NovelToon NovelToon
Asmarandana Titisan Ningrat

Asmarandana Titisan Ningrat

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cintapertama / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:112.1k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Ningrat dan kasta, sebuah kesatuan yang selalu berjalan beriringan. Namun, tak pernah terbayangkan bagi gadis proletar (rakyat biasa) bernama Sekar Taji bisa dicintai teramat oleh seorang berda rah biru.
Diantara gempuran kerasnya hidup, Sekar juga harus menerima cinta yang justru semakin mengoyak raga.

Di sisi lain, Amar Kertawidjaja seorang pemuda ningrat yang memiliki pikiran maju, menolak mengikuti aturan keluarganya terlebih perihal jodoh, sebab ia telah jatuh cinta pada gadis bernama Sekar.
Semua tentang cinta, kebebasan dan kebahagiaan. Mampukah keduanya berjuang hingga akhir atau justru hancur lebur oleh aturan yang mengekang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ATN 18~ Amar suka segalanya

Sekar kembali bersama Imas, namun.

"Ya ampun Gusti!" mata Imas membeliak melihat sosok Amar disana.

"Kar!" tangannya meraih-raih udara demi meraih Sekar, ia dapatkan Sekar dan menepuk-nepuk pundaknya, "Kar, itu Raden bagus Amar Kertawidjaja?!"

Tapi jawaban Sekar justru ambigu, "mungkin."

"Kamu ngga tau, kah? Ya ampun ngisinin." omel Imas mendesis, ia bahkan sudah memasang wajah sopan, ramah pokoknya sebelas dua belas sama pramugari maskapai penerbangan saat jarak mereka semakin dekat.

"Gusti Raden bagus." Imas lantas membungkuk sementara Sekar hanya menggidikan bahunya tak acuh bersiap melengos, sejurus kemudian Amar harus menahan tawanya mati-matian ketika Imas justru menarik dan menekan kepala Sekar untuk turut membungkuk sepertinya, membuat gadis judes itu kaget namun refleks patuh.

"Apa sih, mas ah!" gerutunya tak terima.

"Punten den bagus. Kalau sejak tadi teman saya ini bertindak kurang sopan, mohon dimaafkan." Ucap Imas.

Amar kini sudah melipat bibirnya melihat wajah Sekar yang keruh, namun di depan Imas....ia kalah.

"Saya Imas den bagus." Imas menyentuh dadanya, lalu "ini Sekar teman saya. Kami berdua dari kampung Cika---"

"Imas!" Tegur Sekar, "ayok pulang. Nanti aku dimarahi mak. Ini kalo aku sampe dimarahi mak, kamu yang harus tanggung jawab." Gerutunya jalan duluan.

Amar mengikuti langkah Sekar yang telah disusul Imas bersama dengan mengendarai motornya.

"Mau bonceng tiga? Atau mungkin biar satu-satu saya antar?" tanya Amar melajukan motornya perlahan menyamai langkah Sekar. Posisinya jadi begini, Imas---Sekar---Amar dan motornya.

Imas sudah menaikan alisnya excited, tapi Sekar dengan tegas sudah menolak, pandangannya lurus teramat tenang, "engga usah."

Aww!

Tiba-tiba Sekar merasa tangannya panas dan tergigit, rupanya Imas mencubitnya, "Kar, yang sopan."

"Ini sudah sopan Imas, memangnya harus gimana? Ngomong sambil moon walk? Sambil ngibing?"

Amar menggelengkan kepalanya, dalam kurun waktu kurang dari sebulan, ia sudah melihat semua ekspresi Sekar.

Sekar yang tersenyum hangat, Sekar yang serius membaca, Sekar yang judes, marah, menangis, memelas setengah memohon, menggerutu, mungkin yang belum adalah....saat Sekar meneriakan namanya, eh !!

Tapi yang paling Amar sukai tetap----wajah judes Sekar, seperti candu untuknya. Sorot mata tajamnya, bibirnya yang merapat, air muka yang tak terbantahkan membuat dirinya gila setengah mati. Benar-benar definisi mendobrak kewarasannya.

Sekar sangat tau jika ningrat di sampingnya itu tengah memandanginya sejak tadi. Ia paham kadar kemesuman keturunan ningrat ini. Ingin ia colok saja matanya, yang begitu puas melihat Sekar, padahal sejak tadi Imas sudah mengajaknya mengobrol.

"Den bagus sedang apa di Sirnagalih?"

"Den bagus main-main juga ke Cikahuripan..."

"Kalo bapak lagi ada rejeki, kami sering ke keraton. Tapi jarang lihat den bagus Amar, seringnya ketemu den bagus Wardana."

Dan Sekar hanya bisa menjadi penyerap obrolan hangat nan renyah Imas serta Amar, menyerap semuanya termasuk ekspresi dan lirikan Amar, seperti spons cuci piring.

Namun kemudian Sekar menghentikan langkahnya, menahan langkah Imas kala di depan mereka seekor ular melintas.

"Eh astaghfirullah!" refleks Imas.

"Tenang, ngga usah khawatir atau takut. Biarkan dia lewat." Ujar Amar yang sudah memasang badan. Namun lama mereka diam, ular itu pun hanya diam saja.

Amar justru melajukan ban motornya bersiap menggilas atau mengejutkan sang ular. Baru saja bannya melaju setengah dari jarak tadi, Sekar menahan stang motor Amar.

"Jangan digiles ularnya." Wajah Sekar tetap tenang, padahal Imas sudah merinding bersembunyi di belakang badan Sekar, "ada bisanya ngga kira-kira, dia Kar?" tanya Imas membuat Amar menoleh dengan alis terangkat, maksudnya?

Sekar menggeleng, "ini ular yang biasa ada di pohon pisang, ngga punya bisa." Langkahnya pasti, Sekar berjongkok pelan namun pasti, dan hap! Ia mencomot kepala ular yang ekor dan badannya langsung membelit lengan Sekar. Imas nyengir bergidik geli.

Amar, ia tak kalah terkejut melihatnya. Lebih tepatnya tak menyangka...

Sekar membawa ular itu menepi, "kamu jangan ke jalan, nanti digiles den bagus yang terhormat, karena udah ngalangin jalannya." Ucap Sekar lantas membuka lilitannya dan melempar ke arah kebun, "sana, cari tikusnya disana saja."

Imas terkekeh, Amar cukup dibuat takjub, Sekar penjinak ular....Kenapa ia geli sendiri dengan ucapannya? Penjinak ular, segala ular kah?

"Mungkin dia ngga sengaja lewat terus ketemu kita, cuma lagi cari makan." Ucap Sekar pada Amar yang diangguki lelaki itu, "beberapa ular makhluk nocturnal, atau aktif di malam hari." Lanjut Amar diangguki Sekar, lelaki itu tersenyum lebar semacam senyuman puas. Sementara Imas hanya membeo saja, "wah! Sama-sama pecinta ular ya?"

"Saya pecinta wanita," jawab Amar berkelakar, dan Imas tertawa renyah, sementara Sekar hanya merotasi bola matanya, tuh kan! Tuh kan! Judesnya bikin greget!

Semakin sini, Sekar semakin membuatnya kagum. Memiliki hobby yang sama, kesukaan yang sama, pintar, cantik, sederhana, pemberani, dan judes...hanya tinggal kolom jago masak saja yang belum terisi, maka selamat! Ia berhasil masuk ke dalam list gadis idaman Amar.

Ketiganya melanjutkan langkah. Amar bahkan menemani Sekar dan Imas menunggu angkot padahal Sekar sudah menyuruhnya pulang duluan, "memangnya masih ada angkot jam segini?" tanya Amar, membuat Imas menggeleng.

Sial! Sekar tidak memprediksikan hal itu sebelumnya.

"Cari becak saja, kalau tak ada angkot, Mas." Usul Sekar memberikan solusi.

"Iya." Jawab Sekar berjongkok.

Sekar sempat melirik, namun ia kembali melihat ke arah jalanan lengang dan kosong.

Amar melirik wajah tenang yang kini kian gusar, ia paham situasinya.

"Saya bonceng saja." Ucap Amar kini wajah tengilnya itu tak lagi terlihat, ia serius.

"Waduh, den bagus ...jangan. Kasian motornya. Mana tak akan cukup pula." Jawab Imas.

"Ini sudah sangat malam. Pukul 9 lewat 15 menit. Bagaimana? Kalau kita ketemu becak atau apapun, nanti kalian bisa pulang sendiri."

Sekar benci mengiyakan, tapi...ia tak bisa semakin membuat orang rumah semakin resah, ditambah hari memang sudah larut begini. Mau sampai rumah pukul berapa? Kalau mereka menemukan becak atau angkutan, kalau tidak?

"Kar, bagaimana? Aku ikut saja."

Amar sudah memposisikan dirinya lebih mepet ke depan, benar-benar setengah tanki bensin.

Sekar mengangguk menyetujui juga pada akhirnya, bahkan kini ia benar-benar naik di tengah-tengah. Tidak dapat dipercaya!

"Maaf ya den bagus." Ucap Imas ketika ia ikut naik juga meski sedikit kesulitan, "kejepit ngga, Kar?"

"Apa penting sekarang?" tanya Sekar menggerutu. Andai Imas tau, kalau ia pernah dalam kondisi mepet-mepet dan nempel begini pada lelaki yang sangat Imas elu-elukan ini. Jadi apa bedanya? Mengulang waktu lalu...

Amar menahan nafasnya ketika Sekar menempel dengan menaruh tas selempang nya tepat di dada.

"Sudah?" tanya Amar diangguki Imas, "sudah den."

Motor melaju menembus gelapnya malam, diantara lampu sorot motor, dan angin yang bertiup kasar. Sekar berpegangan pada jaket Amar.

Hingga sepertiga jalan, mereka menemukan sebuah becak yang kosong lalu menghentikannya. Awalnya si bapak ingin menolak sebab hendak pulang, namun saat melihat Amar yang memintanya sekaligus membayar dengan bayaran tinggi akhirnya si bapak mau, dengan catatan. Hanya untuk satu orang saja, sebab kayuhannya tidak sekuat siang.

Dan Sekar, mau tak mau tetap berada di boncengan Amar.

"Terimakasih." Bisik Sekar beradu bersama angin. Ia betul-betul menekan egonya, sifat angkuhnya mengingat jika tak ada Amar, entah akan jadi seperti apa ia dan Imas.

"Sama-sama. Saya antar sampai rumah," ucapnya digelengi Sekar, "ngga usah. Sampai batas kampung saja. Biar saya jalan sampai rumah. Sudah terlalu banyak merepotkan. Nanti den bagus pulang terlalu malam."

"Amar...just Amar."

"Hal itu tidak akan membuat ayahanda dan ibunda langsung mencoret saya dari KK. Toh kalaupun saya tidak mengantarmu sampai rumah, ibunda sudah pasti akan mengomel." Ucapnya sedikit berteriak, memang mesin motor sialan! Tenggorokannya auto sakit, besok. Kenapa tadi tak terpikirkan membawa mobil!

"Setidaknya, kalau saya antar sampai depan pintu rumah. Bapak dan ibumu tidak murka untuk malam ini, kuping tetangga aman..." kekehnya. Sebuah keajaiban! Amar melihat wajah yang tersenyum dari spion. Ia melirik langit malam ini, ngga ada bunyi petir kok!

.

.

.

.

1
YL89
Setiap Novel teteh Author selalu punya cerita n pelajaran yg disuguhkannya!!come on kita kali ini diajak menjelahi ilmu sejarah Kerajaan
lestari saja💕
apa bedanya????????sanggar cipta gelar dan mayang apa bedanya???sama2 ronggeng????ini si jembar kasih ga mencerminkan namanya bgt
lestari saja💕
terus jembar kasih tikus raksasa?????🤣🤣🤣🤣😎
lestari saja💕
benar kann??????tetep ujung2 nya sekar yg salah
lestari saja💕
benar sekar tapiiiiii.......
lestari saja💕
ditolak dong si bahu....-amar aja ditolak....😂😂😂
lestari saja💕
lawan sekar...-jadi ronggeng yg terhormat
lestari saja💕
gimana klo anjarwati tahu????
lestari saja💕
kok medeni si bahu ki....main ne ngunu
Ray Aza
aisshhh neng contohnya kok ya presiden yg demen kawin jg. 🙈
🥀 Sinta gendheng🥀: 🤣🤣🤣🤣🤣 kita ambil hikmahnya aja budhe
total 1 replies
Ria
sikapnya kok jauh ya sama namanya... "jembar kasih"..... kok gak di kasih nama
" jembar kisruh" aja si teh🤭🤭🤭😂😂😂🙏
🥀 Sinta gendheng🥀: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Mira Mira
pantas saja pas sasi jatuh cinta amih sekar selalu nangis tiap malam segitu sakit hati nya sama omongannya raden ayu/Cry//Cry/
Miko Celsy exs mika saja
sedih bgt jd sekar,,,ya bgtulah gak jaman dl gak jaman sekarang,orang yg kelebihan byk yg memandang rendah orang yg tak berpunya,meskipun skrng jg byk orang yg berlebih tdk memandang buruk ke yg tdk berpunya bahkan sdh byk yg benar2 merangkul dam memandang setara antra hg berpunya dan tidak
isni afif
😻😻🥰☺️☺️🤭🤭🤗
isni afif
lanjut teh.....sin...🫰🫰🫰🫰🫰
Attaya Zahro
Jangan suka meremehkan..nyatanya selir suamimu juga seorang ronggeng 😏😏
Trituwani
karyamu yg ini kadang bikin mesam mesem sendiri kadang jg nangis sendiri kadang jg tensian sendiri min... tp emmhhh si apih amar terlalu yahuddd disini min... sweet bgt kayak gula aren/Kiss//Kiss//Kiss/semangat berkarya min cahyoooo
Trituwani
wahhhh👏namanya aja jembar kasih tp akhlaknya tidak mencerminkan sbgai seorang permaisuri yg adil dan beradab/Scream/ mentang"turunan ningrat..wong asal jg dr tanah liat...sama sama tanah mah merendah kali jgn sampai kesombongan mengahancurkan trahmu sendiri...pantas si apih amar berontak..tau mboknya kayak bantengan gini,terlalu mengekang keturunanya sendiri.. dirimu tanpa rakyat kecil jg g bisa apa"kali...ad gitu permaisuri cuci baju sendiri klo g da rakyat jelantah.. mentang"sultan rakyat kecil patut dihina gitu.. ooo tidak bisa fergusoo hukum tabur tuai ada bisa jd ntar dirimu jd rakyat kecil cam sekar sekarang/Scream//Scream/minta disleding nih jembar kasih nih/Cleaver//Cleaver//Joyful/
DozkyCrazy
ya elah Bu tuh mulut g pernah sekolah yaa
DozkyCrazy
haddeh kangjenk mamih Dateng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!