Dulu Renes berkenalan sejak masih kecil bahkan saat Valia melaksanakan pendidikan, renes selalu ada. Tapi sayang saat akan bertunangan, Valia kabur memilih menjadi istri senior yang notabene adalah duda satu anak. Luka hati tersebut membuatnya sulit menerima hadirnya wanita lain di dalam hidupnya.
Namun di waktu berganti, siapa yang menyangka Tuhan mengirimkan gadis pecicilan, kekanakan, ceroboh dan keras kepala hingga kecerobohan gadis itu membuat Renes harus bertanggung jawab dan menikahi gadis tersebut, gadis yang juga adalah adik dari suami mantan kekasihnya.
Belum cukup dengan itu, sulitnya mengatakan cinta membuat sahabatnya Aria, masuk ke tengah hubungan mereka dan membuat Renes meradang. Apakah sebenarnya Renes mencintai gadis itu.
Saat bunga rasa mulai bermekaran, ujian cinta datang. Kehilangan kekasih hati membuat guncangan batin yang hebat pada diri Renes, hingga Tuhan kembali mengirim satu cinta yang sebenarnya ia pendam dalam diamnya sejak lama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Rasa yang tersimpan.
Laras menyembunyikan senyum melihatnya. Ia mengusap perutnya yang semakin besar. Disisi lain Laras melihat lirikan Saras, saudaranya itu seakan menyembunyikan sesuatu.
"Saras mengaku salah, tapi sungguh semua ini karena terpaksa. Saras terjebak." Kata Saras kemudian.
"Kembalilah ke rumah lalu benahi pakaianmu. Keluar dari rumah dinas saya..!!!" Perintah Bang Renes.
Saras cukup kaget tapi tidak dengan Dira. Gadis itu nampak tenang tanpa perlawanan sedikitpun.
"Tolong lah, Oomm.. Kita bicara baik-baik, semua tidak seperti yang Om pikirkan..!!!!" Ujar Saras mulai membujuk.
"Saya sudah muak, tipuan kalian tidak akan saya dengar lagi." Dengan wajah tegas, Bang Renes tidak menatap Saras dan Dira lagi.
"Om mengusir saya?? Ingat, Om.. Om adalah bawahan kakak saya..!!!!"
"Jangan bawa-bawa jabatan kakakmu di sini. Ini masalah pribadi." Balas Bang Renes dengan nada meninggi.
"Oke, baiklah. Saras akan pergi dari sini. Tapi ingat, Om akan menyesal." Ancam Saras sebelum pergi meninggalkan ruangan.
Setelah Saras pergi, suasana di ruangan itu menjadi hening. Laras menatap Bang Renes dengan tatapan lembut.
"Abang baik-baik saja??" Tanya Laras khawatir.
Bang Renes menghela napas panjang. "Abang nggak apa-apa, Laras. Abang hanya capek dengan semua ini."
Laras tersenyum meskipun terasa sedikit di paksakan kemudian mengarahkan pandangan pada Fia. "Fi, gimana kalau kamu tinggal sama Mbak di sini? Biar ada yang nemenin Mbak selama Renes dinas."
Fia mengerutkan kening, lalu melirik Bang Renes yang memasang wajah tidak setuju. "Ehhmm, nggak usah deh, Mbak. Fia lebih enak sendiri. Lagian, Fia kan banyak kerjaan."
"Kerjaan apa? Kamu kan nggak punya kerjaan tetap." balas Laras dengan nada bercanda.
"Ya, adalah pokoknya. Sudah ya, Mbak. Fia mau balik dulu." Fia beranjak dari duduknya, menghindari tatapan Laras yang penuh harap.
Bang Renes hanya diam, menatap Fia dengan ekspresi dinginnya. Sebenarnya, dalam hati ia merasa bersalah karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk Fia. Ia tahu, Fia pasti merasa tidak nyaman dengan segala kejadian ini.
"Hati-hati di jalan, Fi..!!" kata Laras.
Fia mengangguk singkat lalu keluar dari ruangan. Setelah Fia pergi, Laras menatap Bang Renes dengan tatapan menyelidik.
"Abang kenapa sih? Sepertinya Abang nggak suka kalau Fia tinggal sama kita?" Tanya Laras.
Bang Renes menghela napas. "Bukan begitu, Laras. Abang cuma nggak mau Fia jadi merasa terbebani dengan adanya kita. Dia kan juga masih muda, masih pengen bebas."
"Tapi kalau ada Fia di sini, Laras jadi ada temennya. Abang akan sering berangkat dinas, Laras sendirian di sini meskipun kerja juga" balas Laras dengan nada kecewa.
"Abang ngerti, Laras. Tapi, Abang yakin Fia punya alasan sendiri kenapa dia nggak mau tinggal sama kita. Kita harus hargai keputusannya," kata Bang Renes sambil mengelus rambut Laras. "Lagipula.. Sebenarnya kita tidak boleh melibatkan orang ketiga dalam rumah tangga kita nanti kecuali yang akan ikut dengan kita sudah sepuh."
Laras terdiam, mencoba memahami perkataan Bang Renes. Ia tahu, Bang Renes selalu berusaha untuk bersikap adil dan bijaksana.
Sementara itu, di luar ruangan, Fia berjalan dengan langkah cepat. Ia merasa sesak di dada setiap kali berdekatan dengan Bang Renes. Ia tahu, ia tidak seharusnya menyimpan perasaan pada pria yang sudah menjadi milik wanita lain. Tapi, ia tidak bisa memungkiri bahwa ia telah jatuh cinta pada sosok Bang Renes yang dingin namun perhatian.
"Arghhh! Kenapa sih harus jadi begini????? Fia mengacak-acak rambutnya frustrasi. Kakinya menghentak kesana sini. " Aku wanita mahal, aku wanita mahal. Pikiranku jalan, aku cantik, aku pintar." Ujarnya bergumam sendiri sepanjang jalan.
Fia tau, satu-satunya cara untuk menghilangkan perasaannya adalah dengan menjauhi Bang Renes dan Laras. Ia harus mencari kesibukan lain agar tidak terus memikirkan pria itu.
Di sisi lain, Bang Renes juga merasakan hal yang sama. Ia berusaha keras untuk menjaga jarak dengan Fia, namun semakin ia berusaha, semakin kuat pula perasaannya pada gadis itu. Ia tau, ia tidak boleh mengkhianati Laras. Laras adalah wanita yang baik dan tulus meskipun sebenarnya mereka berdua tidak saling mencintai. Apa yang terjadi sekarang semata karena tanggung jawabnya sebagai laki-laki karena sudah membuat Latas berbadan dia dan ia tidak ingin menyakiti hati Laras sekali lagi.
"Sial.. Kenapa pikiranku terus berkelebat wajah Fiaa????" Bang Renes menggeram dalam hati.
Ia tau, ia harus segera mengambil tindakan sebelum perasaannya semakin dalam. Ia harus menjauhkan Fia dari kehidupannya dan fokus pada hubungannya dengan Laras.
//
Di tempat lain, Saras semakin geram dengan situasi yang terjadi. Rencananya bersama Abangnya sudah gagal. Ia tidak menyangka, rahasia nya bisa terbongkar secepat itu.
"Awas saja kalian! Aku akan membuat kalian menyesal telah meremehkan aku..!!" Ucap Saras dengan nada penuh dendam.
Ia pun mulai menyusun rencana jahat untuk menghancurkan kehidupan Bang Renes dan Laras. Ia tidak akan membiarkan mereka bahagia. Ia akan membuat mereka merasakan sakit hati dan penderitaan yang sama seperti yang ia rasakan. Tapi ia juga mengingat Fia. "Perempuan itu.... Siapa ya?? Apakah dia Intel bayaran yang selalu di bicarakan selama ini. Sekecil itu????"
.
.
.
.
bagus detun, kerjain ayahmu biar gak emosian terus, bang Renes mabok sekalian ngidam disusul bang David jg kebobolan 😂😂😂
awas tumbuh benih² sayang eh cinta 😂😂😂