miller. Ia hanyalah seorang pengganti.
Ah tidak, sepertinya pengganti itu terlalu istimewa jika disematkan untuk dirinya yang tidak ada apa-apanya dibandingkan Selena, istri sah Jonathan.
Bagi Sherly, hubungan antara dirinya dan Jonathan hanyalah sebuah kerja sama bisnis, sama-sama mencari keuntungan.
Tapi bukan itu...
Yang benar adalah Jonathan merupakan dewa penolongnya walaupun dibersamai dengan kehilangan hal paling berharga yang ia miliki. Tapi, itu ia rasa sebanding dengan apa yang ia peroleh. Kesembuhan dan kesehatan wanita yang sangat ia sayangi. Satu-satunya orang tuanya yang tersisa.
Jonathan menatap punggung Sherly yang keluar dari pintu ruangannya. Ia menghela nafasnya. Entah hubungan macam apa yang terjalin antara dirinya dan juga Sherly.
Rasa bersalah merayap didalam benak Jonathan. Di satu sisi ia merasa bersalah kepada Selena karena telah mengkhianati istrinya itu. Bersamaan dengan itu, ia juga merasa bersalah kepada Sherly karena telah mengambil kesempatan dalam kesulitan yang Sherly alami.
Jonathan tak menampik ada rasa berbeda kala bersama dengan Sherly. Mungkin karena ia mendapatkan rasa menjadi yang pertama dan ia tak bisa melepaskan begitu saja sekretarisnya itu setelah mereguk kenikmatan bersamanya.
lanjut thor 🙏
👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
❤️❤️❤️❤️❤️