Velia diperlakukan dingin oleh suaminya, Kael setelah menikah. Belum sempat mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan dirinya malah mendapati Kael mengkhianati dirinya.
Dalam semalam, Kael menunjukkan sifat aslinya membuat Velia tak tahan dan mengakhiri hidupnya. Namun, Velia justru terbangun di masa lalu dimana dirinya belum mengenal Kael sama sekali. Apa yang akan di lakukannya pada kesempatan kedua ini? Apakah gadis itu berhasil mengubah takdir? atau justru menempuh jalan yang sama?
cr cover: https://pin.it/5RJgxu4Ex :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Velia segera menyelesaikan mandinya dan bersiap untuk makan malam.
Di meja makan, gadis itu mengumpulkan seluruh keberaniannya, "Ayah, boleh aku bertanya?" tanya Velia menatap mata pria di hadapannya.
"Tentu saja, Nak," jawab ayahnya dibarengi dengan senyum hangat.
"Ini tentang Ibu," ujar Velia, sontak ayahnya langsung menghentikan aktivitasnya.
"Maaf, Ayah. Lupakan saja," ucap Velia memaksakan untuk tersenyum.
"Ayah akan menceritakannya. Kau sudah cukup dewasa untuk mengetahui hal ini," balas pria paruh baya itu. Ayahnya tersenyum, lalu mengusap puncak kepala putrinya.
Senyum itu selalu terasa menenangkan, namun ia tahu bahwa ada perasaan kecewa yang berusaha ditutupi ayahnya. Pria itu menarik napas dan mulai menceritakan sebuah kisah yang berusaha dikuburnya dalam-dalam.
Velia tertegun seketika, “Ibu … ternyata demi uang kau rela membuang putri dan suamimu,” batinnya sambil menggigit bibir bawahnya. Tubuhnya gemetar, ia berusaha keras untuk menyembunyikan kesedihannya.
“Maafkan ayah, Nak. Maafkan ayah karena tidak bisa—” ucap Ayah Velia, lalu menutupi matanya dengan jemarinya memperlihatkan goresan luka yang telah mengering.
Pria paruh baya itu menarik napas, “Maafkan ayah karena tidak bisa menjaga keutuhan keluarga dan membuatmu tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu. Ayah sudah gagal sebagai seorang kepala keluarga,” tambahnya.
Velia menggeleng, “Tidak. Ayah sudah berusaha keras,” lirih gadis itu dengan suara bergetar, tetesan air mata jatuh dari sudut matanya. Goresan luka-luka di tubuh ayahnya serta kerutan disudut matanya merupakan saksi bisu perjuangan pria itu untuk membahagiakan putri kesayangannya.
“Tidurlah, Nak. Selimuti dirimu agar tidak sakit,” lanjut ayahnya yang kemudian bangkit dari duduknya, lalu berjalan masuk ke dalam kamar.
"Bahkan di saat seperti ini ayah masih memikirkan orang lain," batin Velia mencengkeram erat sendok di tangannya, seolah ingin mematahkannya saat itu juga.
...****************...
"Sampai kapan pun aku akan terus mengejarmu, Velia” desis seorang pria ke telinganya.
Velia refleks memutar badannya, mencari sumber dari suara itu. “Jangan harap kau bisa lari dari kejaranku semudah itu,” tambahnya dengan sedikit terkikik.
Gadis itu berjongkok, menutup kedua telinganya dengan tangan dan menutup matanya erat erat. “Tidak!” jerit Velia lalu membuka matanya dengan kasar, dadanya kembang kempis seperti baru saja berlari.
“Hanya mimpi?” pikirnya lalu menyisir rambut panjangnya dengan jemari. Velia segera berdiri, berjalan ke arah dapur, mengambil segelas air untuk menenangkan dirinya. Matanya melirik ke arah jam di dinding, Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi.
Degan cepat Velia segera bersiap menuju tempat kerjanya. Diperjalanan terlihat jalan raya begitu sibuk dengan berbagai macam kendaraan yang berlalu lalang di atasnya.
Sesampainya di kantor, Velia langsung berjalan cepat menuju lift. Saat pintu lift akan tertutup, sebuah tangan yang masuk mengejutkannya. "Tunggu!" seru seorang pemuda dari luar sedang menahan pintu lift dengan tangannya.
"Aku memanggilmu dari tadi," ucap Daniel sengan napas yang terengah-engah, lalu masuk ke dalam lift.
"Benarkah? Maaf aku tidak mendengarmu. Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Velia menyandarkan tubuhnya ke dinding lift.
"Nara, katanya hari ini dia ada rapat. Tapi malah meninggalkan dokumen penting," jawab Daniel seraya mengangkat tangannya yang memegang dokumen.
"Apa?! Bagaimana bisa? Dasar cerob— ahh!!" teriak gadis itu hampir terjatuh ketika lift yang mereka naiki mendadak tidak berfungsi.
Dengan siaga Daniel langsung memeluk tubuh gadis itu, menahannya agar tidak terjatuh.