Pembalasan Mantan Istri

Olivia bangun dengan memegang kepalanya yang terasa pusing, "Aduh, pusing banget sih," gumam Olivia dan mencoba mengembalikan kesadarannya hingga ketika Olivia benar-benar sadar, ia melihat kesekelilingnya dan terkejut ketika ia berada di sebuah kamar yang begitu asing bagi Olivia.

"Ini dimana?" tanya Olivia dan memeriksa tubuh dan pakaiannya, Olivia dapat berbapas lega lantaran tidak terjadi apa-apa pada dirinya.

"Aku harus pulang," gumam Olivia dan keluar dari kamar hotel tersebut.

Beberapa saat kemudian, Olivia sampai di rumahnya. Hari sudah larut malam dan Olivia yakin jika Papa Adrian akan matah mengetahui Olivia yang belum pulang, dengan hati-hati Olivia melangkahkan kakinya memasuki rumah yang sudah gelap gulita itu.

Sepertinya, keberuntungan tengah berpihak pada Olivia, dimana tidak ada siapapun disana dan Olivia berhasil masuk kedalam kamarnya tanpa ada rintangan apapun, Olivia merebahkan tubuhnya di kasur dan ia pun kembali terlelap.

Pagi harinya, Olivia bangun kesiangan, namun hal ini justru menguntungkan bagi Olivia karena Papa Adrian yang sudah berangkat kerja terlebih dahulu sehingga Olivia tidak akan dimarahi mengenai masalah kemarin.

"Huh, baru juga kerja masa udah dipecat aja. Tapi, ya mau gimana lagi, aku gak berhasil ajak kerjasama sama perusahaan apapun kemarin," gumam Olivia.

Meskipun enggan berangkat kerja, namun Olivia tetap melangkahkan kakinya dan meninggalkan rumahnya lalu pergi ke perusahaan keluarganya, Olivia sudah berada di ruangan departemennya.

Olivia melihat kesekeliling dan tidak mendapati tanda-tanda jika Papa Adrian akan menemuinya pun membuat Olivia lega lalu ia mulai mengerjakan pekerjaannya.

Sore harinya, Olivia sudah bersiap untuk pulang dan ia merasa bahagia karena Papa Adrian tidak menemuinya sejak pagi tadi, namun kebahagiaannya hanya singkat lantaran Papa Adrian masuk ke dalam ruangan departemennya dan menatapnya tajam.

"Papa, ada apa, Pa?" tanya Olivia yang berusaha menutupi rasa gugupnya.

"Papa pikir kamu gak balik lagi," ucap Papa Adrian.

"Pa, kita bicarakan diluar aja ya," ucap Olivia karena melihat rekan kerjanya yang menatap keduanya.

Akhirnya Papa Adrian dan Olivia pun pergi ke ruangan Papa Adrian, sesampainya di ruangan Papa Adrian, Olivia semakin gugup bahkan tangannya sudah berkeringat hebat.

"Sekarang jelasin ke Papa, apa yang sudah kamu lakukan?" tanya Papa Adrian.

"Maafin Olivia, Pa. Olivia salah, Olivia udah gagal, Olivia akan pertanggungjawabkan semuanya, Olivia pastikan akan ganti rugi atas kerugian yang diderita perusahaan," lirih Olivia.

"Apa maksud kamu? rugi? siapa yang rugi?" tanya Papa Adrian.

"Huh, Olivia belum bisa dapatkan kerjasama di acara kemarin padahal Olivia udah janji bakal dapatkan kerjasama di acara kemarin," ucap Olivia.

"Apa sih maksud kamu itu, Oliv? kamu gak dapat kerjasama bagaimana? Bukannya kamu berhasil dapat kerjasama sama Evandra grup," tanya Papa Adrian.

Olivia yang mendengar hal itupun terkejut lalu menatap bingung Papa Adrian, "Evandra grup?" tanya Olivia.

"Iya, Evandra grup mengajukan proposal kerjasama sama Aditama grup, kamu gak bikin rugi perusahaan, kamu justru bikin perusahaan untung dan terbebas dari masalah karena kita berhasil kerjasama sama Evandra grup," ucap Papa Adrian.

"Papa yakin Evandra grup mengajukan kerjasama?" tanya Olivia.

"Iya, kamu ini gimana sih, kan kamu yang udah berhasil meyakinkan Tuan Elard," ucap Papa Adrian.

Olivia tentu saja tidak percaya dengan apa yang dia dengar karena seingat Olivia, pertemuannya dengan Elard kemarin tidak berjalan lancar bahkan bisa dibilang gagal, tidak ada kesepatan antara Olivia dan Elard lalu bagaimana bisa Elard mengajukan kerjasama dengan Olivia.

"Besok Papa akan bertemu Tuan Elard, kamu ikut ya," ajak Papa Adrian dan diangguki Olivia.

.

Setelah bekerja, Olivia tidak langsung pulang. Ia justru pergi ke apartemen Freya dan menceritakan semua yang terjadi padanya, "Wah, gila ya lo. Bisa buat pewaris Evandra grup luluh dan mau kerjasama sama perusahaan bokap lo," ucap Freya.

"Gue yakin kalau lo ketemu sama tuh cowok, lo gak bakal bilang kayak gitu. Cowok itu bener-bener nakutin, gue aja sampai ketakutan tau pas di depan dia, tatapannya kayak mau bunuh gue, nih ya gue cerita tentang dia aja gue udah merinding," ucap Olivia.

"Masa semenakutkan itu sih," ucap Freya.

"Lo harus ketemu dia sih, biar lo tau gimana dia. Gue sekarang tau alasan mantan istrinya ninggalin dia, siapapun wanita yang berhubungan sama dia gak bakal betah sih gue jamin itu," ucap Olivia.

"Jangan gitu, nanti lo jodoh lagi sama dia," goda Freya.

"Gak bakal," jawab Olivia.

"Bisa jadi tau, apalagi sekarang rencana lo kan buat deketin Elard," ucap Freya.

"Gue gak mau lagi deketin dia, gue mau batalin rencana gue. Balas dendam gue cuma lebih sukses dari Albert aja udah titik," ucap Olivia.

"Gak bisa gitu dong Olivia, lo harus tetep ke rencana awal buat deketin Elard, balas dendam lo gak bakal sempurna kalau lo gak berhasil dapat cowok yang statusnya lebih tinggi dari Albert," ucap Freya.

"Bodoh amat, gue gak berani deketin Elard, mana besok gue harus ketemu dia buat bahas kerjasama," ucap Olivia.

"Kenapa gak lo tolak?" tanya Freya.

"Papa gue yang ngajak, mana berani gue tolak. dia gak bahas soal gue yang kemarin pulang malam aja gue udah lega, bisa-bisa kalau gue gak mau nih Papa gue bakal bahas soal itu," ucap Olivia.

"Semua keputusan ada di lo, tapi gue setuju dengan rencana awal lo buat deketin Elard," ucap Freya.

"Terserah, gue pokoknya gak mau lagi deketin Elard!" kekeh Olivia.

Setelah perdebatan sengit antara Olivia dan Freya, mereka kembali mengobrol seperti biasa hingga suara Freya yang mengejutkan Olivia.

"What!" teriak Freya.

"Ada apa, Fre? lo ngagetin gue tau," tanya Olivia.

"Nih, Albert sama gundiknya pergi ke acara fashion show ternama, netizen memuji mereka berdua dan ngehina lo," ucap Freya dengan menunjukkan berita yang baru saja ia lihat.

"Gue punya cara lain buat balas dendam ke Albert sama gundik itu," ucap Olivia dengan mata membara karena marah.

"Apa?" tanya Freya.

"Lo tau kan kalau satu minggu lagi bakal ada pameran tradisional?" tanya Olivia.

"Iya, gue tau. Kenapa emang?" tanya Freya.

"Gue bakal buat pencitraan di acara itu," ucap Olivia.

"Gue setuju, acara kayak gitu bagus buat mengangkat nama baik lo, oke gue bakal atur semuanya, lo tinggal datang dan tunjukkan ke dunia kalau lo itu yang sudah jadi korban bukan si Albert itu," ucap Freya.

"Pasti, saatnya Olivia bangkit dan melawan dua cacing itu," ucap Olivia.

"Gini dong sahabat gue, gue kan jadi ikut semangat buat bantu. Pokoknya dalam misi balas dendam lo kali ini, gue bakal dukung lo, apapun yang lo butuhkan tenang aja lo tinggal bilang ke gue," ucap Freya.

"Makasih ya Fre," ucap Olivia.

"Iya, kayak sama siapa sih lo ini," jawab Freya.

.

.

.

Bersambung.....