NovelToon NovelToon
DUA RATU DI KAKI CEO

DUA RATU DI KAKI CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Engga Jaivan

Mengapa mereka memeluk kakiku? Pertanyaan itu menghantui Arion (25) setiap hari."
​Arion memiliki dua adik tiri yang benar-benar mematikan: Luna (20) dan Kyra (19) yang cantik, imut, dan selalu berhasil mengacaukan pikirannya. Pagi ini, adegan di depan pintu mengonfirmasi ketakutannya: mereka bukan hanya menggemaskan, tapi juga menyimpan rahasia besar. Dari bekas luka samar hingga gelang yang tak pernah dilepas, Arion tahu obsesi kedua adiknya itu bukan hanya sekadar kemanjaan. Ini adalah kisah tentang seorang kakak yang harus memilih antara menjaga jarak demi kewarasannya, atau menyelami rahasia gelap dua bidadari yang mati-matian berusaha menahannya agar tak melangkah keluar dari pintu rumah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Engga Jaivan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB XVIII: Ujian Terakhir: Risa

Arion tersentak. Keputusan Kyra mengundang Risa, rekan kerja Arion, bukanlah ujian kesetiaan, melainkan sebuah aksi teror yang disengaja. Kyra tahu betul konsekuensinya: kedatangan wanita lain di rumah ini akan memicu dorongan posesif yang tidak terkontrol pada Luna, pemicu pelepasan gelang.

"Kyra, batalkan sekarang!" desis Arion, mencengkeram lengan Kyra.

Kyra menggeleng, tatapannya dingin. "Terlambat. Dia sudah di sini. Aku mendengar taksi di luar. Ini adalah ujian terakhirmu, Kak. Tunjukkan padaku—dan pada Luna—bahwa tidak ada orang lain yang lebih penting dari kami."

"Kau tahu apa yang akan terjadi pada Gelang Luna!" Arion mengecam, rasa panik menjalar di tenggorokannya.

"Justru itu tujuanku," balas Kyra dengan senyum sinis yang belum pernah dilihat Arion. "Jika Gelang itu terlepas, Luna akan menjadi dirinya yang sebenarnya. Dan kau, Jangkar yang sadar, harus memutuskan: apakah kau akan menahannya, atau membiarkan dunia ini hancur?"

Kyra berbalik dan pergi, meninggalkan Arion sendirian di kamar yang kini terasa seperti jebakan. Arion dengan cepat menyembunyikan kotak perak dan flash drive itu kembali ke dalam brankas dinding, dan menggeser lemari pakaian ke tempatnya.

Ia harus bergegas. Ia harus mengintervensi sebelum Luna melihat Risa.

Arion menuruni tangga secepat yang ia bisa, jantungnya berdegup kencang. Ia melihat Luna berdiri di ruang tamu, di depan pintu yang terbuka sebagian. Luna mengenakan gaun malam yang indah, dan wajahnya bersinar dalam ekspektasi.

Di luar pintu, berdiri Risa, tampak bingung.

"Maaf, Anda siapa?" tanya Risa.

Risa hanya melihat Luna. Ia tidak tahu ada orang lain di rumah ini selain Arion.

"Aku Luna," jawab Luna, suaranya manis seperti madu, tetapi nadanya memiliki lapisan es yang tajam. "Aku sudah menyiapkan makan malam. Tapi sepertinya kau datang lebih dulu dari yang kurencanakan, Nona Risa."

Luna melangkah maju, menghalangi pandangan Risa ke dalam rumah.

"Kak Arion bilang dia sangat sibuk dan harus fokus pada keluarga-nya. Jadi, aku tidak mengerti kenapa kau ada di sini. Apakah kau mencoba merebutnya?"

Risa mundur selangkah, terkejut dengan agresi tersembunyi Luna. "Maaf, aku tidak tahu Arion punya—"

"Aku memilikinya," potong Luna.

Saat itulah Arion tiba. "Risa! Aku minta maaf! Ada kesalahpahaman besar!"

Risa menoleh ke Arion, matanya dipenuhi pertanyaan dan kebingungan.

Luna berbalik menghadap Arion. Ekspresinya hancur, bukan karena kesedihan, tetapi karena pengkhianatan. Ia melihat Arion yang berbohong. Ia melihat Arion yang menatap wanita lain dengan rasa bersalah.

Ikatan posesif Luna meledak.

"Kak Arion berbohong padaku!" teriak Luna, suaranya tidak lagi seperti gadis manja, tetapi penuh otoritas.

Gelang perak di pergelangan tangan Luna mulai bersinar dengan cahaya merah terang, berdenyut dengan kecepatan luar biasa. Simbol Mata Terkunci pada gelang itu mulai retak.

CRAK!

Gelang itu pecah, serpihannya jatuh ke lantai marmer dengan suara gemerincing. Cahaya merah yang terperangkap di dalamnya meledak ke luar, menyelimuti Luna dalam aura sesaat yang mengerikan.

Luna kini berdiri, bebas dari Gelang perak itu. Wajahnya yang cantik dan imut kini memancarkan kekuatan yang mengintimidasi. Matanya, yang sebelumnya polos, kini memiliki kilatan tajam yang mengingatkan pada Kyra—tetapi lebih liar.

"Kau berani mengkhianati Jangkar-mu, Kak Arion," suara Luna dalam dan dingin. Ia menoleh ke Risa, dan pandangan matanya membuat Risa gemetar.

"Pergi. Sekarang. Atau aku akan pastikan kau tidak akan pernah melihat matahari terbit lagi," ancam Luna, suaranya tenang, tetapi ancamannya terasa sangat nyata.

Risa tidak perlu disuruh dua kali. Ia berlari menjauh, memanggil taksi dan menghilang dalam gelap.

Luna kini hanya memiliki satu fokus: Arion.

Arion melihat Kyra berdiri di tangga, menyeringai puas. Kyra telah berhasil memicu Pelepasan.

"Kakakku tidak akan pernah berbohong padaku lagi!" seru Luna. Ia melangkah maju, dan tanpa disangka, ia mengangkat tangannya.

Arion merasakan gelombang energi tak terlihat menghantamnya. Ia terlempar ke dinding dengan keras.

Luna kini telah melepaskan potensi sesungguhnya—kekuatan yang ditakuti Elara. Kekuatan untuk memanipulasi lingkungan melalui gelombang emosionalnya.

"Aku hanya akan menyimpan Kakak di sini, di mana aku bisa melihatmu, selamanya," kata Luna, senyumnya kini menyeramkan.

Kyra berjalan menuruni tangga, mendekati Luna. "Bagus, Dear. Dia milik kita sekarang. Gelang itu tidak dibutuhkan lagi."

Kyra kini tersenyum pada Arion yang terengah-engah di lantai. "Selamat datang di kehidupan barumu, Jangkar yang sadar. Sekarang, kau bisa menghancurkan Ikatan Mata kapan saja, tapi kau harus melakukannya dari dalam sangkar ini. Bersama kami."

Arion melihat kedua gadis itu berdiri di atasnya. Luna, si kekuatan emosional yang terlepas. Kyra, si Pengawas yang cerdas dan kejam. Mereka kini telah menjadi musuh Arion dan alasan ia harus bertahan hidup.

Arion meraba saku jasnya. Flash drive itu masih ada di sana. Bukti. Satu-satunya harapan untuk menghancurkan mereka—atau menyelamatkan mereka.

Ia tahu, pertempuran telah dimulai, dan tempat pertempurannya adalah rumah ini. Sangkar yang telah ia bangun.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!