Memiliki watak yang berbeda dengan saudaranya yang lain, membuat Erina sulit diatur. Bahkan ia tidak mengindahkan permintaan orang tuanya untuk segera menikah. Ia lebih memilih tinggal di luar negeri dan sibuk dengan karirnya. Hingga pada suatu saat, ia tidak menyangka bisa berjumpa dengan seseorang yang dapat menaklukkan hatinya. Pertemuan mereka yang tidak disengaja mampu merubah kehidupan Erina. Meski awalnya ia tidak tertarik namun akhirnya ia yang tidak bisa menjauh darinya.
Laki-laki tersebut adalah seseorang yang juga sedang sibuk dengan dunianya sendiri. Namun setelah bertemu dengan Erina, ia mulai merubah pandangannya terhadap seorang wanita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan Nona Belande
Sat ini Erina dan Rasyad sedang membicarakan soal bahan-bahan parfum. Ternyata, Rasyad cukup lahir dalam mengenal bibit parfum. Erina menjadi semakin penasaran kepada, sosok Rasyad. Namun ia berusaha untuk tidak menampakkannya.
"Sebenarnya siapa dia? Tidak mungkin dia orang biasa. Penampilannya hanya sebagai alibi untuk menutupi identitasnya. Iya, sepertinya begitu." Batin Erina.
"Nona Erina..." Rasyad melambaikan tangannya di depan wajah Erina.
"Eh, iya tuan."
"Ck.... saya tidak suka dipanggil tuan olehmu. Panggil seperti kemarin saja!"
"Kenapa, kan saat ini kamu klien ku?Kamu juga panggil nona. Memang nona Belande?"
Tanpa sadar Rasyad menahan senyum melihat ekspresi Erina mengatakan hal tersebut. Baginya Erina terlihat lucu.
"Jangan membantah kalau masih ingin punya job." Gertak Rasyad.
"Ish, dasar pengancam!" Lirihnya.
"Apa kamu bilang?"
"Ah tidak-tidak, tidak bilang apa-apa, he... "
"Panggil aku seperti kemarin. Aku akan panggil nama kamu. ayo dilanjut."
"Baiklah, Seperti apa keinginanmu?"
Mereka melanjutkan pembicaraan dengan serius. Setelah beberapa saat kemudian, Rasyad pamit pulang. Ia meminta no handphone Erina untuk lebih mempermudah komunikasi mereka. Dengan terpaksa Erina memberikannya untuk kepentingan pekerjaan.
Setelah kepergian Rasyad, Erina kembali ke ruang uji coba.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam 4 sore. Sudah saatnya Erina pulang. Namun sebelum pulang, ia menyempatkan diri untuk shalat Ashar di dalam ruangannya. Ia selalu membawa mukenah travelnya ke mana pun ja pergi. Apa lagi saat bekerja. Teman-temannya selalu memakluminya. Mereka memiliki jiwa toleransi yang sangat tinggi.
Setelah selesai shalat, ia dan Friska mampir di cafe sebelah gedung mereka bekerja. Erina sudah berjanji akan menceritakan perihal kepulangannya ke Indonesia dan alasan dia akan berhenti bekerja di Paris.
"Cofee late 2." Ujar Friska kepada seorang pelayan.
"Eits no... Friska, ibu hamil jangan minum kopi!"
"Jangan parno gitu. Sesekali tidak apa kok kata dokter. Tenang saja."
"Hem... terserah kamu saja. Asal tidak membahayakan kandungan ku. Aku tidak mau disalahkan oleh Jhon. Suamimu itu kan over Protektif."
"Haha... iya iya, aku tahu."
Beberapa saat kemudian, pesanan mereka datang. Mereka menikmati suasana sore hari sambil minum kopi.
"Erina, kenapa kamu mau berhenti bekerja? Apa kamu sudah menemukan tempat yang baru?"
"Friska, aku tidak akan kembali ke Paris atau ke negara mana pun lagi. Aku akan menetapkan di Indonesia."
"Apa, kenapa? Bukannya ksmu ingin mencari jodoh di sini?"
"Huh... aku rasa sudah waktunya aku menuruti keinginan orang tuaku, Friska. Aku sudah membuat kesepakatan dengan mereka bahwa mereka tidak akan memaksa ataupun menjodohkan ku dengan siapa pun tapi syaratnya aku harus tinggal dan bekerja di Indonesia. Makanya aku tidak akan memperpanjang kontrak ku. Untuk masalah kerjaan di sana, nanti gampang. Aku tidak harus bekerja di kotaku."
"Ya Tuhan, jadi kamu akan meninggalkanku? Kamu tega banget sih, Er... "
"Maaf, sudah jalannya seperti ini. Nanti kalau kamu lahiran, aku pasti akan mengunjungi mulai kok."
"Sungguh?"
"InsyaAllah. Sekarang dan satu bulan ke dapan, mari kita nikmati kebersamaan kita. Hehe..."
Keduanya saling berdekapan.
Friska baru ingat sesuatu tentang Rasyad. Ia pun menanyakannya kepada Erina.
"Lalu siapa Rasyad?"
"Huh... Rasyad? Ya ampun masih ingat saja kamu. Rasyad itu ya, dia tinggal di depan apartemenku."
"Kok bisa?"
"Mana aku tahu." Ujar Erina sambil mengedikkan bahunya.
Mereka lanjut ngobrol santai. Namun tidak lama kemudian, Jhon datang menjemput istrinya. Jhon turun dari mobil dan menghampiri mereka. Ia juga menyapa Erina.
"Ayo Er, ikutlah kami. Kamu bisa turun di perempatan dekat apartemenmu."
"Oh tidak-tidak, aku tidak ingin menjadi obat nyamuk. Kalian pergilah. Aku juga akan menunggu bus. Aku lebih suka naik bus."
"Hem ya suda, bye."
"Bye.... "
Setelah kepergian mereka, Erina meninggalkan cafe dan berjalan menuju halte bus. Hanya menunggu lima menit, bus punya datang. Tidak seperti saat berangkat, kaki ini bus tidak terlalu ramai. Jadi ia bisa duduk. Tiba-tiba Erina ingat kepada Rasya. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri seolah-olah ia merasa Rasya ada di dalam bus itu juga.
"Oh, apa yang aku pikirkan." Batinnya.
Akhirnya ia sampai di perempatan dekat dengan gedung apartemennya. Kali ini hanya, Erina seorang diri yang turun di tempat itu. Ia berjalan menuju apartemennya sekitar 5 menit.
Saat akan memasuki lif, Erina tidak sengaja bertemu dengan Miss Yolan. Ia pun menyapanya.
Anggap saja mereka bebicara dengan bahasa Inggris.
"Hai, miss. Apa kabar? Lama tak berjumpa."
"Hai Erina. Kabar baik, seperti yang kamu lihat. Iya, sudah dua minggu ini kita tidak berjumpa."
"Em... miss Yolan tinggal dengan pacar ya sekarang?"
"Pacar?"
"Iya, itu pacar. Di apartemen miss Yolan aku lihat cowok tinggal di sana."
Miss Yolan tertawa terbahak-bahak.
"Kamu sepertinya salah paham. Aku lupa memberitahu. Aku sudah pindah ke lantai dua. Jadi yang tinggal di apartemenku sekarang mungkin orang baru."
"Oh begitu... "
"Iya... oh ya, aku mau buang sampah. Sampai jumpa lagi Erina."
"Eh iya, miss."
Sekarang terjawablah rasa penasaran Erina selama dua hari ini.
Erina sudah sampai di apartemennya. Ia langsung membersihkan diri dan shalat Maghrib. Setelah itu, ia mencuci beras untuk memasak nasi. Hanya sekitar 200 gram beras yang ia masak. Itu pun tidak akan habis. Sisanya untuk makan besok pagi. Sambil menunggu nasinya matang, ia kembali ke kamarnya untuk mengecek handphone-nya. Tanpa diduga ia mendapat notif chat dari nomer baru.
"Siapa ini?"
Setelah dibuka, ternyata dari Rasyad. Dalam chat nya Rasyad hanya bilang agar menyimpan nomernya. Erina pun membalasnya dengan memberi emoji jempol. Selanjutnya, Erina bersantai sambil melihat sosial media.
Beberapa menit kemudian, lampu megic-com nya sudah berubah warna, nasinya sudah matang. Ia lanjut shalat Isyak terlebih dahulu. Ia selalu ingat pesan orang tua dan Opanya. Di mana pun kamu berada jangan lupa shalat.
Selesai shalat, Erina peegi ke dapur untuk makan malam. Ia menyendokkan nasi ke piring. Lalu ia membuka abon cakalang yang dibawakan bunda.
"Bismillahirrahmanirrahim.."
Setelah membaca do'a sebelum makan, ia makan dengan nikmat.
Sementara di apartemen sebelah, Rasyad sedang sibuk dengan pekerjaannya. Ia fokus dengan lalu top nya sampai melupakan makan malamnya. Dan beberapa saat kemudian sang Mama menelponnya.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam. Ma, ini sudah malam, kenapa belum tidur?"
Di Indonesia memang sudah jam 1 malam.
"Sayang, Mama gak bisa tidur mikirin kamu. "
"Oh, ayolah Ma. Me baik-baik saja."
"Ah jawabanmu selalu begitu. Kamu kan ngerti maksud Mama."
Rasyad menghela nafas panjang. Ia mengerti maksud sang Mama.
"Lalu harus bagaimana, ma?"
"Kamu itu selalu berpindah negara. Tapi tidak satu pun wanita yang kamu kenalkan sama Mama. Sebenarnya kamu itu cari yang bagaimana?"
"Ma... belum saatnya. Nanti kalau sudah ada yang klop, Mama adalah orang pertama yang berhak tahu."
"Bosan dengar kalimat itu. "
"Mamaku sayang, tidur ya. Ini kerjaanku belum selesai."
"Ya sudah, Mama mau shalat hajat. Mau minta menantu sama Allah."
"Hem... ya, ya tolong minta yang nggak matre dan setia ya. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam."
Bersambung....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semoga kalian berdua segera saling membuka hati, apalagi kedua ortu kalian dah memaksa kalian untuk tinggal bersama ?? Hayo kita semua dah siap nungguin kalian berdua belah duren 🤣🤣🤣🤩🤩🤩🙏