NovelToon NovelToon
JAGAT ROBOHERO INDONESIA

JAGAT ROBOHERO INDONESIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Balas Dendam
Popularitas:678
Nilai: 5
Nama Author: morro games

Di tengah reruntuhan kota Jakarta yang hancur, seorang pria tua berlari terengah. Rambutnya memutih, janggut tak terurus, tapi wajahnya jelas—masih menyisakan garis masa muda yang tegas. Dia adalah Jagat. Bukan Jagat yang berusia 17 tahun, melainkan dirinya di masa depan.

Ledakan menggelegar di belakangnya, api menjilat langit malam. Suara teriakan manusia bercampur dengan derap mesin raksasa milik bangsa alien. Mereka, penguasa dari bintang jauh, telah menguasai bumi dua puluh tahun terakhir. Jagat tua bukan lagi pahlawan, melainkan budak. Dipaksa jadi otak di balik mesin perang alien, dipaksa menyerahkan kejeniusannya.

Tapi malam itu, dia melawan.

Di tangannya, sebuah flashdisk kristal berpendar. Tidak terlihat istimewa, tapi di dalamnya terkandung segalanya—pengetahuan, teknologi, dan sebuah AI bernama Nova.

Jagat tua menatap kamera hologram di depannya. Wajahnya penuh debu dan darah, tapi matanya berkilat. “Jagat… kalau kau mendengar ini, berarti aku berhasil. Aku adalah dirimu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon morro games, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengujian robo 1.1

Suasana laboratorium tua itu masih bergaung dengan dengung mesin yang baru saja aktif. Bau ozon bercampur dengan aroma logam panas memenuhi udara, seolah ruangan itu baru saja bernapas kembali setelah tidur panjang. Jagat berdiri terpaku di depan pod silinder besar yang menyimpan Robo 1.1—exoskeleton hasil riset ayahnya yang dikembangkan dengan data Nova.

Di sampingnya, Celine berdiri tenang dengan tatapan lembut. Android itu, dengan wajah cantik namun mata yang berkilau biru pucat seperti lensa mesin, tampak seperti sosok manusia biasa. Tetapi Jagat tahu, di balik kulit sintetisnya, ada kekuatan tempur yang jauh melampaui pasukan biasa.

“Jagat,” suara Nova bergema di telinganya, halus tapi penuh otoritas.

> “Unit Robo 1.1 siap untuk uji coba sinkronisasi. Harap siapkan tubuh, pernapasan, dan mental. Ingat, sistem ini terikat pada DNA-mu—hanya kau yang bisa mengendalikannya.”

Jagat mengangguk, meski keringat dingin mengalir di pelipis.

“Baik, Nova. Tapi jujur aja, aku grogi setengah mati. Kalau salah gerak, apa aku bisa… meledak?”

Celine tersenyum tipis, ekspresi yang nyaris seperti manusia sungguhan. “Tidak, Tuan Jagat. Paling buruk, Anda akan pingsan. Sistem ini memiliki limiter agar tidak membunuh pilotnya sendiri.”

“Ya, pingsan doang…” Jagat menghela napas, mencoba menghibur dirinya. “Itu sama aja malu banget kalau jatuh depan kalian.”

Nova tidak menanggapi candaan itu. Suaranya tetap dingin:

> “Mulai inisialisasi sinkronisasi. Proses akan berlangsung dalam tiga tahap: neural link, sensorik tubuh, dan penguatan otot.”

Jagat melangkah masuk ke dalam pod. Armor Robo 1.1 terbuka, menampakkan lapisan logam hitam keperakan yang berkilau samar. Begitu ia berdiri di dalamnya, sistem klem otomatis menutup, mengunci tubuhnya dari kaki hingga pundak. Helm transparan turun menutupi wajahnya, lalu seketika dunia berubah.

Hologram biru muncul di depan matanya—hanya bisa dilihat oleh Jagat, proyeksi langsung dari Nova.

[Sinkronisasi Neural: 0% → 15% → 32%...]

Rasa kesemutan menjalar di sarafnya, seakan ribuan semut merayap dari tulang belakang ke seluruh tubuh. Jagat meringis, tubuhnya bergetar.

“Argh… panas…!”

Celine mencondongkan tubuh, tangannya terangkat seolah siap membantu meski tahu tak bisa menyentuh sistem internal. “Tuan Jagat, bertahanlah. Ini hanya fase awal.”

[Sinkronisasi Neural: 48%...]

Jagat merasakan pikirannya seakan tersambung ke sesuatu yang lebih besar. Ia bisa “merasakan” armor itu, seperti bagian tubuhnya sendiri, tapi berat… sangat berat. Seakan ada beban besi ratusan kilo yang menindih.

[Sinkronisasi Neural: 72%...]

> “Fokus, Jagat. Jangan lawan sistem. Biarkan sistem membaca ritme tubuhmu.” Nova menuntunnya dengan suara datar tapi tegas.

Jagat memejamkan mata, berusaha menenangkan diri. Napasnya teratur, perlahan sinkron dengan ritme mesin.

[Sinkronisasi Neural: 100%. Status: TERSAMBUNG.]

Armor bergemuruh halus. Jagat membuka mata, dan untuk pertama kalinya, dia melihat dunia lewat lensa armor. Semua terasa berbeda—lebih tajam, lebih terang, penuh data. HUD (heads-up display) muncul, menunjukkan kekuatan otot, kecepatan, bahkan detak jantungnya.

“Ya Tuhan… ini gila banget…” Jagat berbisik.

Nova: “Uji coba tahap dua. Gerakkan tangan kanan.”

Jagat mencoba mengangkat tangannya. Armor menuruti… tapi terlalu cepat.

BRAK!

Tangannya menabrak dinding logam simulator, meninggalkan penyok besar.

“WOY! Aku cuma niat angkat dikit, kok jadi kayak Hulk gini?!” Jagat berteriak panik.

Celine menahan senyum, meski wajahnya tetap formal. “Itu karena Anda belum terbiasa mengatur output tenaga, Tuan Jagat.”

“Belum terbiasa?! Hampir aja aku merobohin lab ini!”

Nova tetap tenang:

> “Kalibrasi belum selesai. Lanjutkan.”

Jagat mencoba lagi. Kaki kiri maju… lalu armor tersandung.

DUARR!

Ia jatuh telentang dengan suara berdebum keras, lantai laboratorium sampai bergetar. Jagat terengah-engah, keringat mengucur deras.

“Astaga… kayak bayi belajar jalan pakai sepatu raksasa!”

Celine akhirnya terkekeh kecil, pertama kalinya ia menampakkan ekspresi emosional. “Benar sekali. Bedanya, sepatu ini bisa menghancurkan mobil dengan sekali tendang.”

Jagat mendengus, lalu berusaha bangkit. Perlahan, ia mulai bisa menggerakkan kaki dengan lebih stabil. Nova terus memberi instruksi: lompat, jongkok, pukul target dummy. Setiap kali Jagat melakukan gerakan, sistem memberikan feedback real-time di HUD.

[Akurasi gerakan: 61%]

[Keseimbangan tubuh: 54%]

[Output tenaga: Tidak stabil]

“Serius nih, nilai raporku lebih buruk dari anak TK…” Jagat bergumam.

Nova: “Progres normal untuk uji coba pertama. Dibutuhkan waktu latihan minimal 100 jam sebelum tingkat sinkronisasi dianggap stabil.”

Jagat membelalak. “Seratus jam?! Itu… lebih dari empat hari nonstop!”

Celine menyahut lembut, “Atau satu bulan kalau Anda hanya berlatih tiga jam sehari. Ingat, ayah Anda butuh bertahun-tahun menyempurnakan ini.”

Jagat terdiam. Ada rasa getir setiap kali ayahnya disebut. Seakan luka lama terus diaduk. Tapi justru itu membuatnya semakin bertekad.

“Baiklah. Kalau ayah bisa bertahun-tahun, aku harus bisa lebih cepat. Aku nggak punya waktu sebebas itu.”

Nova: “Kesadaran tepat. Musuh tidak akan menunggu.”

Jagat baru hendak menjawab ketika alarm kecil berdering di sudut layar HUD.

[Peringatan: Sinyal eksternal terdeteksi.]

“Eh? Sinyal apa?” Jagat menegakkan tubuhnya, panik.

Nova menjawab cepat, dingin.

> “Ada aktivitas komunikasi terenkripsi di radius 2 kilometer. Polanya mirip dengan catatan Bara Hitam. Mereka mungkin mulai bergerak.”

Jagat mengepalkan tangan, suara armor berderit mengikuti.

“Jadi… mereka sudah tahu aku ada di sini?”

Celine menatapnya serius. “Bisa jadi. Tapi untuk saat ini, fokuslah. Jika Anda tidak menguasai armor ini, semua ancaman itu akan jadi akhir Anda.”

Jagat menarik napas dalam. Bukan hanya tubuhnya yang berat, tapi beban dunia seakan menimpa pundaknya.

“Baik… ayo lanjutkan.”

Denting mesin simulator memenuhi ruangan, sementara tubuh Jagat kini bergerak lebih luwes di dalam armor. Meskipun masih kaku, setiap langkahnya sudah jauh lebih baik dari awal tadi. Keringat bercucuran deras, membasahi wajahnya di balik helm transparan.

[Akurasi Gerakan: 79%]

[Keseimbangan Tubuh: 74%]

[Output Tenaga: 68% – Masih Tidak Stabil]

“Lumayan, kan? Aku nggak jatuh lagi.” Jagat terengah, senyumnya tipis.

Nova menanggapi datar.

> “Kemajuan signifikan. Namun jika kau melawan pasukan musuh dalam kondisi ini, probabilitas bertahan hidupmu hanya 23%.”

Jagat langsung cemberut. “23 persen?! Itu bahkan lebih rendah dari nilai matematikaku waktu SMA.”

Celine menoleh padanya, suaranya lembut namun sarat peringatan. “Tuan Jagat, Anda tidak sedang bercanda dengan soal ujian. Di luar sana, musuh memiliki senjata nyata. Mereka tidak akan segan menghabisi Anda.”

“Ya, ya… aku tahu. Justru itu aku harus makin serius.” Jagat mengepalkan tinju, menatap lurus ke depan.

Nova memberi instruksi baru.

> “Kita akan masuk ke simulasi pertempuran virtual. Mode awal: melawan tiga target dummy Robo 1.0 standar. Persiapkan mental.”

Layar HUD bergetar, lalu dunia di sekitarnya berubah. Jagat kini berdiri di dalam arena holografis yang luas, menyerupai lapangan latihan militer. Tiga unit exoskeleton Robo 1.0 muncul di hadapannya—desainnya kaku, lebih sederhana dibanding armor miliknya. Tapi Jagat tahu, meski terlihat kuno, itu tetap mematikan.

“Wah… kayak main game VR tingkat dewa.”

> “Inisiasi duel dimulai dalam tiga… dua… satu…”

Tiga dummy Robo 1.0 langsung bergerak cepat. Jagat kaget—ia pikir mereka hanya boneka latihan, tapi gerakan mereka lincah, pukulan deras meluncur ke arahnya.

BRAK!

Jagat nyaris terlempar saat menahan serangan pertama. Tangannya bergetar hebat, sistem armor berbunyi peringatan.

[Stabilitas Keseimbangan: Turun ke 42%]

“Waduh! Ini serius banget, Nova!”

> “Fokus, Jagat. Serangan itu hanya 60% dari kekuatan normal. Jika ini nyata, tulangmu sudah remuk.”

Jagat menggertakkan gigi. Ia mencoba menendang salah satu dummy. Tendangannya kena—dummy terpental tiga meter. Tapi sebelum sempat bersorak, dua lainnya menyerang bersamaan dari kanan dan kiri.

“Arghh!”

Tubuh Jagat terjepit di tengah, armor berderit keras. HUD memunculkan peringatan merah.

[Kerusakan Armor Simulasi: 37%]

Celine berseru, matanya berkilat biru. “Tuan Jagat, jangan melawan dengan tenaga brute force. Gunakan ritme tubuh Anda. Dengarkan Nova!”

Jagat terengah. “Oke… oke!”

Ia memejamkan mata sejenak, mencoba mengingat arahan Nova. “Ikuti ritme, jangan lawan…”

Begitu membuka mata, ia mulai mengubah cara bergerak. Tidak lagi kaku, tapi fleksibel, membiarkan armor mengikuti aliran tubuhnya. Ketika salah satu dummy meninju, Jagat memiringkan bahu, lalu menangkis dengan gerakan melingkar. Hasilnya? Serangan itu teralihkan, dan ia berhasil membalas dengan pukulan telak ke perut dummy.

BOOM!

Dummy robo 1.0 hancur menjadi serpihan data hologram.

“YES! Satu kena!” Jagat bersorak.

> “Jangan terlena. Masih ada dua.” Nova memperingatkan.

Dua dummy tersisa menyerang bersamaan. Kali ini Jagat lebih siap. Ia melompat tinggi—lebih tinggi dari yang ia kira, hampir lima meter. Dari udara, ia menendang salah satunya hingga robo itu hancur. Yang terakhir mencoba menembak dengan senjata simulasi, tapi Jagat berguling di tanah, mendekat, lalu memberi pukulan terakhir.

Arena simulasi kembali sunyi. Jagat berdiri terengah, tapi senyum lebar mengembang di wajahnya.

“HAHA! Aku bisa! Gimana nilai raporku sekarang, Nova?”

HUD menampilkan data.

[Akurasi Gerakan: 86%]

[Keseimbangan Tubuh: 83%]

[Output Tenaga: 72%]

[Probabilitas Bertahan Hidup: 51%]

“Loh… 51 persen doang? Padahal aku udah ngalahin tiga lawan!”

Nova:

> “Itu hanya simulasi dasar. Lawan nyata memiliki variasi taktik. Tapi, progresmu signifikan.”

Jagat mendengus, tapi diam-diam merasa bangga. Dari nyaris jatuh dan memalukan, kini ia sudah bisa melawan tiga dummy.

Celine berjalan mendekat, ekspresinya hangat. “Tuan Jagat… ayah Anda pasti bangga jika melihat ini. Anda memang putranya.”

Jagat terdiam. Hatinya tercekat. Kata-kata itu menampar sisi emosionalnya yang selama ini ia tekan. Ia menunduk, suara parau keluar dari bibirnya.

“Aku… aku janji akan melanjutkan apa yang ayah mulai. Aku nggak akan biarkan mereka—siapapun yang bunuh ayahku—bebas begitu saja.”

Celine menunduk dalam hormat. “Maka saya akan berada di sisi Anda, sebagai guardian.”

Sementara itu, di luar sana…

Di sebuah ruangan gelap, beberapa orang menatap layar monitor. Kamera pengintai jarak jauh menampilkan gedung tua tempat Jagat berlatih. Seorang pria dengan wajah penuh bekas luka mengetuk meja, bosan.

“Sudah berhari-hari kita ngawasi bocah ini. Dia nggak keluar rumah, cuma nongkrong di kampus, atau main di gudang tua itu. Apa atasan nggak salah target?”

Rekannya menghela napas, menyulut rokok. “Diam aja kau. Tugas kita cuma ngawasi. Siapa tahu ada kejutan.”

Pria pertama mendengus. “Mengawasi itu pekerjaan paling membosankan. Aku harap bocah itu cepat bikin masalah biar ada hiburan.”

Di layar, mereka tak sadar—Jagat baru saja menyalakan api yang akan mengubah segalanya.

---

📊 Status RPG – Jagat (Akhir Bab 7)

Nama: Jagat

Level: 3

Kondisi Fisik: Stabil (lelah)

Sinkronisasi Robo 1.1: 72% (belum stabil penuh)

Skill Baru:

Basic Combat Sync (tingkat pemula, sinkronisasi armor 1.1).

Enhanced Reflex (+20% kecepatan respon saat memakai armor).

Combat Awareness I (kemampuan membaca pola serangan musuh sederhana).

Quest Utama:

Menemukan dalang pembunuhan ayah.

Menguasai Robo 1.1 sampai 100% sinkronisasi.

Menemukan dan mengaktifkan upgrade Robo 1.2.

1
Aanirji R.
Lanjutin si jagat
TeguhVerse: makasih, ini lagi kejar 20 bab, semoga klar 4 hari
total 1 replies
Grindelwald1
Duh, jleb banget!
Dani M04 <3
Suka alur ceritanya.
Bonsai Boy
Mengejutkan sekali!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!