NovelToon NovelToon
Demi Semua Yang Bernafas Season 2

Demi Semua Yang Bernafas Season 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi / Raja Tentara/Dewa Perang / Pulau Terpencil / Kultivasi Modern
Popularitas:13.6k
Nilai: 5
Nama Author: Babah Elfathar

Yang Suka Action Yuk Mari..

Demi Semua Yang Bernafas Season 2 Cerita berawal dari kisah masalalu Raysia dan Dendamnya Kini..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Babah Elfathar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Bab 8 -

“Ya.. Aku… Aku sepertinya sudah mencapai tingkat dewa,” ujar Puquh tiba-tiba, suaranya terdengar datar tapi penuh keyakinan.

“Hah?” Krish langsung menoleh cepat, menatapnya dengan dahi berkerut, memastikan ia tidak salah dengar.

Puquh menatap lurus ke depan, lalu mengulang dengan nada yang lebih tegas namun tetap tenang, “Aku bilang, aku sudah mencapai tingkat dewa.”

Ucapan itu jatuh seperti petir di tengah sunyi ruangan. Tak ada tawa, tak ada candaan, hanya udara yang tiba-tiba terasa berat.

Puquh bukan tipe orang yang suka bicara besar. Sejak dulu, dia dikenal pendiam dan lebih banyak memendam segalanya sendiri. Setelah kepergiannya dari Barbar City, sikapnya makin tertutup. Bahkan ketika anggota tim lain bercanda atau tertawa terbahak-bahak di kapal, dia lebih memilih diam di sudut, menenggak alkohol seorang diri di bawah cahaya lampu yang temaram.

Yang ada di kepalanya hanyalah satu hal: balas dendam.

Sejak Dimpsay mati, tak ada perubahan berarti dalam dirinya. Raut wajahnya tetap sama — datar, dingin, tanpa emosi. Hatinya masih kelam seperti sebelumnya. Bahkan kebiasaannya pun tak berubah: mengambil sebotol alkohol, meneguknya pelan, lalu menatap kosong ke arah laut, seolah mencari sesuatu yang telah lama hilang.

Namun malam ini, tiba-tiba saja dia berkata kalau dirinya telah mencapai tingkat dewa.

Perkataan itu membuat Krish benar-benar terkejut. Ia menatap Puquh lama, menelan ludah dengan susah payah. “Serius?” tanyanya pelan.

Puquh mengangguk perlahan. “Aku tidak bercanda. Aku mulai merasa perubahan ini setelah pertempuran antara Dimpsay dan Rangga. Awalnya kupikir efek mabuk, karena waktu itu aku benar-benar tidak sadarkan diri selama beberapa hari. Tapi ketika aku bangun pagi tadi… ada sesuatu yang berbeda. Tubuhku terasa ringan, kekuatanku meningkat tajam, dan aku tahu—aku telah melewati batas itu.”

Krish tidak bisa langsung merespons. Kata-kata Puquh terlalu besar untuk dicerna begitu saja.

Tingkat dewa.

Itu bukan hal kecil. Dari tingkat puncak menuju tingkat dewa, jaraknya sangat jauh—terlalu jauh untuk dilompati dalam waktu singkat. Bahkan para ahli sekalipun butuh waktu bertahun-tahun untuk menembus batas itu.

Contohnya Rangga. Dia berada di tingkat puncak hampir dua tahun sebelum akhirnya bisa melangkah ke tingkat dewa. Thania malah membutuhkan waktu lebih lama lagi.

Sedangkan Krish sendiri... enam tahun sudah berlalu, dan dia masih di tempat yang sama. Bahkan rintangan menuju tingkat dewa pun belum sempat disentuhnya.

Dan kini, Puquh — orang yang baru bergabung dengan tim mereka — tiba-tiba saja sudah sampai di level itu.

Krish mengembuskan napas berat, antara kagum dan frustrasi.

“Tim ini benar-benar gila,” gumamnya lirih. “Dua anggota baru, Raysia dan Puquh, sudah sama-sama tingkat dewa. Ditambah Rangga dan Thania... berarti sekarang Tim 11762 punya empat orang tingkat dewa.”

Dia menggeleng, lalu terkekeh kecil. “Aku iri,” katanya jujur, meski bibirnya tersenyum.

Namun beberapa detik kemudian, senyumnya berubah nakal. Ia menepuk bahu Puquh sambil berkata, “Kak Puquh, sebagai perayaan kenaikan levelmu, biar aku traktir kau keliling Lyren Haven. Kau harus tahu adat dan kebiasaan di sini. Dan, hei—kau tahu kan, banyak perempuan cantik di kota ini!”

Puquh menatapnya datar, lalu menjawab singkat, “Tidak tertarik.”

Setelah jeda sebentar, dia menambahkan dengan nada malas, “Kalau ada yang menarik pun, itu hanya alkohol. Sayangnya di sini tak ada.”

Krish terdiam, tak bisa berkata apa-apa. Hanya bisa mengangkat bahu pasrah.

 

Dua jam kemudian, suasana berpindah ke bandara Kota Yanzim. Hiruk-pikuk orang yang datang dan pergi tak henti-hentinya memenuhi ruang keberangkatan dan kedatangan.

Di antara kerumunan itu, berdiri seorang pemuda dengan rambut rapi dan wajah serius. Di tangannya ia memegang sebuah papan bertuliskan besar:

“PAK RANGGA, NYONYA RAYSIA”

Ia jelas sedang menunggu seseorang.

Sebelum berangkat, Rangga memang sudah menghubungi Suryanto Weda. Karena Suryanto tidak bisa meninggalkan perusahaan Hylo Group, ia mengirim asisten muda bernama Mirk untuk menjemput Rangga dan Raysia.

Beberapa menit kemudian, sepasang penumpang keluar dari pintu kedatangan. Begitu Raysia melangkah keluar, hampir semua mata lelaki di sekitar sana langsung tertuju padanya.

Rambutnya panjang terurai hingga pinggang, berkilau lembut saat diterpa cahaya siang. Ia mengenakan rok pendek berpadu tunik panjang, lengkap dengan kacamata hitam yang menambah kesan elegan. Gaya kasualnya justru membuatnya tampak semakin memikat—anggun tapi tetap menggoda.

Rangga melirik sekilas lalu berkomentar sambil terkekeh, “Hei, kalau mereka tahu kamu sebenarnya berusia lima puluhan atau enam puluhan, mungkin separuh dari mereka langsung pingsan di tempat.”

Raysia menoleh setengah malas, meliriknya dengan senyum sinis. “Daripada mengomentari umurku, lebih baik kau lihat anak muda di sana. Dia tampak kebingungan seperti gembala yang kehilangan dombanya.”

Rangga tertawa kecil. Ia mengikuti arah pandang Raysia dan mendapati pemuda berjas itu — Mirk — sedang menatap papan namanya dengan canggung.

Keduanya berjalan mendekat. Rangga lalu bertanya sopan, “Apakah Suryanto Weda yang mengutusmu untuk menjemput kami?”

Mirk segera membungkuk sedikit. “Iya, betul. Anda pasti Tuan Rangga dan Nyonya Raysia. Nama saya Mirk, asisten pribadi Pak Suryanto di Hylo Group.”

Rangga mengangguk. “Oh begitu. Lalu apakah kami bisa langsung bertemu Pak Suryanto sekarang?”

Mirk menghela napas, rautnya tampak agak canggung. “Sebenarnya, awalnya begitu, Tuan. Tapi sayangnya, Pak Suryanto sedang menghadapi masalah mendesak di perusahaan. Karena itu, beliau menitipkan permohonan maaf, dan meminta saya mengantar Anda langsung ke kantor.”

Rangga tersenyum ramah. “Tidak apa-apa. Kalau boleh tahu, masalah mendesak seperti apa?”

“Masalah dana, Tuan,” jawab Mirk dengan nada serius. “Perusahaan sedang berada di tengah krisis keuangan. Salah satu proyek besar kami kekurangan modal cukup besar, dan semua orang sedang berusaha mencari solusi. Tapi kami percaya, Pak Suryanto pasti bisa menanganinya.”

Rangga sedikit terkejut. “Kekurangan modal?” gumamnya sambil menyentuh dagu. “Menarik… sepertinya waktu kedatanganku pas sekali. Aku juga punya urusan yang tidak jauh berbeda.”

Mirk mengangguk pelan. “Pak Suryanto hanya berpesan agar Anda tidak kecewa dengan situasi yang sedang terjadi.”

Mereka bertiga kemudian berjalan menuju area parkir. Setelah masuk ke mobil, perjalanan menuju kantor pusat Hylo Group dimulai.

Perusahaan itu berdiri megah di pusat kawasan bisnis paling modern di Kota Yanzim. Bangunannya menjulang tinggi, berdinding kaca berkilau memantulkan langit sore. Kantor cabangnya tersebar di beberapa kota besar di Negara Haz, tapi inilah markas utamanya — jantung kekuasaan keluarga Weda.

Sekitar satu jam kemudian, mereka tiba di depan gedung. Begitu mobil berhenti, Rangga menatap sekeliling dan memperhatikan dua sosok yang tampak sedang berdebat di depan pintu.

Salah satunya adalah Yessi Weda, putri Suryanto. Wajahnya terlihat tegang, kedua tangannya bertolak pinggang. Di depannya berdiri seorang pria dengan Raut sinis dan senyum congkak — Naldi Khel.

“Yessi, apa kamu masih keras kepala menolakku?” kata Naldi dengan nada menggoda tapi dingin. “Kau tahu, hanya perusahaan ayahku yang bisa menyelamatkan bisnis ayahmu sekarang. Jadi jangan terlalu sombong.”

Yessi menatapnya tajam. “Kau pikir aku akan menerima bantuan dari orang sepertimu?”

Naldi mengangkat dagunya sedikit. “Ck, jual mahal. Tapi kalau begitu, bersiaplah melihat ayahmu bangkrut. Aku bisa membuat perusahaanmu tenggelam hanya dengan satu kata dari ayahku.” Ia lalu menjilat bibirnya dengan senyum licik. “Kecuali... kau mau jadi pacarku. Siapa tahu aku berubah pikiran. Orang tuaku akan sangat senang melihatku menggandengmu. Kalau kau jadi menantu mereka, maka masalah selesai—kita jadi keluarga selamanya.”

Ia melanjutkan dengan nada seolah berbisik tapi sengaja dibuat terdengar, “Dan karena ayahmu punya kesan buruk padaku, akan lebih baik kalau kau yang meyakinkannya sendiri… seberapa ‘baik’ hatiku ini.”

Yessi mengepalkan tangan. Matanya memancarkan kemarahan.

Tapi sebelum sempat menjawab, sebuah suara lain terdengar memotong dengan tenang namun tegas, “Itu bukan sesuatu yang pantas dilakukan seseorang yang mengaku baik pada orang lain.”

Naldi dan Yessi sama-sama menoleh.

Sosok Rangga berdiri tak jauh dari mereka, langkahnya santai namun berwibawa.

“Rangga!” seru Yessi kaget. “Kenapa kamu ada di sini?”

Rangga tersenyum kecil. “Aku datang untuk meminta bantuan pada ayahmu. Dia ada di kantor, kan?”

“Iya, kebetulan aku memang mau menemui beliau,” jawab Yessi cepat.

“Meminta bantuan?” Naldi mendengus meremehkan. “Lucu juga. Sekarang Pak Suryanto sedang kesulitan, dan kau datang untuk minta tolong padanya? Aku rasa kau datang ke orang yang salah.”

Ia tertawa pendek, menatap Rangga dengan tatapan mengejek. “Hei, Calon mertuaku itu mungkin lebih membutuhkan pertolongan terlebih dahulu dibandingkan untuk bisa menolong orang lain!”

Sedikit konflik drama nih, hehehe..

Bersambung...

1
Was pray
ya memang Rangga dan raysa yg harus menyelesaikan permasalahan yg diperbuat, jangan melibatkan siapapun
Was pray
Rangga memang amat peduli sama orang2 yg membutuhkan pertolongan dirinya tapi tidak memikirkan akibatnya
hackauth
/Pray/ mantap update terus gan
Was pray
MC miskin mantaf ..
Was pray
Rangga. dalam rangka musu bunuh diri kah?
adib
alur cerita bagus..
thumb up buat thor
adib
keren ini.. beneran bikin marathon baca
Maknov Gabut
gaskeun thor
Maknov Gabut
ceritanya seru
Maknov Gabut
mantaff
Maknov Gabut
terima kasih thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!