NovelToon NovelToon
Pendekar Kegelapan

Pendekar Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Menceritakan kisah seorang anak laki-laki yang menjadi korban kekejaman dunia beladiri yang kejam. Desa kecil miliknya di serang oleh sekelompok orang dari sekte aliran sesat dan membuatnya kehilangan segalanya.


Di saat dia mencoba menyelamatkan dirinya, dia bertemu dengan seorang kultivator misterius dan menjadi murid kultivator tersebut.

Dari sinilah semuanya berubah, dan dia bersumpah akan menjadi orang yang kuat dan menapaki jalan kultivasi yang terjal dan penuh bahaya untuk membalaskan dendam kedua orangtuanya.


Ikuti terus kisah selengkapnya di PENDEKAR KEGELAPAN!


Tingkatan kultivasi :


Foundation Dao 1-7 Tahapan bintang

Elemental Dao 1-7 Tahapan bintang

Celestial Dao 1-7 Tahapan bintang

Purification Dao 1-7 Tahapan bintang

Venerable Dao 1-7 Tahapan bintang

Ancestor Dao 1-7 tahapan bintang

Sovereign Dao 1-7 tahapan bintang

Eternal Dao Awal - Menengah - Akhir

Origin Dao Awal - menengah - akhir

Heavenly Dao

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 4

Tak berselang lama...

CRACK! CRACK!

Suara retakan keras mengguncang ruangan luas di dalam Reruntuhan Raja Iblis. Makam batu di tengah ruangan, yang selama dua hari menahan roh Raja Iblis Zhaar dengan segel kuno, mulai runtuh.

BOOM!

Ledakan energi kegelapan meledak keluar, menghancurkan pintu makam menjadi serpihan batu.

Sosok bayangan raksasa muncul, mata merahnya menyala penuh kemarahan. Zhaar, Raja Iblis Kegelapan, berdiri dengan kekuatan ranah Dao Ancestor Bintang 7, auranya begitu mengerikan hingga udara di sekitarnya seolah membeku.

Kristal-kristal hitam di langit-langit ruangan berderit, beberapa retak akibat tekanan auranya.

Mang Acheng, yang baru saja menerobos ke Dao Venerable Bintang 7, segera melompat ke bayang-bayang di sudut ruangan, menyembunyikan auranya hingga sangat sulit untuk di deteksi.

Ia menahan napas, memegang erat Belati Dewa Bintang yang masih bergetar di tangannya. Dengan kekuatan barunya dan senjata pusaka langit itu, ia merasa lebih percaya diri, tapi ia tahu menghadapi Zhaar atau tujuh tetua Sekte Bintang Darah secara langsung masih terlalu berisiko. “Lebih baik aku mengamati dulu,” gumamnya, matanya tajam mengintai dari kegelapan.

BOOM!

Di saat yang sama, pintu masuk utama reruntuhan hancur berkeping-keping.

WHOOSH!

Tujuh sosok melayang masuk, masing-masing memancarkan aura mengerikan khas ranah Dao Ancestor Bintang 1. Tujuh Tetua Sekte Bintang Darah—dikenal sebagai sosok yang sangat kuat dan di hormati di seluruh kerajaan Song. Dengan kekuatan yang mampu menghancurkan kota dalam sekejap—berdiri dengan jubah merah darah berkibar.

Mereka adalah elit sekte, masing-masing telah menempa tubuh dan jiwa mereka melalui ratusan tahun kultivasi, menguasai kekuatan pengendalian darah dan energi bintang yang menjadi inti teknik Sekte Bintang Darah.

Meski berada di Bintang 1 ranah Dao Ancestor, kekuatan gabungan mereka cukup untuk menyaingi kultivator di ranah yang lebih tinggi.

Namun, sebelum mereka sempat mencari Acheng, pandangan mereka tertuju pada Zhaar yang berdiri di tengah ruangan. Aura kegelapan Raja Iblis bertabrakan dengan aura tujuh tetua, menciptakan gelombang kejut yang membuat dinding reruntuhan bergoyang. “Makhluk apa ini?” seru Tetua Pertama, wajahnya memucat. “Aura ini… Dao Ancestor Bintang 7?!”

"Jangan-jangan, makhluk ini lah yang merupakan roh jahat yang menguasai reruntuhan kuno ini!" Ucap tetua kedua dengan suara gemetar dan wajah yang panik.

“Manusia-manusia bodoh!” Zhaar menggeram, suaranya mengguncang jiwa. “Kalian berani menginjakkan kaki kalian disini? Aku akan menghancurkan kalian semua!”

BOOM!

Ia mengayunkan tangan, dan lautan kegelapan melesat, membentuk cakar raksasa yang mengincar tujuh tetua.

Tujuh tetua serentak membentuk Formasi Bintang Darah.

Cahaya merah darah menyala terang, membentuk segel raksasa berbentuk bintang tujuh penjuru di udara.

CRASH!

Cakar kegelapan Zhaar menghantam segel itu, menciptakan ledakan yang mengguncang reruntuhan. Langit-langit mulai retak, serpihan batu berjatuhan, dan kristal-kristal hitam meledak satu per satu.

Dari bayang-bayang, Acheng mengamati dengan napas tertahan. “Mereka… bisa mengimbanginya?” pikirnya, terkejut. Tujuh tetua, meski masing-masing hanya di Dao Ancestor Bintang 1, memiliki formasi yang begitu sempurna sehingga kekuatan gabungan mereka mampu menahan Zhaar.

SLASH!

Tetua Kedua melesat maju, pedang darah di tangannya menebas, meninggalkan luka dangkal di lengan Zhaar.

FWOOSH!

Tetua Ketiga melepaskan Telapak Darah Bintang, ledakan energi merah menghantam dada Zhaar, membuatnya terhuyung mundur.

Namun, Zhaar bukan musuh sembarangan. “Kalian pikir ini cukup?!” Ia memicu Domain Kegelapan Abadi, dan ruangan itu tenggelam dalam lautan bayangan.

WHOOSH!

Rantai kegelapan melesat dari segala arah, mengikat tujuh tetua. CRACK! Formasi mereka mulai goyah, dan Tetua Keempat memuntahkan darah saat rantai menghantam dadanya. “Formasi ini tak cukup! Kita harus gunakan teknik terlarang!” teriak Tetua Pertama.

Tujuh tetua serentak mengorbankan esensi darah mereka, wajah mereka memucat. BOOM! Segel Bintang Darah Ilahi terbentuk, cahaya merah menyala begitu terang hingga menembus kegelapan domain Zhaar.

CRASH!

Segel itu menghantam tubuh Raja Iblis Zhaar, membuatnya meraung kesakitan. Luka-luka hitam muncul di tubuh jiwanya, dan auranya melemah untuk pertama kalinya.

Namun, Zhaar membalas dengan Tinju Kiamat Kegelapan. BOOM! Tinju raksasa menghantam formasi tujuh tetua, menghancurkan segel mereka.

BAM! BAM! BAM!

Tiga tetua terlempar, menghantam dinding dengan keras, darah mengalir dari mulut mereka.

Yang lainnya terhuyung, jubah mereka robek, luka dalam menggerogoti tubuh mereka. Zhaar sendiri tak luput dari luka—cairan hitam seperti darah mengalir dari tubuh jiwanya, auranya kini hanya setengah dari sebelumnya.

“Kalian… tidak akan bisa membunuhku!” Zhaar mengamuk, tapi segel kuno di dinding reruntuhan menyala lagi, rantai cahaya emas melilitnya, menahan gerakannya.

Ia terkurung di reruntuhan ini, tak bisa mengejar musuhnya ke luar. “Manusia busuk! Kalian akan membayar ini!” geramnya, suaranya menggema penuh dendam.

Tujuh tetua, yang kini terluka parah, saling memandang dengan wajah pucat. “Hati Naga Iblis tidak sebanding dengan nyawa kita,” kata Tetua Pertama, suaranya parau. “Bocah itu pasti masih di sini, tapi makhluk ini… terlalu kuat. Kita mundur!”

WHOOSH!

Mereka segera melesat keluar, meninggalkan reruntuhan dengan tubuh penuh luka dan formasi mereka hancur.

Reruntuhan Raja Iblis berguncang hebat, serpihan batu berjatuhan dari langit-langit yang retak, dan kristal-kristal hitam di dinding memancarkan kilau redup seolah meratapi pertempuran dahsyat yang baru saja terjadi.

Mang Acheng melangkah keluar dari bayang-bayang, napasnya masih teratur meski jantungnya berdetak kencang. Matanya yang tajam menatap sosok Raja Iblis Zhaar, yang kini terluka parah, cairan hitam menetes dari tubuh jiwanya, auranya melemah di bawah tekanan segel kuno yang masih mengikatnya.

Di kejauhan, tujuh tetua Sekte Bintang Darah telah menghilang, kabur dengan tubuh penuh luka setelah gagal mengalahkan Zhaar.

Acheng mengepalkan Belati Dewa Bintang, bilah biru gelapnya berkilau dengan ornamen emas yang memancarkan energi kosmik. Senjata pusaka langit itu bergetar di tangannya, seolah mendesaknya untuk bertindak. “Kau terluka, hantu tua,” bisik Acheng, suaranya dingin namun penuh tekad. “Dan sekarang, kau adalah tangga yang akan menjadi pijakan bagiku untuk menuju puncak.” Hati Naga Iblis telah menyatu dengan tubuhnya, mendorongnya ke Dao Venerable Bintang 7, kini, dengan Belati Dewa Bintang, ia merasa aliran kekuatan kosmik mengalir di meridiannya—kekuatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Zhaar menggeram, mata merahnya menyala penuh dendam. “Bocah sombong! Kau pikir kau bisa menghadapiku hanya karena aku terluka?!”

BOOM!

Ia memicu sisa energinya, melepaskan gelombang kegelapan yang mencoba menelan Acheng. Namun, CRACK! segel kuno di dinding reruntuhan menyala lebih terang, rantai cahaya emas mengikatnya lebih erat, membatasi gerakannya.

Acheng menyeringai, matanya berkilat dengan semangat juang. “Ini akhir untukmu!” Ia menyalurkan energi kegelapan dan api dari tubuhnya, bercampur dengan kekuatan bintang dari Belati Dewa Bintang.

Aura kosmik membungkus tubuhnya, membentuk pola bintang-bintang yang berputar di sekitarnya. Dengan raungan penuh tekad, ia memicu jurus baru yang tercipta dari penguasaan senjatanya: Bintang Pemusnah Iblis.

FWOOSH!

Langit-langit ruangan seolah robek, cahaya bintang biru gelap melesat dari belatinya, membentuk sabit energi raksasa yang memancarkan aura kehancuran.

BOOM!

Sabit bintang menghantam tubuh Zhaar, mengoyak bayangannya.

"ARGGGGHHHH!!"

Raja Iblis meraung kesakitan, luka hitam di tubuhnya melebar, cairan kegelapan mengalir deras. “Mustahil! Jurus ini… kekuatan bintang?!” teriaknya, suaranya penuh kejutan.

Namun, serangan itu belum cukup untuk membunuhnya. Tubuh jiwanya mulai pulih, kegelapan mengalir untuk menutup luka-lukanya.

“Sepertinya serangan itu belum cukup, ya?!” Acheng melesat maju, Belati Dewa Bintang berkilau di tangannya.

SLASH! SLASH! SLASH!

Ia menebas berulang-ulang, setiap tebasan melepaskan gelombang energi bintang yang menghancurkan dinding-dinding reruntuhan.

CRASH!

Zhaar membalas dengan tinju kegelapan, tapi Acheng menghindar dengan teknik Langkah Bayang Malam, tubuhnya seolah melebur dengan bayangan dan bintang, bergerak secepat kilat.

ZING!

Acheng melompat ke udara, menyalurkan seluruh energinya ke belatinya. “Ini untuk semua yang kau berikan kepadaku dua hari lalu, hantu tua!” Belati Dewa Bintang menyala terang, pola bintang-bintang di bilahnya membentuk konstelasi yang memancarkan energi kosmik murni. “Bintang Pemusnah Iblis: Ledakan Kosmik!”

BOOOOM!

Sebuah ledakan dahsyat meletus, cahaya biru gelap dan kegelapan menyatu, membentuk bola energi raksasa yang menelan Zhaar sepenuhnya.

Reruntuhan berguncang hebat, langit-langit runtuh sebagian, dan debu menyelimuti ruangan.

"ARGHHH!"

Zhaar meraung untuk terakhir kalinya, tubuh jiwanya hancur berkeping-keping, hanya menyisakan inti jiwa hitam yang berputar di udara, memancarkan aura mengerikan. Acheng, yang napasnya tersengal akibat menguras energinya, segera membentuk segel dao dengan tangannya.

“Kau milikku sekarang!”

WHOOSH!

Ia menarik inti jiwa Zhaar dengan teknik Penyerapan Jiwa, menyalurkan esensi Raja Iblis ke dalam meridiannya.

CRACK! CRACK!

Tubuh Acheng bergetar hebat, rasa sakit yang tak tertahankan menusuk setiap inci jiwanya. Inti jiwa Zhaar, yang mengandung pengalaman dan kekuatan seorang kultivator Dao Sovereign saat masa jayanya, adalah beban yang nyaris menghancurkan tubuhnya.

Ia menggertakkan gigi, keringat menetes dari dahinya. Energi kegelapan dari reruntuhan dan kekuatan bintang dari belatinya membantu menstabilkan proses penyerapan, tapi setiap detik terasa seperti bertarung melawan kematian.

DUM… DUM… Jantungnya berdetak kencang, meridian-meridiannya membengkak, dan dinding ranahnya mulai retak.

BOOM!

Ledakan energi meletus dari tubuhnya, mengguncang ruangan. Cahaya bintang dan kegelapan menyatu di sekitarnya, membentuk pusaran energi yang megah. “Aku… akan… menerobos!”

Dengan raungan penuh tekad, Acheng mendorong batas-batas kultivasinya. CRACK! Dinding ranah Dao Venerable runtuh sepenuhnya, dan auranya melonjak ke tingkat yang baru.

Acheng membuka mata, pupilnya kini memancarkan cahaya bintang yang dalam, bercampur dengan kegelapan yang tak terbatas. “Dao Ancestor Bintang 1,” gumamnya, suaranya penuh keajaiban.

Tubuhnya terasa ringan namun kuat, seolah hukum dunia kini tunduk padanya. Ia bisa merasakan aliran dao dengan kejelasan yang belum pernah ia alami sebelumnya, dan Belati Dewa Bintang di tangannya bergetar, seolah merayakan terobosannya.

Reruntuhan kuno masih berguncang, tapi Acheng berdiri tegak, auranya kini setara dengan tujuh tetua yang baru saja kabur. Inti jiwa Zhaar telah memberinya tidak hanya kekuatan, tetapi juga sebagian pengetahuan dan pengalaman Raja Iblis, meski ia harus berhati-hati agar tidak terpengaruh oleh sisa-sisa kesadaran Zhaar.

Ia menyapu debu dari jubahnya, memandang tumpukan reruntuhan di sekitarnya. “Sekte Bintang Darah… kalian berikutnya,” bisiknya, matanya berkilat penuh dendam.

Dengan Belati Dewa Bintang di tangan dan kekuatan barunya sebagai kultivator Dao Ancestor Bintang 1, Acheng melangkah menuju lorong keluar, siap menghadapi dunia yang menantinya—dan balas dendam kepada semua musuh-musuhnya.

1
y@y@
🌟👍🏼⭐👍🏼🌟
y@y@
💥👍🏾👍🏿👍🏾💥
y@y@
⭐👍🏼🌟👍🏼⭐
y@y@
💥👍🏼🌟👍🏼💥
abdi nusantara
superior
y@y@
⭐👍🏾👍🏿👍🏾⭐
Desri Eka Darma Amd
tolong dong author, jika ingin menamatkan cerita atau membuat judul cerita yang baru ada pemberitahuan terlebih dahulu. agar pembaca mengetahui, terimakasih 🙏🙏🙏
Wulan Sari
critanya sangat menarik semangatbya thor salam sehat selalu 👍💪❤️🙂🙏
Dante-Kun: Makasih banyak 😁😁🙏
total 1 replies
Hadir
G Wu
Belajar lagi Thor ,perempuan pemimpin sekte/clan dipanggil MATRIAK bukan Patriak !
Ma arti nya mamak/ibu perempuan ,, Pa PPA)ayah laki.
azizan zizan
sepatutnya berkultivasi dahulu dengan apa yang ia rampas naikkan lvl dulu bukannya berkeliaran entah kemana-mana... kebanyakkan novel yang alurnya begini pasti segini lah jalan ceritanya tak pernah ada perubahan... baru dapat kekuatan dikit aja lah rasa macam udah kuat tiada tandingan... cehhh menyampah...
azizan zizan
nah gitu rampas semua harta perang jangan di tinggal dikit pun...
azizan zizan
lah rampasan harta ngak di ambil di tinggal begitu aja.. tolol apa bodoh Nih..
azizan zizan
alurnya jangan terlalu banyak bertele-tele sangat Thor alurnya jadi kurang seru...
y@y@
👍🏼💥🌟💥👍🏼
y@y@
👍🏾💥👍🏼💥👍🏾
y@y@
👍🏿🌟⭐🌟👍🏿
y@y@
👍🏼💥🌟💥👍🏼
y@y@
👍🏾⭐👍🏿⭐👍🏾
y@y@
🌟💥👍🏼💥🌟
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!