Di kenal seorang pendiam dan tidak banyak bergaul membuatnya minder , sejak di usia belia seorang gadis desa sangat aktif dan sudah mengenal yang namanya jatuh cinta , apakah sekedar jatuh cinta saja atau sudah mengenal lebih dari sekedar cinta monyet ?
Dibalik kisah asmara ada sekelumit masalah pada sikap saudaranya yang membuatnya risih dan menjadi tertutup . lambat laun ia tahu siapa dirinya yang sebenarnya .
Mampukah ia menjalani kehidupan di luar sana tanpa ia sadari sudah terjebak dalam arus kehidupan dunia luar yang penuh dengan drama dan masalah ?
Apakah gadis yang dulu pendiam akan menjadi pendiam atau akan menjadi sosok yang lain ?
Yuk baca pelan-pelan dan berurutan agar tidak salah paham .jangan lupa dukungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter Putih Biru
Tahun baru ajaran baru sekolah baru teman baru semua serba baru di setiap tahunnya dan semakin bersemangat menjalani rutinitas hariannya .
Dengan memakai seragam SMP Ira tersenyum sendiri di depan cermin , tubuhnya berubah menjadi berisi wajahnya putih cantik namun ada yang kurang pada wajahnya yaitu bentuk hidung agak mancung ke dalam tapi tidak mengurangi parasnya yang cantik .
Ira keluar dari kamar menuju meja makan menikmati sarapan sendirian karena ibunya sudah berangkat pergi ke sawah dua kakaknya pergi bekerja . Setelah selesai ia berangkat berjalan kaki .
"Ira ," panggil Heni dan Fika . Ira menoleh ke belakang kemudian tersenyum senang akhirnya mereka berangkat bersama dengan berjalan kaki menuju sekolah sambil bercerita dan bercanda sesekali tertawa .
Sampai di sekolah mereka berpencar karena kelas mereka berbeda , Heni satu kelas dengan Ira keduanya berjalan menuju kelas mereka dan duduk dekat dinding dekat pintu masuk .
Tidak berapa lama bel tanda masuk berbunyi . Semua siswa masuk kelas dengan suara gaduh . Ada sepasang mata melihat ke arah Ira dengan tatapan yang sulit diartikan .
Seorang guru masuk ke dalam kelas dengan membawa buku tersenyum melihat semua siswa di kelas itu .
"Selamat pagi siswa baru ,semoga kalian selalu semangat belajar dan sukses di kemudian hari , jangan pernah absen tidak masuk kecuali sakit atau ada keperluan mendadak , ingat kalian bukan lagi anak SD dan kalian harus bisa beradaptasi dengan sekolah baru . Saatnya kita memperkenalkan diri , saya adalah guru wali kelas kalian nama saya Ayudia Pratiwi guru mata pelajaran bahasa Indonesia . Sekarang giliran kalian maju satu persatu memperkenalkan diri , silahkan !" kata Ibu guru Ayu .
Perkenalan dimulai saat Ibu Ayu memanggil salah satu siswa dari nama absen . Siswa memperkenalkan diri maju ke depan kelas .Giliran Ira maju memperkenalkan diri .
"Namaku Irawati rumahku tidak aku bawa sekian terimakasih ," kata Ira kembali ke tempat duduk
Semua siswa bersorak mendengar cara perkenalan Ira . “Kalian tidak boleh seperti itu , Ira adalah teman kalian jangan suka menjelekkan teman sendiri ," kata Ibu Ayu membuat suara kelas kembali tenang .
Dengan perasaan malu ia mengumpat dalam hati . "Kenapa sih di sekolah baru mendapatkan perlakuan seperti ini , bukannya mendapat sambutan baik malah perilaku buruk ," batin Ira sedih .
Heni melihat perubahan wajah Ira tahu kalau Ira sedih membaringkan kekuatan pada Ira .
“Kamu tenang saja tidak usah sedih mendengar perkataan teman-teman nanti akan terbiasa dengan mereka ," kata Heni tersenyum .
Hati Ira kembali tegar setelah mendapat nasehat dari Heni ." Terimakasih ya Hen , kamu sudah baik dan menerimaku apa adanya ,“ kata Ira sendu . "Sama-sama, Ira ,“ sahut Heni .
Bu Ayu memberi materi pagi itu semua siswa mendengarkan dan memperhatikan dengan baik , setelah itu siswa di beri tugas mencatat di buku masing-masing.
Bel berbunyi tanda waktu istirahat para siswa keluar dari kelas masing-masing , ada yang di dalam kelas saja , ada yang pergi ke kantin sekolah , ada juga yang pergi ke halaman atau lapangan , bahkan ada juga yang pergi ke perpustakaan .
Ira masih duduk di dalam kelas , ia masih kepikiran tentang perkenalan tadi itu membuatnya frustasi dan tertekan . "Ira ," panggil seseorang berdiri di samping tempat duduknya .
Ira menoleh lalu tersenyum yang dipaksakan ."Kenalkan namaku Rea kepanjangan Realita eh bukan Rea Sandi ," katanya sambil tertawa karena merasa lucu .
Ira menerima uluran tangan Rea . "Senang bisa kenalan sama kamu ," sambut Ira dengan senang hati .
"Kamu tidak ikut ke kantin bareng Heni ?" tanya Rea melihat wajah Ira yang murung . Ira menjawab dengan menggelengkan kepala .
Rea duduk di samping Ira ." Apa kamu ada masalah , cerita ke aku . Aku siap kok jadi pendengar setia ," kata Rea seolah tahu permasalahan yang dihadapi Ira .
"Aku tidak apa-apa kok , hanya saja aku belum bisa beradaptasi di sekolah baru merasa aneh saja ," kata Ira tidak mau terlihat kasihan di hadapan temannya .
“Baiklah kalau begitu aku pergi dulu kalau kamu sudah merasa lebih baik kamu bisa nyusul ke kantin ," Rea meninggalkan Ira di kelas sekarang diri . Ira menatap kepergian Rea dan menghilang di balik pintu lalu menghembuskan napas kasar .
“Apa aku bisa sekolah di sini sedangkan mereka hanya teman dan bisa saja membuliku dan aaahh ," Ira merasa frustasi dengan keadaan dirinya sendiri . perasaanya tidak baik-baik saja .
Ira merasa minder , ia berjalan keluar melihat kondisi luar kelas . "Ternyata luas juga dan dia , siapa ?' gumam Ira merasa kagum dengan sekolah barunya namun ketika melihat sosok teman lelaki sedang duduk di depan kelas sambil melihat ke arah seberang lalu tanpa di sadari mata mereka beradu .
Ada rasa ingin tahu , ada debaran yang sulit diungkap . Ira menjadi salah tingkah ia masuk ke dalam kelas dengan jantung berdegup cepat . Ira mengintip di balik pintu melihat ke arah tempat teman lelaki duduk namun sudah tidak ada . "Kemana perginya ?" tanya Ira sambil mencari keberadaan teman lelakinya namun tidak menemukannya .
"Hayo lagi ngapain ?" suara Heni mengejutkan Ira yang sedang mencari teman lelaki yang duduk di depan kelas .
“Tidak ngapa-ngapain ," Ira berjalan menuju tempat duduknya diikuti Heni duduk disebelahnya .
"Kamu mencari siapa ?" tanya Heni melihat Ira salah tingkah .
" Tidak mencari siapa-siapa , tadi itu aku hanya melihat suasana di luar seperti apa , itu saja ," kata Ira apa adanya .
Heni seolah tak percaya dan tidak puas dengan jawaban Ira , ia keluar melihat suasana di luar . Namun ketika mata melihat seorang lelaki duduk menghadap ke seberang merasa kagum . “Tampan sekali dia ," kata Heni dengan perasaan senang .
Ira mendengar perkataan Heni merasa penasaran mengikuti Heni dan ternyata teman lelakinya duduk di tempat tadi .
“Kok ada di situ lagi , tadi menghilang sekarang ada lagi , aneh sekali ," gumam Ira .
Heni menoleh kesamping mendengar ada orang di dekatnya ." Apa katamu tadi dia di situ dan menghilang dan sekarang ada di situ lagi ?" tanya Heni merasa ada yang aneh tapi ia tidak paham dengan perkataan Ira .
Ira mengangguk karena ia yakin melihat sendiri . "Dia tampan sekali Ira , kamu lihat deh ," kata Heni keduanya menoleh ke tempat lelaki tersebut namun tidak ada . mereka berdua saling pandang lalu kembali ke tempat duduk tubuh mereka bergetar jantungnya berdegup kencang .
"Ira kamu benar , apakah dia hantu di sekolah ini atau jelmaan orang tampan ?" tanya Heni bergidik ngeri ia membayangkan kalau apa yang ia lihat adalah sosok hantu gentayangan .
“Jangan nakuti aku ," kata Ira bergidik . Tidak lama kemudian bel berbunyi tanda masuk semua siswa masuk kelas .