NovelToon NovelToon
BERTUKAR NASIB

BERTUKAR NASIB

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin / Mengubah Takdir / Si Mujur
Popularitas:38.5k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Kisah ini bercerita tantang dua orang gadis yang memiliki kehidupan jauh berbeda sekali satu sama lainnya.

Valeria dan Gisela yang merupakan anggota academy musik di Soleram Internasional dan sama-sama menimba ilmu sebagai seorang murid disana untuk menjadi penyanyi terkenal.

Sayangnya nasib mujur bukan berpihak pada Gisela namun pada Valeria karena karya lagunya menjadi viral dan hits hingga mancanegara dan mengantarkannya sebagai penyanyi populer.

Penasaran mengikuti kelanjutan serial dua gadis yang berseteru itu !

Mari ikuti setiap serialnya, ya... 😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7 KEHIDUPAN BARU GISELA MENJADI VALERIA

Valeria memandang takjub ke arah bangunan megah nan mewah di hadapannya kini.

Pemandangan tak lazim yang belum pernah dilihat olehnya sepanjang hidupnya sebelumnya.

Tatapan mata Valeria hampir tidak teralihkan dari depan rumah megah itu dan dia nyaris tidak berkedip sedikitpun.

"Woah ???" gumamnya terkagum-kagum.

Seorang pelayan berseragam rapi membukakan pintu untuknya dan keluar dari rumah mewah itu lalu berjalan menghampiri Valeria yang berdiri di depan pintu rumah.

"Selamat datang kembali, nona Valeria...", sapa pelayan wanita itu dengan ramahnya.

"Ehk ?!" sahut Valeria bertambah terkejut kaget saat seorang pelayan perempuan membawakan tas tangannya.

Valeri masih berdiri termenung sembari menoleh ke arah pelayan itu.

"Apa ada yang sedang anda tunggu diluar sini, nona Valeria ?" tanya pelayan berseragam rapi dengan ramah.

"Si-siapa ?" jawab Valeria gugup.

"Mmm, saya sendiri tidak tahu, siapa orang yang anda tunggu karena sedari tadi nona tidak masuk-masuk ke rumah", kata pelayan itu.

"Oh, ti-tidak ada yang saya tunggu", sahut Valeria sembari menggeleng cepat.

"Mari silahkan masuk ke dalam rumah, kami sudah menunggu kedatangan anda, nona Valeria !" kata pelayan itu sembari mempersilahkan masuk kepada Valeria.

Tampak ekspresi wajah Valeria kebingungan karena dia tidak tahu harus berbuat apa-apa sekarang ini sedangkan dia datang ke rumah megah ini, untuk pertama kalinya.

Pelayan berseragam rapi itu menuntun jalan Valeria saat dia melangkahkan kakinya ke dalam rumah megah itu.

Valeria semakin gugup serta gelisah dalam hatinya, kepanikan bercampur aduk menjadi satu dengan rasa takutnya ketahuan jika dia bukanlah Valeria yang asli melainkan jiwa Gisela.

Di dalam rumah mewah itu, terlihat Valeria terus berjalan ke dalam rumah mewah berlantai marble meski rasa cemas membayangi dirinya namun dia berusaha menyembunyikan kecemasannya agar tidak terlihat jelas pada ekspresi wajahnya.

"Dimana ini ?" tanya Valeria.

"Maksud nona, bukanya ini rumah anda", sahut pelayan di sampingnya.

"Oh, eh, ya, be-betul sekali, maksudku, kita akan kemana sekarang ?" tanya Valeria celingukan.

"Ke kamar nona, kami sudah mempersiapkan semua keperluan anda setelah pulang dari rumah sakit", sahut pelayan itu.

"Oh, iya...", kata Valeria tergugup.

"Silahkan saya antarkan ke kamar anda di lantai atas, lewat sebelah sini, nona Valeria !" tuntun pelayan berseragam rapi mengantarkan Valeria ke arah Lift yang ada di dekat meja panjang berukir mewah.

Valeria hanya bisa terdiam kaku karena dia belum terbiasa dengan semua kemewahan ini.

Lift bergerak naik ke lantai atas dimana kamar Valeria berada disana.

Kling... !

Lift telah tiba, keluar Valeria bersama seorang pelayan sembari berjalan cepat.

"Mari saya antarkan sampai ke kamar, nona Valeria !" kata pelayan berseragam ramah.

"Ya...", sahut Valeria terlihat gugup sembari berjalan mengikuti pelayan.

Ada sebuah jalan panjang terbentang di hadapan Valeria saat dia sampai di lantai atas.

Jalan itu mirip dengan jalan koridor yang dihiasi oleh atap langit-langit manis penuh ukiran.

Lampu-lampu kristal menghiasi sepanjang jalan di lantai atas menuju kamar Valeria.

Mereka tiba di sebuah kamar berpintu kayu berukir emas lalu berhenti tepat di depan sana.

Pelayan segera membukakan pintu kamar teruntuk Valeria sambil berkata padanya.

"Silahkan masuk, nona Valeria !" ucapnya ramah.

"Te-terimakasih...", sahut Valeria gugup.

"Selamat datang kembali dan silahkan beristirahat, nona !" kata pelayan sembari berjalan ke arah meja lalu meletakkan tas tangan milik Valeria.

Pelayan itu menoleh kembali ke arah Valeria yang masih berdiri termenung sendirian, ekspresinya sangat canggung.

"Saya akan tinggalkan nona disini, jika tidak ada keperluan lagi maka saya harus pergi karena masih harus menyelesaikan pekerjaan lainnya di rumah ini", ucapnya.

"Oh, ya... ?!" sahut Valeria sembari bernafas lega.

"Permisi, nona Valeria...", kata pelayan itu berlalu pergi dari hadapan Valeria.

Pintu kamar tidur Valeria tertutup rapat, tinggal sendirian di dalam kamar itu, Valeria seorang diri.

Valeria menarik nafas dalam-dalam lalu berpekik keras.

"Wow !!!" ucapnya sambil melompat kegirangan.

Tawa senang terdengar dari Valeria yang terlihat bahagia.

"Aku seorang putri tercantik sekarang", pekiknya penuh kegembiraan.

Valeria meloncat ke arah tempat tidur berukuran besar lalu menghempaskan tubuhnya di atas sana.

Bruk... !

Senyum manis menghiasi sudut bibir Valeria sembari menatap lurus ke atas langit-langit.

Kedua matanya berbinar-binar bahagia sedangkan tawanya terdengar renyah.

"Akhirnya aku memiliki kehidupan sebagai seorang Valeria...", ucap Valeria.

Tampak Valeria berguling-guling cepat di atas tempat tidur besar itu dan terus tertawa berderai-derai.

"Siapa yang bisa terlihat lebih baik dari saya sekarang ?" ucapnya sombong.

Sorot matanya memandang teduh ke atas kamar mewah itu sedangkan senyumnya sangat sinis menghiasi wajah cantiknya.

Valeria menghela nafas panjang dengan kedua tangan terentang lebar di sampingnya lalu terdiam sesaat sembari termenung.

"Oh, Valeria..., Valeria..., betapa sangat malangnya dirimu sekarang ini, posisimu telah kurebut dari mu...", ucapnya.

Valeria beranjak duduk, ditengoknya sisi sampingnya.

Sebuah boneka lucu berbentuk anoa hijau tua terbaring diatas bantal, diambilnya boneka lucu itu lalu dipandanginya lama.

"Boneka apakah ini ?" ucap Valeria dengan bibir merengut.

Valeria melemparkan boneka anoa warna hijau tua itu ke bawah lantai kamar.

"Cih, bagaimana bisa seorang penyanyi memiliki boneka seaneh itu bahkan terlihat kucel sekali !" umpatnya kesal.

Valeria memandang sekali lagi boneka anoa warna hijau di dekat kakinya lalu menendangnya jauh-jauh.

"Tidak pantas sekali bagiku jika aku harus tidur bersama sebuah boneka seburuk itu, bisa-bisa aku tidak dapat tidur nyenyak", celanya.

Valeria mendengus kesal seraya mengedarkan pandangannya kesekeliling ruangan kamar ini.

"Pasti seorang Valeria memiliki gaun-gaun cantik nan mahal, aku akan melihatnya", kata Valeria seraya berjalan mendekati sebuah lemari jati berukir warna putih.

Senyumnya kembali terlihat di ujung bibirnya yang cantik sedangkan kedua tangannya terulur ke depan hendak meraih pintu lemari.

"Kasihan sekali nasibmu Valeria harus menggantikan aku sebagai Gisela, tapi, sayangnya, aku tidak bisa membantumu", ucap Valeria.

Brak... !

Pada saat lemari berukir warna putih itu terbuka olehnya.

Terdapat sejumlah baju-baju sederhana berada di dalam lemari itu.

Alangkah terkejutnya Valeria ketika dia mendapatkan baju-baju itu jauh dari bayangannya.

"Apa ?" ucapnya tersentak kaget.

Valeria semakin marah ketika dia menemukan isi lemari hanya ada baju-baju sederhana saja, bukan gaun-gaun mewah seperti keinginannya.

"Sialaan... !" jeritnya.

Brak !

Dibantingnya pintu lemari berukir putih dengan kerasnya lalu mengerut marah sedangkan sorot matanya berkilat-kilat penuh emosi.

"Sial, benar-benar sial !" gumamnya geram.

Valeria membalikkan badannya lalu berjalan cepat dengan bersungut-sungut.

"Apa maksud semua ini ?" ucapnya kesal sembari menggemertakkan gerahamnya kuat-kuat.

Valeria benar-benar emosi ketika dia tidak menemukan gaun mewah yang dicarinya dalam lemari, masih terlihat kesal, dia berjalan ke arah tempat tidur berukuran besar.

Duk... !

Valeria menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur dan duduk disana sembari menatap dingin.

"Sungguh sial bagiku karena selera Valeria yang dulu sama saja dengan kondisi Gisela, sederhana dan jauh dari kesan glamour", ucapnya berusaha menenangkan dirinya meski dia tidak mampu menutupi kekecewaannya ini.

Valeria melemparkan bantal ke arah lantai, seperti mengamuk, berteriak penuh kemarahan seakan-akan dirinya tengah dipermainkan oleh takdir ini.

Meski dia sadar betul kalau takdir ini merupakan pilihan dirinya dan juga keinginannya sebagai seorang Valeria daripada menjadi Gisela bahkan dia melakukan hal buruk diluar batasan ini dengan jalan curang.

Datang kepada seorang dukun tua karena ingin mengubah nasib dirinya dari Gisela menjadi seorang Valeria, penyanyi ternama yang merupakan teman satu akademinya di Soleram Internasional.

"Baiklah... Mari kita ubah kehidupan baru ini seperti mauku meski akan mengejutkan semua orang, tapi, aku akan mengubahnya sesuai mauku... !" kata Valeria.

Valeria tersenyum tipis sedangkan sorot matanya menatap dingin ke arah ruangan kamar mewah di depannya ini.

"Besok, aku akan meminta pada pelayan dirumah ini, untuk menemaniku berbelanja banyak gaun-gaun mewah serta membuang semua baju-baju lama kepunyaan Valeria yang dulu dari semua lemari disini", ucapnya.

1
Reny Rizky Aryati, SE.
💞💞💞
Tina Andara
hadir...
Anonymous
lanjut thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!