Zhao Jinyue, putri keempat Bangsawan Jing kehilangan segalanya setelah Pangeran Rui—sang suami—mendapatkan gelar Putra Mahkota.
Dia yang seharusnya menjadi Putri Mahkota tidak hanya dikhianati, tetapi juga difitnah dan dibunuh dengan kejam.
Zhao Jinyue pikir kematian tragisnya adalah akhir dari segalanya, tanpa diduga dia malah lolos dari lubang neraka dan kembali di hari Kaisar menjatuhkan titah pernikahan untuknya.
Dengan kenangan menyakitkan yang membekas di ingatannya, Zhao Jinyue mana mungkin bersedia mengulangi kesalahannya dengan menikahi Pangeran Rui dan membiarkan kakak ketiganya menjadi selir samping, bahkan bersedia menyetarakan status mereka.
Di kehidupan ini, Zhao Jinyue akan menjadi wanita yang berbudi luhur di mata dunia. Namun, diam-diam merencanakan pembalasan dan berbalik menaiki kapal Pangeran Runan, musuh bebuyutan Pangeran Rui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jinyue, Akhirnya Aku Bisa Melampauimu!
"Kakak Pertama, Yi Nan bersalah pada Yue'er. Dia bukan hanya layak dihukum, dia bahkan pantas mati." Tuan Kedua Zhao merasakan hatinya berdenyut nyeri.
Sebagai seorang ayah, mana mungkin dia tega meminta kematian untuk putrinya.
Namun, Yi Nan benar-benar telah melakukan kesalahan besar!
Pertama, dia telah mempermalukan Kediaman Bangsawan Jing.
Kedua, orang yang disinggung Yi Nan bukan hanya berstatus sebagai putri Bangsawan Jing, tetapi juga calon menantu kerajaan.
Ini bukan hanya menyangkut nama baik Keluarga Bangsawan Jing, tetapi juga telah menyeret kehormatan Keluarga Kerajaan.
Tuan Kedua Zhao tidak tahu dari mana Yi Nan mendapatkan keberanian untuk menyinggung Para Buddha itu.
"Ayah—"
Tuan Kedua Zhao langsung melayangkan tatapan membunuh ke arah Yi Nan, sebelum akhirnya merutuk dengan kesal. 'Dasar anak bodoh! Apa kamu pikir nyawamu ada sembilan?'
Melihat tatapan mematikan sang ayah yang selalu memanjakannya, Yi Nan cemberut dan segera menutup mulutnya rapat-rapat.
Karena diperlakukan bak tuan putri oleh ayahnya, Yi Nan menjadi gadis yang keras kepala dan egois.
Segala keinginannya harus terpenuhi, entah bagaimanapun caranya.
Meski demikian, mana mungkin Yi Nan berani mempertahankan kekeraskepalaannya saat berhadapan dengan amarah sang ayah.
Bisa-bisa dia dibuang ke luar dari Kediaman Bangsawan Jing oleh ayahnya sendiri.
"Kakak Pertama, putriku memang bersalah ... tapi bisakah kamu memberikan keringanan untuknya?" Tuan Kedua Zhao menatap Tuan Bangsawan dengan penuh harap.
Tuan Bangsawan yang tampak agung karena kewibawaannya masih setenang air, dia pun bertanya lagi. "Bagaimana kamu ingin aku menghukum putrimu?"
"Kakak Pertama, kamu saja yang memutuskan. Aku tidak masalah bagaimana kamu menghukum Yi Nan, asalkan dia masih bernyawa."
Sebagai seorang yang berada di bawah naungan Tuan Bangsawan Jing, mana mungkin Tuan Kedua Zhao berani mengatur sang kakak.
Putrinya masih diberikan kesempatan untuk hidup saja dia sudah sangat bersyukur, tidak masalah jika dia menjadi orang yang cacat seumur hidup.
Paling-paling dia hanya perlu menjaga Yi Nan selama sisa hidupnya, atau menikahkan putrinya pada keluarga yang bersedia menerima sang putri apa adanya.
Tuan Bangsawan Jing tersenyum, dia mengalihkan tatapannya ke arah Jinyue dan bertanya, "Yue'er, bagaimana menurutmu?"
Jinyue sudah membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Tuan Bangsawan, tetapi Pangeran Rui sudah lebih dulu bersuara.
"Jinyue, kamu tidak boleh perhitungan pada Yi Nan. Kalian itu bersaudara ... kalian juga nantinya akan melayaniku bersama-sama, jadi kamu harus lebih berlapang dada sejak sekarang."
Nada suara Pangeran Rui terdengar angkuh, bahkan terkesan dipenuhi dengan peringatan dan perintah yang harus dipatuhi oleh Jinyue.
Netra Jinyue yang menyiratkan penilaian tertuju pada Pangeran Rui dan bergumam di dalam hatinya dengan perasaan heran. 'Apa bagusnya dia? Selain statusnya yang lebih mulia dibanding pemuda lain di ibukota, sepertinya tidak ada hal yang bisa dibanggakan dari pangeran bodoh dan sombong ini. Kenapa aku bisa tergila-gila padanya?'
Jinyue tiba-tiba merasa ada yang salah dengan seleranya dalam melihat dan memilih pria, bahkan berpikir dia buta di kehidupan sebelumnya.
Jinyue menggelengkan kepalanya. 'Sepertinya dulu otakku memang bermasalah!'
Jika tidak, mana mungkin dia bisa mencintai pangeran tidak berguna seperti Pangeran Rui?
"Yue'er ...." Suara Tuan Bangsawan lembut saja saat memanggil Jinyue, tetapi siapa pun bisa merasakan adanya peringatan dalam nadanya.
Jinyue terbangun dari lamunannya dan segera menoleh, dia menyadari teguran sang ayah menyiratkan kekhawatiran.
Tuan Bangsawan khawatir Jinyue akan luluh seperti sebelumnya, bahkan bersedia melakukan apa pun untuk Pangeran Rui.
Saking bodohnya, Jinyue tidak akan menolak jika di suruh terjun ke kolam ketika sedang musim dingin.
"Ayah, Bibi Lin benar ... tidak ada yang salah dari saling mencintai. Akulah yang tidak seberuntung Kakak Yi Nan karena bisa dicintai oleh Kakak A-Heng." Ekspresi sendu menghiasi wajah Jinyue, membuat orang-orang turut merasakan patah hati untuknya.
Menjadi orang yang tidak dicintai memang sangat kasihan.
Yi Nan yang masih berlutut di tengah aula diam-diam tersenyum, perasaan bangga pun mulai menyelimuti hatinya.
Dicintai oleh Pangeran Rui adalah anugerah bagi Yi Nan, tidak semua gadis seberuntung dia!
Jinyue yang memiliki status mulia saja tidak bisa.
Untuk pertama kalinya, Yi Nan merasa dirinya telah menang dari adik sepupunya. 'Jinyue, akhirnya aku bisa melampauimu!'
terima kasih