NovelToon NovelToon
Istri Si Tuan Kursi Roda

Istri Si Tuan Kursi Roda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Keluarga / Romansa / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Mereka mengatakan dia terlahir sial, meski kaya. Dia secara tidak langsung menyebabkan kematian kakak perempuannya dan tunangannya. Oleh karena itu, tidak ada seorang pun yang berani menikahinya. Mempersiapkan kematiannya yang semakin dekat, ia menjadi istrinya untuk biaya pengobatan salah satu anggota keluarga. Mula-mula dia pikir dia harus mengurusnya setelah menikah. Namun tanpa diduga, dia membanjirinya dengan cinta dan pemujaan yang luar biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Freya belum sempat memikirkan bagaimana cara menjelaskan dirinya ketika tiba-tiba Luca menciumnya.

Tanpa aba-aba, tangan besar pria itu menggenggam kedua tangannya, lalu memeluknya erat. Tubuh Freya menegang, napasnya tercekat. Ciuman itu begitu dalam, seolah hendak menyedot seluruh jiwanya. Ia merasa pusing dan bingung dalam waktu yang bersamaan.

“L-Luca…” gumamnya dengan suara nyaris tak terdengar, mencoba melepaskan diri.

Namun Luca tidak memberinya kesempatan. Pelukannya justru semakin erat, seakan tak ingin melepaskannya sedikit pun. Jarak mereka terlalu dekat—berbahaya.

Freya berjuang, tapi kekuatannya jauh dari cukup. Dia kehabisan tenaga, tubuhnya melemas.

Dengan napas terengah, ia mengerucutkan bibir. “Kenapa kamu bisa sekuat ini…”

Sebelum pernikahan mereka, kepala keluarga Moretti telah beberapa kali menasihatinya bahwa Luca itu lemah dan sakit-sakitan dan bahwa ia harus sangat menjaga Luca dengan baik. Karena itu, Freya mengira Luca adalah pasien yang lemah, seperti neneknya sendiri.

Namun sekarang, ia menundukkan pandangan dan melihat tangan besar yang melingkar di pinggang rampingnya.

Dia selalu merasa dirinya kuat dan sehat, tapi tidak mungkin dia bisa mengalahkan pasien seperti ini!

Saat marah, ia tampak seperti buah persik yang dicelup madu.

Freya menjadi begitu gugup hingga bicaranya jadi tidak karuan. Dia tidak bisa menebak sifat Luca, dan ia benar-benar takut kalau... kalau Luca akan melakukannya... di dalam mobil.

"Lagi pula, kamu... kamu nggak boleh begini!" katanya lirih, memalingkan wajah.

Luca tidak berkata apa-apa dan menatapnya dengan pandangan yang terlihat berbahaya dan penuh wibawa, membuat Freya ketakutan.

Seolah-olah dia akan melakukannya kapan saja...

Freya tampak seperti kelinci yang ketakutan, menatapnya dengan mata basah. "Kamu nggak boleh..."

Luca mengangkat alisnya sedikit dan nada bicaranya terdengar main-main. "Kamu benar-benar nggak mau?"

"Hmm..." Suara Freya penuh isakan. "Kamu suamiku. Kamu bisa melakukan apa saja padaku, tapi... tapi jangan di mobil! Sopirnya juga ada... Malu banget..."

Meski sudah menikah, Freya tetap gadis yang tradisional. Hal-hal seperti ini, baginya, seharusnya dilakukan di tempat yang... pantas.

Dia tidak bisa menerima hubungan yang terlalu liar seperti itu...

Luca menatapnya sejenak, lalu tersenyum tipis. “Aku bisa menyuruh sopir keluar dari mobil.”

Freya menahan napas. “Itu juga... nggak menyelesaikan masalah… Banyak berita bilang hal buruk terjadi kalau... orang melakukannya di dalam mobil…”

Ia mencoba menjelaskan sebaik mungkin, sambil menata ulang pikirannya yang kacau. “Kita bisa… melakukannya di ranjang… di kamar…”

Lalu buru-buru menambahkan, “Atau kalau kamu nggak suka ranjang, kita bisa di lantai juga…”

Luca mengangkat dagunya, tampak terhibur. “Tapi kamu sama sekali nggak ragu aku punya masalah dalam hal itu?”

Freya terbelalak. “Nggak! Nggak!” Ia menggeleng keras. “Itu… aku salah! Obat itu bukan buat kamu!”

“Bukan buat aku?” Luca menatapnya dalam, senyum menyungging di sudut bibir. “Jadi, Nona Moretti… obat itu sebenarnya untuk siapa?”

Freya tidak tahu bagaimana menjawabnya.

Akan lebih membingungkan lagi kalau ia menjelaskannya apa adanya. Karena panik, ia tidak punya pilihan selain bicara tanpa berpikir.

“Itu buat Zoey! Sahabatku. Dia nggak bisa melakukan itu sama pacarnya, jadi dia ke rumah sakit beli obat ini. Kami nggak sengaja menukar botol…”

Zoey berani menipunya, jadi dia pun berani menyalahkannya.

Dia terlihat sangat serius saat mengarang kebohongan, dan senyum perlahan muncul di wajah tampan Luca.

Menyadari bahwa perasaan Luca tampak lebih tenang, Freya menggenggam lengannya dan menggoyangkannya ringan. “Aku benar-benar salah. Kenapa aku bisa meragukan suamiku sendiri…”

Suaranya manis sekali, seolah-olah dipenuhi madu.

Mobil pun berhenti.

Luca berkata pelan, "Kamu punya waktu setengah jam untuk masuk dan ganti baju."

Suaranya tetap dalam, tapi Freya bisa mendengar nada geli di dalamnya.

Sepertinya dia sudah tidak marah lagi!

Dia segera melepaskan diri dari pelukannya dan keluar dari mobil.

Begitu ia melangkah, ia teringat sesuatu, lalu berbalik dan menatapnya. "Kamu nggak turun juga?"

Luca tersenyum lemah. “Kenapa tanya begitu? Apa kamu ingin aku ikut ke kamar… dan melanjutkan yang tadi?”

Mendengar kata-kata itu, Freya langsung lari ke arah mansion.

Melihat punggungnya yang enerjik dan muda, Luca menyilangkan tangan di belakang kepala, lalu tersenyum samar.

Freya dan Anna menghabiskan sekitar sepuluh menit di ruang ganti sebelum mencapai kompromi, memilih gaun merah muda yang sangat feminin.

Setelah mengganti baju, Anna bahkan membantu Freya merias wajah serius agar cocok dengan gaunnya.

Itu pertama kalinya Freya memakai gaun seperti itu dengan riasan secantik itu, selain saat pernikahannya kemarin.

Dia melihat dirinya di cermin dan merasa seperti boneka, lalu berputar dengan semangat.

Anna menatapnya sambil tersenyum dan mengingatkan, "Nyonya, ini sudah hampir setengah jam."

Barulah Freya sadar. Dia mengambil tasnya, memakai sepatu hak rendah, dan berjalan keluar dengan langkah yang goyah. Dia tidak bisa menyembunyikan isi hatinya. Begitu masuk ke mobil, dia ingin menunjukkan dirinya pada Luca.

Namun, saat melihat kain hitam di sekitar mata Luca, dia menutup mulutnya.

Luca tidak bisa melihat...

Meskipun dia cantik dan menawan, dia tidak bisa melihat, apalagi memujinya.

Dia mengerucutkan bibir dengan sedikit kecewa. "Kita bisa berangkat sekarang."

Luca meliriknya dengan tenang. "Jalankan mobil."

Mobil pun mulai melaju.

"Anna memang punya selera yang bagus." Suara dalam Luca menjadi sedikit lebih lembut, yang cukup jarang terjadi. "Pasti kamu kelihatan cantik sekarang."

Freya menoleh cepat, matanya berbinar. “Iya, iya! Anna tuh jago banget! Dengar ya—”

Semangatnya kembali membuncah. Ia mulai menjelaskan dengan penuh detail betapa indahnya gaun yang dipilihkan Anna. Ia bahkan menggenggam tangan Luca dan meletakkannya di pinggangnya.

“Di sini ada pita. Kamu bisa rasain? Terus di sini ada potongan pinggangnya. Bisa kamu rasakan? Menunjukkan kalau aku langsing banget..."

Tangannya terus membimbing tangan Luca menyentuh bagian-bagian gaun, bahkan kadang menyentuh kulitnya sendiri tanpa sengaja. Tapi ia tidak keberatan. Ia hanya ingin Luca tahu—meski dia tidak bisa melihat, tapi ia tetap bisa merasakan betapa cantiknya istrinya.

Melihat ekspresinya yang senang, Luca tersenyum setuju.

“Bodoh banget,” gumamnya pelan, namun terdengar seperti pujian.

Begitu Freya selesai bicara, mobil pun berhenti.

Sopir turun dengan cepat, membuka bagasi, lalu mengeluarkan kursi roda lipat. Ia membukanya, meletakkannya di sisi pintu, dan membantu Luca duduk di sana.

Freya memandangi rumah mewah di depannya dengan tatapan bingung. Kalau sebelumnya dia merasa rumah Luca sangat megah, maka yang satu ini...

Tak disangka...

“Luca… ini…”

Namun suaranya tertahan oleh suara lain.

“Luca, kenapa kamu ke sini? Oh iya… aku hampir lupa. Kamu baru nikah, kan? Kamu bawa istrimu buat ketemu Kakek?”

Freya menoleh ke arah suara itu, bingung dan tidak nyaman.

Di depan pintu rumah, berdiri seorang pria dengan setelan hitam yang elegan. Lengannya disilangkan di dada, dan senyum miring tergambar di wajahnya.

Pria itu mengedipkan mata ke arah Freya. "Ini wanita yang kamu nikahi kemarin, ya?"

Dalam hati, Freya merasa jijik.

Freya pernah melihatnya di foto keluarga Moretti. Itu Brandon Moretti, dari keluarga Paman Benny, sepupu tua Luca.

Dia tampak normal, tapi sebenarnya dangkal dan suka main-main.

Brandon berjalan mendekati mereka dan menatap Freya dengan berani. "Iparku cantik banget, sangat menakjubkan.”

1
yumi chan
thor knpa freya jd wnita lmh mdh di tindas jd gk sru...
Jenny
wkwkwk.. ternyata atahnya Cassie bawahannya Luca. Mampus kau Cassie, semoga dibalas secara kontan olek kak thor
yumi chan
hhh cassi km akn mlu sndri...ayahmu mnjempur freya..karna ayahmu cm kuli
Alya Risky
wanita bodoh sok oeduli
Jenny
waahh..... Brandon cari mati nih
Wiwik Retno Eni
menarik
yumi chan
thor bt freya tu bisa bla diri...agar dia sllu bisa jga diri dia karna byk mshnya...jngn dia bt jd wanita lmh..jd gk menarik..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!