NovelToon NovelToon
I Love You My Husband

I Love You My Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Terpaksa Menikahi Suami Cacat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Rani

"Jika ada kesempatan kedua, maka aku akan mencintai mu dengan sepenuh hatiku." Kezia Laurenza Hermansyah.

"Jika aku punya kesempatan kedua, aku akan melepaskan dirimu, Zia. Aku akan membebaskan dirimu dari belengu cinta yang ku buat." Yunanda Masahi Leir.

Zia. Cintanya di tolak oleh pria yang dia sukai. Malam penolakan itu, dia malah melakukan kesalahan yang fatal bersama pria cacat yang duduk di atas kursi roda. Malangnya, kesalahan itu membuat Zia terjebak bersama pria yang tidak dia sukai. Sampai-sampai, dia harus melahirkan anak si pria gara-gara kesalahan satu malam tersebut.

Lalu, kesempatan kedua itu datang. Bagaimana akhirnya? Apakah kisah Zia akan berubah? Akankah kesalahan yang sama Zia lakukan? Atau malah sebaliknya.

Yuk! Ikuti kisah Zia di sini. Di I Love You my husband. Masih banyak kejutan yang akan terjadi dengan kehidupan Zia. Sayang jika dilewatkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#7

Zia melepas napas berat. Dia hempas 'kan tubuhnya ke atas ranjang. Sedikit beban dalam hatinya menghilang. Ah, tapi itu tidak lama. Karena pikiran tentang Yunan langsung muncul untuk menganggu. Zia sontak bangun dengan cepat dari baringnya.

"Nomor ... aduh, berapa ya nomor kontaknya?" Gusar Zia sambil menatap layar ponsel yang masih menyalah.

Zia mencoba membalikkan ingatannya dengan susah payah. Dia harap, benaknya bisa mengingat nomor Yunan. Tapi sayang, usaha itu sia-sia saja. Pikirannya masih tidak bisa mengingat sedikitpun tentang nomor kontak suami masa lalunya itu.

Hembusan napas berat kembali Zia lepaskan. "Dulu, aku di minta menghafal sama Yunan, tapi, aku tidak melakukannya. Agh. Jika saja ... ya Tuhan. Penyesalan itu memang akan selalu datang belakangan. Sungguh menyebalkan."

Zia beranjak dari kasur. Berjalan munda-mandir di depan meja rias sambil mengigit ujung kukunya. "Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

"Hm .... "

"Eee .... "

"Aduh! Apa sih? Katakan! Aku harus apa?"

"Agh! Harus apa aku, Tuhan?"

"Ya ampun."

Zia gusar bukan kepalang. Sesaat lamanya dia berpikir, lalu akhirnya, dia langsung mengambil keputusan. Walau dia tidak terlalu yakin akan keputusan yang akan dia ambil, tapi tetap saja, dia akan mencobanya.

"Diam saja tidak akan ada gunanya, Zia. Ayo! Bergeraklah."

Gegas, Zia menyiapkan diri untuk pergi ke suatu tempat. Rambut lurus yang dia gerai dengan bebas, atasan kesukaan berwarna hijau, lalu, bawahan hitam yang cukup untuk menutupi betis. Zia pun melenggang keluar dari kamarnya sambil menenteng tas di tangan.

Senyum indah menghiasi bibir sambil menuruni anak tangga. Zia terlihat sangat bersemangat sekarang. Sang mama yang ada di ruang keluarga langsung mengalihkan perhatian.

"Zia."

"Eh, mama."

"Kamu ... mau ke mana?"

"Keluar, Ma."

"Tujuannya, ke mana, Zia? Katakan dengan jelas. Jangan cuma bilang keluar aja."

"Ketemu teman, mama. Ih ... kok jadi kesal gitu sama aku?"

"Nggak. Mama gak kesal. Cuman, mama ingin tahu dengan jelas, ke mana anak mama akan pergi."

"Mm ... Zia."

"Iya, Ma."

"Kamu ... gak janjian sama Brian, bukan?" Wajah sang mama sedikit tidak nyaman saat melontarkan pertanyaan barusan. Sepertinya, mama Zia sedang menyembunyikan sesuatu atau lebih tepatnya, sedang merasa cemas akan suatu hal.

Zia menyipitkan matanya.

"Mm ... maksud mama apa? Aku? Janjian sama Brian? Ya nggak lah. Kenapa emangnya? Ada masalah apa, Ma?"

"Ah, itu, nggak. Anu, kayaknya, Brian, itu ... Zia, kamu suka Brian, Nak?" Si mama malah melontarkan pertanyaan yang membuat Zia menaikkan kedua alisnya.

"Mama ... kok bisa tiba-tiba nanya soal itu? Kenapa, Ma?"

Mama Zia langsung terdiam. Mungkin, bibirnya terlalu berat untuk dia gerakkan. Tapi, dia juga tidak ingin kedua anaknya terlibat perselisihan hanya karena seorang pria.

"Zia. Sepertinya, Brian .... "

Zia tersenyum. Kali ini, dia benar-benar tidak ingin membuang waktu lagi hanya untuk membahas hal-hal yang sama sekali tidak ada gunanya bagi dia. Dia pun langsung menyentuh tangan sang mama.

"Ma, dulu, anak mama ini memang pernah punya sedikit rasa suka. Tapi, itu hanya sedikit saja. Lalu, saat Zia tahu rasa yang sedikit itu tidak menerima balasan dari orang yang Zia sukai, rasa itu langsung menghilang."

"Mama gak perlu merasa panik dan cemas. Zia akan baik-baik saja jika kak Wingsi bersama dengan Brian."

"Zia. Kamu .... "

"Zia tahu semuanya, Ma. Zia tahu kalau Brian suka kak Wingsi. Sedang kak Wingsi juga sama. Dia juga suka Brian. Jadi, biarkan mereka bersama. Jika itu pilihan yang terbaik buat mereka, kenapa tidak?"

Sang mama tentu saja merasa sedikit terharu plus cukup sedih. Bagaimana tidak? Anak bungsunya ini selalu saja bernasib tidak baik. Sudah berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan sesuatu, tapi hasilnya malah selalu menerima kekecewaan. Sungguh menyedihkan.

Mama Zia menyentuh anak rambut Zia yang ada di dahi. "Kamu baik-baik saja anak mama?"

Zia langsung menunjukkan senyum manisnya buat sang mama. "Zia baik, Ma. Sangat baik malahan. Mama jangan cemas, Zia gak papa."

"Anak kuat mama. Percayalah, suatu hari nanti, anak mama pasti akan dapat yang lebih baik."

"Zia percaya, Ma. Dan sekarang, Zia sedang berusaha untuk mengejarnya."

Sontak, wajah mama Zia langsung berubah dari sedih menjadi bingung. "Apa? Barusan, kamu, ngomong apa, Zia."

Zia tertawa kecil. "Ah, ha ha ha. Nggak. Lupakan saja. Zia gak ngomong apa-apa kok, Ma. Lupakan ya. Lupakan."

"Zia .... "

Zia tersenyum jahil. "Mm ... ya udah deh. Zia harus pergi sekarang. Ada yang harus Zia lakukan hari ini, Ma. Nanti siang, Zia gak pulang ya. Zia pulang mungkin akan telat. Jadi, mama jangan cemas, oke?"

Selesai berucap, Zia langsung beranjak. Si mama yang baru saja mendengarkan apa yang anaknya katakan langsung ingin bicara panjang lebar. Eh, tapi sayangnya, Zia malah sudah menjauh.

"Hei! Zia! Aish, anak ini."

Zia berjalan dengan bahagia keluar dari pintu utama. Namun, ketika kakinya baru juga menyentuh teras, pandangan matanya langsung menangkap sesosok yang cukup dia kenali. Siapa lagi itu kalau bukan Brian.

Pria itu kini sedang ngobrol bersama Wingsi di teras dengan di temani minuman dan cemilan. Sepertinya, keduanya sedang saling membuka hati untuk semakin lebih dekat lagi.

Saat Zia muncul, wajah kedua manusia yang ada di teras langsung berubah. Tentu saja Zia juga merasa tidak enak akan kemunculannya yang langsung merusak suasana bahagia dari dua makhluk tersebut.

Sesaat Zia dibuat bingung, dia berada dalam dilema yang cukup akut. Antara harus mengabaikan, atau menyapa. Dirinya bingung harus memilih yang mana.

Lalu pada akhirnya, Zia memilih untuk mengabaikan Brian dan Wingsi. Dia melewati kedua manusia itu tanpa menyapa terlebih dahulu. Sayangnya, pilihan Zia malah membuat kakak dan pria yang ia sukai berpikir yang tidak-tidak. Alhasil, sebuah panggilan langsung menghampiri telinganya.

"Zia." Suara Brian langsung terdengar.

Seketika, langkah kaki Zia terhenti. Dengan hati yang berat, dia memutar tubuh. Wajah tenang ia pertahankan. Walau sebenarnya, dia kesal karena panggilan barusan.

"Iya. Ada apa?"

"Mau ke mana kamu?" Pertanyaan berikutnya, Brian lontarkan. Sedang si kakak hanya diam saja sambil melihat adiknya.

"Ke ... ah, ada urusan. Maaf ya, sedang buru-buru. Jadi, aku harus pergi sekarang."

Gegas Zia melangkahkan kakinya untuk menjauh.

Brian yang ditinggalkan sepertinya sedang bingung akan ulah Zia barusan. "Apa yang terjadi dengan anak itu? Kenapa dia seolah sedang menghindar dariku. Apa gara-gara .... " Brian mengantungkan kalimatnya ketika sadar di sampingnya ada Wingsi. Sedang Wingsi, gadis itu tetap diam dengan pandangan mata lurus ke depan.

Entahlah. Entah apa yang saat ini sedang ada dalam pikiran Wingsi. Yang jelas, wajahnya terlihat cukup berbeda dari biasanya.

1
Musdalifa Ifa
lanjut Thor, lagi seru sekali ini🙏
Jeje kwok 12🌹
selalu suka dengan kisah yang kembali di beri kesempatan ke dua
Jeje kwok 12🌹
mungkin seandainya yunan mau mencoba dulu pasti zia kagak akan pergi..terus Bryan pasti udah nyesel karna zia udah kaga cinta lagi padanya....jgn sampe ada konflik saudara deh
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
lgsg di acc carmer gk tu zia😄
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
yunan lgsg kawatir pikiran emaknya zia.lgsg bilang tidak tinggal sendiri😂😂😂
Rani: khkhkhkh ... iya lho. yunan pnuh pertimbangan kan yah
total 3 replies
Musdalifa Ifa
next up Thor 🙏
Rani: yuhu ... laksanakan 👍
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Rani: siap laksanakan 😘
total 1 replies
Musdalifa Ifa
suka banget ceritanya, semangat up ya Thor💪
Rani: yuhu ... 😘😘😘 makasih
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Rani: yuhu👍👍👍👍
total 1 replies
Patrick Khan
apa iya kena hujan bisa badan panas🤔🤔
Rani: gelamun apa kamu hayo?
total 5 replies
partini
ini dua duannya balik ke masa lampau
Rani: iya. mereka berdua sama. yg satu mau balikan. yg satu mau menghindar. gitu
total 1 replies
partini
wah keren cerita nya
Rani: makasih buanyak. ikuti sampai akhir yah
total 1 replies
partini
cinta bertepuk sebelah kaki nyesekk
Rani: kahkahkah... jaman sekarang udah main kaki aja yah. gak main tangan lagi🤣
total 1 replies
Patrick Khan
ratu maksa bgt..kesan nya gk ada cwo yg mw sm dia🤣🤣
Rani: wwkwkwkwkw... Yunan anak orang kaya mah walau lumpuh tetap aja dapat untung🤭
total 1 replies
Patrick Khan
lanjut
Rani: 👍👍👍👍😘
total 1 replies
Moh Rifti
up
Rani: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
Moh Rifti
lanjut
Rani: yuhu....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!